6 Kesalahan Orangtua Dalam Pola Asuh Anak

Ditulis oleh : Yoga Prasetyo
Ditinjau oleh : dr. Rizky Amalia Sharfina
Anak butuh kedekatan dengan orangtua agar bisa menjalin ikatan emosional - AlteaCare | Foto: Envato

Anak butuh kedekatan dengan orangtua agar bisa menjalin ikatan emosional - AlteaCare | Foto: Envato

Selasa, 12 Juli 2022

Mendidik anak adalah suatu hal yang sangat sulit. Sebagai orangtua kita selalu belajar, sebab tidak ada buku panduan untuk menjadi orangtua yang baik. Jangan sampai kita terjebak pada pola asuh yang salah.

Sehari-hari, sering tanpa sadar kita sebagai orangtua salah dalam menerapkan pola asuh. Bila hanya terjadi sesekali, mungkin tidak masalah.

Namun, bila pola asuh yang kurang baik ini diterapkan dalam kurun waktu cukup panjang, anak pun bisa mengalami masalah psikologis.

Nah, berikut ini adalah beberapa kesalahan dalam pola asuh, yang sebaiknya dihindari oleh orangtua.

Yuk, simak uraiannya di sini!

Baca juga: Pola Makan Anak Berantakan? Ortu Ternyata Punya Pengaruh

Kesalahan yang Perlu Dihindari Dalam Mengasuh Anak

Salah asuhan bisa berdampak buruk bagi perkembangan perilaku maupun psikologis anak. Berikut ini adalah beberapa tindakan yang perlu orangtua hindari:

1. Banyak mengatur

Cobalah bertanya pada diri kita sendiri. Dari sekian banyak pilihan yang diambil oleh anak, seberapa besar pengaruh kita sebagai orangtua?

Memang, pada beberapa keputusan tertentu orangtua sebaiknya perlu terlibat. Namun, tidak perlu sampai semua aspek kehidupan anak, apalagi sampai ke hal-hal remeh. Terutama bila anak juga sudah besar dan sudah bisa ambil keputusan sendiri.

Melansir dari Psychology Today, terlalu banyak intervensi orangtua dalam pilihan anak bisa membuat mereka terlalu dependen. Mereka tidak dilatih untuk punya prinsip dan pendapat sendiri, serta tidak bisa mengatur hidupnya sendiri.

Di samping itu, anak juga bisa kurang motivasi dan semangat dalam menjalani kesehariannya. Meskipun mungkin cerdas, secara emosional mereka tidak dewasa.

Membiarkan anak melakukan dan memutuskan sendiri dapat membantu mereka jadi lebih mandiri. Mereka pun bisa mengandalkan kemampuannya sendiri dalam mencapai hal-hal yang diinginkan, mulai dari nilai di sekolah hingga cita-cita impian.

2. Menyepelekan Masalah

Apa yang Anda lakukan bila si Kecil berbohong?

Apa Anda termasuk yang kemudian meluangkan waktu untuk membicarakan hal ini dengan anak? Atau, hanya berkomentar, “Ah, sudahlah. Namanya juga anak kecil.”

Sikap menganggap remeh perilaku anak yang tidak benar hanya karena mereka masih anak-anak ini tidak dianjurkan, Sobat Altea. Sebab, apa yang dilakukan anak hari ini akan membentuk pribadinya di masa depan.

Jadi, segera ajak mereka bicara saat kedapatan mengambil sesuatu yang bukan haknya. Buat mereka mengerti kenapa tindakan itu tidak boleh dilakukan.

Begitu juga dengan berbohong. Mengutip dari John Hopkins Medicine, anak yang suka berbohong dan tidak punya banyak teman mungkin saja punya rasa percaya diri yang rendah atau sedang tertekan.

Sementara itu, anak yang suka berbohong dan punya masalah perilaku lainnya, seperti suka berkelahi, bisa jadi juga memiliki gangguan psikologis yang perlu jadi perhatian orangtua.

3. Memiliki Harapan yang Tidak Realistis

Sebagai orangtua, kita ingin anak-anak bisa lebih baik dari kita, terutama terkait taraf hidup. Kita berharap, hidup anak kelak bisa jauh lebih baik daripada yang dirasakan bersama orangtuanya sekarang ini.

Sadar atau tidak, keinginan kita itu terkadang kita tanamkan pada anak dalam bentuk target-target hidup yang terlalu tinggi dan sulit dijangkau. Misalnya, harus masuk sekolah favorit, ranking 1 di kelas, hingga juara olimpiade tingkat nasional.

Hal ini justru akan membuat jarak antara orangtua dan anak. Sebab, mustahilnya keinginan Anda membuat anak menarik diri. Atau, kalaupun ia berusaha untuk mencapainya, hal ini bisa membuatnya mengalami kecemasan yang berlebihan.

4. Sering Memberi Kritik dan Membandingkan

Pada kondisi tertentu, Anda boleh memberi kritik pada anak agar ia mengerti kesalahannya dan segera memperbaikinya.

Namun, bila hari demi hari yang diterimanya hanya kritikan, tentu ini tidak baik bagi anak. Apalagi bila dikritik di depan teman-temannya, pasti rasanya sungguh tidak nyaman.

Satu lagi: kebiasaan membanding-bandingkan anak dengan anak lain juga tidak berdampak positif bagi perkembangannya.

Misalnya, membandingkan si Kecil dengan sepupunya saat sedang ada acara kumpul keluarga di hari raya. Anak bukannya merasa happy di hari itu, malah jadi hilang percaya diri.

Karenanya, sebagai orangtua kita perlu sadar bahwa anak punya batasan dan punya keunggulan di dalam dirinya, entah itu dari sisi akademik atau non-akademik.

Lebih baik Anda berfokus pada hal-hal baik serta prestasi yang pernah dia capai selama ini. Beri pujian di depan keluarga besar dan ini akan mendongkrak keyakinan dirinya.

5. Kurang Peduli Pada Anak

Menjadi orangtua bekerja adalah persoalan dilematis. Saking sibuknya bekerja, bahkan di Sabtu dan Minggu, waktu Anda untuk bersama anak jadi sangat sedikit. Padahal, anak butuh kedekatan agar terjadinya ikatan emosional.

Tidak sedikit orangtua, terutama yang tinggal di kota besar, memilih untuk menitipkan anaknya ke orangtua asuh atau kakek dan nenek. Tentu ini adalah bukan keputusan yang tepat dan bijak.

Sebab, ini akan membuat anak mengalami masalah emosional dan bahkan bisa berperilaku destruktif.

Baca juga: 7 Tips Agar Orangtua Bisa Bonding Dengan Anak

6. Mengabulkan Setiap Keinginan

Ketika anak mulai rewel dan menangis akibat keinginannya tidak terwujud, orangtua pun sering ambil jalan pintas. Kasih gadget saja, nanti juga tenang.

Ternyata, ahli dari Boston University School of Medicine tidak menyarankan hal ini. Sebab, ketika anak terlalu asyik dengan gawainya, lama-lama mereka bisa ketergantungan.

Begitu juga dengan kebiasaan memenuhi setiap keinginan anak, meskipun kita tahu itu kurang baik. Kelak anak akan sulit saat harus hidup mandiri dan selalu bergantung oleh orang lain.

Itulah beberapa kesalahan dalam pola asuh anak yang sering orangtua lakukan.

Sobat Altea yang memiliki anak jangan ragu untuk minta saran seputar pola asuh dan parenting dari Psikolog di AlteaCare.

Yuk, gunakan AlteaCare dan buat janji telekonsultasi dengan Psikolog andalan!




Sumber:

  • John Hopkins Medicine. Diakses pada Mei 2022. Lying and Stealing
  • NIH News in Health. Diakses pada Mei 2022. Dr. Jenny Radesky on Kids and Smart Devices
  • Psychology Today. Diakses pada Mei 2022. Top Ten Parenting Mistakes
  • Very Well Family. Diakses pada Mei 2022. 7 Most Common Parenting Mistakes
0 Disukai
0 Komentar