Tidur Terlalu Lama Tidak Baik Buat Kesehatan, Ini Alasannya

Ditulis oleh : Yoga Prasetyo
Ditinjau oleh : dr. Icha Leandra Wichita
Tidur terlalu lama dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan - AlteaCare | Foto: Envato

Tidur terlalu lama dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan - AlteaCare | Foto: Envato

Rabu, 08 Juni 2022

Tidur adalah salah satu aktivitas penting manusia dan sudah jadi kebutuhan utama. Tidur yang cukup dan berkualitas bisa membantu regenerasi sel-sel tubuh.

Banyak dari kita sering mengeluh kurang tidur karena kesibukan. Tapi, ternyata ada juga yang justru waktu tidurnya termasuk panjang.

Padahal, menurut Sleep Foundation waktu tidur ideal untuk orang dewasa hanya sekitar 7-9 jam saja. Melebihi waktu tersebut, bukannya tidak ada dampaknya buat kesehatan, lo!

Apa Penyebab Waktu Tidur Jadi Panjang?

Mengutip dari Sleep Foundation, orang yang punya waktu tidur lebih panjang dibandingkan normal disebut mengalami gangguan hipersomnia.

Selain bikin waktu tidur jadi panjang, hipersomnia juga dapat membuat orang merasa sangat lelah, padahal sudah tidur di malam hari. Itu sebabnya, ia sering ketiduran di siang atau sore hari.

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan hipersomnia. Para ahli menyebutkan, hipersomnia bisa dipengaruhi kondisi neurologis yang tidak diketahui penyebabnya secara pasti.

Di samping itu, hipersomnia juga bisa berkaitan dengan adanya gangguan kesehatan lain yang dialami orang tersebut. Antara lain adalah:

  • Gangguan pada kelenjar tiroid
  • Riwayat penyakit jantung
  • Depresi
  • Memiliki gangguan tidur lainnya, seperti sleep apnea atau narkolepsi

Baca juga: Tidur Berkualitas Didapat, Jantung pun Sehat!

Ini Dia Bahayanya Tidur Terlalu Lama!

Menurut ahli dari Johns Hopkins Medicine, tidak masalah kalau kita sesekali ingin tidur lebih lama.

Namun, kalau waktu tidur yang panjang ini sudah jadi pola dan kebiasaan, tentu ada dampaknya terhadap kesehatan fisik maupun psikis.

Berikut ini dampak kesehatan yang dialami akibat waktu tidur yang panjang:

1. Berisiko alami gangguan kardiovaskular

Waktu tidur yang ideal dapat membantu menurunkan tekanan darah. Namun, sebaliknya, tidur lebih dari 10 jam setiap malam bisa meningkatkan tekanan darah.

Salah satu studi yang dimuat di Sleep Medicine Clinics yang menyebutkan bahwa durasi tidur ekstrem (terlalu pendek atau terlalu panjang) bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya gangguan kardiovaskular, seperti stroke dan penyakit jantung koroner.

2. Depresi

Studi lain yang dimuat di PloS One menyoroti dampak kelebihan tidur terhadap kondisi kesehatan mental. Dalam studi tersebut ditemukan adanya kaitan dengan pola tidur yang panjang dengan tingginya angka depresi.

Kita tahu, gangguan depresi membuat seseorang cenderung tidur lebih lama. Namun, berdasarkan studi, orang yang tidur lebih lama dari 8 jam juga cenderung mengalami sejumlah keluhan yang berkaitan dengan depresi. Ini bila dibandingkan dengan orang yang punya waktu tidur normal.

3. Sakit kepala

Apa yang sering Anda rasakan ketika baru bangun setelah tidur selama 12 jam, misalnya? Mungkin hal pertama dikeluhkan adalah sakit kepala.

Tidak heran. Melansir dari Healthline, tidur terlalu lama ternyata bisa berpengaruh pada neurotransmiter di otak kita, terutama pada serotonin.

Serotonin berfungsi menjaga irama sirkadian tubuh kita, yaitu irama alami yang memberi sinyal kapan kita bangun dan kapan kita tidur.

Nah, ketika kita tidur terlalu lama, irama alami ini jadi terganggu. Meski serotonin sudah memberi sinyal supaya Anda terbangun, Anda tetap tidur.

Dan saat Anda masih tidur, sebenarnya badan Anda sudah aktif. Tubuh pun menuntut adanya asupan makanan dan minuman untuk mengembalikan sirkulasi darah dan aktivitas saraf yang melambat saat Anda tidur.

Itu sebabnya, ketika Anda akhirnya bangun, sakit kepala pun melanda. Biasanya makan atau minum, keluhan ini hilang. Sebab, tubuh sudah mendapatkan nutrisi dan cairan yang dibutuhkan.

4. Menurunkan fungsi otak

Kebiasaan tidur terlalu lama juga bisa berpengaruh pada fungsi otak.

Mengutip dari Neuroscience News, pola tidur lebih dari 8 jam per malam dapat menurunkan fungsi kognitif dan kemampuan berpikir. Hal ini sama seperti yang dialami oleh mereka yang kekurangan tidur.

Waktu tidur yang terlalu panjang bisa berdampak terhadap kemampuan nalar dan juga verbal kita. Namun, kebiasaan ini tidak sampai berpengaruh pada daya ingat jangka pendek kita.

5. Mengganggu program hamil

Sobat Altea sedang berusaha untuk hamil dan mencoba program bayi tabung atau IVF? Ternyata, pola tidur yang terlalu panjang bisa berpengaruh terhadap keberhasilan promil Anda.

Penelitian yang dilakukan di Korea mengungkap, para wanita yang punya waktu tidur 7-8 jam sehari berpotensi lebih besar untuk sukses dengan program IVF-nya. Ini bila dibandingkan dengan kelompok perempuan yang tidur 9-11 jam setiap malam.

Baca juga: Promil Alami di Usia Matang, Apa Saja Harus Dipersiapkan

Itulah beberapa dampak kesehatan yang bisa dialami jika kita terbiasa tidur terlalu lama.

Sobat Altea yang punya pola tidur seperti ini sebaiknya memeriksakan diri untuk mengetahui apa yang jadi penyebabnya. Anda bisa lakukan telekonsultasi dengan dokter dari Sleep Disorder Clinic di AlteaCare untuk mendapatkan solusi masalah yang dialami.

Yuk, unduh aplikasi AlteaCare sekarang dan buat janji dengan dokter andalan!




Sumber:

  • HuffPost. Diakses pada April 2022. Sleep, Fertility Linked: 7-8 Hours Best For IVF Patients, Study Says
  • Sleep Foundation. Diakses pada Juni 2022. Hypersomnia
  • Neuroscience News. Diakses pada April 2022. Too Much Sleep is Bad For the Brain
  • Healthline. Diakses pada April 2022. Can Oversleeping Cause a Headache?
  • WebMD. DIakses pada April 2022. Physical Side Effects of Oversleeping
  • Covassin, N., & Singh, P. (2016). Sleep Duration and Cardiovascular Disease Risk: Epidemiologic and Experimental Evidence. Sleep medicine clinics, 11(1), 81–89.
  • Léger, D., Beck, F., Richard, J. B., Sauvet, F., & Faraut, B. (2014). The risks of sleeping "too much". Survey of a National Representative Sample of 24671 adults (INPES health barometer). PloS one, 9(9), e106950.
  • Johns Hopkins Medicine. Diakses pada April 2022. Oversleeping: Bad for Your Health?
0 Disukai
0 Komentar