Dialami Pada Usia Muda, 3 Faktor Ini Penyebab Menopause Dini

Ditulis oleh : Dewi Pertiwi
Ditinjau oleh : dr. Nabilla Aliffa Aulia
Stres dapat menjadi penyebab Anda mengalami menopause dini - AlteaCare | Foto: Envato

Stres dapat menjadi penyebab Anda mengalami menopause dini - AlteaCare | Foto: Envato

Kamis, 03 Februari 2022

Alaminya, menopause atau berakhirnya menstruasi terjadi saat wanita berusia 50-an. Ketika itu, indung telur wanita berhenti memproduksi sel telur dan level estrogen turun drastis, sehingga siklus bulanan pun terhenti. Namun, ada juga yang sudah mengalaminya sebelum memasuki usia 50 tahun, sehingga disebut mengalami menopause dini.

Menopause dini yang terjadi di bawah usia 40 tahun disebut premature menopause, sedangkan yang terjadi antara usia 40 dan 45 tahun disebut early menopause. Secara umum, gejala menopause dini sama dengan menopause alami, hanya cenderung lebih berat.

Mereka yang mengalaminya jadi lebih berisiko terhadap sejumlah gangguan kesehatan, seperti penyakit kardiovaskular, penyakit saraf, penyakit kejiwaan, osteoporosis, hingga depresi. Hal ini diakibatkan oleh minimnya estrogen. Semakin awal menopause dini terjadi, semakin tinggi faktor risiko Anda.

Baca juga: Kenali Tanda-tanda Menopause Yang Sering Dialami Wanita

Faktor-faktor yang Pengaruhi Menopause Dini

Menopause dini bisa terjadi secara alami, namun bisa juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti berikut ini:

1. Faktor genetik

Ada anggota keluarga yang mengalami menopause dini? Anda juga berisiko mengalami hal serupa.

Faktor genetik termasuk faktor yang tidak bisa diubah. Jadi, sebaiknya Anda periksa ke dokter kandungan untuk mengetahuinya lebih lanjut. Dokter pun dapat merekomendasikan hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk mengantisipasi menopause yang dapat terjadi sebelum waktunya.

2. Kondisi kesehatan dan terapi pengobatan

a. Menjalani operasi angkat indung telur atau rahim

Tindakan ini membuat tubuh wanita tidak lagi dapat memproduksi sel telur maupun estrogen secara alami. Otomatis menstruasi pun berhenti.

b. Sedang kemoterapi atau terapi radiasi

Terapi untuk mengobati penyakit kanker ini dapat menimbulkan efek samping menopause dini. Dosis obat ataupun paparan radiasi yang terlalu tinggi dapat merusak fungsi indung telur.

Namun, efeknya sementara. Setelah kemoterapi selesai indung telur bisa kembali berovulasi dan menstruasi kembali datang, walau Anda sudah tidak haid setahun. Wanita yang menjalani kemoterapi pada usia di bawah 40 tahun punya risiko lebih kecil untuk alami menopause dini.

c. Punya gangguan autoimun

Menurut penelitian, 30%–60% menopause dini terjadi akibat penyakit tiroid, gondongan, penyakit Addison, dan hiperparatiroidisme.

Wanita yang masuk kelompok ini berisiko lebih besar mengalami kekurangan hormon tiroid (hipotiroid), insufisiensi adrenal, diabetes mellitus, radang sendi, myasthenia gravis (melemahnya otot tubuh), dan systemic lupus erythematosus.

d. Ada kelainan kromosom

Kelainan genetik kromosom tak lengkap atau masalah kromosom lain bisa membuat wanita mengalami menopause dini.

Contohnya: wanita dengan sindrom Turner, yang terlahir dengan sebagian atau tanpa kromosom X. Ini bisa membuat bentuk indung telur tidak sempurna dan siklus menstruasi tidak normal.

e. Menjalani terapi pengobatan saat kecil atau remaja

Seiring meningkatnya keberhasilan penanganan kanker pada anak, remaja, hingga dewasa usia produktif, menopause dini akibat efek samping terapi pengobatan pun bertambah.

3. Gaya hidup yang tidak sehat

a. Merokok

Menurut penelitian, menopause terjadi dua tahun lebih awal pada wanita perokok dibanding non-perokok.

Kandungan hidrokarbon aromatik polisiklik di asap rokok bisa bersifat racun bagi folikel indung telur dan mengakibatkan turunnya estrogen, sehingga memicu menopause dini. Jadi, stop merokok mulai sekarang, ya.

b. Olahraga berlebihan

Berolahraga ekstrem dan berat badan turun drastis bisa mempercepat datangnya menopause, karena keduanya bisa menurunkan produksi estrogen.

Rutinitas olahraga sesuai kebutuhan dan indeks massa tubuh yang proporsional pada usia 20-an bisa mencegah menopause dini. Selain itu, usahakan berat badan tidak naik tajam pada usia paruh baya.

c. Stres

Wanita yang stres kemungkinan besar juga punya pola makan dan pola tidur yang tidak sehat.

Selain itu, ada kemungkinan mereka mengalami kelebihan berat badan atau diabetes. Kombinasi semuanya bisa mengganggu fungsi indung telur, sehingga memicu menstruasi berhenti lebih cepat.

Coba lakukan tips berikut untuk mengatasi stres:

  • tidur cukup setiap hari
  • perbanyak konsumsi ikan yang kaya asam lemak omega-3, seperti sarden, makarel, tuna, dan salmon.
  • kurangi porsi pasta dan beras putih
  • makan lebih banyak polong-polongan yang kaya protein
  • cukupi juga kebutuhan mineral zink, kalsium, vitamin B-6 dan vitamin D

Semua ini dapat membantu mencegah menopause dini.

Mau tahu lebih banyak seputar kondisi kesehatan reproduksi atau mempersiapkan diri untuk jelang menopause? Sobat Altea bisa telekonsultasi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi di AlteaCare.

Yuk, unduh AlteaCare dan segera buat janji dengan dokter andalan!




Sumber:

  • Cleveland Clinic. Diakses pada Desember 2021. Premature and Early Menopause.
  • Shuster, L., Rhodes, D., Gostout, B., Grossardt, B., & Rocca, W. (2009). Premature menopause or early menopause: Long-term health consequences. Maturitas, 65(2), 161-166.
  • Okeke, T., Anyaehie, U., & Ezenyeaku, C. (2013). Premature Menopause. Annals of Medical and Health Sciences Research, 3(1), 90–95.
  • The Office on Women's Health. Diakses pada Desember 2021. Early or premature menopause.
  • Sapre, S., & Thakur, R. (2014). Lifestyle and dietary factors determine age at natural menopause. Journal Of Mid-Life Health, 5(1), 3-5.
  • Ceylan, B., & Özerdoğan, N. (2015). Factors affecting age of onset of menopause and determination of quality of life in menopause. Journal of Turkish Society of Obstetric and Gynecology, 12(1), 43-49.
  • Prevention. Diakses pada Desember 2021. 9 Conditions That Increase Your Risk Of Early Menopause.
  • Healthline. Diakses pada Desember 2021. What’s the Average Age of Menopause? Plus What to Expect When It Starts.
0 Disukai
0 Komentar