Gejala Hipertensi, Penyebab & Cara Mengobati yang Efektif

Ditulis oleh : dr. Rr. Rizki Arinda Demia Larasati
Ditinjau oleh : dr. Anindita Tathya Jati
dr. Suwito Indra, Sp.PD-KGEH, FINASIMDokter Spesialis Penyakit Dalam
Konsultasi dengan Dokter
Hipertensi atau tekanan darah tinggi termasuk silent killer yang harus diwaspadai - AlteaCare | Foto:Envato

Hipertensi atau tekanan darah tinggi termasuk silent killer yang harus diwaspadai - AlteaCare | Foto:Envato

Senin, 24 Januari 2022

Tekanan darah berkaitan dengan kekuatan dan tekanan yang diberikan oleh jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Hipertensi adalah kondisi yang terjadi ketika tekanan darah terlalu tinggi.

Ada dua angka yang berhubungan dengan tekanan darah, yaitu angka sistolik dan angka diastolik. Anda bisa membacanya saat melakukan pengukuran tekanan darah.

Angka sistolik menunjukkan tekanan ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara angka diastolik memperlihatkan tekanan saat jantung dalam kondisi relaksasi, yaitu saat aliran darah dari pembuluh darah di seluruh tubuh kembali mengisi jantung.

Seseorang dianggap mengalami hipertensi jika memiliki angka sistolik ≥140 mmHg dan angka diastolik ≥90 mmHg selama dua hari berturut-turut.


Penyebab Hipertensi

Ada dua faktor yang dapat menyebabkan kondisi hipertensi, yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan faktor yang dapat diubah.

Faktor yang tidak dapat diubah adalah:

  • Faktor keturunan keluarga dengan hipertensi
  • Usia di atas 65 tahun
  • Memiliki penyakit penyerta, seperti diabetes melitus (DM) atau gangguan fungsi ginjal.

Sedangkan faktor yang dapat diubah adalah:

  • Pola makan yang tidak sehat
  • Jarang beraktivitas fisik atau olahraga
  • Merokok
  • Mengonsumsi alkohol
  • Obesitas


Faktor Risiko Hipertensi

Apabila tekanan darah Anda terlalu tinggi dan tidak terkontrol, sejumlah gangguan akan dirasakan. Bisa pada pembuluh darah, jantung, ataupun organ lain seperti ginjal, otak, dan mata.

Selain beberapa faktor penyebab yang telah disebutkan di atas, ada beberapa faktor risiko lain yang berpengaruh terhadap hipertensi:

  • Berat badan yang cenderung bertambah. Semakin Anda gemuk, darah pun butuh semakin banyak darah agar bisa membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh. Ketika jumlah darah yang mengalir melalui pembuluh darah meningkat, tekanan darah pada dinding arteri pun ikut meningkat.
  • Pola aktivitas yang kurang aktif membuat detak jantung meningkat, sehingga jantung pun bekerja lebih keras.
  • Menu makanan harian yang tinggi garam, banyak mengandung lemak jenuh seperti makanan cepat saji, atau kurang mengonsumsi buah dan sayur.
  • Kurang asupan potasium. Kandungan potasium dapat berasal dari beberapa bahan makanan seperti ubi, yogurt, kacang panjang, kerang, ikan, dan kacang kedelai.
  • Stres yang berlebihan.
  • Kehamilan dapat membuat tekanan darah meningkat.

Gejala Hipertensi

Kondisi tekanan darah yang tinggi sering disebut sebagai silent killer. Sebab, banyak orang yang tidak menyadari bahwa kondisi tekanan darahnya tinggi, sampai akhirnya sudah melampaui batas dan mengalami keluhan cukup berat, seperti:

  • Sakit kepala
  • Mual
  • Muntah
  • Penglihatan kabur atau buram
  • Dada berdebar-debar
  • Ada juga yang mengalami sulit bernapas
  • Merasa kelelahan
  • Sebagian juga mengalami nyeri di dada


Diagnosis Hipertensi

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan Anda dan melakukan sejumlah pemeriksaan fisik menggunakan sphygmomanometer.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Anda akan dapat mengetahui apakan nilai tekanan darah Anda termasuk dalam salah satu dari lima kategori berikut:

  • Tekanan darah normal: 120/80 mmHg
  • Pre-hipertensi: tekanan sistolik di antara 120-129 mmHg dan diastolik ≤ 80 mmHg
  • Hipertensi level 1: tekanan darah sistolik 130-139 mmHg dan diastolik 80-89 mmHg
  • Hipertensi level 2: tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg.
  • Hipertensi krisis: tekanan darah > 180/120 mmHg. Untuk kondisi ini, dokter akan memberi perhatian khusus.

Selanjutnya, ada beberapa tes lain yang akan dilakukan oleh dokter, seperti:

  • Tes darah dan urin, untuk melihat apakah ada infeksi pada urin atau gangguan ginjal
  • Aktivitas fisik dengan menggunakan treadmill atau sepeda statis untuk melihat kesehatan jantung
  • Elektrokardiogram (EKG), untuk melihat aktivitas listrik jantung
  • USG dan CT Scan


Cara Mengobati Hipertensi

Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda coba untuk menurunkan tekanan darah:

  • Menerapkan gaya hidup sehat
  • Mengurangi asupan garam berlebihan
  • Mengurangi konsumsi minuman beralkohol
  • Mengurangi konsumsi minuman berkafein
  • Berhenti merokok
  • Menurunkan berat badan

Pencegahan Hipertensi

Anda dapat mencegah hipertensi dengan melakukan beberapa hal berikut:

  • Memilih makanan yang sehat
  • Menjaga berat badan
  • Berolahraga secara teratur
  • Mengurangi alkohol dan kafein
  • Berhenti merokok
  • Kurangi asupan garam (>5g per hari)
  • Mengurangi dan mengelola stres

Periksakan tekanan darah Anda secara rutin dan minum obat sesuai dengan petunjuk dokter. Bila memiliki masalah kesehatan penyerta lainnya, Anda perlu menjaga kondisi gangguan tersebut agar selalu stabil dan terkendali.

Kapan Harus ke Dokter?

Apabila pemeriksaan tekanan darah secara rutin memperlihatkan hasil yang kurang baik, tidak ada salahnya Anda berkonsultasi dengan dokter. Begitu juga jika Anda mengalami beberapa keluhan yang rasanya tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Apabila sudah merasakan keluhan yang menghambat aktivitas sehari-hari, segera buat Janji Temu Dokter di aplikasi AlteaCare.

Referensi:

  • WHO. Diakses pada 2019. Hypertension
  • National Health Service UK.Diakses pada 2019. High-blood-pressure-hypertension
  • National Health Service UK. Diakses pada 2019. What is blood pressure?
  • Medical News Today. Diakses pada 2019. What to know about high blood pressure
  • Mayo Clinic. Diakses pada 2021. High blood pressure (hypertension)
0 Disukai
0 Komentar