Mengenal Mikrotia, Kelainan Bentuk Daun Telinga

Ditulis oleh : dr. Iustitia Septuaginta Samben
Ditinjau oleh : Dr. dr. Indri Lakhsmi Putri, Sp.BP-RE (KKF)
Dr. dr. Indri Lakhsmi Putri Sp.BP-RE (KKF)Dokter Spesialis Bedah Plastik
Konsultasi dengan Dokter
Mikrotia adalah kelainan bawaan yang menyebabkan bentuk telinga anak tidak normal - AlteaCare | Foto:  javi_indy/Freepik

Mikrotia adalah kelainan bawaan yang menyebabkan bentuk telinga anak tidak normal - AlteaCare | Foto: javi_indy/Freepik

Kamis, 22 Juni 2023

Definisi Mikrotia

Mikrotia adalah kelainan bawaan sejak lahir, yang menyebabkan telinga bagian luar anak memiliki bentuk yang tidak normal atau tidak berkembang dengan sempurna.

Mikrotia berasal dari kata latin "micro" dan "otia" yang berarti telinga kecil.

Umumnya, telinga akan berukuran kecil, ada bagian telinga luar yang tidak terbentuk, atau telinga luar tidak terbentuk sama sekali (anotia).

Kelainan bentuk telinga ini dapat terjadi pada salah satu telinga (unilateral) atau kedua telinga (bilateral).

Penyebab Mikrotia

Mikrotia umumnya terjadi pada trimester pertama kehamilan, yaitu pada proses perkembangan awal kandungan.

Penyebab terjadinya microtia umumnya tidak diketahui secara pasti, ini merupakan kelainan yang jarang terjadi dan terkadang tidak ditemukan pada pemeriksaan USG kandungan.

1. Riwayat dalam Keluarga

Mikrotia dapat diturunkan dalam keluarga, sehingga menyebabkan perubahan atau mutasi genetik.

Namun, peluangnya hanya terjadi pada sekitar 5 persen kasus dan mungkin saja ada satu generasi keluarga yang tidak mengalami kondisi ini.

Sementara itu, sekitar 95 persen anak dengan kelainan ini tidak memiliki riwayat keluarga dengan microtia atau kelainan telinga lainnya.

Sebagian besar kondisi ini bisa dikatakan terjadi secara acak. Pada anak kembar, contohnya, salah satu anak dapat lahir dengan microtia namun saudara kembarnya tidak mengalaminya.

2. Kondisi Ibu Hamil Selama Kehamilan

Ibu yang hamil saat berusia lebih dari 35 tahun maupun yang hamil anak kelima dan seterusnya dapat lebih berisiko melahirkan bayi dengan kondisi kelainan mikrotia.

Begitu juga bila ibu mengalami kekurangan nutrisi, terkena infeksi, serta terpapar radiasi selama kehamilan.

Terjadinya penyumbatan suplai aliran darah akibat tekanan dari posisi janin dalam kandungan atau tekanan pada tali pusar selama trimester pertama kehamilan bisa menyebabkan perkembangan telinga luar yang tidak sempurna.

Hal ini dapat disamakan pada anak yang terlahir dengan kondisi tungkai yang tidak terbentuk sempurna, karena selama kehamilan tali pusar terlilit di sekitar tungkai sehingga terjadi hambatan pada perkembangannya.

Selain itu, penurunan kadar oksigen selama trimester pertama kehamilan juga dapat menyebabkan telinga luar berhenti berkembang.

Selama trimester pertama kehamilan, jantung, ginjal, dan telinga berkembang secara bersamaan.

Terkadang kelainan dapat ditemukan pada ketiga sistem organ tersebut dikarenakan terjadi gangguan pada organ tersebut secara bersamaan.

3. Konsumsi Obat-obatan dan Alkohol

Mengonsumsi obat-obatan dan alkohol secara berlebihan selama kehamilan juga dapat menyebabkan mikrotia dan atresia liang telinga. Namun, kondisi ini jarang terjadi.

Sementara itu, gangguan seperti Fetal Alcohol Syndrome juga diketahui dapat menjadi penyebab microtia pada beberapa bayi.

Faktor Risiko Mikrotia

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko mikrotia adalah apabila ibu mengalami kondisi sebagai berikut selama kehamilan:

  • mengalami diabetes
  • pola makan yang rendah asam folat dan karbohidrat
  • terkena infeksi rubella dalam trimester pertama
  • mengonsumsi minuman beralkohol
  • menggunakan obat jerawat dengan kandungan isotretinoin, yang banyak dikaitkan dengan beberapa kelainan bawaan termasuk microtia.

Gejala Mikrotia

Tanda dan gejala yang paling berkaitan dengan mikrotia adalah kelainan bentuk pada telinga luar.

Bentuknya bisa berbeda-beda, bergantung pada jenisnya:

  • Grade 1: ukuran telinga lebih kecil dan bentuk masih terlihat normal, namun ada sedikit perubahan bentuk pada beberapa bagian telinga
  • Grade 2: beberapa bagian telinga tidak terbentuk, umumnya duapertiga bagian bawah telinga masih terlihat. Liang telinga masih dapat ditemukan namun seringkali terjadi penyempitan liang telinga.
  • Grade 3: jenis microtia yang paling sering ditemukan dengan bentuk daun telinga hanya seperti biji kacang. Sebagian kecil dari telinga luar masih terlihat, yaitu bagian ujung daun telinga dan tulang rawan pada bagian atasnya. Pada jenis ini, liang telinga umumnya tidak ditemukan.
  • Grade 4: tidak ditemukan atau tidak terbentuknya telinga luar sama sekali. Kelainan ini disebut anotia, dan merupakan kondisi yang jarang.

Microtia juga dapat menjadi bagian dari gangguan atau sindrom, seperti:

  • Hemifacial microsomia, yaitu kondisi bagian bawah wajah yang tidak berkembang dengan baik pada salah satu sisi
  • Goldenhar syndrome, yaitu kondisi telinga, hidung, bibir, dan rahang yang tidak terbentuk dengan sempurna
  • Treacher Collins syndrome, yaitu kelainan perkembangan yang melibatkan tulang pipi, rahang, dan dagu

Pada kondisi microtia juga sering terjadi atresia atau stenosis (penyempitan) liang telinga.

Anak dengan kondisi ini umumnya mengalami masalah pendengaran saat skrining atau pemeriksaan, sehingga diperlukan evaluasi diagnostik dan tindakan medis lebih lanjut.

Umumnya jenis gangguan pendengaran pada anak dengan microtia adalah tuli konduktif. Ini karena getaran suara tidak dapat merambat dari telinga luar ke telinga dalam.

Sebagian kecil anak juga dapat mengalami kondisi tuli sensorineural, akibat kerusakan pada bagian telinga dalam yang berfungsi mengantarkan suara dari telinga dalam ke otak.

Jenis penurunan pendengaran ini umumnya bersifat permanen.

Diagnosis Mikrotia

Dalam mendiagnosis mikrotia dokter akan melakukan pemeriksaan sebagai berikut:

  • pengamatan dan pemeriksaan fisik umum dan kondisi telinga
  • pemeriksaan menyeluruh pada bagian kepala, wajah dan leher, termasuk dalam hal ini pemeriksaan rahang, rongga mulut dan palatum, pemeriksaan wajah, fungsi saraf wajah, pemeriksaan kulit
  • menilai posisi dan kondisi sisa bentuk daun telinga

Apabila kondisi microtia berkaitan dengan sindrom genetik, dokter juga akan melakukan pengamatan dan pemeriksaan untuk menemukan adanya tanda dan gejala sindrom genetik tersebut.

Setiap komponen dalam pemeriksaan telinga harus dilakukan dan harus dilakukan pada kedua sisi telinga.

Dari hasil pemeriksaan bentuk telinga luar, dokter akan menentukan derajat mikrotia berdasarkan jenis microtia yang ditemukan (Grade 1-4).

Pemeriksaan pendengaran juga dilakukan sejak permulaan usia anak yang memiliki microtia dan atresia liang telinga.

Pemeriksaan penunjang yang umumnya dilakukan antara lain:

1. Pemeriksaan Auditory Brainstem Response (ABR)

Dokter akan menempelkan stiker elektroda pada bagian kepala dan area telinga anak, kemudian komputer akan mengukur respon saraf pendengaran terhadap suara.

2. Pemeriksaan CT Scan

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai derajat atresia telinga serta menilai apakah anak dapat dilakukan tindakan operasi.

Tindakan ini disarankan pada anak yang lebih tua untuk mengurangi risiko paparan radiasi dan memberikan tulang untuk terbentuk lebih sempurna.

Sebagian besar dokter juga akan menunggu melakukan CT scan hingga dekat waktunya untuk dilakukan tindakan operasi rekonstruksi liang telinga.

3. Pemeriksaan Ultrasonografi

Apabila microtia ditemukan saat lahir, sebagian besar anak akan mendapatkan pemeriksaan ultrasonografi (USG/ultrasound) pada ginjal untuk memastikan kondisinya.

Pengobatan Mikrotia

Selain berfungsi sebagai organ pendengaran, telinga juga memiliki fungsi sebagai penyangga, baik penyangga kacamata, masker, earphone, perangkat Bluetooth, dan lain sebagainya.

Tidak kalah pentingnya, telinga juga dapat mendukung tampilan profil wajah seseorang, baik dari depan, samping, maupun belakang.

Rekonstruksi pembuatan daun telinga dilakukan pada umumnya saat anak berusia 10 tahun.

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memperbaiki tampilan telinga dan juga membantu meningkatkan kepercayaan diri anak.

Tindakan operasi pada anak yang lebih besar lebih mudah dilakukan, sebab tulang rawan sudah terbentuk dan dapat digunakan untuk proses pencangkokan.

Anak mungkin butuh alat bantu dengar, tergantung dari jenis microtia anak. Alat ini dapat berguna apabila anak masih menunggu waktu untuk dilakukan tindakan operasi.

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan dokter antara lain:

1. Operasi Pencangkokan Tulang Rawan pada Tulang Rusuk

Tindakan dilakukan dengan membuat telinga buatan menggunakan tulang rawan yang diambil pada tulang rusuk anak.

Dokter akan memosisikan telinga buatan tersebut pada sisi kepala anak. Lalu, telinga akan ditinggikan hingga sejajar dengan telinga di sisi lain.

Dokter juga dapat melakukan tindakan pembukaan liang telinga untuk membantu pendengaran anak.

2. Operasi Pencangkokan Medpor

Tindakan operasi yang menggunakan bahan sintetis atau buatan. Dokter akan menutup implan menggunakan jaringan dari kulit kepala anak.

3. Pemasangan Telinga Buatan

Dokter akan membuat telinga prostetik untuk anak dan dapat ditempelkan dengan menggunakan tindakan operasi ringan.

4. Alat Bantu Dengar

Baik dengan atau tanpa tindakan operasi, penggunaan alat bantu dengar dapat memperbaiki pendengaran anak dan juga membantu proses bicara anak.

Kapan Harus Ke Dokter?

Anda dapat melakukan konsultasi dan pemeriksaan dengan dokter apabila ditemukan tanda dan gejala mikrotia pada anak.

Selain itu, Anda dapat melakukan konsultasi dengan dokter terkait pilihan terapi dan pengobatan yang sesuai untuk kondisi anak.

Bila ingin berkonsultasi lebih lanjut terkait mikrotia serta penanganannya, Anda bisa buat janji dengan Dr. dr. Indri Lakhsmi Putri, Sp.BP-RE (KKF) di AlteaCare.





Referensi:

  • Healthline. Diakses pada Maret 2023. Microtia.
  • WebMD. Diakses pada Maret 2023. Microtia.
  • Stanford Medicine Otolaryngology - Head & Neck Surgery. Diakses pada Maret 2023. Microtia.
  • Stanford Medicine Children Health. Diakses pada Maret 2023. Microtia.
  • National Library Of Medicine. Diakses pada Maret 2023. Ear Microtia.
0 Disukai
0 Komentar