Serupa Tapi Tak Sama, Apa Perbedaan Stres dan Depresi?

Ditulis oleh : Irene J. Meiske
Ditinjau oleh : dr. Rr. Rizki Arinda Demia Larasati
Bila tidak diatasi, stres berkepanjangan bisa bikin Anda jatuh dalam depresi - AlteaCare | Foto: Envato

Bila tidak diatasi, stres berkepanjangan bisa bikin Anda jatuh dalam depresi - AlteaCare | Foto: Envato

Kamis, 04 November 2021

Hidup sehari-hari tidak lepas dari permasalahan yang bikin kita jadi tertekan atau stres. Namun, tidak semua stres adalah hal yang negatif. Ada juga yang positif. Lalu, apa perbedaan stres yang positif dan negatif?

Jenis stres yang positif disebut juga eustres. “Jenis stres ini membuat kita termotivasi, misalnya saat mulai bekerja di tempat baru. Rasanya deg-degan saat akan menghadapi pekerjaan, rekan kerja, dan lingkungan yang baru. Namun, ini positif karena kita jadi terdorong untuk lebih berkembang dan sukses,” kata dr. Dian Tri Pagita, Sp.KJ, Psikiater dari RS Mitra Keluarga Bintaro.

“Sedangkan pada stres yang negatif, atau distress, respons kita pun negatif. Misalnya, saat menghadapi pekerjaan yang bikin stres, kita jadi menunda-nunda, tidak masuk kerja, atau mulai menghindar,” jelas dr. Pagita.

Jenis stres yang negatif inilah yang harus diatasi dengan benar. Sebab, jika Anda selalu di bawah tekanan dalam waktu yang lama, rasa stres akan menetap dan berpengaruh terhadap kondisi fisik dan emosional Anda.

Stres adalah…

Nah, setelah tahu apa perbedaan kedua jenis stres, mungkin Anda jadi ingin tahu. Stres itu apa sebenarnya, ya? Melansir dari Yale Medicine, stres adalah bentuk respons fisik terhadap suatu situasi. Ketika otak menerima sinyal yang mengancam, bagian dalam otak yang disebut amigdala akan mempersiapkan tubuh untuk bersiap untuk “lawan atau lari”.

Proses biologis lainnya yang terjadi adalah dilepaskannya hormon adrenalin dan kortisol. Ini membuat detak jantung dan napas Anda jadi makin cepat. Anda pun sulit untuk berpikir dengan tenang dan logis, sehingga dapat bertindak impulsif.

Agar hidup bisa seimbang, diperlukan manajemen stres yang tepat, yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Biar Tidak Jadi Depresi Berat, Inilah Cara Menghilangkan Stres

Depresi adalah…

Apa perbedaan stres dengan depresi? Menurut dr. Pagita, depresi adalah salah satu jenis gangguan psikiatri atau mental. Bila tidak segera diatasi dengan tepat dan dibiarkan berlarut-larut, yang dikhawatirkan dari stres adalah potensi untuk berkembang menjadi depresi.

Badan kesehatan dunia WHO menempatkan depresi sebagai salah satu penyebab utama gangguan disabilitas di dunia. Gangguan depresi dialami oleh sekitar 280 juta orang di dunia ini.

“Yang dapat dialami seseorang saat depresi antara lain adalah rasa sedih berkepanjangan, hilang minat, atau hilang tenaga. Selain itu, dapat terjadi perubahan pola makan dan pola tidur, muncul rasa bersalah, menarik diri dari lingkaran sosial, rasa putus asa, overthinking, pesimis, hingga mulai muncul pikiran untuk melukai diri sendiri atau mengakhiri hidup,” urai dr. Pagita.

Kaitan antara stres dan depresi

Setelah memahami apa perbedaan stres dan depresi, kita jadi tahu bahwa dua kondisi ini dapat saling berhubungan.

  • Stres berkepanjangan dapat menimbulkan depresi. Pemicu terbesar yang memperberat stres adalah perceraian atau kesulitan ekonomi. Kondisi stres yang semakin berat umumnya dapat memicu munculnya depresi.
  • Depresi dapat meningkatkan kadar stres. Yang kerap terjadi saat seseorang depresi adalah mengisolasi diri dan berhenti melakukan aktivitas yang disukai. Sementara hidup secara terisolasi bisa bikin level stres makin tinggi.

Cara mengatasi stres dan depresi

Stigma dan mitos yang beredar di masyarakat seringkali membuat orang yang mengalami stres maupun depresi menyimpan masalahnya sendiri.

Baca juga: 5 Mitos dan Fakta Seputar Gangguan Jiwa

Padahal, kunci utama dalam mengatasi stres adalah keterbukaan, sehingga kita tidak sampai depresi. “Saat mengalami stres, Anda bisa berbicara atau curhat dengan orang terdekat. Pilih orang yang tepat, yang bersedia jadi pendengar yang baik saat Anda curhat,” saran dr. Pagita.

Berkonsultasi dengan profesional, seperti psikolog atau dokter spesialis kejiwaan (psikiater) dapat membantu Anda mendapatkan saran dan solusi secara lebih objektif.

Nah, setelah tahu apa perbedaan stres dan depresi, tentu Anda jadi makin paham kalau stres adalah kondisi yang tidak boleh dibiarkan. Anda bisa coba lakukan telekonsultasi secara daring supaya lebih nyaman bicara dengan psikolog atau psikiater dari rumah. Yuk, gunakan AlteaCare dan jadwalkan konsultasi dengan ahli hari ini! Segera unduh AlteaCare di ponsel Anda dengan klik tautan ini!

Sumber:

  • Yale Medicine. Diakses pada Oktober 2021. Stress, Anxiety, or Depression? Treatment Starts With the Right Diagnosis
  • WHO. Diakses pada Oktober 2021. Depression
  • WebMD. Diakses pada Oktober 2021. Stress and Depression
  • Family Doctor. Diakses pada Oktober 2021. Mental Health Myths: Stop the Stigma
0 Disukai
0 Komentar