7 Tanda Anda Harus Pergi ke Psikolog. Jangan Tunda Lagi!

Ditulis oleh : Theofilus Richard
Ditinjau oleh : Fairuz Fakhrana Linati, S.Psi
Stres berkepanjangan bisa jadi salah satu tanda harus ke psikolog - AlteaCare | Foto: tirachardz/Freepik

Stres berkepanjangan bisa jadi salah satu tanda harus ke psikolog - AlteaCare | Foto: tirachardz/Freepik

Senin, 13 Maret 2023

Suasana hati yang muram, hati yang murung, atau perasaan yang sedih mungkin wajar bila dialami sesekali. Tapi, jangan diam saja kalau Anda mengalaminya sampai berminggu-minggu. Ini bisa jadi tanda Anda harus pergi ke psikolog.

Kesehatan mental tidak kalah penting dengan kesehatan fisik. Sebab, jiwa yang sehat bisa mendukung tubuh jadi lebih bugar dan berfungsi lebih baik.

Kalau badan sedang sakit, Anda akan datang ke dokter untuk berobat. Nah, bagaimana kalau jiwa dan pikiran yang sedang tidak stabil? Untuk itu, Anda perlu datang ke psikolog.

Namun, psikolog bukanlah pesulap yang bikin semua masalah lenyap begitu saja, ya!

Tugas psikolog adalah mengobservasi dan mengidentifikasi masalah serta perilaku kita. Lalu, psikolog akan menegakkan diagnosis untuk masalah yang kita alami.

Psikolog juga bisa meminta kita menjalani sejumlah tes, lalu baru merekomendasikan terapi yang tepat untuk kita. Saat menyelesaikan masalah, psikolog akan membantu kita memaksimalkan potensi diri untuk mendapatkan jalan keluarnya.

Lalu, apa saja tanda bahwa kita harus pergi ke psikolog? Yuk, simak paparan berikut ini!

7 Tanda Anda Harus ke Psikolog

Banyak orang yang sering mengabaikan kondisi mental dan jiwanya, berharap semua akan selesai sendiri. Tidak sedikit juga yang justru sering salah mendiagnosis diri sendiri.

Karenanya, kita perlu lebih smart dan terlebih dulu cermati tanda-tanda dalam diri kita. Lalu, carilah pertolongan psikolog bilang mengalami kondisi ini:

1. Stres Berkepanjangan

Stres sebenarnya kondisi normal yang dialami semua orang dan merupakan reaksi alami tubuh saat ada ancaman atau tekanan.

Namun, bila Anda sampai terus-menerus stres dalam jangka waktu lama, ini bisa karena Anda tidak dapat mengelola stres dengan baik.

Menurut studi di Annual Review of Clinical Psychology, paparan stres tinggi bisa memicu depresi atau gangguan kecemasan.

Nah, untuk mengetahui dengan jelas kondisi stres Anda, sebaiknya minta bantuan pada psikolog.

2. Tubuh Terus Terasa Lelah

Tidak hanya jiwa yang tertekan, saat ada gangguan psikologis, fisik kita pun jadi lemah. Sebab, stres bisa bikin sistem imun menurun.

Banyak penelitian membuktikan, gangguan psikologis bisa bikin kita mudah sakit. Selain itu, depresi juga sering dihubungkan dengan perubahan pada daya imunitas di dalam sel, yang kemudian bisa berdampak pada respons imun yang berkurang.

3. Rutinitas Sehari-hari Terganggu

Ketika kita tidak bisa menjalani rutinitas harian dengan lancar, bisa jadi itu adalah tanda kita perlu pergi ke psikolog.

Sebab, ketika itu bisa dibilang hidup kita sudah disabotase gangguan kesehatan mental, sehingga cara berpikir, perasaan, dan perilaku kita pun berubah.

Bila menjalani rutinitas sehari-hari saja sudah terganggu, apalagi untuk hal-hal yang butuh perhatian khusus, seperti misalnya bekerja.

4. Selalu Sedih

Rasa sedih sebenarnya sangat normal ketika kita sedang berduka kehilangan seseorang atau sesuatu. Namun, jika sedihnya berkepanjangan, ini bisa jadi pertanda ada yang tidak beres.

Anda bisa saja sedang depresi, sebab, rasa sedih terus-menerus adalah salah satu gejala depresi yang paling terlihat. Gejala lainnya adalah perasaan hampa serta hilang minat untuk melakukan apa pun.

Dalam banyak kasus, orang yang depresi juga bisa merasa rendah diri dan hilang harapan. Namun, sebaiknya semua gejala ini disampaikan pada profesional dan tidak disimpulkan sendiri, ya!

5. Mengucilkan Diri

Menurut sejumlah studi, orang dengan depresi cenderung mengisolasi diri dari kehidupan sosial. Tidak jarang, kondisi terisolasi ini juga meningkatkan keinginan untuk bunuh diri.

Tapi, sekali lagi tidak semua orang yang tidak suka bersosialisasi lantas punya gangguan kejiwaan. Selain karena kepribadian yang introvert, mereka juga bisa saja punya sifat pemalu, rendah diri, sedang ada masalah keluarga, merasa ditolak dari lingkungan, dan lain-lain.

6. Cemas Berlebihan

Cemas saat ada anggota keluarga yang sakit? Itu wajar. Tapi, kalau Anda selalu khawatir berlebihan akan hal-hal yang tidak masuk akal, ini bisa jadi pertanda bahwa Anda mengalami gangguan kecemasan.

Biasanya, gejala gangguan kecemasan juga diikuti oleh rasa gugup dan tegang sepanjang waktu. Untuk mengkonfirmasikan apa yang sebenarnya Anda alami, psikolog dapat meminta Anda melakukan sejumlah tes.

Baca juga: 4 Jenis Gangguan Kecemasan Sering Dialami. Anak-anak Juga!

7. Menyakiti Diri Sendiri

Banyak orang depresi tidak tahu bahwa menyadari kondisi dirinya, sampai akhirnya keluarganya menemukannya sedang berusaha menyakiti diri sendiri.

Karena itu, ketika mulai ada pikiran untuk menyakiti diri sendiri, segera cari pertolongan profesional. Sebab, munculnya pikiran seperti menandakan Anda mengalami gangguan dalam mengelola emosi, mengatasi masalah, atau masalah lainnya.

Pemicu keinginan menyakiti diri sendiri tidak hanya akibat gangguan psikologis. Namun, bisa juga dipicu dari adanya orang di sekitar yang pernah melakukan hal serupa, trauma, maupun sedang di bawah pengaruh alkohol dan obat-obatan terlarang.

Dengan bantuan profesional, Anda akan bisa belajar untuk mengatasi pikiran-pikiran buruk itu dan mengalihkannya ke hal-hal yang lebih positif.

Itulah sejumlah tanda jika Anda harus pergi ke psikolog.

Sobat Altea yang merasa kondisi psikologisnya sedang kurang seimbang dan butuh saran, jangan takut bercerita dengan ahlinya di AlteaCare, ya! Anda bisa lakukan konseling dan bila diperlukan, bisa menjalani sesi Emotional Healing bersama ahli yang kompeten.

Yuk, gunakan aplikasi AlteaCare untuk dapatkan layanan Emotional Healing dengan psikolog serta dokter spesialis andalan!





Sumber:

  • US Bureau of Labor Statistics. Diakses pada Februari 2023. What Psychologists Do
  • Schneiderman, N., Ironson, G., & Siegel, S. D. (2005). Stress and health: psychological, behavioral, and biological determinants. Annu. Rev. Clin. Psychol., 1, 607-628.
  • Aarons, G. A., Monn, A. R., Leslie, L. K., Garland, A. F., Lugo, L., Hough, R. L., & Brown, S. A. (2008). Association between mental and physical health problems in high-risk adolescents: A longitudinal study. Journal of Adolescent Health, 43(3), 260-267.
  • Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada Februari 2023. About Mental Health
  • Mayo Clinic. Diakses pada Februari 2023. Persistent depressive disorder
  • Teo, A. R., Nelson, S., Strange, W., Kubo, H., Katsuki, R., Kurahara, K., ... & Kato, T. A. (2020). Social withdrawal in major depressive disorder: a case-control study of hikikomori in japan. Journal of Affective Disorders, 274, 1142-1146.
  • Very Well Mind. Diakses akses pada Februari 2023. What Causes Social Withdrawal?
  • Help Guide. Diakses pada Februari 2023. How to Stop Worrying
  • Mayo Clinic Diakses pada Februari 2023. Self-injury/cutting
0 Disukai
0 Komentar