7 Keterampilan Sosial yang Perlu Dimiliki oleh Anak

Ditulis oleh : Yoga Prasetyo
Ditinjau oleh : dr. Icha Leandra Wichita
Bekerja sama dengan teman adalah salah satu keterampilan sosial yang penting dimiliki anak - AlteaCare | Foto: Envato

Bekerja sama dengan teman adalah salah satu keterampilan sosial yang penting dimiliki anak - AlteaCare | Foto: Envato

Selasa, 19 Juli 2022

Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa terlepas dari orang lain. Maka dari itu, sejak kecil anak perlu diajarkan keterampilan sosial agar dapat beradaptasi dengan dunia di sekitarnya.

Sobat Altea mungkin termasuk orangtua yang khawatir akan kemampuan sosialisasi anaknya, karena si Kecil cenderung pemalu. Namun, tak perlu kecil hati. Sebab, keterampilan ini bisa diasah, kok!

Sebagai orang terdekat dan role model pertama anak dalam hidupnya, peran Ayah dan Ibu sangat penting dalam membentuk keterampilan sosialnya.

Proses pembelajaran keterampilan sosial sudah dapat dimulai saat anak memasuki usia satu tahun. Ketika itu, anak mulai mengembangkan keterampilan sosial sekaligus mengeksplorasi dunia di sekitarnya.

Yuk, kita simak apa saja nilai-nilai yang perlu ditanamkan untuk membentuk keterampilan sosial anak berikut ini!

Baca juga: 6 Kesalahan Orangtua Dalam Pola Asuh Anak

7 Keterampilan Sosial yang Penting Dipelajari Anak

Nilai-nilai ini perlu ditanamkan sejak dini agar anak dapat lebih luwes saat berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya:

1. Berbagi

Kenalkan pada anak apa itu berbagi sejak dini. Sebab, hal ini dapat membantunya ketika beranjak dewasa, agar mudah mendapatkan teman dan bergaul dengan orang lain.

Melansir dari Psychological Science, anak umumnya sudah punya keinginan untuk berbagi dengan orang lain sejak usia dua tahun. Namun, hal ini hanya dilakukannya ketika memiliki barang dalam jumlah berlebih.

Berbeda dengan anak usia 3-6 tahun, yang cenderung tidak mau berbagi. Namun, seiring dengan pertambahan usia, menjelang usia 7 tahun mereka mulai memahami arti berbagi dengan teman dan orang di sekitarnya.

Lakukan ini: ajak anak untuk berbagi apa yang dimiliki dengan orang yang membutuhkan, baik itu makanan atau mainan.

Misalnya, saat berangkat ke sekolah ingatkan dia untuk melihat apakah ada temannya yang tidak bawa bekal. Lalu, dorong anak untuk berbagi bekal dengan temannya karena Anda sudah membawakan sedikit lebih banyak.

Ketika si Kecil sudah belajar berbagi, rasa percaya dirinya akan tumbuh.

2. Mau Mendengarkan

Menjadi pendengar yang baik sama berharganya dengan menjadi pembicara yang baik. Kemampuan mendengarkan perlu diajarkan pada anak sedini mungkin.

Keterampilan ini akan berguna bagi anak, baik di hari ini maupun saat ia besar nanti. Saat di sekolah, misalnya, anak mampu belajar dengan baik karena dapat menyimak dan mencerna yang disampaikan oleh guru.

Dan, ketika sudah beranjak dewasa, keterampilan iniakan bermanfaat dalam menjalin hubungan dengan klien maupun rekan kerja di kantor.

Lakukan ini: latih kemampuan mendengarkan dengan mengajaknya menyimak dongeng yang Anda bacakan sebelum tidur.

Anda juga bisa biasakan si Kecil untuk bergantian dengan kakak atau adiknya saat mau bicara. Minta ia untuk terlebih dulu mendengarkan saudaranya, baru mengatakan apa yang ia pikirkan.

3. Berani Lakukan Kontak mata

Anak yang pemalu umumnya cenderung menghindari kontak mata langsung karena merasa kurang nyaman.

Nah, untuk itu orangtua perlu melatihnya terus, agar bisa diterima di lingkungan pertemanan. Sebab, kontak mata juga bagian dari kemampuan emosional, yang bisa bikin orang lain nyaman ketika berbicara dengannya.

Lakukan ini: biasakan Si Kecil untuk menatap Anda kapan pun Anda mengajaknya berbicara. Begitu juga saat ia ingin mengatakan atau meminta sesuatu.

Namun, bila anak sepertinya begitu sulit untuk kontak mata dengan orang sekitarnya, orangtua dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis anak. Sebab, ini mungkin saja dapat mengarah pada gejala autisme.

4. Ikut Aturan

Ada satu peribahasa lama yang mungkin pernah Sobat Altea dengar: “di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung”.

Ada usia ketika anak cenderung membantah dan melawan, serta ingin mengikuti kemauannya sendiri. Nah, kecenderungan ini perlu direm oleh orangtua. Sebab, ini bisa membuat mereka sulit untuk bergaul dan diterima oleh teman-temannya.

Lakukan ini: buat aturan di rumah sesuai dengan nilai-nilai yang disepakati oleh keluarga, lalu ingatkan anak untuk selalu mengikutinya. Misalnya, batasan waktu untuk menonton TV dan menggunakan gadget.

5. Mau Terima Kritik

Jangankan anak-anak, kita yang sudah dewasa pun masih sulit menerima feedback dari orang lain, bahkan ketika kita tahu kritik itu bertujuan baik.

Sementara anak-anak terkadang dapat bereaksi berlebihan terhadap kritik, karena punya masalah dengan pengendalian diri dan pengelolaan emosi.

Maka dari itu orangtua perlu mengajarkan si Kecil untuk bersedia dikritik dan menerima masukan dari orang lain, apalagi yang lebih tua, seperti guru di sekolah.

Lakukan ini: tanamkan dalam diri anak bahwa kritik itu bukan semacam pengadilan, namun sebagai suatu bentuk perhatian akan apa yang ia lakukan. Layaknya terima hadiah, kritik juga harus diterima dengan baik.

6. Menghargai Privasi

Sebagai orangtua, kita harus menjelaskan perbedaan antara ruang publik dan ruang pribadi atau privasi.

Sebab, anak yang tumbuh di lingkungan rumah yang nyaman mungkin akan berpikir bahwa dunia luar sama seperti di rumah. Bisa bebas masuk ke sana-sini tanpa harus minta izin atau ketuk pintu.

Lakukan ini: ajarkan pada anak beberapa hal ini:

  • Apa yang boleh ditanya dan tidak boleh ditanya pada orang lain saat baru berkenalan. Misalnya, agama atau kepercayaan yang dianutnya
  • Menjaga jarak nyaman ketika bicara dengan orang lain agar lawan bicara lebih nyaman
  • Tidak masuk ke ruangan kamar tanpa izin saat sedang berkunjung ke rumah orang lain, seperti teman sekolah atau teman dari orangtua

7. Kerja Sama

Keterampilan sosial terakhir yang perlu dimiliki anak adalah bekerja sama.

Beri pengertian anak, apa itu kerja sama yang baik, serta apa manfaatnya. Selain itu, juga cara dan contoh kerja sama yang baik dengan teman dan anggota keluarga di rumah.

Lakukan ini: latih kerja sama anak lewat permainan. Misalnya, saat si Kecil main bersama temannya, mintalah mereka bermain bersama membangun istana dari balok. Atau, minta mereka bertukar mainan setiap beberapa menit sekali.

Baca juga: 5 Cara Mengasah Keterampilan Motorik Halus Lewat Bermain

Itulah beberapa keterampilan sosial yang perlu dipelajari oleh anak sejak dini.

Bila Sobat Altea merasa resah akan proses tumbuh kembang emosional maupun sosial si Kecil, coba lakukan telekonsultasi dengan psikolog anak di AlteaCare.

Yuk, unduh aplikasi AlteaCare dan atur jadwal telekonsultasi segera!




Sumber:

  • Be Strong International. Diakses pada Mei 2022. How to Teach Children the Value of Following Rules
  • National Childbirth Trust (NCT). Diakses pada Juli 2022. How and when do babies develop social skills?
  • Penn State Extension. Diakses pada Mei 2022. Teaching children to cooperate
  • Understood. Diakses pada Mei 2022. How to Teach Your Child About Personal Space
  • Understood. Diakses pada Mei 2022. Why some kids overreact to criticism
  • Very Well Family. Diakses pada Mei 2022. 7 Most Important Social Skills for Kids
  • Very Well Family. Diakses pada Mei 2022. How to Help a Child Who Doesn't Like Eye Contact
0 Disukai
0 Komentar