5 Ciri Pola Asuh Otoriter dan Dampaknya pada Anak

Ditulis oleh : Yoga Prasetyo
Ditinjau oleh : dr. Rr. Rizki Arinda Demia Larasati
Pola asuh yang otoriter bisa bikin anak mengalami stres dan gangguan perilaku - AlteaCare | Foto: Envato

Pola asuh yang otoriter bisa bikin anak mengalami stres dan gangguan perilaku - AlteaCare | Foto: Envato

Jumat, 09 September 2022

Ketika anak bisa ikut aturan, disiplin, dan menurut pada orangtua, mungkin kelihatannya baik. Tapi, pola asuh otoriter yang diwarnai oleh dominasi orangtua seperti ini bisa berdampak buruk pada anak.

Tidak berlebihan bila ada yang bilang, pola asuh otoriter adalah bentuk lain dari toxic family atau toxic relationship. Melansir dari WebMD, pola asuh otoriter adalah pola asuh yang sangat ketat. Orangtua menuntut anak untuk patuh dan memegang kendali penuh dalam hidup si Kecil.

Relasi yang hangat dan dekat antara orangtua dan anak tidak ada dalam pola asuh yang satu ini. Namun, di lain sisi, anak yang dibesarkan oleh orangtua yang otoriter cenderung lebih bertanggung jawab dan target-oriented. Mereka juga terbiasa melakukan segala hal dengan benar dan jarang melanggar hukum.

Menyimak penjelasan ini, mungkin kita jadi berpikir-pikir. Apakah selama ini sikap dan perlakuan kita bisa mengarah ke pola asuh yang otoriter? Atau, tanpa sadar kita malah sudah melakukannya?

Nah, daripada menerka-nerka dan salah, yuk simak penjelasan lengkap terkait ciri ortu yang otoriter berikut!

Baca juga: 7 Tanda Toxic Relationship dan Cara Mengatasinya

Seperti Ini Ciri-ciri Pola Asuh Otoriter

Jangan sampai kita terjebak pada pola asuh otoriter. Berikut ini adalah beberapa ciri orangtua dengan pola asuh otoriter:

1. Menuntut

Orangtua otoriter sangat menuntut anak untuk melakukan segala hal sesuai dengan keinginannya. Tidak jarang ekspektasi yang diberikan sangat tinggi, sehingga anak merasa tak sanggup mencapainya.

Misalnya saja, anak harus selalu jadi juara satu di kelas, masuk di sekolah favorit, hingga ikut kejuaraan olimpiade.

Bisa jadi, ini mustahil dan sangat sulit bagi anak, karena tidak sesuai dengan kemampuannya. Tak heran bila anak jadi terbebani, bahkan berujung pada depresi.

2. Tidak Mudah Percaya

Pola asuh otoriter membuat anak tak punya banyak pilihan. Sebab, sebagian besar selalu diputuskan orangtua.

Bahkan, saat anak diberi kesempatan untuk berperan pun, keputusan yang diambil anak selalu dikritik oleh orangtua. Baik ayah maupun ibu tidak percaya akan pertimbangan dan pemikiran anaknya, serta menganggapnya tidak mengerti apa-apa.

Walhasil, anak dapat terjebak dalam pilihan-pilihan hidup yang ditentukan oleh orangtua, walau tidak sejalan dengan keinginannya.

3. Suka Menghukum

Sesekali menghukum anak boleh. Tapi orangtua perlu tahu batasnya dan menelaah dulu alasannya.

Orangtua yang otoriter termasuk yang sering memberikan hukuman tanpa sebab dan penjelasan, serta terkadang untuk hal-hal yang sepele. Misalnya, anak lupa merapikan tempat tidur atau lupa menutup kulkas.

4. Punya Aturan yang Kaku

Orangtua yang otoriter mau mengatur segalanya dan hingga sekecil-kecilnya. Mulai dari gaya berpakaian, warna sepatu, hingga cara berbicara dan bahasa tubuh.

Jika peraturan tersebut tidak dipatuhi, anak akan dapat hukuman. Tapi, kalau ditanya apa alasan punya aturan seperti itu, orangtua tidak bisa memberikan penjelasan.

5. Melakukan Kekerasan

Saat anak melakukan kekerasan, orangtua yang otoriter tidak segan memukul. Tidak hanya kekerasan fisik, pola asuh ini juga memungkinkan adanya kekerasan psikis dan emosional.

Sementara anak ketakutan dan tertekan, orangtuanya tidak memberikan empati sedikit pun. Mereka menganggap anak layak dipukul karena salah.

Dampak Pola Asuh Otoriter pada Anak

Alih-alih merasakan siraman kasih sayang di rumah, pola asuh yang otoriter malah bisa meninggalkan luka batin pada hati anak.

Berikut ini beberapa dampak pola asuh otoriter terhadap perkembangannya:

1. Tidak Percaya Diri

Pilihan hidup yang selalu ditentukan orangtua membuat anak tidak bisa ambil keputusan sendiri. Saat besar, ia pun jadi pribadi yang tidak percaya diri.

Penelitian yang dilakukan di Indonesia memaparkan, ternyata dari 54,2% anak sekolah dasar yang mendapatkan pola asuh otoriter, sebanyak 45,8% di antaranya punya rasa percaya diri yang rendah.

Dampak ke depannya, anak bisa selalu galau saat harus ambil keputusan penting dalam hidup. Misalnya, saat mau kuliah, bekerja, hingga menikah.

2. Jadi Agresif

Mengutip dari Community Mental Health Journal, dampak lain yang terlihat ketika orangtua menerapkan pola asuh yang otoriter adalah anak menjadi lebih agresif.

Sikap ini bisa ditunjukkan di dalam maupun di luar rumah. Bahkan, bisa mendorong anak melakukan tindak kekerasan terhadap orang lain yang tidak disukainya.

3. Mengalami Depresi

Pola asuh otoriter bisa bikin anak selalu dilanda kecemasan berlebihan, yang akhirnya bisa berujung pada depresi. Bagaimana tidak, jika setiap hari anak tertekan oleh sikap dan perlakuan orangtuanya.

Studi dari International Journal of Psychological Research menyebutkan, sebanyak 38,6% dari anak berusia 8-13 tahun yang mendapatkan pola asuh otoriter dapat mengalami depresi.

Baca juga: Mengenal Toxic Positivity dan Ciri-cirinya. Harus Waspada!

Itulah beberapa ciri pola asuh otoriter serta dampaknya terhadap anak.

Sobat Altea yang alami kesulitan saat menerapkan pola asuh yang tepat untuk anak, sebaiknya berkonsultasi dengan psikolog. Jangan sampai Anda malah terjebak dalam pola asuh otoriter ini, ya.

Anda bisa lakukan konseling melalui sesi telekonsultasi dengan psikolog di AlteaCare.

Yuk, unduh aplikasi AlteaCare dan atur jadwal telekonsultasi segera!




Sumber:

  • Kurniyawan, E. H., Mulyaningsasi, R. B., Wuryaningsih, E. W., & Sulistyorini, L. (2021). Correlation between Authoritarian Parenting and Self-Confidence in School-Age Children in Indonesia: A Cross-Sectional Study. Nursing and Health Sciences Journal (NHSJ), 1(1), 6-11.
  • Masud, H., Ahmad, M. S., Cho, K. W., & Fakhr, Z. (2019). Parenting styles and aggression among young adolescents: a systematic review of literature. Community mental health journal, 55(6), 1015-1030.
  • Romero-Acosta, K., Gómez-de-Regil, L., Lowe, G. A., Lipps, G. E., & Gibson, R. C. (2021). Parenting styles, anxiety and depressive symptoms in child/adolescent. International Journal of Psychological Research, 14(1), 12-32.
  • Michigan State University. Diakses pada Juli 2022. Authoritarian parenting style
  • Very Well Mind. Diakses pada Juli 2022. 8 Characteristics of Authoritarian Parents
  • Web MD. Diakses pada Juli 2022. What Is Authoritarian Parenting?
0 Disukai
0 Komentar