Yakin Remote Working Adalah Pilihan Sehat? Pertimbangkan Ini!

Ditulis oleh : Yoga Prasetyo
Ditinjau oleh : dr. Pradinianti
Remote working adalah solusi praktis namun tetap bisa berdampak buruk buat kesehatan - AlteaCare | Foto: Envato

Remote working adalah solusi praktis namun tetap bisa berdampak buruk buat kesehatan - AlteaCare | Foto: Envato

Selasa, 25 Oktober 2022

Dengan penetrasi internet yang semakin cepat, ditambah datangnya pandemi, ada banyak perubahan dalam dunia profesional. Remote working adalah salah satu bentuk perubahan kebijakan kerja yang diberlakukan.

Sobat Altea mungkin salah satunya yang diperbolehkan perusahaan untuk bekerja dari rumah atau dari mana saja. Di balik santainya gaya kerja yang tidak mengharuskan Anda datang ke kantor, ada beberapa kendala yang mesti dihadapi.

Masalah teknis seperti gangguan sinyal internet hanyalah salah satunya. Yang tidak boleh diabaikan adalah semakin rentannya kesehatan akibat gaya bekerja jarak jauh.

Pertanyaannya adalah, apakah remote working adalah solusi yang menyehatkan bagi para pekerja?

Yuk, kita lihat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk WFH selamanya!

Seperti Apa Remote Working Itu?

Pada dasarnya, remote working adalah kebijakan perusahaan yang membolehkan karyawan untuk bekerja dari jarak jauh, seperti rumah, kafe, atau tempat mana pun sejauh tersedia koneksi internet.

Meski sudah dikenal sejak lama, kebijakan kerja jarak jauh jadi lebih populer dan lebih banyak diadopsi di masa pandemi. Terutama, oleh perusahaan rintisan berbasis teknologi.

Kita mungkin juga pernah dengar beberapa istilah lain buat gaya kerja ini, seperti WFH (work from home) atau WFA (work from anywhere).

Suatu fenomena pasti ada nilai plus dan minusnya. Baik terkait dengan produktivitas, keseimbangan hidup alias work-life balance, hingga aspek kesehatan.

Studi yang dimuat di Journal of Occupational Health menunjukkan, 39,9% dari karyawan yang bekerja dari rumah cenderung memiliki gaya hidup sedentari. Yang dimaksud dengan gaya hidup sedentari adalah tidak aktif secara fisik, lebih banyak duduk, dan jarang berolahraga.

Hal ini pasti bisa berdampak bagi kondisi kesehatan, ya. Kira-kira masalah apa saja yang bisa dialami oleh para pekerja yang memilih WFH dan WFA ini? Yuk, lanjutkan membaca!

Risiko Kesehatan Akibat Remote Working

Beberapa gangguan kesehatan yang dapat dialami orang yang menjalani remote working adalah sebagai berikut:

1. Nyeri Leher Sampai Punggung

Masalah yang umum dialami mereka yang setiap hari jalani remote working adalah badan terasa pegal dan nyeri, terutama di area leher hingga punggung.

Studi yang dimuat di International Journal Environmental Research and Public Health menyebutkan, keluhan ini kerap dialami oleh mereka yang bekerja dari rumah. Bahkan, separuh dari responden mengaku gejala yang dialami semakin memburuk seiring dengan waktu.

Penyebab rasa nyeri ini tak lain adalah posisi duduk dan pengaturan tempat kerja yang kurang nyaman dan ergonomis.

Baca juga: INFOGRAFIK: Tips Cegah Nyeri Punggung Agar Kerja Jadi Lebih Produktif

2. Sakit Mata

Keuntungan bekerja dari rumah adalah waktu yang bisa diatur sendiri. Tapi, terkadang kita lupa istirahatkan mata dan sepanjang hari terus bekerja di depan laptop.

Ini bisa bikin kita mengalami computer vision syndrome, yaitu gejala kelelahan pada mata akibat interaksi dengan layar monitor. Ciri-ciri yang umum dialami adalah mata yang memerah, berair, dan gatal.

Supaya mata tetap sehat, sebaiknya selalu ambil jeda untuk istirahatkan mata. Menjauhlah sejenak dari laptop maupun ponsel dan lihat benda-benda yang jauh di depan. Ini bisa mencegah bertambahnya keluhan, seperti penglihatan jadi kabur dan kepala terasa pusing.

3. Rentan Depresi

Banyak orang pikir, lokasi kerja yang bisa dipilih sendiri, mau rumah atau kafe, bakal bikin hati senang. Nyatanya, sejumlah studi mengungkap bahwa ini justru dapat menyebabkan masalah lainnya.

Menurut penelitian, kondisi pandemi yang membuat para pekerja tidak bisa berkoordinasi langsung dengan rekan kerja secara tatap muka bisa membuatnya lebih stres. Bahkan kondisi stres berkepanjangan ini bisa berujung pada depresi.

Studi yang dimuat di jurnal Work menyebutkan, depresi yang dialami oleh pekerja jarak jauh antara lain disebabkan oleh rendahnya kualitas tidur, kesulitan untuk fokus saat bekerja, rasa kesepian karena terisolasi dari rekan kerja lain, hingga jam kerja yang tidak terprediksi seperti waktu di kantor dulu.

4. Berat Badan Bertambah

Hal lain yang juga perlu dipertimbangkan saat menjalani remote working adalah berat badan yang bisa makin melar ke samping.

Memang, WFH tidak secara langsung menggemukkan badan. Tapi, menurut studi dari jurnal Frontiers in Public Health, sebagian besar responden mengalami kenaikan berat badan secara bertahap dan signifikan selama kebijakan WFH di masa pandemi COVID-19.

Hal ini bisa dipengaruhi oleh adanya pembatasan aktivitas selama pandemi serta pola makan yang berubah. Sementara kita tahu, penambahan berat badan yang tidak terkendali bisa menyebabkan obesitas maupun sindrom metabolik.

5. Gangguan Tidur

Sobat Altea yang bekerja dari rumah dan sering begadang dan waktu tidurnya tidak teratur, ayo tunjuk tangan!

Tenang, Anda tidak sendirian. Menurut studi dari Augusta University, Amerika Serikat, sebagian besar karyawan dari perusahaan yang menerapkan remote working selama pandemi mengalami insomnia.

Salah satu penyebabnya adalah perubahan jadwal kerja, yang kemudian mengganggu irama sirkadian atau jam biologis yang mengatur jadwal tidur kita. Ini menyebabkan para pekerja merasa lebih lelah, padahal bekerja di rumah saja.

6. Zoom Fatigue

Di masa pandemi, satu hal yang sangat identik dengan remote working adalah meeting menggunakan platform online. Yang ini juga cukup menguras energi, Sobat Altea!

Banyak orang yang mengeluh merasa lelah akibat back to back meeting yang dilakukan dari pagi hingga sore. Oleh para ahli, kondisi ini disebut juga zoom fatigue.

Mengutip jurnal PLoS ONE, zoom fatigue bisa berdampak secara fisik. Mulai dari kesehatan yang menurun hingga muncul gejala psikosomatis. Hasilnya, produktivitas kerja pun menurun.

Baca juga: Banyak Meeting Bikin Pusing? Awas, Nanti Bisa “Zoom Fatigue”!

Itulah beberapa penjelasan bahwa belum tentu remote working adalah pilihan yang sehat.

Sobat Altea yang hingga saat ini masih jalani WFH atau hibrid dan mulai mengalami burnout ataupun stres, tidak ada salahnya minta saran dari ahli. Anda bisa video call dengan Psikolog atau Psikiater di AlteaCare atau pilih fitur Chat dengan Konselor Psikologis di aplikasi.

Yuk, unduh aplikasi AlteaCare dan temui dokter dan konselor sekarang!





Sumber:

  • Fukushima, N., Machida, M., Kikuchi, H., Amagasa, S., Hayashi, T., Odagiri, Y., Takamiya, T., & Inoue, S. (2021). Associations of working from home with occupational physical activity and sedentary behavior under the COVID-19 pandemic. Journal of occupational health, 63(1), e12212.
  • Very Well Health. Diakses pada Agustus 2022. 3 Surprising Health Risks of Working From Home
  • Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada Agustus 2022. Waspada Computer Vision Syndrome Selama WFH
  • Mäkiniemi, J. P., Oksanen, A., & Mäkikangas, A. (2021). Loneliness and Well-Being during the COVID-19 Pandemic: The Moderating Roles of Personal, Social and Organizational Resources on Perceived Stress and Exhaustion among Finnish University Employees. International journal of environmental research and public health, 18(13), 7146.
  • Şentürk, E., Sağaltıcı, E., Geniş, B., & Günday Toker, Ö. (2021). Predictors of depression, anxiety and stress among remote workers during the COVID-19 pandemic. Work (Reading, Mass.), 70(1), 41–51.
  • Białek-Dratwa, A., Szczepańska, E., Grajek, M., Całyniuk, B., & Staśkiewicz, W. (2022). Health Behaviors and Associated Feelings of Remote Workers During the COVID-19 Pandemic-Silesia (Poland). Frontiers in public health, 10, 774509.
  • Duong D. (2021). Is remote work affecting health workers' sleep?. CMAJ : Canadian Medical Association journal = journal de l'Association medicale canadienne, 193(21), E780–E781.
  • Bonanomi, A., Facchin, F., Barello, S., & Villani, D. (2021). Prevalence and health correlates of Onine Fatigue: A cross-sectional study on the Italian academic community during the COVID-19 pandemic. PloS one, 16(10), e0255181.
0 Disukai
0 Komentar