Ini Dia 4 Hormon Kebahagiaan dan Cara Memaksimalkannya

Ditulis oleh : Theofilus Richard
Ditinjau oleh : dr. Athaya Marwah Vedita
Adanya empat hormon kebahagiaan membuat mood dan perasaan jadi positif - AlteaCare | Foto: Envato

Adanya empat hormon kebahagiaan membuat mood dan perasaan jadi positif - AlteaCare | Foto: Envato

Rabu, 20 Juli 2022

Sobat Altea pernah bertanya-tanya, dari mana datangnya rasa bahagia? Dari aktivitas traveling? Makan enak? Atau, disapa setiap pagi sama si Ayang? Oke. Tapi, kalau bicara dari aspek sains, perasaan ini muncul karena adanya hormon kebahagiaan.

Kebahagiaan yang kita rasakan setiap hari tidak lain disebabkan oleh reaksi kimia dalam tubuh. Reaksi ini kemudian yang membuat tubuh memproduksi hormon.

Sedangkan hormon adalah senyawa kimia yang diproduksi kelenjar endokrin, yang masuk ke dalam aliran darah dan memengaruhi sistem tubuh kita. Salah satunya adalah mood atau suasana hati kita.

Nah, dalam hidup ini kita punya empat hormon yang bisa bikin bahagia. Apa saja itu dan apa fungsinya?

Yuk, simak uraian lengkap seputar hormon kebahagiaan di bawah ini!

Kenalkan, 4 Jenis Hormon Kebahagiaan

Berikut ini adalah empat jenis hormon yang punya peranan bikin Anda selalu diliputi rasa senang, berbunga-bunga, dan ceria setiap harinya.

1. Hormon Dopamin

Saat mood lagi baik, rasanya semangat dan senang buat beraktivitas. Sobat Altea pasti sering alami ini! Nah, rasa senang ini muncul berkat hormon dopamin.

Hormon dopamin berfungsi sebagai neurotransmiter atau pengirim pesan dari satu sel saraf ke sel saraf target, yang berkaitan dengan sistem reward yang ada di otak kita.

Neuron yang melepaskan dopamin akan aktif ketika kita sedang berharap akan menerima reward atau hadiah. Dopamin juga berperan dalam proses belajar, mengingat, fungsi saraf motorik, dan lain-lain.

Reaksi hormon dopamin bisa Sobat Altea rasakan ketika berolahraga. Saat berhasil menyelesaikan lari 5 km, misalnya, atau selesai ikut kelas di gym.

Tidak heran kalau setelah berolahraga Anda biasanya merasa lebih baik dan lebih happy. Sejumlah riset pun menyarankan olahraga sebagai aktivitas untuk mencegah gejala depresi.

Maksimalkan hormon ini dengan:

  • Makan lebih banyak protein
  • Cukup tidur
  • Mendengar musik
  • Meditasi
  • Berjemur di bawah sinar matahari

Baca Juga: Biar Tidak Jadi Depresi Berat, Inilah Cara Menghilangkan Stres

2. Hormon Oksitosin

Hormon oksitosin diproduksi di kelenjar otak yang bernama hipotalamus dan disekresi oleh kelenjar pituitari ke aliran darah.

Hormon ini juga dikenal sebagai "hormon cinta". Sebab, hormon ini akan bereaksi ketika kita sedang berpelukan, berciuman, ataupun berhubungan intim dengan pasangan.

Pada perempuan hormon oksitosin berperan penting dalam proses persalinan dan menyusui. Selain itu, berlimpahnya hormon ini bisa membantu membentuk bonding yang kuat antara orangtua dan anak.

Di samping itu, secara hormon ini juga yang dapat mendorong rasa percaya dan empati terhadap orang lain, serta memperkuat relasi kita dengan orang lain.

Maksimalkan hormon ini dengan:

  • Mendapat pijatan
  • Berbicara dengan teman
  • Menjadi pendengar yang baik
  • Memasak
  • Menolong orang lain
  • Memelihara hewan

3. Hormon Serotonin

Hormon kebahagiaan yang ketiga adalah neurotransmiter yang menimbulkan rasa puas, bahagia, dan optimis.

Hormon serotonin juga berperan penting untuk proses pencernaan, penyembuhan luka, kesehatan tulang, dan hasrat seksual. Kita juga butuh hormon serotonin yang seimbang agar bisa tidur lebih nyenyak.

Kadar hormon yang tidak seimbang, baik berlebihan maupun kurang, bisa berpengaruh pada kesehatan fisik dan psikologis kita. Saat kadar hormon ini rendah, misalnya, kita berisiko mengalami depresi.

Tidak heran kalau obat antidepresan yang paling sering diresepkan buat orang yang depresi disebut selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI). Obat ini berfungsi untuk mengaktifkan kembali serotonin yang terdapat di dalam sel otak.

Maksimalkan hormon ini dengan:

  • Mengonsumsi makan yang mengandung tryptophan, seperti susu, tuna, ayam, keju, kacang-kacangan, roti, dan cokelat
  • Lebih sering berjemur di bawah sinar matahari
  • Olahraga
  • Minum ramuan herbal, misalnya ginseng

Baca Juga: 5 Mood Booster Supaya Suasana Hati Anda Selalu Positif

4. Endorfin

Endorfin adalah hormon yang berfungsi merespons dan meredakan rasa sakit, tidak nyaman, atau stres yang kita alami.

Hormon ini juga sangat penting untuk mengangkat mood, rasa percaya diri, kesenangan, dan fungsi kognitif.

Uniknya, produksi hormon kebahagiaan ini bisa ditingkatkan cara makan enak, misalnya pizza. Sementara untuk minuman, bisa dengan minuman bernutrisi tanpa tambahan rasa.

Maksimalkan hormon ini dengan:

  • Olahraga
  • Menonton film atau acara komedi
  • Mendengarkan musik
  • Akupunktur
  • Berhubungan intim
  • Menari

Itulah penjelasan mengenai hormon kebahagiaan dan cara meningkatkannya.

Bila Anda mengalami gangguan kesehatan yang membuat suasana hati jadi sering suram, langsung saja lakukan telekonsultasi dengan dokter, psikolog, atau psikiater berpengalaman di AlteaCare.

Yuk, unduh aplikasi AlteaCare dan segera buat janji telekonsultasi!




Sumber:

  • Healthline. Diakses pada Mei 2022. How to Hack Your Hormones for a Better Mood
  • He, S. B., Tang, W. G., Tang, W. J., Kao, X. L., Zhang, C. G., & Wong, X. T. (2012). Exercise intervention may prevent depression. International journal of sports medicine, 33(07), 525-530.
  • Healthline. Diakses pada Mei 2022. 10 Best Ways to Increase Dopamine Levels Naturally
  • Your Hormone. Diakses pada Mei 2022. Oxytocin
  • Healthline. Diakses pada Mei 2022. 12 Ways to Boost Oxytocin
  • Cleveland Clinic. Diakses pada Mei 2022. Serotonin
  • Dfarhud, D., Malmir, M., & Khanahmadi, M. (2014). Happiness & health: the biological factors-systematic review article. Iranian journal of public health, 43(11), 1468.
  • VeryWell Health. Diakses pada Mei 2022. 7 Ways to Increase Serotonin (With or Without Medication)
  • University of Turku. (2017). Eating triggers endorphin release in the brain. Science Daily
  • Healthline. Diakses pada Mei 2022. Why Do We Need Endorphins?
0 Disukai
0 Komentar