7 Cara Menasihati Anak Agar Menurut pada Orangtua

Ditulis oleh : Theofilus Richard
Ditinjau oleh : Fairuz Fakhrana Linati, S.Psi
Perlu cara menasihati anak yang khusus agar ia paham maksudnya - AlteaCare | Foto: Envato

Perlu cara menasihati anak yang khusus agar ia paham maksudnya - AlteaCare | Foto: Envato

Jumat, 24 Februari 2023

Cara menasihati anak perlu pendekatan tersendiri dan berbeda dengan orang dewasa. Karena itu, orangtua perlu kuasai trik khusus supaya anak bisa menurut setelah diberi nasihat.

Saat anak melakukan kesalahan, orangtua tentu perlu menegur agar dia tidak melakukan kesalahan yang sama lagi. Masalahnya, anak sering kali tidak menurut ketika diberii tahu mana yang benar dan salah.

Jika kita menegurnya dengan cara yang keras, dikhawatirkan anak jadi menurut tapi tidak pernah paham apa kesalahannya.

Sementara, jika kita bersikap terlalu permisif dan membiarkan anak berbuat apa saja, anak bisa jadi manja. Perilakunya jadi buruk dan sulit untuk disiplin.

Nah, karena itu kita perlu tahu cara menasihati anak agar dia mau menurut sekaligus paham apa kesalahannya. Diharapkan, di masa mendatang dia tidak melakukan hal yang sama.

Sobat Altea ingin tahu tipsnya? Yuk, simak paparan lengkapnya di bawah ini!

7 Cara Menasihati Anak Agar Menurut

Beberapa cara ini bisa dicoba saat memberi nasihat pada anak di rumah:

1. Hindari Mengulang-ulang

Hal pertama yang harus Anda hentikan adalah mengulangi perintah atau nasihat. Sobat Altea perlu tahu, mengulangi nasihat tidak sama dengan menindaklanjuti, ya!

Sebab, kalau kita memberi nasihat atau permintaan berulang-ulang, anak bisa terpikir untuk menunda hal yang harus dilakukan.

Anak bisa berpikir, “ah, nanti juga diulang lagi. Tunggu sampai tiga kali baru aku lakuinI”

Cara terbaik adalah memastikan anak paham instruksi atau nasihat Anda sejak awal. Setelahnya, minta dia melakukannya dalam kurun waktu tertentu. Bila ini tidak dipenuhi, Anda bisa ambil tindakan, semisal dengan memberi hukuman ringan atau menarik mainannya.

Baca Juga: 5 Ciri Pola Asuh Otoriter dan Dampaknya pada Anak

2. Beri Aturan dan Jelaskan Tujuannya

Terkadang, orangtua inginnya dapat hasil instan, yaitu anak langsung menurut dan melakukan apa yang kita inginkan. Padahal, anak juga punya pikirannya sendiri. Jadi, harap sabar dalam menjalani proses, ya!

Saat membuat maupun mengingatkan aturan yang berlaku di rumah, beri tahu juga apa alasan aturan itu ada.

Misalnya, Anda melarang anak memukuli temannya. Cobalah memberi pemahaman bahwa memukuli teman itu akan menyakitkan dan pastinya dia juga tidak mau dipukul oleh temannya.

3. Berikan Pilihan

Memaksakan keinginan hanya bikin anak jadi resisten dan melawan. Tapi, saat yang kita tawarkan adalah kesepakatan, anak mungkin lebih mau menurut. Sebab, ia merasa dilibatkan.

Nah, saat membuat kesepakatan, tawarkan juga beberapa pilihan agar dia tidak merasa terpaksa untuk mengiyakan. Namun, perlu diingat, apa pun yang dipilih anak, Anda harus menerima dan menghormati keputusannya.

Misalnya, Anda menasihati anak agar belajar karena keesokan harinya ada ulangan. Setelah mengingatkan bahwa materi ulangan besok termasuk sulit, berikan anak pilihan waktu belajar.

"Kamu mau belajarnya sekarang atau nanti setelah tidur siang, saja?"

Pilihan tersebut akan membuat anak merasa punya keleluasaan dalam mengatur dirinya sendiri.

4. Inspirasi, Bukannya Perintah

Perintah memang bisa bikin anak cepat menurut. Tapi, ini bukan cara terbaik. Soalnya, anak lebih senang mengerjakan sesuatu jika itu berasal dari inisiatifnya sendiri, bukan instruksi dari orang lain.

Jadi, cobalah sesekali memancing anak untuk berpikir mengenai apa yang harus dilakukan.

Misalnya, kita ingin menasihati anak untuk memperhatikan kebersihan diri dan hal tersebut dimulai dari membersihkan kamarnya sendiri.

Daripada beri instruksi langsung, Anda bisa berkata, "wah, kamar kamu berantakan, ya! Kalau kamar berantakan, harus diapain, ya?".

Atau, bisa juga dengan cara halus seperti “kamar kamu kalau dibereskan pasti kelihatan lebih bagus, deh. Koleksi mainannya jadi lebih kelihatan. Diberesin, yuk!”

5. Jangan Pelit Mengapresiasi

Tidak hanya dinasihati, anak juga perlu mendapat apresiasi ketika dia menuruti perkataan orangtua dan berperilaku baik.

Misalnya, kita sudah beberapa kali menasihati anak menaruh sepatuhnya dengan rapi di rak saat pulang sekolah.

Ketika dia berhasil melakukannya secara rutin, berilah pujian. "Wah, rajin banget anak Mama sekarang. Sepatunya sudah di tempatnya, rumah jadi lebih rapi. Terima kasih, ya, kamu sudah bantu Mama!”.

6. Tarik-ulur Sedikit

Anak tidak selalu terima saat dinasihati, lo! Jadi, kalau dia malah marah atau menangis, cobalah bersabar dan tunda sebentar nasihatnya.

Ganti fokus untuk bertanya padanya, apa yang membuatnya marah atau menangis. Lalu, pahami dan validasi perasaannya.

Misalnya, saat menasihatinya untuk belajar agar nilainya bagus, anak menangis karena ingin main. Anda bisa tanya, kenapa dia menangis, lalu biarkan anak cerita kenapa dia ingin bermain dan tidak belajar.

Setelahnya, Anda bisa bilang, “O, ya. Sekarang Mama tahu kenapa kamu menangis. Main itu memang menyenangkan. Tpi kamu juga perlu belajar supaya bisa dapat nilai bagus di sekolah. Setelah belajar, kamu boleh main lagi, kok!”

Baca Juga: 7 Tips Pola Asuh Anak Usia Prasekolah

7. Waktunya Harus Tepat

Tidak hanya kata-kata yang tepat, nasihat yang baik juga harus diberikan pada waktu yang tepat.

Misalnya, ketika anak kesal, carilah waktu lain untuk menasihatinya. Saat kekesalannya sudah reda, anak lebih bisa berpikir jernih dan memahami maksud kita.

Itulah cara menasihati anak yang bisa Anda coba praktikkan di rumah.

Sobat Altea yang punya masalah dalam pengasuhan anak atau ingin berdiskusi seputar masalah anak dengan ahlinya, jangan ragu untuk video call Psikolog di AlteaCare, ya!

Yuk, unduh aplikasi AlteaCare dan segera buat dengan psikolog andalan!





Sumber:

  • Aha Parenting. Diakses pada Oktober 2022. What's Wrong with Strict Parenting?
  • Michigan State University. Diakses pada Oktober 2022. Permissive parenting style
  • Child Central. Diakses pada Oktober 2022. 5 Ideas for Raising an Obedient Child
  • PennState Extension. Diakses pada Oktober 2022. Teaching children to cooperate
  • Aha Parenting. Diakses pada Oktober 2022. When Kids Won't Cooperate: Give Choices
  • Naomi Aldort. Diakses pada Oktober 2022. How to Give Advice to Children
0 Disukai
0 Komentar