6 Cara Menghukum Anak yang Baik. Hindari Memukul!

Ditulis oleh : Theofilus Richard
Ditinjau oleh : Fairuz Fakhrana Linati, S.Psi
Ada cara menghukum anak yang baik tanpa melukai hatinya - AlteaCare | Foto: Envato

Ada cara menghukum anak yang baik tanpa melukai hatinya - AlteaCare | Foto: Envato

Jumat, 24 Februari 2023

Anak yang melakukan kesalahan boleh saja dihukum. Tapi, orangtua perlu tahu bagaimana cara menghukum anak yang benar agar dia bisa memahami kesalahannya dan memperbaiki diri.

Saat menghukum anak, yang terpenting bukanlah hukuman itu sendiri. Namun, bagaimana anak bisa mengubah dirinya dan tidak melakukan kesalahan yang sama lagi.

Selain itu, anak juga harus paham bahwa segala yang dilakukannya ada konsekuensinya.

Kita tahu, para orangtua zaman dulu kerap memberi hukuman fisik, semisal memukul atau menampar. Sebagian orangtua pun masih melakukannya di masa sekarang.

Namun, pakar psikologi tidak merekomendasikan hukuman seperti ini, ya, Sobat Altea. Sebab, cara ini berpotensi menimbulkan trauma dan berdampak buruk pada psikologis anak.

Akhirnya, sia-sia saja. Anak tersakiti, tapi tidak juga paham kesalahannya. Singkat kata, pesan kita tidak tersampaikan.

Lalu, bagaimana cara menghukum anak yang baik? Yuk, simak paparan lengkap di bawah ini!

7 Cara Menghukum Anak yang Lebih Efektif

Beberapa pendekatan ini bisa dilakukan untuk menegur anak dengan cara lebih tegas tanpa harus menyakiti hatinya.

1. Berikan Time Out

Konsep time out mengharuskan anak yang melakukan kesalahan untuk duduk diam di tempat tertentu dalam kurun waktu tertentu.

Misalnya, saat kedapatan merebut paksa mainan adiknya, Anda bisa minta sang kakak duduk di kursi yang ada di ruang bermain selama 30 menit. Sementara itu, sang adik bisa lanjut bermain sendiri.

Menurut penelitian, lewat metode time out anak bisa belajar merenungkan kesalahannya dan belajar mengendalikan diri. Bila anak dalam kondisi marah, aturan untuk duduk diam ini juga bisa membantu menenangkan emosinya.

Baca juga: 8 Cara Memarahi Anak Biar Tidak Sampai Luka Batin

2. Menarik atau Menunda Haknya

Terkadang, anak melakukan kesalahan karena memikirkan dampak perbuatannya. Untuk itu, orangtua perlu memberikan hukuman yang menyadarkannya bahwa setiap perbuatan ada akibatnya.

Salah satu caranya adalah dengan menarik atau menundanya menikmati apa yang ia miliki atau sukai. Dengan begitu, dia belajar merasakan kondisi akibat kesalahannya itu.

Contoh: karena dimainkan dengan cara dilempar dari ketinggian, anak merusak mainannya, Saat itu, anak mungkin kesal, sedih, bahkan menangis. Sementara, kita juga jengkel karena sudah sering beri peringatan untuk tidak melempar-lempar mainan.

Sebagai hukuman, kita bisa saja tidak segera membelikannya mainan baru. Jadi, anak belajar bahwa bila mainan rusak dia tidak bisa bermain.

3. Kondisikan Anak Agar Tidak Lepas Kendali

Saat anak mulai tantrum, sebagian orangtua ambil jalan pintas dengan mencubit atau memukul. Meski bisa membuat diam, bukan berarti anak paham kalau perilakunya tidak bisa diterima.

Akan lebih baik jika Anda mengalihkan si Kecil dari kegiatannya atau dari situasi yang membuatnya tantrum. Ini terutama berlaku buat batita, yang sering tidak bisa mengontrol perilakunya meski sudah diberitahu dan diingatkan.

Contoh: Bila anak mulai tantrum dan mengamuk di tempat umum, bawa dia ke tempat yang lebih sepi dan peluk hingga ia akhirnya bisa tenang.

Setelahnya, beri instruksi lisan singkat, lalu berikan contohnya. Biarkan anak melakukannya dalam pengawasan kita.

4. Terapkan Sistem Poin

Selain hukuman, apresiasi juga harus kita berikan agar anak termotivasi berperilaku baik.

Supaya memudahkan, Anda bisa menggunakan sistem poin disertai aturan seputar jumlah poin yang diberikan sesuai perilaku anak.

Contoh:

  • mengerjakan PR tepat waktu: 25 poin
  • membantu adik mengerjakan PR: 15 poin
  • menyapu lantai: 20 poin
  • bertengkar dengan adik: -10 poin
  • lupa mengerjakan PR: -15 poin
  • tidak membereskan kamar tidur: -20 poin

Jelaskan apa yang bisa anak dapatkan bila sudah mencapai 100 poin. Misalnya, bisa dapat makanan favorit atau mainan baru. Ini bisa mendorong anak berperilaku baik dengan cara menyenangkan.

5. Abaikan Saat Berperilaku Buruk

Orangtua pasti selalu ingin perhatikan anaknya. Tapi, terkadang anak bisa berulah hanya demi mendapat perhatian lebih dari orangtuanya.

Nah, untuk itu kita perlu tahu kapan momen pas untuk mengabaikan perilaku anak. Misalnya, saat ia merengek minta sesuatu padahal Anda yang sedang WFH dan lagi meeting. Kita tidak perlu merespons dan tetap lanjutkan aktivitas.

Saat sikapnya melunak, barulah kita jelaskan bahwa dia tidak bisa mengganggu orangtua yang sedang bekerja, apalagi sedang rapat online. Dengan begitu, anak tahu cara berperilaku yang baik dan sesuai situasi dan kondisi.

Baca juga: Tak Perlu Marah-marah, Begini Cara Atasi Anak Yang Tantrum

6. Biarkan Anak Belajar dari Kesalahannya

Anak terkadang tidak menurut saat diminta bawa payung ke sekolah, pakai jaket saat cuaca sedang dingin, atau bawa botol minum saat main bola di lapangan komplek.

Sejauh itu masih aman, biarkan dia dengan sikap keras kepalanya. Dengan begitu, anak akan belajar sendiri kalau tidak bawa payung bisa kehujanan, tidak pakai jaket bisa kedinginan, serta tidak bawa botol minum bisa kehausan.

Anak pun akan belajar juga bahwa sebenarnya permintaan kita adalah untuk kebaikannya. Setelahnya, ia akan lebih menuruti kita.

Itulah sejumlah cara menghukum anak yang baik dan efektif.

Sobat Altea yang mengalami kesulitan dalam mendisiplinkan anak, jangan ragu untuk video call dengan psikolog di AlteaCare, ya!

Yuk, unduh aplikasi AlteaCare dan segera buat janji dengan psikolog andalan!





Sumber:

  • Durrant, J., & Ensom, R. (2012). Physical punishment of children: lessons from 20 years of research. CMAJ, 184(12), 1373-1377.
  • Dadds, M. R., & Tully, L. A. (2019). What is it to discipline a child: What should it be? A reanalysis of time-out from the perspective of child mental health, attachment, and trauma. American Psychologist, 74(7), 794–808.
  • Nieman, P., Shea, S., Canadian Paediatric Society, & Community Paediatrics Committee. (2004). Effective discipline for children. Paediatrics & Child Health, 9(1), 37-41.
  • Swiezy, N. B., Matson, J. L., & Box, P. (1993). The good behavior game: A token reinforcement system for preschoolers. Child & Family Behavior Therapy, 14(3), 21-32.
  • Very Well Family. Diakses pada Oktober 2022. 8 Ways to Discipline Your Child Without Spanking
0 Disukai
0 Komentar