Seperti Ini Perbedaan Prediabetes dan Diabetes

Ditulis oleh : Theofilus Richard
Ditinjau oleh : dr. Lindah Syafaastuti
Kondisi prediabetes perlu dicegah dengan pola hidup sehat supaya tidak menjadi diabetes - AlteaCare | Foto: Envato

Kondisi prediabetes perlu dicegah dengan pola hidup sehat supaya tidak menjadi diabetes - AlteaCare | Foto: Envato

Selasa, 22 Maret 2022

Merasa masih muda dan sehat, bukan berarti Anda tidak berisiko mengalami diabetes. Anda mungkin tak sadar, tapi sebelum terkena diabetes sebenarnya ada kondisi pendahulu yang perlu diwaspadai, yaitu prediabetes. Apa perbedaan prediabetes dan diabetes?

Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan adanya peningkatan angka prediabetes, terutama di area perkotaan. Bila kondisi prediabetes tidak segera diatasi, Anda dapat mengalami diabetes.

Centers for Disease Control and Prevention memaparkan, beberapa hal ini merupakan ciri-ciri orang yang berisiko menderita diabetes:

  • Punya berat badan berlebih
  • Berumur lebih dari 45 tahun
  • Memiliki orang tua atau saudara kandung yang mengidap diabetes tipe 2
  • Berolahraga kurang dari tiga kali seminggu
  • Pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg
  • Pernah mengalami diabetes saat hamil

Sebenarnya, beberapa kondisi ini pun bisa dialami saat Anda masih dalam taraf prediabetes. Namun, bila Anda lakukan pemeriksaan kadar gula darah, hasilnya tidak setinggi orang dengan diabetes.

Baca Juga: 6 Pertanyaan Seputar Diabetes Gestasional yang Dialami Bumil

Apa perbedaan prediabetes dan diabetes?

Prediabetes adalah kondisi ketika kadar gula darah Anda sudah terbilang tinggi, namun belum cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes. Ada beberapa hal yang dapat jadi patokan untuk membedakan kedua kondisi ini:

1. Tes gula darah sewaktu

Tes gula darah sewaktu atau tes gula darah plasma acak (RPG) adalah tes yang bisa dilakukan tanpa berpuasa. Jika menurut hasil tes kadar gula darah berada di angka 200 mg/dL atau lebih tinggi, berarti Anda mengidap diabetes.

Namun, tes gula darah sewaktu ini saja tidak cukup untuk mendiagnosis kondisi prediabetes maupun diabetes. Anda butuh melakukan tes lainnya.

2. Kadar gula darah puasa

Tes gula darah puasa dilakukan untuk melihat kondisi diabetes maupun prediabetes. Sebelum melakukan tes ini, kita harus berpuasa dulu dengan tidak makan semalaman (minimal 10 jam).

Berdasarkan Journal of Diabetes Research, Anda dianggap prediabetes jika kadar gula darah puasanya berada di antara 100-125 mg/dL. Sementara jika kadar gula darah puasanya lebih dari 126 mg/dL, dapat dikategorikan sebagai diabetes.

3. Tes toleransi glukosa oral

Pada tes ini, Anda akan diminta puasa semalaman. Kemudian dokter akan mengambil sampel darah Anda. Setelah itu, Anda akan diminta meminum segelas air dengan kadar gula tinggi. Lalu, dokter akan mengambil sampel darah lagi.

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, Anda termasuk prediabetes jika kadar gula darah dalam tes ini mencapai 140-199 mg/dL. Sedangkan bila lebih dari 200 mg/dL, Anda bisa dianggap terkena diabetes.

4. Kondisi kadar gula darah dalam kurun waktu tertentu

Orang yang prediabetes umumnya tak alami gejala khas. Mereka bahkan tak sadar kondisinya hingga akhirnya melakukan pemeriksaan, seperti medical checkup.

Salah satu acara untuk mengetahui prediabetes adalah pemeriksaan hemoglobin A1C (HbA1C). Pemeriksaan HbA1C bertujuan untuk mengukur kondisi gula darah selama tiga bulan terakhir. Hasil HbA1C pada orang dengan kondisi prediabetes berkisar antara 5,7–6,4% (39–47 mmol/mol), sementara kondisi diabetes bila di atas 6,5% (48 mmol/mol).

Tips mencegah prediabetes menjadi diabetes

Supaya tidak sampai berlanjut ke diabetes, mereka yang sudah dikategorikan prediabetes sebaiknya mulai mengubah pola hidup. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan:

1. Ubah pola makan

Kalau sudah mengalami prediabetes, Anda harus lebih selektif dalam memilih makanan. Perbanyak makanan rendah lemak dan rendah kalori. Selain itu, pastikan Anda juga makan buah dan sayuran setiap hari. Asupan bahan makanan dari gandum utuh yang tinggi serat juga baik untuk dikonsumsi.

2. Olahraga

Aktivitas fisik penting untuk pencegahan prediabetes menjadi diabetes. Menurut Journal of Applied Physiology, Anda perlu berolahraga dengan intensitas sedang selama 30 menit, lima kali seminggu.

Beberapa aktivitas yang dapat Anda coba: jalan cepat, menari, berenang, bersepeda, dan olahraga permainan seperti sepakbola, basket, dan bulu tangkis.

3. Turunkan berat badan

Bila Anda termasuk kelebihan berat badan, kurangi hingga setidaknya sekitar 5-7% dari bobot tubuh Anda. Program penurunan berat badan ini bisa dilakukan dengan pola makan sehat dan berolahraga.

4. Berhenti merokok

Sementara, bagi Anda yang masih merokok, ini adalah saat yang tepat untuk berhenti! Pasalnya, merokok bisa meningkatkan risiko Anda mengalami diabetes tipe 2.

5. Minum obat yang diresepkan dokter

Bila Anda dianggap Jika Anda memiliki risiko tinggi terkena diabetes, biasanya dokter akan meresepkan beberapa obat. Antara lain adalah obat untuk mengendalikan insulin, kolesterol, dan tekanan darah.

Baca Juga: 3 Cara Cegah Diabetes Mulai Hari Ini

Namun, Anda sebaiknya tidak berinisiatif mengobati diri sendiri, ya, Sobat Altea! Bila mengalami keluhan atau gejala diabetes, Anda bisa langsung lakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam di AlteaCare!

Yuk, unduh aplikasi AlteaCare dan segera buat janji dengan dokter andalan Anda!



Sumber:

  • Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pengelolaan Prediabetes Untuk Tenaga Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) (2021)
  • Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada Februari 2022. About Prediabetes & Type 2 Diabetes
  • National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses pada Februari 2022. Diabetes & Prediabetes Tests
  • Aekplakorn, W., Tantayotai, V., Numsangkul, S., Sripho, W., Tatsato, N., Burapasiriwat, T., ... & Chaiyajit, K. (2015). Detecting prediabetes and diabetes: agreement between fasting plasma glucose and oral glucose tolerance test in Thai adults. Journal of diabetes research, 2015.
  • Mayo Clinic. Diakses pada Februari 2022. Prediabetes
  • LaMonte, M. J., Blair, S. N., & Church, T. S. (2005). Physical activity and diabetes prevention. Journal of applied physiology, 99(3), 1205-1213.
  • American Diabetes Association. 2018. Classification and Diagnosis of Diabetes: Standards of Medical Care in Diabetes
0 Disukai
0 Komentar