Gangguan Obsesif Kompulsif

Ditulis oleh : dr. Nabilla Aliffa Aulia
Ditinjau oleh : dr. Athaya Marwah Vedita
Gangguan obsesif kompulsif ditandai dengan pikiran dan perilaku yang berulang-ulang - AlteaCare | Foto: Envato

Gangguan obsesif kompulsif ditandai dengan pikiran dan perilaku yang berulang-ulang - AlteaCare | Foto: Envato

Rabu, 20 April 2022

Definisi Gangguan Obsesif Kompulsif

Gangguan obsesif kompulsif sering dikenal sebagai obsessive-compulsive disorder (OCD).

Gangguan ini merupakan gangguan jiwa yang bersifat kronis atau menahun, yang menyebabkan munculnya pikiran berulang-ulang (obsesi) dan/atau perilaku berulang-ulang (kompulsi).

Sebagian orang bisa hanya memiliki obsesi atau kompusi saja. Namun, ada juga yang memiliki keduanya.


Penyebab Gangguan Obsesif Kompulsif

Hingga kini, penyebab terjadinya gangguan obsesif kompulsif masih belum diketahui secara pasti.

Menurut sejumlah teori, faktor-faktor seperti genetik dan lingkungan berperan dalam menyebabkan gangguan ini.


Faktor Risiko Gangguan Obsesif Kompulsif

Gangguan obsesif kompulsif dapat menyerang kelompok dewasa maupun anak-anak di seluruh dunia.

Mayoritas orang didiagnosis mengalami gangguan ini pada usia sekitar 19 tahun. Munculnya gejala pada laki-laki biasanya lebih awal dibandingkan pada perempuan.

Meskipun penyebab dari gangguan obsesif kompulsif belum diketahui, faktor risiko gangguan ini antara lain adalah:

  • Genetik. Risiko akan meningkat jika Anda memiliki orang tua, kakak atau adik yang mempunyai gangguan obsesif kompulsif.
  • Fungsi dan struktur dari otak. Terdapat kemungkinan adanya kaitan antara munculnya gejala gangguan obsesif kompulsif dengan adanya abnormalitas di area otak tertentu. Namun, hal ini masih belum jelas diketahui.
  • Lingkungan. Beberapa penelitian menemukan adanya hubungan antara trauma masa anak-anak dengan gangguan obsesif kompulsif.

Selain sejumlah faktor yang sudah disebutkan di atas, dalam beberapa kasus juga ditemukan munculnya ganggguan obsesif kompulsif yang berhubungan dengan infeksi bakteri.

Kasus-kasus ini terjadi pada anak-anak yang terpapar bakteri streptokokus, sehingga disebut sebagai Pediatric Autoimmune Neuropsychiatric Disorders Associated with Streptococcal Infections (PANDAS).


Gejala Gangguan Obsesif Kompulsif

Gangguan obsesif kompulsif terdiri atas obsesi, kompulsi, maupun keduanya. Gejala yang muncul dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.

1. Obsesi

Rasa cemas bisa dialami oleh semua orang. Namun, jika mengalami gangguan obsesif kompulsif, rasa cemas yang Anda alami bisa menyulitkan saat harus melakukan kegiatan yang biasa dilakukan.

Hal-hal yang sering dipikirkan atau menjadi obsesi antara lain adalah:

  • Rasa takut akan kehilangan kontrol
  • Ingin segalanya akurat dan sempurna, sehingga membuat Anda jadi perfeksionis
  • Paparan kontaminan seperti bakteri, sehingga takut akan hal yang kotor

2. Kompulsi

Saat Anda mengulang-ulang saat melakukan sesuatu, bukan berarti Anda pasti mengalami gangguan kompulsi.

Jika Anda memiliki gangguan obsesif kompulsif, perilaku yang berulang sangat intens, frekuensinya sangat sering, dan menghabiskan waktu.

Contoh perilaku yang kompulsi adalah:

  • Sering mencuci tangan berulang kali
  • Melakukan aktivitas rutin seperti berdiri dari kursi berulang-ulang


Diagnosis Gangguan Obsesif Kompulsif

Tahap pertama yang perlu dilakukan untuk mendiagnosis gangguan obsesif kompulsif adalah dengan berbicara dengan dokter.

Dalam sesi pertama ini, dokter akan menanyakan gejala apa saja yang Anda rasakan. Apabila dinilai mengarah pada gangguan mental, Anda dapat dirujuk ke dokter spesialis jiwa untuk evaluasi ataupun terapi lanjutan.

Gangguan obsesif kompulsif terkadang sulit untuk didiagnosis. Hal ini dikarenakan gangguan ini memiliki gejala yang mirip dengan gangguan mental lainnya.

Tidak tertutup kemungkinan juga, Anda dapat mengalami gangguan obsesif kompulsif dan gangguan mental lain secara bersamaan.

Tidak semua orang yang memiliki kecenderungan obsesi atau kompulsi lantas dapat didiagnosis mengalami gangguan ini. Anda baru dapat termasuk mengalami gangguan obsesif kompulsif apabil mengalami gejala-gejala berikut ini:

  • Tidak bisa mengontrol pikiran atau perilaku, meskipun Anda tahu hal tersebut sudah berlebihan
  • Menghabiskan setidaknya satu jam saat melakukan tindakan atau memikirkan hal tersebut
  • Mengulang-ulang tindakan tersebut tidak memberikan kepuasan, tetapi dapat meredakan kecemasan yang ada di pikiran Anda
  • Keseharian Anda jadi terganggu akibat pikiran dan perilaku tersebut


Halaman selanjutnya: Pengobatan, Pencegahan dan Kapan Harus ke Dokter

0 Disukai
0 Komentar