6 Hewan Peliharaan yang Harus Dihindari saat Hamil. Hati-Hati, ya!

Ditulis oleh : Theofilus Richard
Ditinjau oleh : dr. Iustitia Septuaginta Samben
dr. Liva Wijaya, Sp.OGDokter Spesialis Kebidanan & Kandungan
Konsultasi dengan Dokter
Ilustrasi menghindari hewan peliharaan saat hamil (sumber: Pexels.com/Amina Filkins)

Ilustrasi menghindari hewan peliharaan saat hamil (sumber: Pexels.com/Amina Filkins)

Jumat, 11 Agustus 2023

Merawat hewan peliharaan perlu dengan lebih cermat dan hati-hati saat Anda sedang hamil. Jika Anda punya rencana untuk mengadopsi hewan kesayangan lagi, sebaiknya berhati-hati. Soalnya ada beberapa hewan peliharaan yang harus dihindari saat sedang hamil.

Ini dikarenakan hewan peliharaan tersebut dikhawatirkan bisa menularkan penyakit yang dapat membahayakan ibu hamil dan janinnya. Misalnya saja chlamydia, toksoplasmosis, demam Q, listeriosis, salmonellosis, dan lain-lain.

Bukan berarti bila Anda sudah punya hewan kesayangan di rumah, lantas harus diserahkan untuk diadopsi orang, ya! Namun, perlu pengaturan ulang di rumah supaya perawatan mereka dapat lebih cermat dan lebih bersih.

Sementara itu, ibu hamil dapat mengurangi interaksinya dengan hewan peliharaan, terutama untuk urusan membersihkan kotoran. Sebab, kotoran yang terkontaminasi virus dan bakteri bisa berpotensi menularkan penyakit pada ibu hamil.

Lalu, apa saja hewan peliharaan yang harus dihindari saat hamil? 

Yuk, simak daftarnya di bawah ini!

6 Hewan Peliharaan yang Harus Dihindari saat Hamil

Ibu hamil dengan hewan peliharaan berikut perlu lebih hati-hati dalam merawat dan sebaiknya tidak mengadopsi hewan baru hingga pasca melahirkan nanti.

1. Kucing

sumber: Pexels.com/Vlada Karpovich

Salah satu hewan yang tidak boleh dipelihara saat hamil adalah kucing yang sudah terinfeksi bakteri toxoplasma gondii. Bakteri ini biasanya terdapat pada kotoran kucing. 

Menyentuh kucing yang terinfeksi bakteri ini bisa membuat ibu hamil ikut tertular. Menurut Jurnal The College of Family Physician of Canada, risiko penularan tertinggi terjadi pada trimester ketiga.

Bila tidak segera dapat perawatan, infeksi ini bisa membahayakan janin dalam kandungan. Saat baru lahir, bayi bisa mengalami retinokoroiditis (luka pada retina dan koroid) dan penurunan fungsi otak.

Sementara bila infeksi terjadi sekitar tiga bulan sebelum proses pembuahan, bayi yang dikandung dapat mengalami kondisi ini saat lahir: 

  • Hidrosefalus

  • Mikrosefalus

  • Kalsifikasi intrakranial (rongga kepala rusak karena parasit)

  • Mata juling

  • Retinokoroiditis

  • Kebutaan

  • Epilepsi

  • Keterbelakangan psikomotor dan mental

  • Muncul bintik seperti ruam pada kulit karena jumlah trombosit sedikit

Tips: Jika Anda memelihara kucing, sebaiknya hindari membersihkan kotorannya selama hamil. Minta bantuan pasangan atau anggota keluarga lain untuk melakukannya. Pastikan juga, kotoran kucing dibersihkan setiap hari, ya!

Baca Juga: Apakah Boleh Memelihara Kucing saat Hamil?

2. Anjing

Sering disebut sahabat manusia, anjing pun ternyata termasuk kategori hewan yang berisiko menularkan penyakit pada ibu hamil.

Jenis bakteri yang paling sering ditularkan anjing pada manusia adalah brucella canis penyebab brucellosis. Infeksi ini dapat menyebabkan ibu hamil mengalami demam tinggi dan flu.

Tapi, jangan khawatir, Sobat Altea. Selama Anda selalu merawat dengan benar dan menjaga kebersihannya, si Doggie aman kok untuk diajak main!

Yang berbahaya itu adalah anjing yang jarang dimandikan, anjing liar, atau yang belum dilatih dengan benar. 

Begitu juga anjing yang sedang sakit atau terkena rabies. Kalau sampai menggigit manusia, virus rabies bisa menular dan menyebabkan kematian maupun gangguan pada janin.

Tips: Bila sampai terkena gigitan anjing yang diduga rabies, segera bersihkan luka di bawah air mengalir dan menggunakan sabun. Setelahnya, Anda harus segera ke rumah sakit untuk mendapatkan vaksin anti-rabies. 

Selain itu, periksakan juga anjing peliharan Anda ke rumah sakit hewan dengan fasilitas lengkap, ya! Salah satu rekomendasi AlteaCare adalah Medivet Pet Hospital.

Dengan fasilitas lengkap, pemeriksaan terhadap anjing kesayangan juga

3. Marmut dan Hamster

Jenis hewan lainnya yang tidak boleh dipelihara saat hamil adalah pengerat seperti marmut dan hamster. Meski terlihat menggemaskan, keduanya ternyata berpotensi besar membawa virus lymphocytic choriomeningitis virus (LCMV).

Saat terpapar virus ini, orang dapat mengalami gejala penyakit meningitis atau peradangan selaput otak, seperti nyeri kepala, kaku kuduk, demam, dan lan-lain

Sementara, pada janin, infeksi virus ini berpotensi menyebabkan hidrosefalus akut, masalah penglihatan, dan keterbelakangan mental. 

Maka dari itu, sebaiknya hindari kontak dengan hamster atau marmut selama hamil, terutama yang tidak bersih, ya!

4. Ular dan Kura-kura

sumber: Freepik.com/kuritafsheen77

Jika memelihara kedua hewan ini, pastikan untuk tetap berada di dalam akuarium. Sebab, hewan ini bisa membuat ibu hamil terpapar bakteri salmonella.

Gejala yang dialami ibu hamil saat terpapar bakteri ini adalah demam, diare, muntah-muntah, dan nyeri perut. Bahkan, sebagian dapat mengalami infeksi darah (bakteremia), dan meningitis.

Bahkan, infeksi ini dapat ditularkan ibu hamil ke janin di dalam kandungannya.

Tips: Sebaiknya jauhi dulu dua jenis hewan peliharaan ini selama hamil. Mintalah bantuan orang lain untuk merawatnya.

5. Burung

Jika memelihara burung di rumah, Anda harus waspada terhadap serangan campylobacter dan salmonella. Keduanya bisa membuat bayi berisiko lahir prematur atau meninggal dalam kandungan (stillbirth).

Mengingat infeksi melalui burung juga sering terjadi, sebaiknya Anda rutin memeriksa kesehatan burung kesayangan di dokter hewan. Jangan lupa juga untuk selalu mencuci tangan dengan sabun setelah memegang burung atau kandangnya.

Tips: Informasikan juga pada dokter kandungan bahwa Anda memelihara burung di rumah. Dengan begitu, dokter bisa memberi saran supaya tidak sampai terkena infeksi.

Baca Juga: 10 Makanan Yang Dilarang Untuk Ibu Hamil. Hati-Hati Keguguran!

6. Hewan Ternak

Anda tinggal di daerah peternakan atau ada tetangga di sekitar rumah yang memelihara hewan ternak, misalnya kambing?

Nah, untuk itu Anda perlu berhati-hati selama hamil. Sebab, hewan ternak dapat menjadi tempat transit bakteri listeria, campylobacter, dan salmonella.

Bakteri listeria diketahui dapat meningkatkan risiko keguguran dan bayi meninggal dalam kandungan.

Tips: Lebih sering mencuci tangan dengan sabun dan air hangat, terutama setelah kontak dengan hewan ternak atau menyentuh kandangnya. Sebaiknya ibu hamil juga tidak masuk ke kandang dan minta orang lain untuk merawat.

Bila ada hewan ternak yang mati, mintalah bantuan orang lain untuk mengurusnya atau segera hubungi dinas peternakan setempat.

Pastikan Anda juga hanya minum susu yang telah dipasteurisasi untuk menurunkan risiko penularan listeriosis lewat makanan atau minuman.

***

Itulah sejumlah hewan peliharaan yang tidak boleh dipelihara saat hamil.

Apabila Anda saat ini sedang hamil dan memiliki hewan peliharaan di rumah, harus rutin periksakan diri ke dokter untuk jaga-jaga, ya!

Untuk menghindari antrean di rumah sakit, Anda juga bisa memesan jadwal sesi konsultasi dengan dokter kandungan lewat fitur Janji Temu Dokter di aplikasi AlteaCare.

Yuk, segera buat janji temu dengan dokter andalan!

Sumber:

  • Chaudhry, S. A., Gad, N., & Koren, G. (2014). Toxoplasmosis and pregnancy. Canadian Family Physician, 60(4), 334-336.
  • Fayaz, A., Simani, S., Fallahian, V., Eslamifar, A., Hazrati, M., Farahtaj, F., ... & Biglari, P. (2012). Rabies antibody levels in pregnant women and their newborns after rabies post-exposure prophylaxis. Iranian Journal of Reproductive Medicine, 10(2), 161. 
  • The American Animal Hospital Association. Diakses pada April 2022. Study: Canine bacteria could cause problem pregnancies in humans
  • Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada April 2022. Lymphocytic Choriomeningitis (LCM)
  • Health X Change. Diakses pada April 2022. ​​​​​​​​Pregnancy and Pets: Tips on Keeping Safe Around Them



0 Disukai
0 Komentar