10 Penyebab Bayi Lahir Cacat, Terjadi Sejak dalam Kandungan

Ditulis oleh : Yoga Prasetyo
Ditinjau oleh : Dr. dr. Indri Lakhsmi Putri, Sp.BP-RE (KKF)
Dr. dr. Indri Lakhsmi Putri Sp.BP-RE (KKF)Dokter Spesialis Bedah Plastik
Konsultasi dengan Dokter
Faktor genetik dan usia kehamilan dapat jadi penyebab bayi lahir cacat - AlteaCare | Foto: Shutterstock/PeopleImages.com - Yuri A

Faktor genetik dan usia kehamilan dapat jadi penyebab bayi lahir cacat - AlteaCare | Foto: Shutterstock/PeopleImages.com - Yuri A

Senin, 26 Juni 2023

Selama masa kehamilan, calon ibu harus menjaga kesehatan. Sebab, masalah yang terjadi masa kehamilan bisa jadi penyebab bayi lahir cacat.

Bayi lahir cacat berhubungan dengan masalah yang terjadi dalam perkembangan janin di kandungan.

Sebagian besar cacat lahir terjadi selama trimester pertama kehamilan. Serangkaian tes pemeriksaan bisa dilakukan pada masa ini, sebab bayi masih dalam proses pembentukan awal.

Menurut Dokter Spesialis Bedah Plastik Konsultan Kraniofasial Dr. dr. Indri Lakhsmi Putri, Sp.BP-RE (KKF), cacat lahir bisa dikategorikan menjadi dua jenis, cacat yang terlihat dan tidak terlihat. Sebagai contoh, bibir dan wajah sumbing adalah cacat yang bisa terlihat, sedangkan yang tidak terlihat seperti jantung bocor.

Dokter Putri juga menambahkan, rasio bayi yang lahir dengan kondisi wajah sumbing di Indonesia adalah 1:1000.

Sedangkan perawatan untuk bayi dengan kondisi ini harus dilakukan secara intensif dan kontinu, sampai usia pertumbuhannya selesai atau sekitar 20 tahun.

Lalu, mungkin Anda bertanya, sebenarnya apa yang jadi penyebab bayi lahir cacat?

Simak selengkapnya di sini!

Penyebab Bayi Lahir Cacat

Berikut beberapa penyebab bayi lahir cacat yang perlu Anda ketahui

1. Faktor Genetik

Menurut data, sebanyak 20% penyebab bayi lahir cacat dikarenakan faktor genetik dari ayah atau ibu.

Kondisi genetik yang tidak normal atau mengalami kelainan terjadi berkaitan dengan adanya mutasi genetik, misalnya saja ada beberapa gen yang hilang.

Tentunya, kondisi ini terjadi saat proses pembuahan dan tidak dapat dicegah.

Namun, Anda bisa mengetahui risikonya dengan melakukan konsultasi atau pemeriksaan genetik terlebih dahulu sebelum menikah atau memulai program hamil.

2. Gangguan Kromosom

Normalnya, jumlah kromosom pada bayi yang baru lahir berjumlah 46. Bila jumlahnya lebih banyak atau lebih sedikit, ini bisa berpengaruh pada pertumbuhan dan fungi tubuh janin.

Proses perubahan ini dapat terjadi selama proses reproduksi dan pada awal perkembangan janin. Ini bisa dipengaruhi beberapa faktor, misalnya genetik dan lingkungan.

3. Gaya Hidup

Pola hidup yang sehat sangat penting tidak hanya untuk ibu hamil namun juga janinnya.

Tetap merokok dan mengonsumsi alkohol selama hamil bisa menjadi salah satu faktor penyebab bayi lahir cacat.

Sebab, zat-zat yang ada dalam rokok dan alkohol bisa menghambat pasokan nutrisi dan oksigen ke organ vital.

Selain itu, menurut studi dari JAMA Network kombinasi minum alkohol dan merokok setelah trimester pertama kehamilan, erat kaitannya peningkatan risiko kematian janin secara signifikan.

4. Usia Ibu Saat Hamil

Para ibu yang mau program hamil sebaiknya pertimbangkan juga faktor usia. Sebab, di atas usia 30 tahun, fertilitas atau kesuburan wanita mengalami penurunan.

Selain itu, kehamilan di atas usia 35 tahun bisa meningkatkan berbagai risiko cacat pada bayi. Sebagai contoh, bayi dapat berpotensi mengalami kelainan kromosom seperti down syndrome.

5. Paparan Radiasi

Paparan zat radioaktif bisa mempengaruhi kesehatan calon ibu dan janin.

Menurut dokter Putri, paparan ini bisa dialami misalnya jika profesi sang ibu berhubungan dengan radiologi. Misalnya, tenaga kesehatan, peneliti, atau petugas lab.

Zat radioaktif bisa masuk ke dalam darah ibu dan kemudian ke janin melalui plasenta.

Semakin tinggi kontaminasi zat, semakin besar juga risiko terjadinya gangguan pertumbuhan, gangguan fungsi otak, dan kanker.

6. Stres Fisik dan Psikis

Tingkat stres yang terlalu tinggi saat ibu sedang hamil, baik secara fisik maupun mental, bisa mengganggu kesehatan janin.

Studi menunjukkan, tekanan emosional yang tinggi saat kehamilan trimester pertama bisa meningkatkan risiko janin nantinya lahir dengan kondisi bibir sumbing dan kelainan jantung.

Sementara itu, dokter Putri menambahkan bahwa stres fisik yang terjadi akibat trauma, cedera, atau benturan keras juga bisa meningkatkan risiko bayi lahir cacat.

7. Infeksi

Paparan infeksi yang dialami ibu selama hamil juga bisa berdampak pada bayi dalam kandungannya. Ibu bisa mengalami keguguran atau bayinya meninggal dalam kandungan.

Selain itu, besar kemungkinan bayi akan lahir dengan kondisi yang tidak sempurna. Misalnya saja, lahir dengan berat badan rendah atau mengalami gangguan fungsional pada sejumlah organ tubuhnya.

Beberapa infeksi yang dapat jadi penyebab bayi lahir cacat dan perlu dideteksi sedini mungkin selama hamil adalah:

  • infeksi virus rubella
  • infeksi virus toksoplasma
  • infeksi virus herpes

8. Konsumsi Obat

Ibu hamil perlu selektif terhadap obat yang akan dikonsumsi. Sebab, terdapat beberapa obat yang harus dihindari selama masa kehamilan.

Misalnya obat sulfonamida, obat merupakan jenis antibiotik yang tidak boleh dikonsumsi oleh ibu yang sedang hamil. Pasalnya, obat ini dapat menyebabkan bayi lahir cacat.

9. Diabetes

Kondisi diabetes kehamilan juga dapat berpengaruh besar bagi kesehatan bayi selama dalam kandungan. Sebab, gula darah yang tidak terkendali bisa membuat bagian tubuh penting seperti otak, tulang belakang, dan jantung tidak dapat berkembang secara sempurna.

10. Paparan Polusi

Polusi udara mungkin tidak terlihat atau terlalu dirasakan, namun dampaknya bisa memengaruhi kondisi bayi.

Paparan polusi udara bisa menyebabkan bayi lahir prematur, sehingga memiliki berat badan rendah dan organ tubuhnya seperti paru-paru tidak berkembang dengan baik.

Lahir dengan berat badan rendah bisa jadi faktor risiko untuk terjadinya masalah dalam perkembangan.

Bayi pun bisa rentan mengalami sejumlah gangguan kesehatan, bahkan bisa meninggal setelah lahir.

Itulah beberapa penyebab bayi lahir cacat yang perlu Anda ketahui.

Sobat Altea yang butuh saran selama kehamilan, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter spesialis berpengalaman di Altea Care.

Bila hasil pemeriksaan kehamilan menunjukkan adanya kelainan pada janin, Anda bisa buat janji dengan Dr. dr. Indri Lakhsmi Putri, Sp.BP-RE (KKF) di AlteaCare untuk menentukan langkah penanganan berikutnya.

Yuk, unduh aplikasinya di sini dan atur jadwal konsultasi sekarang!





Sumber:

  • Medline Plus. Diakses pada Maret 2023. Birth Defects
  • Cleveland Clinic. Diakses pada Maret 2023. Birth Defects
  • Healthline. Diakses pada Maret 2023. About birth defects
  • Medline Plus. Diakses pada Maret 2023. Can changes in the number of chromosomes affect health and development?
  • Odendaal, H., Dukes, K., A., Elliot, A., J. (2021). Association of Prenatal Exposure to Maternal Drinking and Smoking With the Risk of Stillbirth. JAMA Network, 4(8):e2121726
  • Verywell Family. Diakses pada Maret 2023. 5 Infections That Cause Birth Defects
  • Everyday Health. Diakses pada Maret 2023. What Are Sulfonamides? Uses, Warnings, Side Effects, and More
  • Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada Maret 2023. Problems of Diabetes in Pregnancy
  • Medical News Today. Diakses pada Maret 2023. Can air pollution affect pregnancy outcomes?
  • Web MD. Diakses pada Maret 2023. Study: Diabetes, Birth Defects Linked
  • American College of Obstetricians and Gynecologists. Diakses pada April 2023. Having a Baby After Age 35: How Aging Affects Fertility and Pregnancy
  • WebMD. Diakses pada April 2023. Does Being Over 35 Put Your Pregnancy at Risk?
  • Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada April 2023. Radiation and Pregnancy: A Fact Sheet for Clinicians
  • WebMD. Diakses pada April 2023. Can Extreme Stress Cause Birth Defects?
0 Disukai
0 Komentar