Ilustrasi pelihara kucing saat hamil (sumber: Freepik.com/our-team)

Apakah Boleh Memelihara Kucing saat Hamil? Perhatikan Ini!

Cara mengetahui bayi cacat dalam kandungan adalah dengan periksa rutin ke dokter - AlteaCare | Foto: rawpixel-com/Freepik

Salah satu cara mengetahui bayi cacat dalam kandungan adalah dengan rutin periksa kehamilan ke dokter kandungan. Nantinya dokter akan memeriksa kandungan secara menyeluruh sebelum melakukan penilaian. Bagi Anda yang berencana memiliki anak, sebaiknya mulai mengubah gaya hidup lebih sehat dan rutin memeriksakan kesehatan diri ke dokter. Soalnya, faktor genetik dan lingkungan sangat berpengaruh pada kondisi kesehatan bayi. Faktor lingkungan yang dimaksud adalah gaya hidup, paparan radiasi, paparan zat kimia, atau efek dari obat yang dikonsumsi. Hal ini berlaku untuk pria dan wanita, ya! Beberapa jenis cacat lahir yang umum terjadi di antaranya adalah down syndrome, hidrosefalus, kelainan jantung bawaan, microtia, bibir sumbing, craniosynostosis, crouzon syndrome, dan spina bifida. Meski kondisi yang kurang sempurna tersebut bisa dibilang tidak dapat dicegah, kita bisa mengantisipasi agar kondisinya tidak semakin parah. Lalu, apakah ada cara mengetahui bayi yang akan lahir cacat sejak masih dalam kandungan? Baca artikel ini sampai habis, ya! <h2>Cara Mengetahui Bayi Cacat dalam Kandungan </h2>Dokter Spesialis Bedah Plastik Konsultan Kraniofasial&nbsp;Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran, Dr. dr. Indri Lakhsmi Putri, Sp.BP-RE (KKF), mengatakan bahwa secara umum, untuk mendeteksi adanya cacat atau tidak, dokter akan memeriksa kelengkapan komponen tubuh janin. “Dilihat dari kepala sampai kaki, apakah komponen lengkap, jarinya lima, atau lebih atau kurang. Ada yang jarinya dempet atau tidak, dilihat bagaimana celah di bibir, langit-langitnya bagaimana. Komponen lain juga diperiksa, sampai ke ujung kaki,” ujarnya pada AlteaCare. Nah, berikut adalah beberapa metode yang digunakan untuk mendeteksi kecacatan pada bayi di dalam kandungan. <h3>1. USG </h3>Salah satu cara paling akurat untuk mengetahui bayi cacat atau tidak saat berada di kandungan adalah menggunakan pemindaian ultrasonografi (USG). Dari dulu, USG memang sudah digunakan untuk memantau perkembangan janin. Dengan alat ini, dokter bisa melihat kesehatan dan kelengkapan organ janin. Menurut studi American Journal of Obstetrics &amp; Gynecology, USG memiliki tingkat akurasi USG dalam memindai kandungan mencapai 99%. Sementara, tingkat sensitivitas untuk mendeteksi kelainan yang fatal mencapai 89%. Lalu, sensitivitas untuk mendeteksi kecacatan lainnya, mencapai 53%. Namun, USG tidak bisa digunakan untuk mendeteksi beberapa kelainan, semisal mikrosefalus, kelainan jantung, serta kelainan pembentukan otot dan tulang. <h3>2. Cek Kadar Protein </h3>Kadar protein ibu hamil bisa diketahui saat Anda melakukan pemeriksaan darah. Hasil cek darah akan memperlihatkan kadar dua jenis protein, yaitu human chorionic gonadotropin (hCG) dan protein plasma terkait kehamilan A (PAPP-A). Jika kadar protein terlalu tinggi atau terlalu rendah, bisa jadi pertanda bahwa ada kemungkinan anak mengalami kelainan. <h3>3. Tes Serum Maternal </h3>Tes serum ini digunakan untuk mengetahui jumlah alpha fetoprotein atau AFP. AFP adalah protein yang dapat menunjukkan kemungkinan tumor atau cacat pada janin. Biasanya, tes ini dilakukan pada usia kehamilan 15 hingga 22 minggu. Jika kadar AF terlalu tinggi, bisa jadi pertanda bahwa janin memiliki masalah pada perut, wajah, atau tulang belakang janin. <h3>4. Ekokardiografi (EKG) untuk Janin </h3>Untuk mendeteksi kelainan jantung pada bayi, Anda bisa melakukan tes EKG. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan ketika usia kehamilan menginjak 17 minggu. Meski akurasinya tidak sampai 100%, pakar tetap menyarankan melakukan pemeriksaan EKG untuk memprediksi apakah ada kelainan jantung pada janin atau tidak. <h3>5. Cek Jumlah Kromosom </h3>Kromosom pada janin berfungsi memastikan DNA tetap berada di tempat terjadinya pembelahan sel. Jika proses pembelahan sel lancar, pembentukan organ janin pun akan sempurna. Untuk mengetahui apakah jumlah kromosom, Anda harus melakukan beberapa kali tes, mulai dari USG, cek darah, hingga tes serum maternal. Bila janin mengalami <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Anak/artikel/ortu-wajib-tahu-7-hal-penting-soal-down-syndrome-pada-anak" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);" data-abc="true">down syndrome</a>, biasanya pada trimester pertama kadar protein β-hCG ibu hamil akan naik dan protein plasma yang berkaitan dengan kehamilan (PAPP-A) akan turun. Sementara itu, janin yang mengalami sindrom Edward akan mengalami penurunan kadar kedua jenis protein tersebut. <h3>6. Chorionic Villus Sampling (CVS) </h3>CVS adalah tes yang dilakukan dengan cara mengambil sampel dari sebagian kecil plasenta yang disebut chorionic villus. Sampel ini digunakan untuk mengetahui apakah ada kelainan kromosom atau genetik pada janin. Biasanya tes ini dilakukan pada wanita yang pada pemeriksaan di trimester pertama mendapat hasil abnormal atau memiliki risiko tinggi. Tes CVS umumnya juga dilakukan saat usia kehamilan 10 hingga 12 minggu. <h3>7. Amniocentesis </h3>Amniocentesis adalah prosedur medis yang dilakukan untuk memeriksa cairan ketuban di sekitar janin. Nantinya cairan tersebut digunakan untuk mengukur kadar protein janin. Nah, kadar protein inilah yang digunakan sebagai tolok ukur, apakah janin memiliki potensi lahir dalam keadaan cacat atau tidak. Tes ini biasanya dilakukan untuk mengecek kelainan kromosom, semisal down syndrome, dan kelainan genetik, semisal cystic fibrosis atau penyakit Tay-Sachs. Umumnya, tes ini dilakukan pada saat usia kehamilan menyentuh 15 hingga 18 minggu. Prosedur tes amniocentesis meliputi: <ul><li>Anda terlebih dulu perlu mengosongkan kandung kemih </li><li>dokter akan menggunakan USG untuk memastikan jarum masuk ke tempat yang tepat </li><li>lalu, dokter memasukan jarum ke rahim dan menarik sedikit cairan ketuban sebagai sampel </li><li>setelah selesai, dokter akan menutup luka menggunakan perban atau plester </li></ul><h2>Tindakan Dokter Setelah Pemeriksaan </h2>Apabila sudah menemukan kelainan pada bayi, dokter akan membantu orangtua untuk mempersiapkan diri. Salah satunya adalah dengan edukasi kepada orang tua. Tanpa adanya edukasi yang benar, dikhawatirkan orang tua akan berasumsi sendiri dan bayi yang lahir tidak mendapat pertolongan yang tepat. “Kami jelaskan definisi (kelainannya) dulu, lalu bagaimana next step-nya. Misal, bayi di dalam kandungan mengalami kelainan telinga kecil, kami jelaskan disebabkan oleh apa, bagaimana cara menanganinya,” ujar dr. Putri. Itulah sejumlah cara mengetahui bayi cacat dalam kandungan. Sebelum melakukan sejumlah prosedur, jangan lupa konsultasi dengan dokter kandungan terpercaya di AlteaCare untuk mendapat rekomendasi yang tepat. Bila ingin berkonsultasi lebih lanjut terkait penanganan cacat pada bayi, seperti mikrotia, facial cleft, craniosynostosis, atau crouzon syndrome, Anda bisa buat janji dengan Dr. dr. Indri Lakhsmi Putri, Sp.BP-RE (KKF) di AlteaCare. Yuk, unduh aplikasi AlteaCare dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber: <ul><li>L F Gonçalves, P Jeanty, J M Piper. (1994). The accuracy of prenatal ultrasonography in detecting congenital anomalies. American Journal of Obstetrics &amp; Gynecology, 171(6):1606-12 </li><li>Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada Maret 2023. Birth Defects </li><li>Cleveland Clinic. Diakses pada Maret 2023. Prenatal Genetic Testing </li><li>Annette Wacker-Gussmann, et al. (2018). Fetal cardiac time intervals in healthy pregnancies - an observational study by fetal ECG (Monica Healthcare System). Journal of Perinatal Medicine, 46(6):587-592 </li><li>Daniela NEAGOS, PhD, Ruxandra CRETU, MD, Roxana Corina SFETEA, PhD, dan Laurentiu Camil BOHILTEA, PhDa. (2011). The Importance of Screening and Prenatal Diagnosis in the Identification of the Numerical Chromosomal Abnormalities. Maedica, a Journal of Clinical Medicine, 6(3): 179–184 </li><li>Mayo Clinic. Diakses pada Maret 2023. Amniocentesis </li><li>Wawancara dengan dr. Indri Lakhsmi Putri, Sp.BP-RE (KKF), Jumat, 28 April 2023 </li></ul>

Cara Mengetahui Bayi yang Cacat dalam Kandungan. Catat!

Faktor genetik dan usia kehamilan dapat jadi penyebab bayi lahir cacat - AlteaCare | Foto: Shutterstock/PeopleImages.com - Yuri A

Selama masa kehamilan, calon ibu harus menjaga kesehatan. Sebab, masalah yang terjadi masa kehamilan bisa jadi penyebab bayi lahir cacat. Bayi lahir cacat berhubungan dengan masalah yang terjadi dalam perkembangan janin di kandungan. Sebagian besar cacat lahir terjadi selama trimester pertama kehamilan. Serangkaian tes pemeriksaan bisa dilakukan pada masa ini, sebab bayi masih dalam proses pembentukan awal. Menurut&nbsp;Dokter Spesialis Bedah Plastik Konsultan Kraniofasial&nbsp;Dr. dr. Indri Lakhsmi Putri, Sp.BP-RE (KKF), cacat lahir bisa dikategorikan menjadi dua jenis, cacat yang terlihat dan tidak terlihat.&nbsp;Sebagai contoh, bibir dan wajah sumbing adalah cacat yang bisa terlihat, sedangkan yang tidak terlihat seperti jantung bocor. Dokter Putri juga menambahkan, rasio bayi yang lahir dengan kondisi wajah sumbing di Indonesia adalah 1:1000. Sedangkan perawatan untuk bayi dengan kondisi ini harus dilakukan secara intensif dan kontinu, sampai usia pertumbuhannya selesai atau sekitar 20 tahun. Lalu, mungkin Anda bertanya, sebenarnya apa yang jadi penyebab bayi lahir cacat? Simak selengkapnya di sini! <h2>Penyebab Bayi Lahir Cacat </h2>Berikut beberapa penyebab bayi lahir cacat yang perlu Anda ketahui <h3>1. Faktor Genetik </h3>Menurut data, sebanyak 20% penyebab bayi lahir cacat dikarenakan faktor genetik dari ayah atau ibu. Kondisi genetik yang tidak normal atau mengalami kelainan terjadi berkaitan dengan adanya mutasi genetik, misalnya saja ada beberapa gen yang hilang. Tentunya, kondisi ini terjadi saat proses pembuahan dan tidak dapat dicegah. Namun, Anda bisa mengetahui risikonya dengan melakukan konsultasi atau pemeriksaan genetik terlebih dahulu sebelum menikah atau memulai program hamil. <h3>2. Gangguan Kromosom </h3>Normalnya, jumlah kromosom pada bayi yang baru lahir berjumlah 46. Bila jumlahnya lebih banyak atau lebih sedikit, ini bisa berpengaruh pada pertumbuhan dan fungi tubuh janin. Proses perubahan ini dapat terjadi selama proses reproduksi dan pada awal perkembangan janin. Ini bisa dipengaruhi beberapa faktor, misalnya genetik dan lingkungan. <h3>3. Gaya Hidup </h3>Pola hidup yang sehat sangat penting tidak hanya untuk ibu hamil namun juga janinnya. Tetap merokok dan mengonsumsi alkohol selama hamil bisa menjadi salah satu faktor penyebab bayi lahir cacat. Sebab, zat-zat yang ada dalam rokok dan alkohol bisa menghambat pasokan nutrisi dan oksigen ke organ vital. Selain itu, menurut studi dari JAMA Network kombinasi minum alkohol dan merokok setelah trimester pertama kehamilan, erat kaitannya peningkatan risiko kematian janin secara signifikan. <h3>4. Usia Ibu Saat Hamil </h3>Para ibu yang mau program hamil sebaiknya pertimbangkan juga faktor usia. Sebab, di atas usia 30 tahun, fertilitas atau kesuburan wanita mengalami penurunan. Selain itu, kehamilan di atas usia 35 tahun bisa meningkatkan berbagai risiko cacat pada bayi. Sebagai contoh, bayi dapat berpotensi mengalami kelainan kromosom seperti <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Anak/artikel/ortu-wajib-tahu-7-hal-penting-soal-down-syndrome-pada-anak" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);" data-abc="true">down syndrome</a>. <h3>5. Paparan Radiasi </h3>Paparan zat radioaktif bisa mempengaruhi kesehatan calon ibu dan janin. Menurut dokter Putri, paparan ini bisa dialami misalnya jika profesi sang ibu berhubungan dengan radiologi. Misalnya, tenaga kesehatan, peneliti, atau petugas lab. Zat radioaktif bisa masuk ke dalam darah ibu dan kemudian ke janin melalui plasenta. Semakin tinggi kontaminasi zat, semakin besar juga risiko terjadinya gangguan pertumbuhan, gangguan fungsi otak, dan kanker. <h3>6. Stres Fisik dan Psikis </h3>Tingkat stres yang terlalu tinggi saat ibu sedang hamil, baik secara fisik maupun mental, bisa mengganggu kesehatan janin. Studi menunjukkan, tekanan emosional yang tinggi saat kehamilan trimester pertama bisa meningkatkan risiko janin nantinya lahir dengan kondisi <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Anak/artikel/mengenal-bibir-sumbing-penyebab-dan-cara-mengatasinya" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);" data-abc="true">bibir sumbing</a> dan kelainan jantung. Sementara itu, dokter Putri menambahkan bahwa stres fisik yang terjadi akibat trauma, cedera, atau benturan keras juga bisa meningkatkan risiko bayi lahir cacat. <h3>7. Infeksi </h3>Paparan infeksi yang dialami ibu selama hamil juga bisa berdampak pada bayi dalam kandungannya. Ibu bisa mengalami keguguran atau bayinya meninggal dalam kandungan. Selain itu, besar kemungkinan bayi akan lahir dengan kondisi yang tidak sempurna. Misalnya saja, lahir dengan berat badan rendah atau mengalami gangguan fungsional pada sejumlah organ tubuhnya. Beberapa infeksi yang dapat jadi penyebab bayi lahir cacat dan perlu dideteksi sedini mungkin selama hamil adalah: <ul><li>infeksi virus rubella </li><li>infeksi virus toksoplasma </li><li>infeksi virus herpes </li></ul><h3>8. Konsumsi Obat </h3>Ibu hamil perlu selektif terhadap obat yang akan dikonsumsi. Sebab, terdapat beberapa obat yang harus dihindari selama masa kehamilan. Misalnya obat sulfonamida, obat merupakan jenis antibiotik yang tidak boleh dikonsumsi oleh ibu yang sedang hamil. Pasalnya, obat ini dapat menyebabkan bayi lahir cacat. <h3>9. Diabetes </h3>Kondisi <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Penyakit%20Dalam/artikel/6-pertanyaan-seputar-diabetes-gestasional-yang-dialami-bumil" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);" data-abc="true">diabetes kehamilan </a>juga dapat berpengaruh besar bagi kesehatan bayi selama dalam kandungan. Sebab, gula darah yang tidak terkendali bisa membuat bagian tubuh penting seperti otak, tulang belakang, dan jantung tidak dapat berkembang secara sempurna. <h3>10. Paparan Polusi </h3>Polusi udara mungkin tidak terlihat atau terlalu dirasakan, namun dampaknya bisa memengaruhi kondisi bayi. Paparan polusi udara bisa menyebabkan bayi lahir prematur, sehingga memiliki berat badan rendah dan organ tubuhnya seperti paru-paru tidak berkembang dengan baik. Lahir dengan berat badan rendah bisa jadi faktor risiko untuk terjadinya masalah dalam perkembangan. Bayi pun bisa rentan mengalami sejumlah gangguan kesehatan, bahkan bisa meninggal setelah lahir. Itulah beberapa penyebab bayi lahir cacat yang perlu Anda ketahui. Sobat Altea yang butuh saran selama kehamilan, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter spesialis berpengalaman di Altea Care. Bila hasil pemeriksaan kehamilan menunjukkan adanya kelainan pada janin, Anda bisa buat janji dengan Dr. dr. Indri Lakhsmi Putri, Sp.BP-RE (KKF) di AlteaCare untuk menentukan langkah penanganan berikutnya. Yuk, unduh aplikasinya di sini dan atur jadwal konsultasi sekarang! Sumber: <ul><li>Medline Plus. Diakses pada Maret 2023. Birth Defects </li><li>Cleveland Clinic. Diakses pada Maret 2023. Birth Defects </li><li>Healthline. Diakses pada Maret 2023. About birth defects </li><li>Medline Plus. Diakses pada Maret 2023. Can changes in the number of chromosomes affect health and development? </li><li>Odendaal, H., Dukes, K., A., Elliot, A., J. (2021). Association of Prenatal Exposure to Maternal Drinking and Smoking With the Risk of Stillbirth. JAMA Network, 4(8):e2121726 </li><li>Verywell Family. Diakses pada Maret 2023. 5 Infections That Cause Birth Defects </li><li>Everyday Health. Diakses pada Maret 2023. What Are Sulfonamides? Uses, Warnings, Side Effects, and More </li><li>Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada Maret 2023. Problems of Diabetes in Pregnancy </li><li>Medical News Today. Diakses pada Maret 2023. Can air pollution affect pregnancy outcomes? </li><li>Web MD. Diakses pada Maret 2023. Study: Diabetes, Birth Defects Linked </li><li>American College of Obstetricians and Gynecologists. Diakses pada April 2023. Having a Baby After Age 35: How Aging Affects Fertility and Pregnancy </li><li>WebMD. Diakses pada April 2023. Does Being Over 35 Put Your Pregnancy at Risk? </li><li>Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada April 2023. Radiation and Pregnancy: A Fact Sheet for Clinicians </li><li>WebMD. Diakses pada April 2023. Can Extreme Stress Cause Birth Defects? </li></ul>

10 Penyebab Bayi Lahir Cacat, Terjadi Sejak dalam Kandungan

KB implan termasuk salah satu jenis kontrasepsi hormonal - AlteaCare | Foto: Reproductive Health Supplies Coalition/Unsplash

Banyak orang masih ragu ketika hendak menggunakan alat kontrasepsi KB implan. Tentu Sobat Altea juga memiliki banyak pertanyaan tentang KB implan, 'kan? KB implan adalah sebuah alat kontrasepsi berupa batang plastik kecil yang akan ditanamkan di bawah kulit lengan bagian atas. Alat kontrasepsi ini bekerja dengan cara mengeluarkan hormon progestin di dalam aliran darah. Hormon progestin inilah yang dapat mencegah kehamilan. Menurut penelitian, jenis kontrasepsi ini paling efektif untuk mencegah kehamilan. Namun karena pemasangan implan dilakukan dengan cara memasukan batang plastik ke dalam kulit, banyak orang menjadi takut dan ragu untuk menggunakannya. Apakah Anda termasuk yang ragu untuk memasang KB implan? Nah, kali ini AlteaCare akan mencoba menjawab sejumlah pertanyaan banyak orang tentang KB implan. Yuk, simak artikel ini sampai habis! <h2>10 Pertanyaan tentang KB Implan dan Jawabannya </h2>Berikut adalah sejumlah pertanyaan dan jawaban pertanyaan banyak orang tentang KB implan. <h3>1. Bagaimana Cara Kerja KB Implan? </h3>KB implan mengandung hormon progestin yang dapat mencegah kehamilan. Hormon ini akan mencegah proses pembuahan dan menghambat fungsi ovarium. Alat kontrasepsi ini juga akan mengentalkan lendir serviks dan mempersulit sperma bergerak. Selain itu, implan akan menipiskan lapisan rahim sehingga sel telur yang dibuahi tidak berkembang. Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/7-jenis-alat-kontrasepsi-wanita-dan-pria-mana-paling-efektif-1653406360249" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">7 Jenis Alat Kontrasepsi Wanita dan Pria. Mana Paling Efektif?</a> <h3>2. Apakah Efek Implan Bersifat Permanen? </h3>Tidak, KB implan tidak dapat mencegah kehamilan secara permanen. Biasanya, KB implan akan diangkat dan diganti dengan yang baru setelah tiga tahun pemakaian. Beberapa dokter menyarankan Anda menggunakan implan hingga mencapai usia menopause. Setelahnya, Anda bisa lepas implan karena menstruasi sudah berhenti secara alami. <h3>3. Apakah Implan dapat Memicu Kanker? </h3>Sejumlah studi memang menemukan ada peningkatan risiko kanker ketika menggunakan kontrasepsi hormonal, termasuk implan. Namun, risiko itu sangatlah kecil. Jadi, Anda tidak perlu terlalu khawatir ketika hendak memasang alat kontrasepsi ini. <h3>4. Setelah Cabut Implan Apa Bisa Langsung Hamil? </h3>Biasanya, wanita bisa langsung hamil dalam dua minggu setelah implan dicabut. Soalnya, kadar etonogestrel yang disebar implan di dalam tubuh, akan berkurang dalam waktu tujuh hari setelah implan dicabut. <h3>5. Apa Perlu Pemeriksaan Rutin Bila Menggunakan Implan? </h3>Pemeriksaan hanya perlu dilakukan di awal atau sebelum penanaman implan. Setelah itu, jika tidak ada keluhan atau efek samping, Anda tidak perlu lagi memerlukan pemeriksaan rutin. <h3>6. Seberapa Efektif KB Implan Mencegah Kehamilan? </h3>Berbagai studi menyebutkan, KB implan sangat efektif mencegah kehamilan, bahkan hingga 99,95%. Selain itu, alat kontrasepsi ini sangat ekonomis dan praktis. <h3>7. Apakah KB Implan Boleh untuk Wanita Menyusui? </h3>Sebenarnya, wanita yang baru melahirkan boleh saja menggunakan KB implan. Namun, sebagian dokter menyarankan untuk menanam implan empat minggu setelah melahirkan. Selain itu, Anda tidak perlu kuatir soal menyusui, sebab implan tidak akan pengaruhi kualitas dan produksi ASI. <h3>8. Berbahayakah Bila Hamil Setelah Menggunakan Implan? </h3>Efektivitasnya memang tidak 100%, sehingga tetap ada kemungkinan Anda hamil setelah menggunakan implan. Namun, kalaupun Anda hamil, efek dari implan tidak akan mengganggu janin sama sekali. Selama menerapkan gaya hidup sehat, janin dalam perut Anda pun akan selalu sehat. 9. Apakah Efek Samping Setelah Penanaman Implan? Anda mungkin akan mengalami beberapa efek samping yang ringan, misalnya: <ul><li>memar di lengan </li><li>sakit kepala </li><li>rasa nyeri di payudara </li><li>perubahan mood </li></ul>Efek samping ini biasanya akan menghilang seiring berjalannya waktu. Jika ada efek samping lain, semisal pendarahan terus-menerus, segera hubungi dokter, ya! Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/jenis-alat-kontrasepsi-dan-cara-memilih-yang-tepat-1672223326008" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Jenis Alat Kontrasepsi dan Cara Memilih yang Tepat</a> <h3>10. Apakah Implan Melindungi dari Infeksi Menular Seksual? </h3>Implan berfungsi mencegah kehamilan saja. Jadi, jika Anda melakukan hubungan seksual berisiko, implan tidak dapat melindungi Anda dari risiko terkena infeksi menular seksual (IMS). Maka dari itu, untuk menghindari IMS, Anda disarankan untuk tetap menggunakan kondom saat berhubungan seksual. Itulah sejumlah jawaban dari pertanyaan banyak orang tentang KB implan. Sobat Altea yang masih bingung seputar alat kontrasepsi yang cocok, jangan ragu untuk video call dokter di AlteaCare, ya! Anda juga bisa buat janji temu dengan dokter di rumah sakit untuk pemasangan alat kontrasepsi implan. Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber: <ul><li>Morena Luigia Rocca, Anna Rita Palumbo, Federica Visconti, dan Costantino Di Carlo. (2021). Safety and Benefits of Contraceptives Implants: A Systematic Review. Pharmaceuticals (Basel), 14(6): 548 </li><li>NHS UK. Diakses pada Januari 2023. Contraceptive implant </li><li>Yue Yin Xia, et al. (2022). Contraceptive use and the risk of ovarian cancer among women with a BRCA1 or BRCA2 mutation. Gynecologic Oncology, 164(3):514-521 </li><li>Organon Connect. Diakses pada Januari 2023. Nexplanon </li><li>Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada Januari 2023. Implants </li><li>SKATA. Diakses pada Januari 2023. Implan </li><li>NHS UK. Diakses pada Januari 2023. When can I use contraception after having a baby? </li><li>Sexual Health Victoria. Diakses pada Januari 2023. Contraceptive Implant (Implanon NXT) </li></ul>

Daftar Pertanyaan Tentang KB Implan yang Sering Diajukan

Wanita perlu tahu cara minum pil KB yang benar agar hasilnya efektif - AlteaCare | Foto: jcomp/Freepik

Kontrasepsi oral, yang sering juga disebut pil KB, adalah salah satu jenis kontrasepsi yang banyak digunakan wanita di Indonesia. Masalahnya, bila penggunaannya salah, pil ini bisa berdampak negatif bagi kesehatan. Bagi Sobat Altea yang sudah menikah, tentu menjadi hal yang normal untuk membahas masalah keturunan bersama pasangan. Misal, ingin punya anak berapa dan kapan ingin punya anak. Supaya kehamilan lebih terencana, pasangan juga biasanya membahas alat kontrasepsi yang hendak digunakan. Nah, sebelum memutuskan, sebaiknya pelajari kelebihan dan kekurangan dari setiap alat kontrasepsi. Di antara banyak alat kontrasepsi, pil KB menjadi salah satu pilihan favorit banyak wanita. Selain penggunaannya mudah, pil KB dianggap memiliki tingkat efektivitas yang tinggi, yaitu sekira 91%. Bahkan ada studi yang menyebut bahwa efektivitasnya mencapai 99%. Satu hal yang penting harus diperhatikan sebelum mengonsumsi pil ini adalah mengetahui dosisnya. Lalu, bagaimana cara minum pil KB yang benar? Yuk, simak penjelasan di bawah ini! <h2>Cara Minum Pil KB yang Benar </h2>Aturan minum pil KB bisa berbeda-beda tergantung jenis pil yang Anda pilih atau diresepkan oleh dokter. Biasanya, dokter merekomendasikan dua pilihan, yaitu pil kombinasi dan pil mini.Berikut adalah perbedaan konsumsi kedua jenis pil tersebut. <h3>1. Pil Kombinasi </h3>Pil kombinasi adalah pil KB yang mengandung estrogen dan progestin. Sebelum mengonsumsi pil ini, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu, terutama jika Anda memiliki riwayat gangguan jantung. Soalnya, ada beberapa studi yang menyebut bahwa pil kombinasi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Pil ini bekerja dengan cara mencegah ovarium mengeluarkan sel telur pada saat ovulasi. Selain itu, pil ini akan mengentalkan lendir di leher rahim sehingga sperma sulit menembus rahim atau mencapai sel telur. Lalu, pil kombinasi juga akan menipiskan lapisan rahim sehingga sel telur yang telah dibuahi tidak mungkin bisa tumbuh menjadi janin. Salah satu keunggulan pil ini, Anda tidak harus selalu mengonsumsinya pada jam yang sama. Selama minum satu kali sehari, baik itu pagi, siang, atau malam, Anda akan aman. Ada beberapa paket yang biasanya direkomendasikan, yaitu paket 21 pil, 28 pil, dan 91 pil. Berikut adalah cara minum pil kombinasi yang benar: <ul><li>Paket 21 Pil: berisi 21 butir pil yang dikonsumsi setiap hari selama 21 hari. Setelahnya Anda perlu menunggu tujuh hari terlebih dulu baru mulai mengonsumsi paket pil ini lagi. </li><li>Paket 28 Pil: berisi 21 pil yang diisi hormon dan tujuh pil tanpa hormon. Tujuh pil tanpa hormon ini berfungsi sebagai "pengingat" saja, jadi Anda terbiasa minum setiap hari. Setelah 28 pil sudah diminum semua, Anda bisa mengonsumsi paket baru tanpa perlu jeda dulu. </li><li>Paket 91 Pil: paket ini berisi pil kontrasepsi dosis satu kali sehari selama 91 hari beruntun. Di dalamnya juga terdapat tujuh pil plasebo yang berfungsi sebagai pengingat saja. Meski tidak ada hormon di dalam pil plasebo, Anda akan tetap terlindungi saat berhubungan intim bersama pasangan. </li></ul>Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/7-jenis-alat-kontrasepsi-wanita-dan-pria-mana-paling-efektif-1653406360249" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">7 Jenis Alat Kontrasepsi Wanita dan Pria. Mana Paling Efektif?</a> <h3>2. Pil Mini </h3>Pil mini adalah pil kontrasepsi yang hanya mengandung hormon progestin. Keunggulan pil mini dibanding kombinasi menurut penelitian adalah minimnya risiko penyakit trombosis vena atau pembekuan darah. Sebab, pil ini tidak memiliki estrogen. Lain halnya dengan pil kombinasi yang memiliki estrogen, sehingga risiko mengalami trombosis vena lebih besar. Seperti halnya pil kontrasepsi pada umumnya, pil mini bekerja dengan cara mengentalkan lendir serviks dan menipiskan lapisan rahim. Dengan begitu, sperma tidak dapat membuahi sel telur. Pil mini juga akan menekan proses ovulasi, namun terkadang tidak konsisten. Nah, supaya efektivitasnya maksimal, pil mini harus diminum pada jam sama setiap harinya. Batas toleransi keterlambatan untuk minum pil ini hanya tiga jam. Jadi, semisal Anda minum pukul 12.00 siang, keesokan harinya Anda harus minum lagi pil tersebut antara pukul 12.00 hingga pukul 15.00. <h3>Waktu Terbaik Minum Pil KB </h3>Setelah mengetahui dosisnya, tentu Anda juga perlu tahu, kapan waktu terbaik untuk minum pil KB. Yuk, simak anjuran pakainya di bawah ini! <h3>1. Pil Kombinasi </h3>Pil kombinasi sebaiknya Anda minum pada hari pertama haid. Anda pun akan merasakan dampaknya secara langsung setelah minum pil ini. Jika mengonsumsinya di luar masa menstruasi, Anda harus menahan diri tidak melakukan hubungan intim dengan pasangan selama tujuh hari. Soalnya, pil baru bekerja setelah tujuh hari Anda mengonsumsi pil kontrasepsi. <h3>2. Pil Mini </h3>Waktu untuk menunggu efek dari pil ini relatif lebih singkat dari pil kombinasi. Anda dapat berhubungan intim tanpa menggunakan pengaman dengan pasangan pada hari ketiga setelah Anda mengonsumsi pil ini. Jadi, pada dua hari pertama, jika ingin aman, tetaplah gunakan kondom pada saat berhubungan intim. <h2>Bagaimana Jika Minum Pil Tidak Sesuai Dosis? </h2>Ada beberapa efek yang akan Anda rasakan jika mengonsumsi pil tidak sesuai aturan. Secara umum, hal ini akan berdampak pada kemungkinan untuk hamil dan gangguan kesehatan Anda. <h3>1. Risiko Hamil Lebih Tinggi </h3>Lupa mengonsumsi pil bisa membuat peluang hamil menjadi lebih besar. Biasanya, efek dari pil itu akan berhenti sekira 36 jam setelah Anda berhenti meminumnya. Jika lupa minum pil dan hendak berhubungan intim dengan pasangan, sebaiknya minta pasangan untuk menggunakan kondom, ya! <h3>2. Mual </h3>Ketika lupa mengonsumsi pada hari tertentu, beberapa orang berpikir bahwa mereka bisa "menggantinya" dengan cara minum lebih banyak pada hari berikutnya. Namun, perlu diketahui bahwa kebiasaan ini akan membuat perut Anda mual. Jadi, lebih baik berkonsultasi dengan dokter dulu ya, jika Anda melewatkan jadwal minum pil. Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/jenis-alat-kontrasepsi-dan-cara-memilih-yang-tepat-1672223326008" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Jenis Alat Kontrasepsi dan Cara Memilih yang Tepat</a> <h3>3. Perdarahan (Spotting) </h3>Seperti yang disebut sebelumnya, efek dari pil ini berhenti setelah 36 jam. Setelah itu, tubuh akan mengalami perubahan hormon. Kondisi inilah yang akan membuat vagina mengeluarkan vlek darah atau spotting. Itulah cara minum pil KB yang benar agar bisa bekerja efektif. Sobat Altea yang masih ragu memilih jenis kontrasepsi bisa lakukan video call dokter di AlteaCare untuk mendapat solusi terbaik. Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber: <ul><li>NHS UK. Diakses pada Januari 2023. How effective is contraception at preventing pregnancy? </li><li>Diana B Petitti, MD, MPH and Stephen Sidney, MD, MPH. (2005). Four Decades of Research on Hormonal Contraception. The Permanente Journal, 9(1): 29–34 </li><li>NHS UK. Diakses pada Januari 2023. Combined pill </li><li>Planned Parenthood. Diakses pada Januari 2023. How do I use the birth control pill? </li><li>Kelli Stidham Hall, James Trussell, dan Eleanor Bimla Schwarz. (2012). Progestin-only contraceptive pill use among women in the United States. Contraception, 86(6): 653–658. </li><li>Cleveland Clinic. Diakses pada Januari 2023. What Happens When You Skip a Birth Control Pill? </li></ul>

Cara Minum Pil KB yang Benar. Waspada Efek Sampingnya!

Masalah puting lecet sering dialami oleh ibu menyusui - AlteaCare | Foto: pvproductions/Freepik

Puting lecet sering dialami oleh ibu yang sedang menyusui anaknya. Untuk mengatasi hal ini, kita juga harus tahu penyebabnya terlebih dulu. Gejala puting lecet ini biasanya terjadi akibat beberapa hal berikut: <ul><li>bayi tidak melekat dengan baik pada puting ketika menghisap ASI </li><li>ada infeksi </li><li>bentuk puting datar atau terbalik, sehingga memengaruhi perlekatan–biasanya dianjurkan untuk pemijatan ke arah luar, namun bila tidak berhasil perlu konsultasi dengan konselor laktasi </li><li>penyempitan pembuluh darah (vasopasme) </li><li>peradangan pada jaringan payudara (mastitis) </li><li>lidah bayi terlalu pendek (tongue tie atau ankyloglossia) </li></ul>Kondisi ini bisa membuat Anda tidak nyaman ketika menyusui. Namun, jika masalah ini menimpa Sobat Altea, jangan panik dulu, ya! Soalnya, masih ada berbagai cara yang bisa digunakan agar Anda tetap bisa menyusui bayi secara baik. Apa saja itu? Yuk, ikuti cara mengatasi puting lecet bagi ibu menyusui berikut ini! <h2>5 Cara Mengatasi Puting Lecet Saat Menyusui </h2>Supaya Sobat Altea lebih nyaman saat menyusui, berikut adalah tips yang bisa dicoba untuk mengatasi puting yang lecet. <h3>1. Oleskan ASI </h3>Tahukah Anda bahwa ASI tidak hanya bernutrisi bagi bayi, tetapi juga memiliki kandungan yang dapat menyembuhkan luka? Soalnya, ASI diketahui memiliki kandungan antimikroba yang dapat meredakan infeksi. Jadi, jika puting lecet karena infeksi bakteri, ASI dapat menjadi obat yang tepat. Caranya, tuang ASI ke kain yang lembut, lalu usapkan ke puting yang lecet secara perlahan. Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/6-cara-melancarkan-asi-yang-sudah-kering-masih-bisa-1657206398798" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">6 Cara Melancarkan ASI yang Sudah Kering. Masih Bisa!</a> <h3>2. Gunakan Nipple Shield </h3>Kondisi luka pastinya membuat Anda merasa perih setiap kali harus menyusui. Tapi, berhenti menyusui juga bukan pilihan. Salah satu cara agar kembali nyaman saat menyusui adalah dengan menggunakan nipple shield. Nipple shield adalah pelindung berbahan silikon tipis yang melapisi sekitar area puting. Alat ini dapat membantu Anda lebih nyaman saat menyusui. Namun, perlu diingat bahwa nipple shield bukanlah solusi yang bisa diterapkan untuk jangka panjang. <h3>3. Kompres Hangat dan Dingin </h3>Tips selanjutnya agar luka pada puting berkurang adalah menggunakan kompres hangat. Menurut beberapa studi, kompres hangat dapat mengurangi rasa nyeri di sekitar payudara, termasuk saat puting lecet. Sebagai saran, kompres area puting sekitar 10 menit sebelum menyusui. Anda juga bisa kombinasikan dengan kompres dingin pada 10 menit setelah menyusui. Kompres hangat berguna memperlebar saluran susu, sedangkan kompres dingin berguna untuk meredakan bengkak. <h3>4.Gunakan Krim</h3>Kini, banyak apotek dan toko kesehatan menjual krim yang bisa digunakan untuk meredakan nyeri akibat puting lecet. Fungsi dari krim tersebut adalah melembapkan area sekitar puting. Ini penting mengingat jika puting terlalu kering, kemungkinan luka menjadi parah akan lebih besar. Sobat Altea bisa minta rekomendasi dokter untuk memilih krim yang tepat untuk ibu menyusui sekaligus aman untuk bayi. Jadi, Anda masih dapat menyusui setelah mengoleskan krim tersebut. Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Anak/artikel/cara-menyusui-bayi-yang-benar-agar-asi-optimal-1632369128932" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Cara Menyusui yang Benar agar ASI Optimal</a> <h3>5. Jaga Kebersihan Puting dan Payudara </h3>Kebersihan puting dan payudara harus dijaga untuk menghindari infeksi dan sariawan pada puting. Untuk menjaga kebersihan, setelah menyusui, pastikanlah Anda mengeringkan puting sebelum mengenakan baju. Bila ingin membersihkan puting, cukup&nbsp;menggunakan air bersih saja, lalu dilap.Itulah sejumlah cara mengatasi puting lecet yang bisa Anda coba. Sobat Altea yang mengalami gangguan menyusui atau merasakan nyeri saat menyusui, jangan ragu untuk video call dokter spesialis atau konselor laktasi terpercaya di AlteaCare saja! Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare </a>dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber: <ul><li>Jacqueline C. Kent, et al. (2015). Nipple Pain in Breastfeeding Mothers: Incidence, Causes and Treatments. International Journal of Environmental Research and Public Health, 12(10): 12247–12263 </li><li>Daniela Morniroli, et al. (2021). The Antiviral Properties of Human Milk: A Multitude of Defence Tools from Mother Nature. Nutrients, 13(2): 694 </li><li>American Pregnancy. Diakses pada Desember 2022. Nipple Pain Remedies </li><li>Heberle ABS, Cardelli AAM, Igarashi IH, Carvalho MDB, Nohama P, Pelloso SM. (2022). Ergonomics of anatomical bra models for breastfeeding: a contribution of nursing. Rev Bras Enferm, 75(3):e20210264. </li><li>Koichi Chida, et al. (2009). Reduced compression mammography to reduce breast pain. Clinical Imaging, 33(1):7-10 </li><li>Beaumont. Diakses pada Desember 2022. Breastfeeding Engorgement </li><li>Yumiko Tateoka. (2022). Effectiveness of aloe fomentation for nipple-related complications during the early puerperium period: a randomized, controlled, interventional study. BMC Research Notes, 15: 94 </li><li>Healthline. Diakses pada Desember 2022. 13 Ways to Manage Sore Nipples from Breastfeeding </li></ul>

5 Cara Mengatasi Puting Lecet. Kenali Penyebabnya Juga!

Penyebab keguguran bisa berkaitan dengan gaya hidup - AlteaCare | Foto: Envato

Bagi pasangan yang sedang menanti datangnya sang Buah Hati, peristiwa keguguran pasti bikin patah hati. Tidak sedikit yang tidak tahu apa yang jadi penyebab keguguran sampai terjadi. Keguguran adalah kondisi ketika janin dalam kandungan meninggal sebelum kehamilan masuk usia 20 minggu. Sebagian besar ibu hamil tidak mengetahui bahwa dirinya mengalami keguguran. Menurut dr. Stella Shirley Mansyur, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Mitra Keluarga, salah satu cara mengetahui terjadi keguguran adalah dengan melakukan USG ketika janin berusia 7-8 minggu. “Apabila detak jantung tidak jelas, akan dilakukan pemeriksaan ulang 1-2 minggu setelahnya. Bila hasilnya tetap sama, maka bisa dikatakan keguguran,” kata dr. Stella dalam live streaming AlteaTalk di akun Instagram AlteaCare (@alteacare.id) pada Sabtu, 11 Februari 2023. Lalu, apa saja yang bisa menjadi penyebab keguguran dan apakah ada cara untuk mencegahnya? Yuk, simak penjelasan dr. Stella berikut ini! <h2>Penyebab Keguguran pada Ibu Hamil </h2>Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa menyebabkan ibu hamil mengalami keguguran: <h3>1. Kelainan Genetik </h3>Penyebab keguguran paling utama adalah adanya kelainan genetik yang menyebabkan kualitas embrio jadi buruk. Menurut dr. Stella, kondisi ini terjadi pada hampir 70% ibu hamil. Faktor kelainan genetik ini bisa menyebabkan janin memiliki kelainan kromosom, sehingga pertumbuhannya di dalam kandungan terganggu. Bahkan, bila janin bisa bertahan pun, ia bisa lahir dengan kondisi khusus, misalnya down syndrome. Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/seperti-ini-tahap-perkembangan-janin-di-trimester-1-3-1657856934592" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Seperti Ini Tahap Perkembangan Janin di Trimester 1-3</a> <h3>2. Kondisi Medis Lain </h3>Keguguran juga bisa disebabkan oleh kondisi medis yang diidap oleh ibu hamil. Yang dapat termasuk dalam kondisi medis ini antara lain adalah: <ul><li>infeksi menular seksual </li><li>infeksi toksoplasmosis </li><li>infeksi rubella </li><li><a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Penyakit%20Dalam/artikel/diabetes-melitus-tipe-2-1663918915636" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">diabetes</a> </li></ul>Infeksi toksoplasmosis bisa didapat dari kontak dengan binatang peliharaan, seperti anjing atau kucing. Untuk itu, dr. Stella menyarankan para calon ibu untuk melakukan pemeriksaan laboratorium awal sebelum menjalani program hamil. Dokter akan mengidentifikasi apakah risiko infeksi penyakit, seperti toksoplasmosis maupun penyakit menular seksual, yang bisa berpengaruh pada perkembangan janin. Bila ya, calon ibu disarankan untuk menunda kehamilan dan berfokus mengobati infeksi terlebih dahulu. <h3>3. Faktor Usia </h3>Masalah usia juga merupakan salah satu penyebab utama keguguran yang sering dialami oleh ibu hamil. Melansir dari Mayo Clinic, kualitas sel telur seorang wanita menurun saat sudah melewati usia 35 tahun. Akibatnya, peluang hamil pada usia matang pun jadi lebih sulit dan risiko untuk mengalami keguguran di awal kehamilan pun meningkat. <h3>4. Aktivitas Terlalu Berat </h3>Melakukan aktivitas sehari-hari ternyata bisa jadi salah satu penyebab keguguran. Yang dimaksud di sini adalah aktivitas yang sifatnya berat, misalnya olahraga dengan intensitas tinggi. Kegiatan yang sifatnya ekstrem seperti ini bisa menyebabkan kontraksi rahim, sehingga meningkatkan risiko keguguran. Bila Anda masih ingin aktif berolahraga, dr. Stella menyarankan untuk beralih ke latihan yang sifatnya yang low impact. Atau, pilih aktivitas fisik lain yang sesuai dengan kondisi tubuh, misalnya berenang dan yoga prenatal. <h3>5. Obat-obatan </h3>Bila sampai jatuh sakit saat hamil, sebaiknya Anda konsultasi dulu dengan dokter dan tidak langsung minum obat. Pasalnya, beberapa obat tertentu bisa menyebabkan keguguran. Berikut beberapa jenis obat yang harus dihindari saat sedang mengandung: <ul><li>methotrexate (obat kanker) </li><li>retinoid (biasa digunakan untuk mengatasi gangguan pada kulit, misalnya jerawat) </li><li>misoprostol (untuk gangguan tukak lambung) </li><li>diclofenac (obat untuk meredakan nyeri dan peradangan) </li></ul><h3>6. Gaya Hidup yang tidak Sehat </h3>Para ibu yang perokok aktif atau sering mengonsumsi minuman beralkohol, sebaiknya hentikan kebiasaan ini saat menjalan program hamil. Tak hanya calon ibu, bahkan calon ayah pun disarankan untuk berhenti. Sebab, menurut dr. Stella, gaya hidup seperti ini bisa berdampak buruk pada janin. Bahkan, bisa menyebabkan bayi meninggal dalam kandungan. Selain itu, gaya hidup tidak sehat yang juga berpengaruh pada kesehatan bumil adalah kebiasaan tidur yang tidak teratur. “Selain menjaga pola makan dan aktivitas, bumil juga perlu dapatkan tidur yang berkualitas,” kata dr. Stella. Yang tidak kalah penting juga, dr. Stella mengingatkan bahwa ibu hamil juga perlu dapat dukungan dari orang terdekat agar tidak mengalami stres selama kehamilan. <h3>7. Makanan </h3>Penyebab keguguran lainnya bisa juga berasal dari makanan. Untuk itu, ibu hamil disarankan untuk menjaga pola makan dan menghindari menyantap makanan mentah atau yang diolah setengah matang. Pasalnya, menurut dr. Stella, makanan yang tidak dimasak hingga matang dapat mengandung sejumlah bakteri atau virus, termasuk virus toksoplasma. Akibatnya, janin dalam kandungan bisa terinfeksi sehingga berdampak buruk pada perkembangannya. Supaya tetap sehat, sebaiknya bumil konsumsi makanan bergizi dan tinggi asam folat. “Selain itu, minum suplemen sesuai kondisi kehamilan, seperti yang dianjurkan oleh dokter,” imbuh dr. Stella. Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/10-makanan-yang-dilarang-untuk-ibu-hamil-hati-hati-keguguran" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">10 Makanan Yang Dilarang Untuk Ibu Hamil. Hati-Hati Keguguran!</a> <h3>8. Paparan Racun </h3>Lingkungan yang tidak sehat juga jadi menyebabkan ibu hamil mengalami keguguran. Untuk itu, bumil perlu waspada terhadap paparan merkuri serta zat kimia, yang bisa berasal dari alat rumah tangga maupun produk pembersih. Sebab, zat kimia ini bisa masuk hingga ke dalam janin, sehingga bisa menyebabkan gangguan perkembangan, bahkan kematian. Itulah beberapa penyebab keguguran yang sering dialami oleh ibu hamil. Sobat Altea yang sedang hamil dan butuh saran maupun rekomendasi dari dokter spesialis, jangan ragu untuk lakukan video call di AlteaCare, ya! Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan buat janji dengan dokter spesialis andalan! Sumber: <ul><li>Ada Health. Diakses pada November 2022. Foods to Avoid During Pregnancy </li><li>Egerup, P., Mikkelsen, A., P., Kolte, A., M., Westergaard, D., Rasmussen, S., Knop, F., K., Lidegaard, O., &amp; Nielsen, H., S. (2020). Pregnancy loss is&nbsp;associated with type 2 diabetes: a nationwide case-control study, Diabetologia, 63(8):1521-1529. </li><li>Mayo Clinic. Diakses pada November 2022. Pregnancy after 35: Healthy pregnancies, healthy babies </li><li>MedlinePlus. Diakses pada November 2022. Diclofenac and Misoprostol </li><li>WebMD. Diakses pada November 2022. Miscarriage Causes </li></ul>

8 Penyebab Keguguran yang Sering Terjadi pada Ibu Hamil

Banyak orang menganggap pertanyaan tentang seks itu tabu untuk diajukan, bahkan pada pasangan - AlteaCare | Foto: Envato

Bicara soal seks? Aduh, nanti dulu! Banyak orang langsung bungkam begitu topik pembicaraan mulai membahas seputar seksualitas. Padahal, pertanyaan tentang seks sangat penting dibahas karena hidup kita tidak lepas dari hal ini. Topik seks sering dianggap tabu karena kerap dihubungkan dengan hal-hal negatif, semisal pornografi atau godaan pria hidung belang. Akibatnya, kita jadi takut atau malu bertanya tentang hal terkait seksualitas. Jawabannya kita coba cari diam-diam di internet tanpa tahu kebenarannya. Tidak heran jika sampai sekarang masih sering beredar mitos yang berkaitan dengan seks. Lebih parahnya mitos yang tidak didasarkan pada fakta ilmiah ini sering dipercayai banyak orang. Tanpa tahu kebenaran akan mitos ini, kita bisa saja ikut melakukan aktivitas seksual berisiko atau memilih berdiam diri ketika mengalami masalah seksual. Nah, kali ini AlteaCare berikan jawaban untuk sejumlah pertanyaan tentang seks yang sering dianggap tabu atau malu ditanyakan. Yuk, simak artikel ini sampai habis! <h2>10 Pertanyaan Tentang Seks yang Sering Dianggap Tabu </h2>Berikut daftar pertanyaan tentang seks yang membuat banyak orang penasaran dan jawabannya secara ilmiah. <h3>1. Mengapa Seks Sangat Menyenangkan? </h3>Secara umum, kita suka kegiatan seksual karena menyenangkan. Kok, bisa? Dari kacamata ilmiah, hubungan seks dapat menghasilkan kenikmatan bersama. Kenikmatan ini antara lain bisa berasal dari terciptanya keterbukaan, perasaan positif, romantisme, kreativitas, maupun terpenuhinya hasrat dari aktivitas seksual. Selain itu, hubungan seks dapat meningkatkan hormon oksitosin dalam tubuh, terutama ketika orgasme atau ejakulasi. Hormon oksitosin adalah hormon yang mengendalikan rasa bahagia. Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/7-tips-aman-berhubungan-intim-saat-hamil-perhatikan-posisi-1669195883509" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">5 Tips Aman Berhubungan Intim Saat Hamil. Perhatikan Posisi!</a> <h3>2. Apakah Wanita Harus Klimaks Duluan Sebelum Pria? </h3>Klimaks atau orgasme sering jadi masalah saat bercinta. Terkadang, klimaks tidak dicapai oleh salah satu bahkan kedua pasangan. Ada juga yang percaya, wanita seharusnya orgasme terlebih dulu. Apakah hal ini benar? Hmmmm,...bisa jadi. Sebab, wanita punya kemampuan untuk orgasme beberapa kali saat berhubungan intim. Sementara, pria butuh jeda sebelum kembali bercinta. Makanya, banyak pria berusaha supaya pasangannya orgasme terlebih dulu, baru kemudian dirinya. Namun, ini pun kembali lagi pada preferensi Anda dan pasangan, ya! <h3>3. Seberapa Sering Hubungan Seks Sebaiknya Dilakukan? </h3>Banyak pasangan yang takut dianggap berlebihan kalau terlalu sering mengajak pasangan berhubungan. Tapi, kalau terlalu jarang pun takut dianggap "tidak normal". Sejumlah pakar menyebutkan, sebenarnya untuk urusan frekuensi tidak ada angka yang jelas. Semuanya berdasarkan kesepakatan pasangan. Kalau Anda dan pasangan sepakat untuk bercinta seminggu sekali, berarti itu frekuensi terbaik. Begitu juga, kalau sama-sama setuju untuk melakukannya dua hari sekali, ya tidak ada masalah juga. Bahkan, sebulan sekali pun sebenarnya tidak masalah. Yang terpenting Anda dan pasangan sama-sama merasa nyaman dan bahagia. <h3>4. Berapa Menit Durasi Ejakulasi Pria yang Normal? </h3>Durasi memang bisa pengaruhi kepuasan dalam berhubungan seksual. Jika terlalu lama, pasangan bisa hilang gairah dan mood-nya. Pola pikir "semakin lama semakin baik" ini biasanya dipengaruhi oleh tontonan pornografi. Padahal tayangan dalam film tersebut tidak realistis. Secara ilmiah, rata-rata pria mengalami ejakulasi sekira lima sampai tujuh menit. Kalau ejakulasi dalam rentang durasi tersebut, Anda masih dalam kategori normal. Namun, bila Anda mengalami ejakulasi terlalu cepat, semisal di bawah satu menit, sebaiknya segera hubungi dokter. <h3>5. Mengapa Saya Bisa Ejakulasi di Bawah Satu Menit? </h3>Banyak pria yang mengalami ejakulasi dini, tapi malu minta pertolongan ahli. Padahal, bila mau terbuka masalah ini bisa diatasi sehingga kualitas hubungan seksual jadi lebih baik. Beberapa hal ini bisa jadi penyebab Anda cepat mengalami ejakulasi: <ul><li>baru pertama kali berhubungan seksual </li><li>trauma pernah mengalami pelecehan seksual </li><li>tidak percaya diri </li><li><a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kesehatan%20Jiwa/artikel/depresi-1656385494520" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">depresi</a> atau gangguan kecemasan </li><li>stres akibat masalah ejakulasi dini yang dialami </li><li>ada rasa bersalah sehingga Anda buru-buru menuntaskan hubungan seks </li><li>disfungsi ereksi atau <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/8-penyebab-lemah-syahwat-pada-pria-wajib-tahu-1670402793010" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">lemah syahwat</a> </li><li>ada masalah dengan pasangan </li><li>gangguan hormon </li><li>gangguan fungsi kimiawi di dalam otak </li><li>pembengkakan atau infeksi di prostat atau saluran kencing </li></ul><h3>6. Kenapa Hubungan Seks Penting? </h3>Hubungan seks penting bagi orang yang sudah punya pasangan. Sebab, menurut penelitian hubungan intim bisa membuat pasangan semakin harmonis. Namun, perlu diingat bahwa aktivitas seksual bukan satu-satunya hal menjadikan relasi Anda dan pasangan romantis, ya! Komunikasi dan cara memperlakukan pasangan tetap yang utama. Dari sisi kesehatan fisik, bercinta bisa bermanfaat untuk kesehatan, seperti menurunkan tekanan darah, membakar kalori, menyehatkan jantung, dan lain-lain. <h3>7. Apakah Hubungan Seks Bisa Menyakitkan? </h3>Bagi sebagian wanita, hubungan seksual bisa menyakitkan, terutama jika baru pertama kali melakukannya. Rasa nyeri itu bisa disebabkan robeknya selaput dara atau kondisi vagina yang kering karena belum sepenuhnya terangsang. Namun, ada juga wanita yang merasa nyeri saat bercinta, padahal ini bukan kali pertamanya. Hal ini bisa dipengaruhi oleh: <ul><li>baru kembali berhubungan seks setelah melahirkan </li><li>memasuki masa menopause </li><li>ada iritasi di vagina </li><li>kurang lubrikasi </li><li>gangguan vaginismus (otot di sekitar vagina mengencang, sehingga sulit dipenetrasi) </li><li>gangguan dispareunia (nyeri di area kelamin secara terus-menerus) </li></ul><h3>8. Berapa Lama Foreplay Harus Dilakukan? </h3>Foreplay adalah bagian penting dalam hubungan seksual. Fungsinya untuk merangsang wanita sehingga area vagina tidak kering. Menurut pakar, pemanasan idealnya dilakukan selama sekitar 10 menit, dilanjutkan dengan penetrasi selama lima hingga tujuh menit. Tidak masalah bila durasinya kurang atau lebih sedikit dari anjuran pakar. Yang penting, jangna terlalu sebentar dan jangan terlalu lama. <h3>9. Apakah Ukuran Penis Pengaruhi Kepuasan Pasangan? </h3>Jawabannya: bisa ya, bisa tidak. Sebab, setiap orang punya preferensi berbeda. Ada wanita yang suka bila pasangannya punya penis yang besar, tapi banyak juga yang tidak demikian. Bahkan, menurut penelitian yang dipublikasikan European Urology terkait pengaruh ukuran penis dan tingkat kepuasan, hanya 1% yang menganggap ukuran sangat penting. Sementara, 20% lainnya menganggap ukuran penis lumayan penting. Lalu, sebanyak 77% mengatakan ukuran penis tidak mempengaruhi kepuasan saat bercinta. Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/berapa-ukuran-penis-normal-dan-apa-pengaruhnya-catat-ya-1672115478765" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Berapa Ukuran Penis Normal dan Apa Pengaruhnya? Catat, ya!</a> <h3>10. Saya Suka Masturbasi, Apakah Normal? </h3>Menurut para pakar, masturbasi itu normal dan sehat, baik untuk wanita dan pria. Masturbasi bisa menjadi "obat" untuk meredakan stres.Namun, masturbasi akan menjadi masalah apabila orang mulai ketagihan dan melakukan secara berlebihan. Tujuannya bukan lagi untuk melepaskan stres namun semata-mata demi kenikmatannya. Masturbasi secara berlebihan bisa berdampak pada kesehatan. Beberapa efeknya antara lain adalah kelelahan kronis, <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kesehatan%20Umum/artikel/nyeri-punggung-bawah" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">nyeri punggung bawah</a>, ejakulasi dini, dan rambut rontok. Itulah sejumlah pertanyaan tentang seks yang banyak ditanyakan orang dan jawabannya secara ilmiah. Sobat Altea yang masih punya pertanyaan, jangan ragu untuk video call dokter di AlteaCare saja! Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber: <ul><li>Pascoal, P. M., Narciso, I. D. S. B., &amp; Pereira, N. M. (2014). What is sexual satisfaction? Thematic analysis of lay people's definitions. Journal of sex research, 51(1), 22-30. </li><li>Cera, N., Vargas-Cáceres, S., Oliveira, C., Monteiro, J., Branco, D., Pignatelli, D., &amp; Rebelo, S. (2021). How relevant is the systemic oxytocin concentration for human sexual behavior? A systematic review. Sexual Medicine, 9(4), 100370-100370. </li><li>Medical News Today. Diakses pada Januari 2023. What to know about female multiple orgasms </li><li>International Society For Sexual Medicine. Diakses pada Januari 2023. What is the “normal” frequency of sex? </li><li>Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG). (2006). Premature ejaculation: Overview. IQWiG </li><li>Mayo Clinic. Diakses pada Januari 2023. Premature ejaculation </li><li>van Lankveld, J. J., Dewitte, M., Verboon, P., &amp; van Hooren, S. A. (2021). Associations of intimacy, partner responsiveness, and attachment-related emotional needs with sexual desire. Frontiers in Psychology, 1891. </li><li>Healthline. Diakses pada Januari 2023. The Health Benefits of Sex </li><li>Walnut Hill. Diakses pada Januari 2023. Why Is Sex Painful for Some Women? </li><li>Mayo Clinic. Diakses pada Januari 2023. Painful intercourse (dyspareunia) </li><li>Everyday Health. Diakses pada Januari 2023. 5 Ways to Spice Up Your Sex Life With Foreplay </li><li>Kids Health. Diakses pada Januari 2023. Is It Normal to Masturbate? </li></ul>

10 Pertanyaan Tentang Seks yang Bikin Orang Penasaran

Menggunakan test pack dengan benar bisa membantu Anda mendapatkan hasil akurat - AlteaCare | Foto: Envato

Untuk mengkonfirmasikan kehamilan, biasanya test pack jadi andalan. Tapi, ternyata banyak orang yang masih bingung cara menggunakan test pack yang benar. Padahal, kalau sampai salah, hasilnya pun tidak akurat. Saat ini,test pack yang merupakan alat tes kehamilan mandiri sudah dijual bebas di apotek. Hampir semua wanita menggunakan alat ini untuk mengetahui apakah dirinya hamil, sebelum datang berkonsultasi ke dokter. Tingkat akurasi hingga 99% membuat alat ini sangat dipercaya. Meski begitu, hasilnya mungkin kurang akurat kalau Anda sempat telat haid. Bila ini terjadi, sebaiknya Anda ulang tes sekitar seminggu setelahnya atau langsung berkonsultasi dengan dokter. Hal lain yang juga pengaruhi masalah akurasi adalah cara pemakaiannya. Lalu, bagaimana cara menggunakan test pack yang benar? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini! <h2>Cara Menggunakan Test Pack yang Benar </h2>Supaya hasil tes akurat, yuk ikuti cara penggunaan&nbsp;test pack berikut ini! <h3>1. Pastikan Test Pack dalam Kondisi Baik </h3>Hal pertama yang harus Anda pastikan saat membeli alat tes kehamilan adalah memeriksa kondisi kemasannya, apakah masih tersegel rapi. Lalu, jangan lupa periksa juga tanggal kadaluarsanya. Biasanya tanggal kadaluarsa tertera di kemasan dus test pack. Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/mudah-begini-cara-menghilangkan-mual-saat-hamil-muda-1632303167486" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Mudah, Begini Cara Menghilangkan Mual Saat Hamil Muda</a> <h3>2. Cari Waktu Terbaik </h3>Jika sepertinya Anda sudah hamil, langsung saja beli test pack untuk memastikan. Namun, akurasi hasilnya bisa berbeda, tergantung pada waktu Anda melakukan tes. Biasanya, hasil yang akurat bisa didapat sepuluh hari setelah Anda berhubungan dengan pasangan. Lebih akurat lagi jika Anda menunggu sampai terlambat haid. Jika Anda melakukan tes terlalu cepat, hasilnya bisa jadi negatif meski sebenarnya sedang hamil. Sementara itu, jika Anda sudah telat haid tapi hasil tetap negatif, cobalah tes sekali lagi. <h3>3. Lakukan Tes di Pagi Hari </h3>Sebenarnya tes kehamilan bisa dilakukan kapan pun. Namun, para ahli menyarankan agar Anda melakukannya di pagi hari, tepatnya setelah buang air kecil pertama. Begini alasannya: cara kerja test pack adalah mendeteksi kandungan human chorionic gonadotropin (HCG) di dalam tubuh. HCG ini terdapat di dalam air kencing atau darah. Sejak janin mulai bertumbuh di dalam rahim di awal kehamilan, kadar HCG akan terus meningkat. Ini berarti, kemungkinan mendapat hasil positif di test pack makin besar. Nah, dibandingkan sore atau malam hari, menurut ahli pagi hari adalah saat konsentrasi HCG sedang tinggi-tingginya di dalam tubuh. Itu sebabnya, Anda dianjurkan untuk lakukan tes di pagi hari agar dapat hasil yang akurat. Lalu, bagaimana kalau tidak sempat di pagi hari? Anda bisa tes di lain waktu, yaitu sekitar empat jam setelah buang air kecil terakhir. <h3>4. Ikuti Instruksi Penggunaan Test Pack </h3>Di kemasan alat tes, biasanya sudah tercantum cara menggunakannya. Nah, Anda tinggal mengikutinya. Telanjur membuang kemasan? Yuk, simak langkah-langkah ini: <ul><li>keluarkan test pack dari kemasan, singkirkanlah penutup plastik di bagian ujung </li><li>arahkan ujung test pack ke arah keluarnya urine keluar </li><li>tahan posisi selama 7-10 detik agar test pack mendapat sampel yang cukup, atau Anda juga bisa tampung urine di </li><li>wadah bersih, lalu celupkan ujung test pack selama setidaknya 10 detik </li><li>tutup kembali ujung alat test pack, lalu letakkan secara horizontal di atas permukaan yang bersih dan rata seperti meja </li><li>tunggulah hingga hasilnya terlihat </li></ul>Anda juga bisa beli alat test pack berbentuk strip yang lebih simpel dan mudah digunakan. Tinggal tampung urine di wadah bersih, lalu celupkan ujungnya ke dalam urine sampai garis batas maksimal selama 10 detik. Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/promil-alami-di-usia-matang-apa-saja-harus-dipersiapkan-1639361715281" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Promil Alami di Usia Matang, Apa Saja Harus Dipersiapkan</a> <h3>5. Cek Hasil Tes </h3>Hasil tes positif atau negatif, bisa dilihat dari indikator yang terdapat pada alat test pack. Untuk jenis test pack yang memiliki wadah urine, Anda bisa cek kotak kecil yang terdapat di bagian tengah. Bila terlihat satu garis, artinya negatif atau Anda tidak hamil. Namun, jika indikator menunjukkan dua garis, artinya positif atau Anda hamil. Sementara untuk jenis test pack berbentuk strip, hasil bisa dilihat berupa munculnya garis merah di bagian tengah strip. Bila ada satu garis artinya Anda tidak hamil dan bila dua garis artinya Anda hamil. Yang perlu diperhatikan, terkadang bisa terjadi garis yang muncul satu jelas namun satu lagi samar. Nah, garis samar itu menandakan rendahnya kadar HCG saat sedang melakukan tes. Anda bisa lakukan tes ulang atau langsung konsultasi saja ke dokter untuk memastikan kehamilan. Itulah cara menggunakan test pack yang benar. Sobat Altea yang masih ragu dengan tanda kehamilan yang dialami bisa juga video call dokter spesialis terpercaya di AlteaCare. Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber: <ul><li>Mayo Clinic. Diakses pada November 2022. Home pregnancy tests: Can you trust the results? </li><li>Healthline. Diakses pada November 2022. Can Pregnancy Tests Really Expire? </li><li>Cleveland Clinic. Diakses pada November 2022. Pregnancy Tests </li><li>Very Well Family. Diakses pada Desember 2022. Why Should Early Pregnancy Tests Be Taken in the Morning? </li><li>UNC School of Medicine. Diakses pada Desember 2022. Pregnancy Test Instructions </li></ul>

Cara Menggunakan Test Pack yang Benar. 99% Akurat!

Haid tidak teratur perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan lainnya - AlteaCare | Foto: Envato

Setiap wanita punya siklus menstruasi yang berbeda-beda. Namun, biasanya ada pola yang bisa dijadikan acuan, misalnya sekitar 28 hari. Nah, kalau sampai haid Anda sama sekali tidak berpola, sebaiknya cari tahu penyebab haid jadi tidak teratur. Menstruasi adalah kondisi keluarnya darah dari vagina, yang normal terjadi dalam siklus bulanan seorang wanita. Siklus ini merupakan mekanisme alami tubuh dalam mempersiapkan organ reproduksi wanita apabila terjadi kehamilan. Normalnya, siklus menstruasi wanita umumnya berlangsung selama 21 hingga 35 hari. Namun, sebagian wanita bisa mengeluh siklusnya tidak normal. Lalu, apa tandanya siklus menstruasi tidak normal? Coba Anda ingat-ingat dulu, deh. Kapan terakhir kali Anda menstruasi? Nah, coba hitung jarak antara hari terakhir dari menstruasi sebelumnya, sampai hari pertama Anda datang bulan lagi. Paling gampang, Anda bisa tandai di kalender, lalu amati selama tiga bulan ke depan. Jika pola siklus Anda di luar kisaran antara 21-35 hari, bisa jadi menstruasi Anda tidak teratur. Ada banyak faktor yang bisa bikin siklus menstruasi tidak teratur. Anda ingin tahu? Yuk, simak penjelasan mengenai penyebab haid tidak teratur berikut ini! <h2>Penyebab Haid Tidak Teratur </h2>Siklus menstruasi yang tidak normal sebenarnya tidak selalu berarti bahwa Anda sedang sakit. Lalu, apa penyebab menstruasi tidak normal? Simak paparan di bawah ini, yuk! <h3>1. Mau Menopause </h3>Sebenarnya, Anda akan mulai mengalami gejala haid yang tidak teratur pada saat memasuki masa <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/6-tanda-perimenopause-pada-wanita-beda-dengan-menopause-1665745478998" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">perimenopause</a>. Perimenopause adalah periode transisi tubuh wanita menuju masa menopause. Salah satu pertanda ketika Anda memasuki masa perimenopause adalah ketika menstruasi sudah tidak teratur seperti biasanya. Kondisi ini berkaitan erat dengan tidak teraturnya produksi hormon estrogen yang terjadi saat wanita yang masuk masa perimenopause. <h3>2. Terlalu Stres </h3>Sejumlah studi menyebut tingkat stres yang tinggi bisa pengaruhi siklus menstruasi. Kenapa? Saat siklus menstruasi lancar, artinya kadar hormon dalam tubuh seimbang. Sebaliknya, ketika stres, kadar hormon menjadi tidak seimbang dan bisa berpengaruh pada siklus menstruasi. Makanya, tidak heran saat Anda sedang stres atau bahkan depresi, siklus haid jadi tidak teratur. <h3>3. Sindrom Polikistik Ovarium </h3>Sindrom polikistik ovarium atau <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Penyakit%20Dalam/artikel/polycystic-ovary-syndrome-pcos-1675323630354" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">polycystic ovary syndrome (PCOS)</a> adalah gangguan hormon wanita pada usia produktif. Salah satu pertanda Anda mengalami penyakit ini adalah bila periode menstruasi berlangsung lebih dari 35 hari. Gangguan ini bisa dipicu sejumlah faktor, mulai kondisi tubuh yang resisten terhadap insulin, adanya peradangan, produksi androgen yang berlebihan, sampai faktor keturunan. <h3>4. Gangguan Tiroid </h3>Jika menderita hipertiroid atau hipotiroid, Anda juga bisa mengalami masalah haid yang tidak teratur. Soalnya, gangguan tiroid menyebabkan kadar prolaktin berubah. Hormon prolaktin berfungsi menjaga fungsi beberapa bagian tubuh, semisal sistem reproduksi, metabolisme, mekanisme cairan tubuh, dan sistem imun. Nah, ketika kadar hormon prolaktin berubah, lapisan rahim dapat menipis. Cara kelenjar hipofisis mengendalikan ovarium juga jadi berubah. <h3>5. Porsi Olahraga Berlebihan </h3>Banyak studi sudah membuktikan, latihan olahraga yang terlalu berat bisa membuat wanita tidak mengalami ovulasi. Akibatnya, ia pun tidak menstruasi. Normalnya, hipotalamus secara berkala mengirimkan sinyal ke kelenjar di bawah otak dan ovarium. Ini untuk memicu terjadinya ovulasi atau bersiap untuk pembuahan. Nah, stres berlebihan yang dialami tubuh, misalnya akibat berat badan turun drastis atau latihan fisik yang terlalu berat, bisa berpengaruh pada proses di atas. Akibatnya, siklus haid pun ikut terganggu. <h3>6. Merokok </h3>Sering merokok? Coba kurangi atau bahkan berhenti. Soalnya, kebiasaan ini bisa bikin siklus haid Anda tidak teratur. Perlu diketahui, merokok dapat mengubah kadar hormon dalam tubuh. Selain itu, kandungan kimia dalam rokok akan mengganggu sistem endokrin dan menyebabkan gangguan pada siklus haid. Lebih bahayanya lagi, rokok juga bisa mengurangi cadangan sel telur, kesuburan, dan mempercepat fase menopause. <h3>7. Alat Kontrasepsi </h3>Jika Anda menggunakan <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/jenis-alat-kontrasepsi-dan-cara-memilih-yang-tepat-1672223326008" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">alat kontrasepsi</a>, baik yang berupa pil, implan, dan cincin, ada kemungkinan siklus menstruasi Anda juga terganggu di awal pemakaiannya. Soalnya, alat kontrasepsi tersebut bekerja dengan cara mengganggu fluktuasi hormon dan pembentukan sel telur. Inilah yang kemudian membuat Anda tidak bisa hamil. Nah, karena proses kehamilan terganggu, efek sampingnya siklus menstruasi juga terganggu. Itulah sejumlah penyebab haid tidak teratur yang perlu Anda tahu. Sobat Altea yang resah karena mengalami menstruasi yang tidak teratur, langsung video call dokter terpercaya di AlteaCare saja! Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber: <ul><li>Everyday Health. Diakses pada Januari 2023. What Are Irregular Periods? </li><li>Bae, J., Park, S., &amp; Kwon, J. W. (2018). Factors associated with menstrual cycle irregularity and menopause. BMC women's health, 18(1), 1-11. </li><li>Nagma, S., Kapoor, G., Bharti, R., Batra, A., Batra, A., Aggarwal, A., &amp; Sablok, A. (2015). To evaluate the effect of perceived stress on menstrual function. Journal of clinical and diagnostic research: JCDR, 9(3), QC01. </li><li>Harris, H. R., Titus, L. J., Cramer, D. W., &amp; Terry, K. L. (2017). Long and irregular menstrual cycles, polycystic ovary syndrome, and ovarian cancer risk in a population‐based case‐control study. International journal of cancer, 140(2), 285-291. </li><li>Mayo Clinic. Diakses pada Januari 2023. Polycystic ovary syndrome (PCOS) </li><li>Everyday Health. Diakses pada Januari 2023. Is Hypothyroidism the Cause of Your Irregular Periods? </li><li>Jung, A. N., Park, J. H., Kim, J., Kim, S. H., Jee, B. C., Cha, B. H., ... &amp; Jun, J. H. (2017). Detrimental effects of higher body mass index and smoking habits on menstrual cycles in Korean women. Journal of women's health, 26(1), 83-90. </li><li>UW Medicine. Diakses pada Januari 2023. 5 Things You Need to Know About Irregular Periods </li></ul>

Ini Dia 7 Penyebab Haid Tidak Teratur Setiap Bulan

Pastikan semua barang persiapan melahirkan yang harus dibawa ke rumah sakit sudah lengkap - AlteaCare | Foto: Envato

Memasuki akhir trimester ketiga, Sobat Altea yang sedang hamil pasti sudah sibuk beres-beres untuk menyambut kedatangan bayi. Nah, jangan lupa juga tas perlengkapan berisi barang yang harus dibawa untuk persiapan melahirkan di rumah sakit, ya! Umumnya, ibu hamil akan melahirkan saat usia kandungan menginjak usia 38 minggu. Pada usia tersebut, bayi sudah memiliki organ yang lengkap. Warna kulit sudah terbentuk, kelamin juga sudah terbentuk sempurna, indra-indranya sudah berfungsi, dan organ dalam pun sudah lengkap. Namun, angka 38 minggu itu sebenarnya hanyalah perkiraan. Sebagian bumil bisa melahirkan sebelumnya, ada juga yang setelahnya. Konsultasi rutin setiap minggu dengan dokter akan membantu memantau apakah si Bayi kecil sudah siap menyambut dunia. Ya, persiapan matang adalah kunci! Selain itu, hal yang juga penting adalah persiapan barang yang harus dibawa saat melahirkan nantinya. Nah, kali ini Altea sudah menyusun daftar lengkapnya buat Anda. Yuk, simak apa saja! <h2>11 Barang Persiapan Melahirkan yang Wajib Dibawa </h2>Jangan tunggu sampai perut mulas baru siapkan tas. Sebaiknya, Anda sudah lakukan ini sejak beberapa minggu sebelumnya. Dengan begitu, ketika waktunya tiba, Anda hanya perlu minta tolong suami atau anggota keluarga yang lain membawakan tas tersebut, lalu langsung berangkat ke rumah sakit.Apa saja barang yang harus dibawa di tas tersebut? Pastikan sesuai dengan daftar di bawah ini, ya! <h3>1. Dokumen Penting </h3>Kesannya sepele, tapi fatal jika kelupaan. Dokumen-dokumen ini tidak boleh ketinggalan untuk memperlancar urusan administrasi di rumah sakit: <ul><li>KTP</li><li>buku catatan kehamilan</li><li>kartu asuransi, bila ada </li><li>formulir registrasi rumah sakit, bila sudah daftar sebelumnya </li></ul>Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/ini-dia-menu-makanan-pelancar-asi-1638363467750" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Ini Dia Menu Makanan Pelancar ASI</a> <h3>2. Buah-buahan </h3>Sebenarnya, buah-buahan sudah disediakan rumah sakit. Tapi, Anda juga bisa minta keluarga atau teman membawakan buah favorit Anda. Makan buah sangat penting buat ibu yang baru melahirkan. Sebab, kandungan seratnya tinggi dan bisa membantu usus bekerja normal. Dengan begitu, mencegah ibu mengalami sembelit maupun wasir. Jadi, usahakan ibu makan buah walaupun sedikit, jangan sampai tidak sama sekali, ya! <h3>3. Ponsel dan Charger </h3>Barang ini juga termasuk penting di masa sekarang. Pastikan ponsel kita cukup daya dan bisa dicas saat baterainya habis. Jadi, kita bisa segera memberi kabar pada saudara dan teman saat bayi sudah lahir. Selain itu, ibu juga bisa mengunduh aplikasi layanan kesehatan maupun aplikasi lain yang membantu selama menginap di rumah sakit. <h3>4. Bantal Menyusui </h3>Kenyamanan saat menyusui itu penting, apalagi bagi ibu yang baru pertama punya anak. Jadi, Anda boleh saja bawa bantal khusus menyusui saat hendak bersalin. Berdasarkan penelitian, bantal khusus menyusui ini dapat meningkatkan kenyamanan ibu hamil saat menyusui secara signifikan. Dengan begitu, aktivitas menyusui pun lancar dan bayi pun nyaman saat mengisap ASI. <h3>5. Perlengkapan Mandi </h3>Rumah sakit menyediakan alat mandi yang standar. Mengingat ibu akan menginap selama beberapa hari, tidak ada salahnya untuk bawa sendiri dari rumah. Misalnya, sampo, sabun, atau pembersih wajah yang sering digunakan. Selain itu, bawa juga produk perawatan kulit, seperti pelembap wajah dan losion untuk badan. <h3>6. Pakaian Tidur dan Pakaian Dalam </h3>Untuk beristirahat, pasti Anda lebih nyaman dengan pakaian tidur sendiri, 'kan? Makanya, lebih baik membawanya sendiri daripada mengandalkan piyama dari rumah sakit. Lalu, jangan lupa juga membawa persediaan pakaian dalam yang cukup untuk beberapa hari, ya! <h3>7. Sandal dan Kaus Kaki </h3>Antisipasi kondisi kamar yang agak dingin di malam hari dengan membawa kaus kaki. Anda juga bisa bawa selimut tambahan atau mantel supaya lebih hangat. Jangan lupa juga bawa sandal yang nyaman untuk ke kamar mandi. <h3>8. Bra Menyusui </h3>Bila ini bayi pertama Anda, tentu bisa saja terjadi berbagai masalah saat menyusui. Apalagi, kondisi Anda juga belum sepenuhnya pulih. Supaya memudahkan dalam menyusui, Anda bisa pakai bra khusus untuk menyusui. Ini sangat membantu agar Anda bisa segera memberikan ASI pada bayi tanpa repot membuka kait belakang bra lagi. Selain itu, Anda juga bisa siapkan kain penutup untuk dikaitkan ke dada saat menyusui, sehingga bisa lebih leluasa saat ada yang datang membesuk. <h3>9. Kudapan dan Permen </h3>Perlu diingat, ibu melahirkan bukanlah orang sakit yang perlu berpantang makan. Jadi, tidak masalah bila mau bawa kudapan ke rumah sakit. Begitu juga permen, yang bisa membantu mengatasi mulut yang kering selama proses persalinan. Tapi, sebelumnya mungkin bisa tanya ke perawat, snack seperti apa yang boleh dibawa, ya! <h3>10. Pakaian Saat Pulang dari Rumah Sakit </h3>Saat hamil, Anda tentu pakai baju hamil yang ukurannya besar. Setelah melahirkan, bisa jadi badan Anda jadi lebih menyusut. Supaya lebih segar saat pulang, Anda boleh saja bawa baju berbeda dan tidak pakai daster ibu hamil lagi. Ini bisa membuat Anda merasa lebih segar dan nyaman ketika pulang dari rumah sakit dan saat menggendong bayi. Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/5-tips-supaya-bisa-melahirkan-normal-1638759858851" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">5 Tips Supaya Bisa Melahirkan Normal</a> <h3>11. Baju dan Perlengkapan Bayi </h3>Terakhir, yang tidak boleh ketinggalan adalah pakaian dan perlengkapan bayi. Saat di rumah sakit, baju bayi sudah tersedia. Namun, ini tidak bisa dibawa pulang. Jadi, Anda perlu siapkan pakaian, kaus kaki, hingga sarung tangan, topi, serta popok dan selimut. Itulah sejumlah barang persiapan melahirkan yang harus dibawa ke rumah sakit. Sobat Altea yang punya masalah kesehatan pada trimester ketiga kehamilan atau menjelang persalinan, jangan ragu untuk video call dengan dokter spesialis kandungan di AlteaCare, ya! Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>Baby Center. Diakses pada November 2022. Fetal development week by week </li><li>Parents. Diakses pada November 2022. The Ultimate Hospital Bag Checklist for Delivering a Baby </li><li>Yang, C., Zhao, A., Lan, H., Ren, Z., Zhang, J., Szeto, I. M. Y., ... &amp; Zhang, Y. (2021). Association between dietary quality and postpartum depression in lactating women: a cross-sectional survey in Urban China. Frontiers in nutrition, 8, 705353. </li><li>Sri Widiastuti, I. A. K., Rustina, Y., &amp; Efendi, D. (2020). The use of breastfeeding pillow to reduce discomfort for breastfeeding mothers. Pediatric Reports, 12(s1), 8702. </li><li>Heberle, A. B. D. S., Cardelli, A. A. M., Higarashi, I. H., Carvalho, M. D. D. B., Nohama, P., &amp; Pelloso, S. M. (2021). Ergonomics of anatomical bra models for breastfeeding: a contribution of nursing. Revista Brasileira de Enfermagem, 75. </li></ul>

11 Barang yang Harus Dibawa untuk Persiapan Melahirkan di RS

Olahraga adalah cara menurunkan berat badan yang efektif buat penderita PCOS - AlteaCare | Foto: Envato

Gangguan polycystic ovary syndrome (PCOS) atau sindrom polikistik ovarium yang menyerang wanita berusia subur sering kali dipengaruhi oleh kondisi berat badan yang berlebihan. Supaya bisa kembali sehat, penderita PCOS perlu tahu cara menurunkan berat badan.<a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Penyakit%20Dalam/artikel/polycystic-ovary-syndrome-pcos-1675323630354" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Polycystic ovary syndrome (PCOS)</a> adalah gangguan metabolisme dan hormon yang menyebabkan fungsi reproduksi tidak berjalan normal. Gejala umum PCOS di antaranya siklus menstruasi yang tidak teratur, didapatinya kista pada indung telur saat dilakukan pemeriksaan, dan kadar hormon androgen yang tinggi. Mungkin Sobat Altea pernah bertanya-tanya, apa hubungannya berat badan dengan PCOS? Jadi begini: ketidakseimbangan hormon androgen menyebabkan berat badan jadi mudah naik. Sedangkan kondisi obesitas atau berat badan berlebih bisa menjadi penyebab utama resistensi insulin. Menurut ahli, resistensi insulin termasuk salah satu faktor risiko terjadinya PCOS. Itu sebabnya, saat seseorang didiagnosis PCOS, dokter akan menganjurkannya untuk menurunkan berat badan. Sebab, bila berat badan tetap berlebihan, sejumlah gangguan kesehatan bisa dialami. Gangguan kesehatan yang paling sering dialami oleh orang dengan PCOS adalah diabetes (karena berkaitan dengan resistensi insulin) dan masalah infertilitas atau sulit hamil. Masalah infertilitas ini tentu akan jadi pelik jika Anda berencana untuk punya anak. Lalu, bagaimana cara untuk menurunkan berat badan bagi wanita dengan PCOS? Yuk simak berikut ini! Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/5-hal-seputar-kista-ovarium-yang-perlu-diketahui-1663732383699" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">5 Hal Seputar Kista Ovarium yang Perlu Diketahui</a><h2>Cara Menurunkan Berat Badan Bila Mengidap PCOS </h2>Perubahan gaya hidup, termasuk pola makan, sangat penting bila Anda mengidap PCOS. Berikut ini beberapa langkah yang bisa Anda lakukan: <h3>1. Konsumsi Makanan dengan Indeks Glikemik Rendah </h3>Studi memperlihatkan, pola makan yang rendah karbohidrat ternyata bisa jadi cara efektif untuk menurunkan berat badan sekaligus kadar insulin dalam tubuh. Makanan yang rendah karbohidrat bisa didapat melalui makanan dengan indeks glikemik yang rendah. Yang termasuk dalam jenis makanan ini adalah makanan berserat dan berprotein, seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan unggas. Makanan dengan indeks glikemik rendah dicerna secara perlahan oleh tubuh, sehignga kadar gula dalam darah tidak naik dengan cepat. Selain jenis makanan di atas, penderita PCOS juga boleh mengonsumsi produk susu yang rendah lemak. <h3>2. Manfaatkan Probiotik untuk Sehatkan Usus </h3>Keseimbangan flora bakteri dalam usus berperan penting dalam proses metabolisme serta untuk menjaga berat badan. Nah, kondisi ini bisa dicapai dengan memilih makanan yang mengandung probiotik, seperti yogurt, kefir, dan makanan fermentasi lainnya. Jenis makanan ini bisa membantu meningkatkan jumlah bakteri baik di usus. <h3>3. Hindari Produk Makanan Olahan atau dalam Kemasan </h3>Memperbanyak makanan yang diolah secara alami juga merupakan cara terampuh supaya bisa menurunkan berat badan. Karena itu, mulai hari ini Anda perlu jauhi makanan dalam kaleng atau produk olahan lainnya supaya kondisi PCOS teratasi. Pasalnya, makanan dalam kemasan atau olahan sudah melalui pemrosesan yang panjang. Dalam proses tersebut, bahan makanan diberi tambahan bahan kimia seperti pengawet, juga gula dan garam tambahan. Mengonsumsi makanan seperti ini secara rutin bisa meningkatkan kadar gula darah dan mengacaukan kerja insulin. <h3>4. Rutin Berolahraga </h3>Kalau mau berat badan turun dengan cara yang sehat, olahraga adalah jawabannya. Bagi penderita PCOS khususnya, olahraga teratur bisa membantu menurunkan berat badan berlebih di perut dan meningkatkan sensitivitas insulin. Lalu, jenis latihan seperti apa yang cocok? Anda bisa mulai dengan latihan kardio dan latihan beban secara rutin. Lakukan dengan frekuensi tiga kali seminggu, selama 45-60 menit per sesinya. Menurut studi, pola latihan seperti ini sudah cukup untuk menurunkan lemak di perut. Tak hanya itu, kadar gula darah dan testosteron Anda juga berkurang. Plus, komposisi tubuh Anda akan semakin minim massa lemaknya. Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kesehatan%20Umum/artikel/8-olahraga-ringan-yang-bisa-dilakukan-di-rumah-gampang-1650626741965" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">8 Olahraga Ringan Yang Bisa Dilakukan di Rumah. Gampang!</a><h3>5. Cukup Tidur </h3>Tahukah Sobat Altea, masalah kurang tidur ternyata berhubungan erat dengan berat badan berlebih! Sebab, kondisi kurang tidur bisa memicu produksi hormon yang bikin lapar, seperti ghrelin dan kortisol. Akibatnya, Anda jadi ingin mengunyah terus sepanjang hari. Penderita PCOS juga punya cenderung rentan mengalami gangguan tidur seperti <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kesehatan%20Jiwa/artikel/insomnia-1656931224873" target="_blank">insomnia</a> dan sleep apnea. Itu sebabnya, sebaiknya pastikan Anda cukup tidur setiap malam, ya! Itulah beberapa cara menurunkan berat badan bila Anda mengidap PCOS. Sobat Altea yang saat ini berusaha hamil tapi tidak kunjung berhasil, tidak ada salahnya buat periksa apakah Anda ada gangguan PCOS atau tidak. Sebagai langkah pertama, Anda bisa lakukan video call dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan di AlteaCare. Bila diperlukan, Anda juga bisa buat janji bertemu dokter secara langsung melalui aplikasi. Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan buat janji dengan dokter spesialis andalan! Sumber:<ul><li>Healthline. Diakses pada Juli 2022. How to Lose Weight With PCOS: 13 Helpful Tips. </li><li>Healthline. Diakses pada Februari 2023. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS): Symptoms, Causes, and Treatment </li><li>Women’s Health. Diakses pada Juli 2022. 14 Tips For Losing Weight When You Have PCOS, According To Doctors. </li><li>US News. Diakses pada Juli 2022. Losing Weight With PCOS. </li></ul>

5 Cara Menurunkan Berat Badan Untuk Penderita PCOS

Polycystic ovary syndrome dapat berkaitan dengan gangguan menstruasi - AlteaCare | Foto: Envato

<h2>Definisi Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) </h2>Sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovary syndrome (PCOS) adalah suatu kondisi kompleks yang memiliki karakteristik ketidakseimbangan hormon, menstruasi atau haid yang tidak teratur, dan/atau kista pada salah satu atau kedua ovarium (indung telur). PCOS juga menjadi salah satu penyakit yang paling umum menyebabkan infertilitas pada wanita. Wanita dengan PCOS memproduksi hormon pria, atau dalam bahasa medis hormon androgen, lebih dari normal. Ketidakseimbangan hormon ini menyebabkan gangguan pada menstruasi dan membuat wanita lebih susah untuk hamil. PCOS menyerang wanita usia subur, tetapi gejala klinis biasanya terlambat disadari. Hal ini bisa karena wanita kadang kurang merasa khawatir dengan gejala yang muncul, seperti telat menstruasi. Selain itu, wanita juga bisa mengalami gejala lainnya yang mirip dengan pertumbuhan yang normal terjadi selama dua tahun setelah menstruasi pertama.<h2>Penyebab Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) </h2>Penyebab pasti dari polycystic ovary syndrome (PCOS) sampai saat ini belum jelas. Namun, salah satu teori menyatakan bahwa PCOS muncul akibat interaksi kompleks antara genetik dengan faktor lingkungan seseorang. Selain itu, penelitian juga menemukan adanya hubungan erat antara riwayat PCOS pada keluarga dengan munculnya gangguan ini.<h2>Faktor Risiko Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) </h2>Hal-hal yang berkontribusi pada meningkatnya kemungkinan seseorang muncul polycystic ovary syndrome (PCOS) adalah sebagai berikut: <ul><li>wanita dalam usia subur </li><li>memiliki berat badan berlebih </li><li>terdapat riwayat keluarga (ibu atau saudara perempuan) dengan PCOS </li><li>memiliki resistensi insulin</li></ul><h2>Gejala Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) </h2>Polycystic ovary syndrome (PCOS) memiliki berbagai macam gejala. Orang dengan PCOS kemungkinan tidak mengalami semua gejala yang ada. Gejala yang paling sering ditemukan jika Anda mengidap PCOS adalah: <ul><li>pertumbuhan rambut di tempat yang tidak diinginkan (hirsutism), seperti di wajah, dagu, payudara, atau perut rambut rontok </li><li>jerawatan atau muka berminyak </li><li>warna kulit lebih gelap di area ketiak, bawah payudara, tengkuk leher, atau daerah kemaluan </li><li>sering sulit tidur atau selalu merasa lelah </li><li>sakit kepala </li><li>gangguan menstruasi </li><li>sulit hamil </li><li>berat badan bertambah</li></ul><h2>Diagnosis Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) </h2>Dalam mendiagnosis polycystic ovary syndrome (PCOS), para ahli dapat menggunakan tiga kriteria. Salah satunya adalah kriteria Rotterdam yang disusun oleh the European Society of Human Reproduction and Embryology (ESHRE) dan the American Society for Reproductive Medicine (ASRM). Menurut kriteria Rotterdam, setidaknya harus ada dua dari tiga kriteria yang harus terpenuhi dalam mendiagnosis PCOS, yaitu: <ul><li>hiperandrogenisme: peningkatan hormon androgen dalam tubuh </li><li>oligo-ovulasi atau anovulasi: ditandai dengan adanya gangguan menstruasi, seperti menstruasi tidak rutin atau tidak menstruasi sama sekali </li><li>polikistik ovarium yang ditemukan pada hasil ultrasound (USG) </li></ul>Orang yang didiagnosis mengalami PCOS umumnya memiliki risiko lebih tinggi terhadap sejumlah gangguan kesehatan. Sekitar 50% orang dengan PCOS dapat mengidap diabetes serta lebih berisiko terhadap kondisi infark miokard atau matinya jaringan jantung karena sumbatan pada aliran darah pada jantung). Selain itu, gangguan PCOS juga bisa berpengaruh pada kondisi dislipidemia (peningkatan kadar lemak dalam darah), tekanan darah tinggi, dan lain-lain. Sedangkan terkait dengan kehamilan dan kesehatan organ reproduksi, PCOS dapat meningkatkan risiko terhadap sejumlah kondisi ini: <ul><li>keguguran </li><li>diabetes pada kehamilan </li><li>preeklampsia (tekanan darah tinggi pada kehamilan) </li><li>persalinan prematur</li></ul><h2>Pengobatan Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) </h2>Mengingat penyebab utama polycystic ovary syndrome (PCOS) masih belum diketahui dengan pasti, pengobatan PCOS ditujukan untuk mengurangi gejala yang dirasakan. Program terapi yang diberikan harus disesuaikan berdasarkan gejala yang muncul dan keinginan untuk hamil juga perlu dipertimbangkan. Berikut ini adalah sejumlah sasaran dari terapi PCOS: <h3>1. Perubahan Pola Hidup </h3>Salah satu cara terbaik untuk mengatasi PCOS adalah makan dengan benar dan berolahraga secara teratur untuk menjaga berat badan. Sebab, penurunan 5-10% dari berat badan saja sudah bisa mengurangi gejala yang dirasakan dan membuat pola menstruasi lebih teratur. Mengurangi makanan manis biasanya juga harus dilakukan karena PCOS bisa mengakibatkan peningkatan kadar gula darah. Sementara itu, berolahraga dan gaya hidup yang aktif juga bisa membantu menurunkan berat badan, serta mengontrol kadar gula darah dan insulin. <h3>2. Mengatasi Gangguan Menstruasi </h3>Kontrasepsi adalah pengobatan yang sering digunakan pada wanita dengan PCOS yang tidak sedang berencana untuk hamil. Obat kontrasepsi seperti pil KB atau KB suntik bisa berguna untuk membuat menstruasi menjadi lebih teratur. <h3>3. Mengatasi Pertumbuhan Rambut Berlebih </h3>Salah satu gejala yang mungkin muncul akibat PCOS adalah pertumbuhan rambut secara berlebihan di tempat yang tidak diinginkan. Hal ini bisa diatasi dengan metode hair removal atau menghilangkan rambut, seperti dengan laser hair removal. <h3>4. Mengatasi Gangguan Fertilitas atau Kesuburan </h3>Dokter bisa memberikan terapi untuk membantu wanita dengan PCOS untuk hamil. Caranya bisa dengan suntik terapi hormon gonadotropin, atau bisa juga dengan prosedur operasi ovarian drilling atau pengeboran ovarium. Prosedur operasi pengeboran ovarium ini dapat mengubah kadar hormon dalam tubuh, sehingga memudahkan wanita dengan PCOS untuk terjadi ovulasi (lepasnya sel telur dari indung telur sehingga kemudian bisa terjadi proses pembuahan dengan sperma). <h2>Pencegahan Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) </h2>Karena sampai saat ini penyebab terjadinya polycystic ovary syndrome belum diketahui, maka pencegahan terjadinya PCOS juga belum bisa dipastikan. Faktor genetik, resistensi terhadap insulin, dan juga proses inflamasi atau pembengkakan dalam tubuh berkaitan dengan peningkatan produksi hormon androgen. Kita ingat, meningkatnya hormon androgen adalah salah satu kriteria dalam diagnosis PCOS Sementara itu, obesitas atau berat badan berlebih adalah penyebab utama dari resistensi insulin yang bisa meningkatkan risiko terjadinya PCOS. Sedangkan, obesitas juga berkontribusi pada proses inflamasi dalam tubuh. Kesimpulannya, untuk menurunkan risiko mengalami PCOS, kita perlu menjaga berat badan agar berada di tataran ideal.<h2>Kapan Harus ke Dokter? </h2>Polycystic ovary syndrome (PCOS) sering terlambat diketahui karena tidak segera berkonsultasi dengan dokter. Padahal, dampak dari penyakit ini cukup besar, karena bisa menyebabkan infertilitas. Karena itu, segera buat janji dengan dokter spesialis jika Anda mengalami beberapa kondisi berikut: <ul><li>tidak menstruasi padahal Anda sedang tidak hamil </li><li>mengalami gejala khas PCOS lainnya, seperti tumbuh rambut pada wajah dan tubuh </li><li>tidak kunjung hamil sementara Anda sudah berusaha menjalani program hamil selama lebih dari 12 bulan </li><li>Mengalami sejumlah gejala khas diabetes, seperti rasa haus atau lapar berlebih dan penurunan berat badan</li></ul>Anda bisa komunikasikan gejala yang dialami melalui video call dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan di AlteaCare. Dokter dapat merekomendasikan Anda melakukan pemeriksaan yang dibutuhkan apabila diperlukan. Anda juga bisa buat janji melalui aplikasi untuk bertemu dokter langsung di tempat praktiknya. Ini lebih praktis dan hemat waktu karena tidak perlu antre. Yuk, gunakan <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> sebagai solusi kesehatan dan segera buat janji dengan dokter spesialis andalan! Referensi:<ul><li>National Center for Biotechnology Information. Diakses pada Mei 2021. Polycystic Ovarian Syndrome. </li><li>Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada Mei 2021. PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) and Diabetes. </li><li>WebMD. Diakses pada Mei 2021. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS). </li><li>Medscape. Diakses pada Mei 2021. Polycystic Ovarian Syndrome. </li><li>Healthline. Diakses pada Mei 2021. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS): Symptoms, Causes, and Treatment. </li><li>American Academy of Family Physicians. Diakses pada Mei 2021. Diagnosis and Treatment of Polycystic Ovary Syndrome. </li></ul>

Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)

Ritual tidur baru bisa jadi cara untuk mengatasi insomnia pada ibu hamil - AlteaCare | Foto: Envato

Banyak ibu hamil mengeluh tidak bisa tidur malam atau insomnia. Meski diperlukan proses yang tidak sebentar, sebenarnya ada banyak cara mengatasi insomnia pada ibu hamil yang bisa dilakukan sendiri di rumah.<a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kesehatan%20Jiwa/artikel/insomnia-1656931224873" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Insomnia</a> saat hamil bukan disebabkan oleh faktor tunggal, melainkan banyak faktor. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:<ul><li>nyeri punggung</li><li>
mulas</li><li>
kram kaki</li><li>
<a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kesehatan%20Jiwa/artikel/gangguan-cemas-menyeluruh-1660016388288" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">gangguan kecemasan</a></li><li>
gangguan pernapasan saat tidur</li><li>
pergerakan bayi di dalam rahim</li><li>
gangguan tidur lain, misalnya sindrom kaki gelisah</li></ul>Kondisi tidak dapat tidur di malam hari memang membuat ibu hamil tidak nyaman. Ibu hamil pun bisa kelelahan di siang hari dan kesehatannya bisa menurun.Tentu kita tidak mau kondisi ini sampai berefek pada kesehatan janin, 'kan?Maka dari itu, kita harus segera mencari solusi untuk masalah ini. Bagaimana caranya?Yuk, ikuti sejumlah cara mengatasi insomnia pada ibu hamil berikut ini!<h2>7 Cara Mengatasi Insomnia pada Ibu Hamil</h2>Beberapa cara ini bisa dicoba di rumah untuk membantu bumil tidur lebih nyenyak di malam hari:<h3>1. Rilekskan Otot </h3>Cara pertama mengatasi insomnia pada ibu hamil adalah dengan mengkondisikan tubuh agar rileks. Untuk itu, bumil bisa coba teknik relaksasi yang disebut progressive muscle relaxation (PMR) atau relaksasi otot progresif.Pada prinsipnya, relaksasi ini bertujuan untuk mengencangkan dan melemaskan otot, yang dilakukan setiap sebelum tidur.&nbsp;Contohnya: kencangkan otot paha selama 5-10 detik, lalu lemaskan. Ambil jeda selama 10-20 detik, lalu pindah ke otot lain, misalnya otot bokong.Supaya lebih optimal, barengi latihan dengan teknik pernapasan perut. Sambil ambil napas dalam-dalam dan mengembuskannya keluar, tenangkan juga pikiran Anda.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/8-penyebab-insomnia-saat-sedang-hamil-penting-dicatat-1673335962167" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">8 Penyebab Insomnia Saat Sedang Hamil. Penting Dicatat!</a> 
<h3>2. Coba Ritual Mau Tidur yang Baru</h3>Strategi selanjutnya untuk membantu mengatasi insomnia saat hamil adalah mengubah kebiasaan saat hendak tidur. Adanya ritual baru bisa membantu Anda lebih rileks dan siap untuk tidur.Coba lakukan hal-hal berikut ini: <ul><li>ganti lampu di kamar dengan yang lebih redup atau padamkan lampu dan nyalakan lampu kecil di meja samping tempat tidur</li><li>
kalau terbiasa tidur siang, lakukan lebih cepat dari biasanya, jika perlu</li><li>
mandi air hangat sebelum tidur</li><li>
lakukan kegiatan sederhana sebelum tidur, semisal merajut atau baca buku</li><li>
hindari nonton TV atau main gim sebelum tidur</li><li>
tidur menyamping ke kiri dengan lutut dan pinggul ditekuk, topang dengan guling khusus ibu hamil atau dengan guling biasa</li><li>
biasakan bangun dan tidur di jam yang sama setiap hari</li></ul><h3>3. Tempat Tidur Hanya untuk Tidur</h3>Sobat Altea termasuk yang suka melakukan apa saja di tempat tidur, seperti bekerja dengan laptop, makan, atau sekadar baring-baring sambil chat dengan teman?Nah, ternyata aktivitas lain yang dilakukan di tempat tidur selain tidur adalah salah satu penyebab insomnia saat hamil. Kebiasaan ini bisa bikin jam biologis tubuh jadi kacau. Ketika jam biologis kacau, kita bisa mengantuk pada jam produktif di siang hari dan terjaga ketika seharusnya beristirahat pada malam hari.Untuk itu, sebaiknya lakukan aktivitas yang tidak berhubungan dengan tidur di tempat-tempat lain, misalnya di sofa. Saat sudah waktunya tidur, barulah naik ke tempat tidur.Menurut studi, perubahan ini bisa memperbaiki kualitas tidur.<h3>4. Berolahraga</h3>Olahraga punya banyak manfaat positif buat kesehatan, termasuk untuk mengatasi insomnia.Melansir John Hopkins Medicine, penelitian terbaru memperlihatkan indikasi bahwa jenis olahraga aerobik bisa mengatasi gangguan tidur termasuk insomnia. Bahkan, efeknya setara dengan pil tidur.Contoh olahraga aerobik yang bisa dilakukan oleh ibu hamil di antaranya adalah jalan santai, berenang, dan senam hamil.<h3>5. Hindari Kopi</h3>Selama hamil, hindari dulu minum kopi atau minuman lain yang mengandung kafein. Pasalnya, kafein dapat membuat Anda tetap terjaga sepanjang malam.Selain itu, kafein juga akan membuat tubuh sulit menyerap zat besi yang Anda dan bayi butuhkan.<h3>6. Yoga</h3>Selain berenang atau berjalan kaki, latihan yoga juga bisa jadi cara mengatasi insomnia pada ibu hamil. Jika tidak dapat berlatih yoga sendiri, ikutilah kelas yoga khusus untuk ibu hamil.Sejumlah penelitian menemukan, rutin yoga selama kehamilan trimester kedua bisa menurunkan frekuensi bumil sering terbangun di tengah malam. Dengan begitu kualitas tidur pun akan membaik.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/7-akibat-kurang-tidur-bagi-ibu-baru-melahirkan-bisa-depresi-lho-1648176985341" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">7 Akibat Kurang Tidur Bagi Ibu Baru Melahirkan. Bisa Depresi, lo!</a> 
<h3>7. Ngemil Sedikit</h3>Sebagian ibu hamil biasanya lebih mengantuk setelah makan camilan. Nah, trik ini juga bisa dicoba supaya bisa membantu Anda tidur. Tapi, jangan terlalu banyak, ya! Pasalnya terlalu banyak ngemil malah bisa bikin perut mulas!Beberapa camilan yang bisa Anda makan sebelum tidur adalah:<ul><li>susu</li><li>
roti isi</li><li>
kacang almon, yang bisa bikin rileks</li><li>
pisang, sumber melatonin yang bisa memancing kantuk</li><li>
keju, yang mengandung tryptophan yang dapat memicu produksi melatonin</li></ul>Itulah sejumlah cara mengatasi insomnia pada ibu hamil.Sobat Altea yang sedang hamil dan sering sulit tidur, jangan ragu untuk lakukan video call dengan dokter spesialis di AlteaCare, ya!Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>Hashmi, A. M., Bhatia, S. K., Bhatia, S. K., &amp; Khawaja, I. S. (2016). Insomnia during pregnancy: diagnosis and rational interventions. Pakistan journal of medical sciences, 32(4), 1030.</li><li>
John Hopkins Medicine. Diakses pada Juli 2022. Exercising for Better Sleep</li><li>
Web MD. Diakses pada Juli 2022. Pregnancy Insomnia</li><li>
Very Well Health. Diakses pada Juli 2022. 5 Natural Remedies for Pregnancy Insomnia</li><li>
Very Well Family. Diakses pada Juli 2022. How to Cope With Pregnancy Insomnia</li></ul>

7 Cara Mengatasi Insomnia pada Ibu Hamil. Mudah Dilakukan!

Beberapa gangguan fisik bisa jadi penyebab insomnia saat hamil - AlteaCare | Foto: Envato

Salah satu keluhan yang biasa dialami ibu hamil adalah susah tidur di malam hari. Penyebab insomnia saat sedang hamil pun bisa sangat beragam.Insomnia saat sedang hamil umumnya dialami ibu hamil pada trimester pertama dan ketiga. Meski sangat mengganggu, Anda tidak perlu terlalu khawatir karena gangguan normal terjadi selama kehamilan.Selain sulit tidur, gejala lain yang dirasakan adalah:<ul><li>sering terbangun ketika baru tidur sebentar,</li><li>
sulit tertidur kembali ketika sudah terbangun, dan</li><li>
tidak merasa segar saat bangun</li></ul>Lalu, apa yang menyebabkan seorang wanita bisa insomnia saat sedang hamil?Yuk, simak uraian lengkapnya di bawah ini!<h2>8 Penyebab Insomnia Saat Sedang Hamil</h2>Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan ibu hamil mengalami insomnia:<h3>1. Nyeri Punggung</h3>Ibu hamil, apalagi kalau perut sudah sangat besar, bisa jadi sering mengalami nyeri punggung, ya. Nah, keluhan ini bisa jadi salah satu penyebab insomnia saat sedang hamil.Menurut penelitian, nyeri punggung bisa pengaruhi kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil, termasuk insomnia.Perlu dicatat, mengobati nyeri punggung tidak lantas dapat menghilangkan gangguan insomnia. Maka dari itu, ibu hamil sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis untuk mengetahui terapi dan perawatan yang perlu dijalani. Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/9-penyebab-ibu-hamil-mengalami-sembelit-stres-termasuk-1654869757842" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">9 Penyebab Ibu Hamil Mengalami Sembelit. Stres Termasuk!</a> 
<h3>2. Gangguan Pencernaan</h3>Perubahan hormon selama kehamilan bisa berpengaruh pada sistem pencernaan. Bumil bisa merasa perut jadi gampang kembung, lebih sering buang gas, dan juga sering mulas.Masalah hormon juga bisa membuat otot-otot di saluran pencernaan jadi rileks, sehingga asam lambung gampang naik ke tenggorokan. Kondisi ini kita kenal juga dengan istilah heartburn. Sebaiknya, ibu hamil atur jadwal makan lebih awal dari biasanya. Hindari makan mendekati waktu tidur bila Anda sering mengalami heartburn, supaya bisa lebih gampang tidur.Selain itu, kurangi juga makanan yang memicu terjadinya mulas, semisal cokelat atau makanan pedas.<h3>3. Kram Kaki</h3>Banyak ibu hamil sering mengeluh kakinya kram kaki di malam hari, sehingga jadi tidak bisa tidur.Saat kaki kram, coba luruskanlah kaki dan tekuk bagian pergelangan kaki. Setelah itu, beri pijatan pada bagian yang kram.Jika tidak dapat melakukannya sendiri, minta saja bantuan pada pasangan atau anggota keluarga yang tinggal bersama Anda.<h3>4. Gangguan Kecemasan</h3>Merasa kondisi fisik tidak ada masalah, tapi tetap sulit tidur di malam hari? Yuk, coba periksakan diri ke psikiater. Pasalnya, bisa jadi penyebab insomnia saat sedang hamil adalah gangguan kecemasan.Jangan sampai gangguan ini dibiarkan begitu saja, lo. Sebab, insomnia ketika hamil bisa berujung pada gangguan kesehatan mental lainnya, semisal <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kesehatan%20Jiwa/artikel/depresi-1656385494520" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">depresi</a>.<h3>5. Gangguan Pernapasan saat Tidur</h3>Banyak ibu hamil mengalami gangguan pernapasan saat tidur. Akibatnya, bumil pun jadi sering terbangun di malam hari.Gangguan pernapasan pada ibu hamil disebabkan adanya peningkatan kadar estrogen dan progesteron. Kondisi ini memicu pembengkakan kapiler, sekresi berlebihan, dan pembengkakan lapisan kulit dalam saluran pernapasan bagian atas.<h3>6. Pergerakan Bayi</h3>Salah satu penyebab insomnia saat sedang hamil yang lainnya adalah pergerakan bayi di dalam kandungan.Sebagian wanita terkadang tidak terpengaruh oleh gerakan bayi dan tetap bisa tidur nyenyak. Namun, banyak juga yang sulit tidur karena bayi dalam kandungan kelewat aktif.Akibatnya, ibu hamil akhirnya hanya bisa menunggu hingga sang bayi tenang, baru akhirnya mencoba untuk tidur.<h3>7. Sindrom Kaki Gelisah</h3>Sindrom kaki gelisah adalah salah satu gangguan tidur yang membuat kita tidak bisa istirahat dengan tenang dan terus menggerakkan kaki.Tidak sedikit ibu hamil mengalami gangguan ini pada malam hari. Akibatnya, tentu saja sulit mendapat ketenangan ketika hendak tidur.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/7-risiko-hamil-di-atas-usia-35-tahun-pasutri-wajib-tahu-1654271859828" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">7 Risiko Hamil di Atas Usia 35 Tahun. Pasutri Wajib Tahu!</a> 
<h3>8. Bolak-balik Kamar Mandi</h3>Ibu hamil juga kerap mengalami beser pada saat malam hari. Hasilnya, bukannya tidur nyenyak, bumil malah beberapa kali bangun. Sering terjaga karena harus ke kamar mandi untuk buang air kecil bikin bumil jadi sering mengantuk di siang hari. Aktivitas seharian pun akan terganggu.Itulah sejumlah penyebab insomnia saat sedang hamil yang perlu diketahui bumil.Sobat Altea yang sedang hamil dan mengalami masalah insomnia, jangan ragu untuk lakukan video call dengan dokter spesialis di AlteaCare.Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan segera buat janji dengan dokter andalan Anda! Sumber:<ul><li>Healthline. Diakses pada Juli 2022. How to Kick Insomnia in Early Pregnancy</li><li>
American Pregnancy. Diakses pada Juli 2022. Pregnancy Insomnia: Snooze Or Lose!</li><li>
Hashmi, A. M., Bhatia, S. K., Bhatia, S. K., &amp; Khawaja, I. S. (2016). Insomnia during pregnancy: diagnosis and rational interventions. Pakistan journal of medical sciences, 32(4), 1030.</li><li>
Web MD. Diakses pada Juli 2022. Pregnancy Insomnia</li><li>
Baby Centre. Diakses pada Juli 2022. Leg cramps (pregnancy sleep)</li><li>
Osnes, R. S., Roaldset, J. O., Follestad, T., &amp; Eberhard-Gran, M. (2019). Insomnia late in pregnancy is associated with perinatal anxiety: a longitudinal cohort study. Journal of affective disorders, 248, 155-165.</li><li>
Izci-Balserak, B. (2015). Sleep disordered breathing in pregnancy. Breathe (Sheff) 11 (4): 268–277.</li><li>
Onio Health. Diakses pada Juli 2022. How To Solve Sleep Troubles During Pregnancy</li></ul>

8 Penyebab Insomnia Saat Sedang Hamil. Penting Dicatat!

Alat kontrasepsi bisa membantu menjarangkan kehamilan sehingga ibu dan anak lebih sehat - AlteaCare | Foto: Envato

Banyak anak, banyak rezeki. Kalimat ini sering kita dengar, tapi sebenarnya belum tuntas. Lengkapnya, “Banyak anak berarti banyak rezeki yang harus dicari”. Tapi, tentunya semua perlu rencana. Maka itu, penting untuk pakai alat kontrasepsi agar kelahiran anak bisa lebih terencana.Dulu, pada tahun 1970an negara kita punya program pemerintah yang disebut Keluarga Berencana (KB). Salah satu tujuan program ini adalah mengatur jarak kelahiran, sehingga keluarga bisa sehat dan sejahtera.Pasalnya, mengutip Kementerian Kesehatan RI, kehamilan yang tidak diinginkan maupun jarak kelahiran anak yang terlalu dekat bisa meningkatkan angka kematian ibu dan bayi. Sementara kehamilan yang direncanakan bisa membuat bayi mendapatkan ASI eksklusif secara maksimal.Nah, salah satu upaya untuk mendukung agar ibu hamil dan anak yang dilahirkan sehat adalah dengan menggunakan kontrasepsi. Seiring perkembangan zaman, kini ada banyak jenis kontrasepsi yang telah diperkenalkan. Pertanyaannya sekarang, mana yang cocok untuk digunakan oleh pasangan suami istri?Baik dr. Jasmin Iskandar, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Mitra Keluarga, dan sex educator Febrizky Yahya sepakat bahwa penentuan kontrasepsi ada di tangan pasangan. Perlu ada komunikasi dua arah antara pasangan.“Semua tergantung pada pasangan, mana yang cocok dan nyaman saat digunakan.” ujar dr. Jasmin dalam sesi live streaming Bicara Se(ks)hat di Instagram AlteaCare (alteacare.id), Kamis, 22 Desember 2022.Yuk, kita kenali beberapa jenis alat kontrasepsi berikut ini!Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/7-jenis-alat-kontrasepsi-wanita-dan-pria-mana-paling-efektif-1653406360249" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">7 Jenis Alat Kontrasepsi Wanita dan Pria. Mana Paling Efektif?</a> 
<h2>Jenis Alat Kontrasepsi yang Perlu Diketahui</h2>Berikut ini adalah beberapa jenis alat kontrasepsi yang sering digunakan oleh pasangan: <h3>1. Kontrasepsi Oral atau Pil KB</h3>Alat kontrasepsi pertama yang umum dikenal berbentuk pil yang dikonsumsi secara oral (diminum), dan sering disebut juga pil KB (singkatan dari Keluarga Berencana).Menurut dr. Jasmin, pil KB mengandung hormon progesteron yang dapat mencegah terjadinya ovulasi, sehingga hal ini dapat menunda kehamilan.Selain itu, minum pil KB bisa memberi manfaat lain, yakni bisa mengurangi nyeri saat menstruasi. “Wanita juga jadi lebih dilindungi dari risiko kanker ovarium,” tambah dokter Jasmin.Nah, untuk meminimalisir efek samping, sebaiknya kita perhatikan dan ikuti petunjuk dokter untuk dosisnya, serta ketahui kapan waktu paling tepat untuk minum pil kontrasepsi.<h3>2. Steril atau Sterilisasi</h3>Kontrasepsi jenis ini biasanya dipilih oleh mereka yang ingin mencegah kehamilan secara permanen. Artinya, pasangan memutuskan untuk tidak memiliki anak lagi. Sterilisasi dilakukan dengan tindakan bedah, yang akan menutup saluran sel telur di rahim. “Dengan demikian, sperma tidak bisa masuk dan melakukan proses pembuahan,” kata dr. Jasmin.<h3>3. Kondom</h3>Alat kontrasepsi berikut ini adalah pilihan paling praktis dan paling rendah risiko efek sampingnya. Febrizky bercerita, kondom bisa dibilang sudah menemani dirinya dan pasangan saat memutuskan untuk menunda kehamilan selama 4 tahun.Meski begitu, bukan berarti kondom bisa digunakan hingga lebih dari 4 tahun. Dokter Jasmin menganjurkan, sebaiknya gunakan metode kontrasepsi lain jika ingin menunda lebih dari 7 tahun.Selain itu, imbuh dr. Jasmin, perhatikan juga penyimpanan kondom. sebab, jika cara penyimpanannya tidak benar, kualitas kondom bisa turun.<h3>4. IUD (Intra Uterine Device)</h3>Pernah dengar istilah “pasang spiral”? Nah, ini sama dengan IUD. Jenis kontrasepsi yang satu ini dipasang di dalam rahim dan bentuknya kecil seperti huruf “T”Pemasangan alat ini dapat menghambat sperma ke rahim dan mencegah pembuahan, sehingga kehamilan pun tidak terjadi.Menurut dr. Jasmin, penggunaan IUD memiliki risiko sendiri, misalnya ada kemungkinan terdorong atau bergeser akibat menstruasi. Karena itu, sebaiknya Anda sering kontrol rutin ke dokter spesialis.Itulah beberapa jenis alat kontrasepsi dan cara memilih yang tepat.Sobat Altea yang ingin tahu lebih banyak seputar alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan, jangan ragu untuk berdiskusi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi di AlteaCare, ya. Anda bisa video call dengan dokter spesialis dan minta rekomendasi sesuai kondisi Anda.Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada Desember 2022. Pentingnya Penggunaan Alat Kontrasepsi</li></ul>

Jenis Alat Kontrasepsi dan Cara Memilih yang Tepat

Menyempatkan babymoon atau liburan saat hamil baik untuk persiapan persalinan - AlteaCare | Foto: Envato

Lahirnya bayi akan mengubah hidup orangtuanya. Tak heran bila banyak pasangan yang sempatkan diri untuk liburan saat hamil, yang sering disebut juga babymoon.Momen ini sering dijadikan cara untuk siapkan diri menyambut sang bayi sekaligus redakan stres yang sering dialami bumil menjelang persalinan. Seperti halnya honeymoon saat baru menikah dulu, berlibur sebelum kelahiran bayi ini juga bisa dianggap suatu perayaan.Saat bulan madu Anda dan pasangan menghabiskan waktu berduaan saja. Nah, babymoon adalah saat untuk lebih berfokus menikmati waktu berkualitas bersama sebelum anggota keluarga Anda bertambah.Harus diakui, bulan-bulan pertama saat bayi baru lahir sangat menguras energi. Tidak hanya bayi pertama, anak kedua dan ketiga pun pasti akan membawa perubahan dalam keluarga. Itu sebabnya, liburan saat hamil itu tidak hanya disarankan buat ibu yang hamil anak pertama, ya!Pasalnya, banyak bumil yang ragu buat traveling karena khawatir kenapa-kenapa. Sebenarnya, selama kondisi kehamilan sehat tidak ada komplikasi, bumil boleh liburan, lo! Bahkan, tidak masalah kalau mau ke tempat yang cukup jauh, seperti luar kota atau luar negeri. Namun, memang ada hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan sebelumnya untuk memastikan perjalanan itu tidak akan membebani kehamilan.Yuk, simak tips liburan saat hamil buat pasangan yang ingin babymoon!<h2>Tips Siapkan Babymoon Agar Aman Liburan Saat Hamil</h2>Supaya acara jalan-jalan nanti aman, menyenangkan, dan yang paling penting tidak berisiko bagi kehamilan, simak dulu tips penting ini, ya!<h3>1. Wajib Konsultasi Dulu dengan Dokter</h3>Sebelum bikin itinerary, bumil sebaiknya ketemu dokter kandungan yang menangani kehamilan, ya! Sampaikan rencana babymoon Anda pada dokter: mau ke mana, naik apa, dan berapa lama. Berdasarkan kondisi bumil selama hamil, dokter akan menilai apakah Anda cukup kuat untuk traveling, termasuk bila harus naik pesawat.Di samping itu, dokter juga akan menyarankan apa saja yang perlu dipersiapkan agar liburan saat hamil bisa lancar dan bila ada keluhan bisa segera diatasi.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/5-jenis-makanan-sehat-untuk-ibu-hamil-1637127761229" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">5 Jenis Makanan Sehat Untuk Ibu Hamil</a> 
<h3>2. Cari Waktu yang Tepat</h3>American College of Obstetricians and Gynecologists merekomendasikan waktu terbaik buat traveling adalah saat Anda masuk trimester kedua.Apa alasannya? Menurut ahli, berlibur pada saat usia kehamilan di antara minggu ke-14 hingga minggu ke-28 tergolong aman, sebab Anda sudah melewati masa-masa morning sickness. Selain itu, kondisi kesehatan bumil juga cenderung lebih kuat dibandingkan pada awal kehamilan. Anda sudah terbiasa dengan kondisi hamil, sehingga punya lebih banyak energi untuk menempuh perjalanan, berjalan kaki, atau melakukan aktivitas lain. Sementara itu, traveling pada trimester ketiga kurang dianjurkan. Sebab, di masa ini bumil lebih mudah lelah seiring dengan kehamilan yang semakin besar. <h3>3. Pilih Tujuan yang Aman</h3>Meski sudah dinyatakan sehat untuk liburan saat hamil, bukan berarti semua lokasi bisa didatangi. Sebaiknya, hindari bepergian ke daerah atau negara yang diketahui memiliki kasus infeksi serius yang tinggi. Ini bisa berupa infeksi virus Zika, malaria, demam berdarah dengue, demam kuning, hingga COVID-19. Cari tahu juga apakah daerah tempat tujuan Anda mewajibkan untuk membawa dokumen kesehatan tertentu, misalnya sertifikat vaksin. Jangan lupa juga untuk pantau kasus aktif COVID-19 sebelum berangkat. Jika grafiknya sedang meningkat, sebaiknya urungkan rencana babymoon dan cari alternatif lain.<h3>4. Hindari Waktu Perjalanan Terlalu Panjang</h3>Ibu hamil berisiko mengalami deep vein thrombosis (DVT) atau penggumpalan darah di pembuluh darah vena bagian dalam, biasanya di bagian kaki. DVT dianggap berbahaya karena gumpalan darah bisa sampai ke paru-paru dan menyebabkan emboli paru. Risiko DVT meningkat bila Anda berada dalam satu posisi dalam waktu yang cukup lama. Misalnya, saat duduk di mobil, kereta, atau pesawat selama lebih dari 4 jam.Bila tujuan perjalanan Anda memang jauh, coba hindari risiko DVT dengan langkah-langkah ini:<ul><li>Minum banyak air putih, hindari minuman yang mengandung kafein atau alkohol</li><li>
Bila bepergian dengan mobil, usahakan untuk berhenti setiap 1–2 jam dan berjalan-jalan sebentar di luar </li><li>
Bila naik pesawat, bangun dari tempat duduk dan berjalan-jalan di kabin pesawat </li><li>
Perhatikan pakaian Anda, pilih yang longgar dan bila perlu pakai stocking kompresi untuk mencegah pembekuan darah</li></ul><h3>5. Siapkan Barang yang Perlu Dibawa</h3>Mengutip Baby Centre, beberapa barang ini perlu dibawa bumil dalam perjalanan saat mau liburan:<ul><li>Camilan sehat: bisa untuk mengusir rasa lapar di perjalanan maupun saat penerbangan mengalami keterlambatan</li><li>
Botol minum: jangan lupa minum supaya tidak mengalami dehidrasi selama perjalanan</li><li>
Tisu, tisu basah, dan hand sanitizer: ini bisa jadi andalan ketika tidak memungkinkan buat cuci tangan dengan air</li><li>
Vitamin, suplemen kehamilan, dan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter</li><li>
Dokumen yang dibutuhkan: mulai dari buku catatan kehamilan, KTP, paspor, sertifikat vaksin, dokumen asuransi perjalanan, hingga surat keterangan dari dokter yang mengizinkan untuk naik pesawat bila Anda liburan saat usia kehamilan melebihi 28 minggu</li></ul>Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/ini-alasan-bumil-tidak-boleh-kekurangan-zat-besi-1648004708748" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Ini Alasan Bumil Tidak Boleh Kekurangan Zat Besi</a> 
<h3>6. Terapkan Protokol Kesehatan Ketat</h3>Pastikan bumil dalam kondisi sehat sebelum berangkat, termasuk bebas dari paparan COVID-19. Lakukan tes skrining, baik antigen maupun PCR, bila diperlukan, serta lengkapi vaksin dan booster sesuai anjuran.Selain itu, terapkan juga protokol kesehatan dengan baik saat berada di tempat liburan, seperti:<ul><li>Kenakan masker yang aman</li><li>
Jaga jarak</li><li>
Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun</li><li>
Menjauhi kerumunan</li></ul>Hal lain yang juga penting disiapkan adalah mencari tahu fasilitas kesehatan terdekat dari tempat liburan Anda. Jadi, jika mendadak kurang sehat selama babymoon, Anda bisa segera memeriksakan diri di klinik atau rumah sakit terdekat.Itulah sejumlah tips liburan saat hamil buat pasangan yang ingin babymoon.Sobat Altea yang sedang hamil dan merasa kurang sehat selama liburan bisa lakukan video call dokter spesialis di AlteaCare. Begitu juga jika Anda butuh saran dari dokter saat mau berlibur dengan kondisi kehamilan yang butuh perhatian ekstra.Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada Agustus 2022. Pregnant Travelers.</li><li>
American College of Obstetricians and Gynecologists. Diakses pada Agustus 2022. Travel During Pregnancy.</li><li>
Patient. Diakses pada Agustus 2022. How to travel safely during pregnancy.</li><li>
Better Health. Diakses pada Agustus 2022. Pregnancy and travel. </li><li>
Baby Centre. Diakses pada Desember 2022. Essential items for travelling during pregnancy</li><li>
Healthline. Diakses pada Desember 2022. What Is a Babymoon and How Do You Plan One?</li></ul>

Mau Babymoon, Liburan Saat Hamil? Ini Tipsnya Biar Aman!

Dalam beberapa situasi, keputihan bisa dikatakan sebagai kondisi tidak normal. Makanya kita harus membedakan mana keputihan normal dan mana yang abnormal.Keputihan adalah kondisi keluarnya lendir atau cairan bening dari vagina. Ini adalah cara alami tubuh melindungi vagina agar terhindar dari infeksi.Sebenarnya, keputihan adalah fenomena normal yang dialami oleh banyak wanita. Namun, Anda perlu khawatir jika kondisinya tidak normal.Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Mitra Keluarga, dr. Stella Shirley Mansyur, Sp. OG, mengatakan, salah satu penyebab utama keputihan pada wanita di Indonesia adalah jamur."Sebanyak 70% penyebab keputihan di Indonesia adalah jamur. Sebab, kita tinggal di negara tropis," ujarnya dalam sesi live streaming Bicara Se(ks)hat di Instagram AlteaCare (@alteacare.id), pada Kamis, 15 Desember 2022.Lalu, apa yang membedakan antara gejala keputihan normal dan abnormal? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!<h2>Perbedaan Keputihan Normal dan Abnormal</h2>Ada berbagai <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/7-penyebab-keputihan-pada-wanita-penting-diketahui-1671166759639" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">penyebab keputihan pada wanita</a>, baik yang normal maupun yang tidak normal. Nah, supaya tahu kapan harus segera bicara pada dokter saat mengalami masalah keputihan, Anda harus memahami perbedaannya. Nah, berikut ini adalah perbedaan keputihan normal dan abnormal.<h3>1. Keputihan Normal</h3>Keputihan yang normal dapat disebabkan perubahan reaksi hormon. Ini terjadi karena pada masa subur vagina umumnya mengeluarkan lendir.Warna lendir yang keluar di masa subur biasanya bening atau putih, teksturnya bisa lengket seperti permen karet saat ditarik. Kondisi ini termasuk normal dan tidak butuh perhatian khusus.Selain itu, keputihan juga bisa keluar menjelang menstruasi."Bentuknya seperti lendir keputihan. Tetapi warna lebih seperti putih telur, tidak berbau, dan jumlah tidak banyak. Cairan tersebut lebih menggumpal dan lebih gampang putus kalau ditarik," jelas dr. Stella.Kesimpulannya, selama keputihan tidak berbau dan lendirnya mudah putus ketika ditarik, artinya masih normal.<h3>2. Keputihan Abnormal</h3>Lalu bagaimana dengan keputihan yang tidak normal?Mudah saja membedakannya. Coba periksa apakah karakteristiknya menyerupai keputihan yang normal atau tidak.Karakteristik keputihan yang tidak normal di antaranya adalah:<ul><li>warna lendir putih susu, kekuningan, atau kehijauan</li><li>
membuat tidak nyaman saat beraktivitas</li><li>
disertai munculnya sensasi panas di sekitar selangkangan</li><li>
disertai rasa gatal</li><li>
muncul bau yang tidak sedap dari sekitar vagina</li></ul>Sobat Altea yang mengalami hal ini sebaiknya segera kunjungi dokter. Bila Anda merasa segan atau malu untuk bicara langsung pada dokter spesialis kebidanan dan kandungan, ada alternatif video call di aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> yang bisa dilakukan dari rumah.<h2>Penyebab Keputihan Tidak Normal</h2>Selain mengetahui karakteristik keputihan seperti apa yang disebut normal dan tidak normal, Anda juga perlu tahu apa yang memicu gejala tersebut.Menurut dr. Stella, selain disebabkan oleh jamur, 30% kasus keputihan bisa berkaitan dengan infeksi bakteri, virus, dan infeksi menular seksual.Kira-kira apa yang menjadi pemicu jamur atau infeksi menyerang di sekitar vagina dan menyebabkan keputihan? 
Menurut dr. Stella, berikut adalah beberapa pemicunya:<ul><li>celana dalam yang terlalu lembap (bahannya bukan terbuat dari katun)</li><li>
imunitas tubuh sedang tidak bagus</li><li>
gaya hidup kurang bersih</li><li>
tidak mengganti pembalut tepat waktu sehingga memicu iritasi</li><li>
memakai celana berbahan tebal sehingga area sekitar vagina jadi lebih lembap</li><li>
pasangan seksual terjangkit bakteri atau virus tertentu</li></ul><h2>Cara Mengatasi Keputihan</h2>Kunci utama untuk mengatasi dan mencegah keputihan adalah gaya hidup yang sehat dan bersih. Dokter Stella juga merekomendasikan beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mempercepat pemulihan diri dari keputihan.Berikut adalah beberapa di antaranya:<ul><li>ganti celana dalam dua kali sehari, terutama setelah berolahraga</li><li>
pilih celana dalam berbahan katun karena dapat menyerap keringat dan pori-porinya mengurangi kelembapan</li><li>
ganti pembalut atau pantyliner sekitar empat hingga enam jam sekali</li><li>
setelah buang air kecil, bersihkan vagina dari depan ke belakang, sebab bila dari belakang ke depan nanti bakteri dari anus bisa masuk ke vagina</li><li>
konsumsi vitamin probiotik</li><li>
konsumsi obat antijamur (jika keputihan disebabkan jamur)</li><li>
konsumsi obat antibiotik (jika keputihan disebabkan bakteri)</li><li>
jika keputihan disebabkan infeksi menular seksual, pasangan juga harus minum obat antibiotik supaya penyakit bisa bersih tuntas</li></ul>Itulah perbedaan keputihan normal dan abnormal yang perlu diketahui.Sobat Altea yang mengalami gangguan keputihan atau yang lain terkait kesehatan organ intim, jangan ragu video call dokter di AlteaCare ya!Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan segera buat janji dengan dokter andalan!

Perbedaan Keputihan Normal dan Abnormal, Amati dan Kenali!

Miss V yang sehat umumnya punya ciri-ciri khas - AlteaCare | Foto: Envato

Bagi wanita, kesehatan vagina sangat penting dijaga. Untuk itu, kita perlu memahami seperti apa ciri-ciri Miss V yang sehat sehingga bisa segera waspada bila ada mengalami perubahan.Vagina adalah organ reproduksi penting bagi wanita dengan banyak fungsi. Di antaranya adalah sebagai saluran penghubung ke rahim, mengeluarkan darah saat menstruasi, jalur keluar bayi saat bersalin, serta memberikan kenikmatan saat berhubungan seksual.Mengingat vitalnya fungsi-fungsi tersebut, tentunya organ intim ini perlu dijaga kesehatannya. Selain melakukan perawatan yang tepat, kita juga perlu pastikan kondisi Miss V baik-baik saja.Nah, di sinilah perlunya buat kita untuk tahu apa saja ciri-ciri Miss V yang sehat. Apa saja itu? Yuk, cek selengkapnya di bawah ini!<h2>7 Ciri Miss V Sehat yang Harus Diketahui</h2>Berikut adalah karakteristik vagina yang sehat. Pahami, ingat, dan deteksi secara rutin!<h3>1. Tidak Terasa Gatal</h3>Dengan kondisi miss V yang sehat, Anda pun nyaman saat beraktivitas. Sebaliknya, vagina yang tidak sehat biasanya akan terasa gatal.Gatal-gatal di sekitar Miss V tersebut bisa disebabkan oleh infeksi, faktor menopause, iritasi, penyakit kulit, atau infeksi menular seksual.Selain gatal, beberapa gejala penyakit bisa membuat Anda merasakan sensasi panas seperti terbakar, warna vagina menjadi kemerahan, dan bengkak di sekitar vagina.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/7-penyebab-keputihan-pada-wanita-penting-diketahui-1671166759639" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">7 Penyebab Keputihan pada Wanita, Penting Diketahui!</a> 
<h3>2. Tidak Sakit Ketika Berhubungan Intim</h3>Jika Anda merasakan nyeri ketika berhubungan intim, bisa jadi itu adalah pertanda bahwa vagina sedang tidak baik-baik saja.Rasa sakit saat berhubungan seksual bisa dipengaruhi adanya peradangan pada organ intim wanita, infeksi saluran kemih, penyakit menular seksual, dan endometriosis.Nah, untuk itu kalau Anda sering kesakitan saat berhubungan intim, hubungi dokter untuk berkonsultasi.<h3>3. Aromanya Familiar</h3>Banyak yang tidak menyangka kalau vagina punya aroma tersendiri. Faktanya, menurut penelitian, setiap wanita punya aroma vagina yang khas.Selama kesehatan vagina terjaga dan aromanya tidak berubah, Anda tidak perlu khawatir.Namun, kalau Anda sering keputihan disertai ada aroma yang menyengat, sebaiknya waspada. Begitu juga bila muncul rasa gatal dan panas seperti terbakar.<h3>4. Keputihannya Normal</h3>Sebenarnya, keputihan itu alami bagi perempuan. Sebab, secara rutin vagina mengeluarkan cairan untuk menjaga kondisinya tetap bersih dan terlindung dari infeksi.Nah, kalau Anda melihat sepertinya ada perubahan pada keputihan, jangan ragu untuk ke dokter. Sebab, perubahan ini bisa menjadi pertanda adanya masalah.Sebagai informasi, keputihan yang normal itu punya ciri-ciri seperti ini:<ul><li>aromanya tidak menyengat</li><li>
cairannya berwarna bening atau putih</li><li>
tekstur cairan tebal dan lengket</li><li>
membuat area sekitar vagina basah</li></ul><h3>5. Kondisinya Selalu Lembap</h3>Dalam kondisi normal, vagina akan selalu lembap. Sementara jika vagina berada dalam kondisi kering, artinya ada masalah.Salah satu penyebabnya bisa kadar estrogen yang menurun atau rendah. Nah, ada beberapa faktor yang bisa bikin kadar estrogen turun, misalnya:<ul><li>sedang menyusui</li><li>
baru melahirkan</li><li>
merokok</li><li>
gangguan imun</li><li>
sedang terapi kanker</li><li>
sudah menopause</li><li>
dalam masa perimenopause</li><li>
baru menjalani operasi pengangkatan ovarium</li></ul><h3>6. Tidak Ada Luka</h3>Beberapa wanita bisa mengalami luka di sekitar vaginanya. Luka ini bisa muncul saat mencukur bulu kemaluan, akibat melakukan foreplay, dan berhubungan seksual.Untuk mengatasinya, Anda perlu melakukan hal berikut:<ul><li>membilas area di sekitar vagina dengan air hangat satu atau dua kali sehari</li><li>
hindari menggunakan sabun beraroma kuat atau mengandung parfum, karena bisa pengaruhi kadar keasaman vagina</li><li>
pastikan mengeringkan area vagina setelah membersihkan</li><li>
kenakan celana dalam dari bahan katun dan bawahan yang longgar sampai luka sembuh</li></ul>Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kesehatan%20Umum/artikel/cara-mencukur-bulu-kemaluan-yang-benar-hati-hati-iritasi-1671166812839" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Cara Mencukur Bulu Kemaluan yang Benar. Hati-Hati Iritasi!</a> 
<h3>7. Bentuknya Normal</h3>Apa yang dimaksud dengan bentuk miss V yang normal? Normal artinya tidak ada benjolan, tidak mengalami perdarahan, dan lain-lain. Jika mengalami hal-hal tersebut, artinya kesehatan vagina sedang terganggu.Kondisi tidak normal pada vagina dapat menyebabkan kemandulan, keguguran, dan gangguan reproduksi lainnya.Itulah ciri-ciri Miss V sehat yang perlu Anda ketahui.Bila Sobat Altea ingin tahu lebih lanjut seputar cara menjaga kesehatan organ intim atau ingin berdiskusi seputar gangguan yang dialami, jangan ragu untuk video call dengan dokter spesialis di AlteaCare, ya!Jika diperlukan untuk bertemu langsung dengan dokter, Anda juga bisa manfaatkan fitur “Janji Temu Dokter” yang ada di aplikasi. Jadi, tidak perlu repot lagi antre di rumah sakit atau klinik!Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>Cleveland Clinic. Diakses pada November 2022. Vagina</li><li>
Health Shots. Diakses pada November 2022. Is your vagina really healthy? 5 signs that say you are absolutely OK down there</li><li>
Mitchell, K. R., Geary, R., Graham, C. A., Datta, J., Wellings, K., Sonnenberg, P., ... &amp; Mercer, C. H. (2017). Painful sex (dyspareunia) in women: prevalence and associated factors in a British population probability survey. BJOG: An International Journal of Obstetrics &amp; Gynaecology, 124(11), 1689-1697.</li><li>
Keith, L., Stromberg, P., Krotoszynski, B. K., Shah, J., &amp; Dravnieks, A. (1975). The odors of the human vagina. Archiv für Gynäkologie, 220(1), 1-10.</li><li>
Flo Health. Diakses pada November 2022. Vaginal Smell: Everything You Need to Know</li><li>
NHS UK. Diakses pada November 2022. Vaginal Discharge</li><li>
Mayo Clinic. Diakses pada November 2022. Vaginal dryness </li><li>
Healthline. Diakses pada November 2022. What Causes Vaginal Cuts, and How Are They Treated?</li><li>
Paul, K. G., Kosuri, K. C., &amp; Bayad, H. (2020). Congenital uterovaginal abnormalities, it’s embryogenesis, surgical management and clinical implications. Obstetrics &amp; gynecology science, 63(5), 655-659.</li></ul>

Ini Dia 7 Ciri Miss V yang Sehat dan Tanda Bahayanya

Infeksi jamur, parasit, dan virus dapat menjadi penyebab keputihan pada wanita - AlteaCare | Foto: Envato

Keputihan sebenarnya adalah kondisi yang wajar dialami wanita. Namun, tidak sedikit wanita yang mengeluhkan akibat keputihan yang tidak normal. Semua ini bergantung pada penyebab keputihan yang dialami.Yang dimaksud dengan keputihan adalah keluarnya lendir atau cairan bening dari vagina. Hal ini merupakan cara alami tubuh untuk menjaga vagina tetap bersih dan terhindar dari infeksi. Kalau gejala keputihan masih dalam batas wajar, tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Namun, Anda boleh mulai waspada bila kondisi keputihan seperti berikut:<ul><li>aromanya tidak sedap</li><li>
cairan yang keluar berwarna agak hijau, abu-abu, atau seperti nanah</li><li>
teksturnya agak berbusa atau bergumpal</li><li>
disertai rasa gatal, panas, bengkak, atau kemerahan pada vagina</li><li>
disertai dengan perdarahan atau keluarnya flek, tapi Anda tidak sedang haid</li></ul>Gejala ini bisa dialami oleh wanita segala usia. Namun, penyebabnya dapat berbeda-beda. Kira-kira apa ya, penyebab keputihan pada wanita? Yuk, simak uraian lengkapnya berikut ini!<h2>7 Penyebab Keputihan pada Wanita</h2>Sebelum Anda panik mencari tahu cara mengobati keputihan, kita pahami penyebabnya terlebih dulu, yuk!<h3>1. Perubahan Hormon</h3>Semasa hidupnya, hormon estrogen pada wanita dapat mengalami perubahan. Saat kadar estrogen tinggi, serviks akan mengeluarkan lendir. Sebagiannya akan dikeluarkan melalui vagina. Nah, kadar hormon estrogen ini bisa meningkat dalam kondisi berikut:<ul><li>selama siklus menstruasi, tepatnya beberapa hari sebelum sel telur keluar</li><li>
beberapa bulan sebelum anak perempuan mendapat menstruasi pertamanya</li><li>
selama kehamilan</li><li>
saat sedang mengonsumsi obat yang mengandung hormon estrogen</li><li>
satu-dua minggu pertama setelah bayi dilahirkan, karena dia mendapat banyak hormon estrogen dari ibunya saat di kandungan</li></ul>Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/8-perilaku-hubungan-seks-berisiko-yang-harus-dihindari-1670398931972" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">8 Perilaku Hubungan Seks Berisiko yang Harus Dihindari!</a> 
<h3>2. Infeksi Bakteri</h3>Salah satu bakteri yang kerap menyerang daerah kewanitaan adalah bacterial vaginosis. Bakteri inilah yang bisa memicu keputihan pada wanita.Saat bakteri ini menyerang, area intim wanita mengeluarkan aroma amis, lalu cairan keputihan berwarna abu-abu atau putih.Bila Anda mengalami ini, sebaiknya periksa ke dokter dan sementara tidak berhubungan intim dulu dengan pasangan. Soalnya, kondisi ini membuat kedua pasangan sama-sama rentan infeksi menular seksual.<h3>3. Radang Panggul</h3>Saat Anda mengalami peradangan pada area panggul, tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan lendir.Sebagian besar kasus <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Penyakit%20Dalam/artikel/radang-panggul-1649663650339" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">radang panggul</a> disebabkan bakteri yang ditularkan melalui hubungan seksual.Selain itu, radang ini juga bisa dipicu infeksi menular seksual yang tidak diobati. Radang juga dapat disertai gejala lain, seperti sakit perut, nyeri pada panggul, perdarahan vagina, dan rasa sakit saat berhubungan intim.<h3>4. Gonore dan Klamidia</h3>Gonore dan klamidia adalah jenis infeksi menular seksual berbahaya yang harus diwaspadai. Apalagi, keduanya sering kali dialami tanpa gejala pada awalnya.Pada orang yang menginap gonore, biasanya akan keluar cairan kental berwarna hijau atau kuning dari vagina.&nbsp;Gejala ini diikuti oleh nyeri saat buang air kecil dan perdarahan.Gejala yang serupa dapat dialami oleh mereka yang terkena klamidia. Misalnya seperti nyeri saat buang air kecil, keputihan, nyeri pada panggul dan perut, nyeri ketika berhubungan intim, dan perdarahan setelah berhubungan intim.<h3>5. Infeksi Jamur</h3>Rasa gatal, nyeri, dan sensasi terbakar pada area sekitar vagina bisa jadi disebabkan oleh infeksi jamur. Biasanya, gejala ini semakin parah pada beberapa hari sebelum menstruasi dimulai.Jika tidak segera diobati, peradangan akan melebar ke bagian luar alat kelamin, lalu bibir vagina akan membengkak serta memerah.Selain keputihan, Anda akan merasa nyeri ketika berhubungan seks dan buang air kecil.<h3>6. Human Papillomavirus (HPV)</h3>Vaksin HPV sangat penting bagi wanita, sebab penyakit yang disebabkan oleh virus HPV sering kali tidak menimbulkan gejala yang jelas.Namun, pada beberapa kasus, paparan virus ini bisa terdeteksi saat terdapat kutil di sekitar alat kelamin. Jika dibiarkan, virus ini dapat memicu kanker serviks, lo!Virus HPV dapat menular melalui aktivitas seksual, seperti:<ul><li>hubungan seksual, baik penetrasi biasa, oral, ataupun anal</li><li>
gesekan antar kulit kelamin</li><li>
berbagi penggunaan sex toys</li></ul>Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/7-fakta-vaksin-hpv-yang-mencegah-kanker-serviks-1656674829397" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">7 Fakta Vaksin HPV yang Mencegah Kanker Serviks</a> 
<h3>7. Trikomoniasis</h3>Trikomoniasis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan parasit. Pada wanita, penyakit ini dapat menyebabkan keputihan, aroma busuk dan gatal di alat kelamin, serta rasa nyeri saat buang air kecil.Saat terkena trikomoniasis, Anda bisa mengalami:<ul><li>keputihan yang diiringi keluarnya cairan encer berbau busuk dari vagina</li><li>
vagina berwarna kemerahan</li><li>
merasakan sensasi terbakar di sekitar vagina</li><li>
gatal di sekitar alat kelamin</li><li>
nyeri saat buang air kecil atau berhubungan intim</li><li>
rasa tidak nyaman di area perut bagian bawah</li></ul>Itulah sejumlah penyebab keputihan yang harus Anda tahu.Sobat Altea yang sering mengalami keputihan, jangan ragu untuk video call dengan dokter spesialis terpercaya di AlteaCare, ya!Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan segera janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>National Health Service. Diakses pada November 2022. Vaginal discharge</li><li>
Merck Manual. Diakses pada November 2022. Vaginal Discharge</li><li>
Norah Kairys dan Manish Garg. (2022). Bacterial Vaginosis. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing</li><li>
Lindsey K. Jennings dan Diann M. Krywko. (2022). Pelvic Inflammatory Disease. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing</li><li>National Health Service. Diakses pada November 2022. Gonorrhoea</li><li>
Spence, D., &amp; Melville, C. (2007). Vaginal discharge. Bmj, 335(7630), 1147-1151.</li><li>National Health Service. Diakses pada November 2022. Human papillomavirus (HPV)</li><li>National Health Service. Diakses pada November 2022. Chlamydia</li><li>
Mayo Clinic. Diakses pada November 2022. Trichomoniasis</li><li>
Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG). (2006). Vaginal yeast infection (thrush): Overview</li></ul>

7 Penyebab Keputihan pada Wanita, Penting Diketahui!

Mitos menstruasi yang tidak jelas sumbernya sebaiknya tidak dipercaya - AlteaCare | Foto: Envato

Sobat Altea pernah tidak dapat tips supaya datang bulan lancar, tapi kedengarannya agak tak masuk akal? Jangan telan semua mentah-mentah, ya, siapa tahu itu hanya mitos menstruasi!Sebenarnya, menstruasi adalah peristiwa alami yang bagi para wanita. Saat menstruasi, wanita mengalami perdarahan yang keluar melalui vagina. Normalnya, haid memiliki siklus yang lamanya kurang lebih satu bulan. Siklus ini sebenarnya bertujuan mempersiapkan tubuh untuk terjadinya kehamilan, seiring dengan dilepaskannya sel telur oleh ovarium. Namun, ketika sel telur ini ternyata tidak dibuahi oleh sperma pria, kehamilan pun tidak terjadi. Sebagai gantinya, terbentuk lapisan dinding rahim mengalami penebalan, lalu kemudian luruh. Itulah yang kita kenal sebagai menstruasiSaat menstruasi datang, ada beberapa keluhan yang mungkin bisa dialami, mulai dari sakit perut, sakit kepala, sampai darah haid yang tidak lancar atau malah sangat deras.Biasanya, kita suka dapat “resep” atau nasihat dari ibu, nenek, saudara, sampai teman dekat. Harus begini, harus begitu, atau tidak boleh ini, tidak boleh itu.Pertanyaannya, semua petuah itu benar atau hanya mitos, sih?Yuk, cari tahu apa kata ahli seputar mitos menstruasi dan simak faktanya berikut ini!<h2>7 Mitos Menstruasi dan Faktanya</h2>Berikut ini adalah fakta dari dari sejumlah mitos menstruasi yang sering beredar luas di masyarakat:<h3>1. Dilarang Keramas</h3>Banyak orang percaya, haid dapat membuat pori-pori kulit kepala terbuka lebar. Makanya, wanita yang sedang datang bulan tidak boleh keramas, biar tidak sakit kepala.Padahal, itu hanya bualan belaka, Sobat Altea!Faktanya: wanita yang sedang haid memang kerap mengalami sakit kepala. Namun, itu bukan karena sampo yang masuk ke dalam pori-pori kulit kepala.<a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kesehatan%20Umum/artikel/sakit-kepala-1648800868600" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Sakit kepala</a>&nbsp;adalah reaksi normal yang terjadi akibat turunnya hormon estrogen dalam siklus menstruasi.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/5-hal-yang-penting-dilakukan-saat-menstruasi-1644311308040" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">5 Hal Yang Penting Dilakukan Saat Menstruasi</a><h3>2. Darah Haid itu Darah Kotor</h3>Sejak zaman nenek kita dulu, sudah ada anggapan bahwa menstruasi merupakan cara tubuh mengeluarkan darah kotor dan membersihkan diri. Makanya, proses ini bisa terjadi setiap bulan.Faktanya: mitos ini terkesan ilmiah, tapi sebenarnya salah besar ya, Sobat Altea!Yang dikeluarkan saat haid bukanlah darah kotor, melainkan lapisan endometrium atau dinding rahim yang secara alami luruh bila tidak ada kehamilan.Selain itu, darah haid juga mengandung sisa sel telur yang tidak dibuahi dan darah.<h3>3. Telat Haid? Minum Soda Saja! </h3>Sobat Altea pernah dapat tips minum minuman bersoda saat sedang terlambat menstruasi? Konon, jenis minuman ini bisa mempercepat datangnya menstruasi. Namun, benarkah faktanya demikian?Faktanya: melansir Live Science, sejumlah penelitian menemukan adanya kaitan antara minuman manis-manis dengan mens yang datang lebih cepat.Nah, soda termasuk jenis minuman yang mengandung gula tambahan cukup banyak. Tapi, kaitan antara minuman manis dan jadwal haid tidak langsung, ya. Sering mengonsumsi minuman manis bisa bikin berat badan mudah naik dan akhirnya orang bisa jadi obesitas. Sementara itu, kondisi tubuh yang obesitas terbukti dapat meningkatkan risiko menstruasi datang lebih cepat.Tapi, terlalu cepat kalau kita lantas simpulkan bahwa berat badan berlebihan bisa berpengaruh pada siklus haid. Studi menyebutkan, tingginya indeks massa tubuh ternyata hanya berdampak kecil terhadap menstruasi.Jadi, harus dilihat lagi apakah ada faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh.<h3>4. Menstruasi Itu Harus Tiap Bulan</h3>Namanya juga datang bulan, berarti mens itu harusnya setiap bulan, benar ‘kan? Kalau sampai kecepatan atau terlambat, berarti ada yang tidak beres.Faktanya: nah, ini juga salah kaprah yang sering beredar, Sobat Altea. Sebutan satu bulan ini kurang tepat karena rata-rata siklus menstruasi wanita berlangsung selama 28 hari.Jadi, bukannya kalau bulan ini Anda haid tanggal 1, berarti bulan depannya pasti tanggal 1, ya! Selain itu, siklus 28 hari ini juga tidak mutlak, karena sebenarnya bisa berkisar antara 21 hingga 35 hari. Bila sesekali menstruasi Anda berjarak 21 hari, lalu berikutnya berjarak 24 hari, itu masih normal.<h3>5. Tidak Boleh Berenang Saat Haid</h3>Banyak wanita yang gemar berenang terpaksa cuti saat mens. Soalnya, mereka khawatir saat berenang darah mens akan keluar dan akhirnya air kolam renang bisa jadi merah.Faktanya: siapa bilang kalau lagi haid tidak bisa berenang?Mengutip Healthline, tekanan air dari kolam yang terjadi saat berenang bisa mengurangi aliran darah haid.Untuk memperkecil kemungkinan bocor, Anda bisa gunakan tampon atau menstrual cup. Keduanya dapat menyerap darah lebih banyak dibandingkan pembalut biasa.<h3>6. Jangan Olahraga Saat Menstruasi</h3>Semasa sekolah, kita sering lihat teman perempuan yang izin tidak ikut olahraga saat sedang datang bulan. Namun, benarkah orang yang sedang haid tidak boleh berolahraga?Faktanya: saat menstruasi, sebaiknya Anda memang tidak melakukan jenis olahraga yang berat. Tapi, bukan berarti jadi mager, ya!Sebagai alternatif, Anda bisa pilih olahraga yang ringan. Misalnya jalan santai atau senam ringan di rumah.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/lagi-datang-bulan-menstrual-cup-bisa-jadi-pilihan-1644461044127" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Lagi Datang Bulan? Menstrual Cup Bisa Jadi Pilihan</a> 
<h3>7. Jangan Minum Air Dingin</h3>Banyak orang percaya, minum air dingin dapat menghentikan menstruasi dan membuat darah beku. Apakah ada hubungannya?Faktanya: tidak ada hubungannya antara air dingin dan menstruasi. Menstruasi berkaitan dengan sistem reproduksi, sedangkan makanan dan minuman berhubungan dengan sistem pencernaan.Kalau mens Anda tidak teratur, lebih sedikit dari biasanya, itu bisa disebabkan oleh kelelahan, stres, atau sakit.Itulah sejumlah mitos menstruasi dan faktanya.Sobat Altea yang alami gangguan menstruasi, jangan ragu video call dokter spesialis di AlteaCare, ya!Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan segera buat dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>Medlineplus. Diakses pada November 2022. Menstruation</li><li>
Gregory Moy dan Vikas Gupta. (2022). Menstrual Related Headache. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing</li><li>
Salamonsen, L. A., Kovacs, G. T., &amp; Findlay, J. K. (1999). Current concepts of the mechanisms of menstruation. Best Practice &amp; Research Clinical Obstetrics &amp; Gynaecology, 13(2), 161-179.</li><li>
Live Science. Diakses pada November 2022. Sugary Drinks Linked with Earlier Menstruation in Girls</li><li>
Cleveland Clinic. Diakses pada November 2022. Normal Menstruation</li><li>
Healthline. Diakses pada November 2022. Your Period Doesn’t Stop in Water — Here’s How to Handle It</li><li>
de Jonge, X. A. (2003). Effects of the menstrual cycle on exercise performance. Sports medicine, 33(11), 833-851.</li><li>
Healthline. Diakses pada November 2022. Can You Exercise on Your Period?</li><li>
UNICEF. Diakses pada November 2022. Healthy Menstruation</li><li>
Everyday Health. Diakses pada Desember 2022. Myths and Facts About Menstrual Bleeding</li></ul>

7 Mitos Menstruasi dan Faktanya. Jangan Asal Percaya!

Kehamilan bisa jadi penyebab sering buang air kecil tapi sedikit - AlteaCare | Foto: Envato

Saat sedang hamil, ibu mungkin jadi banyak keluhan. Salah satunya adalah bawaan mau pipis yang sulit ditahan, bahkan sampai ngompol. Padahal, keluarnya cuma sedikit. Apa sebenarnya penyebab sering buang air kecil tapi sedikit saat hamil?Ketika bumil sering sulit menahan pipis atau jadi sering kebelet padahal baru saja buang air kecil, ada kemungkinan bumil mengalami yang disebut inkontinensia urine. <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Penyakit%20Dalam/artikel/inkontinensia-urine-1670931851241" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Inkontinensia urine</a> secara umum adalah kondisi sulit menahan keluarnya urine. Kondisi ini kerap dialami oleh wanita saat hamil. Ada yang ringan dan jarang, namun ada juga yang berat karena sering. Sebenarnya, inkontinensia urine bukanlah gangguan kesehatan yang berbahaya, tapi dampaknya bisa bikin bumil tidak nyaman atau malu bila terjadi di tempat umum.Lantas, apa yang jadi penyebab bumil sering buang air kecil?Yuk, simak berikut ini!<h2>Penyebab Bumil Sering Buang Air Kecil Tapi Sedikit</h2>Beberapa hal ini bisa menjadi penyebab ibu hamil sering ngompol, terutama pada minggu-minggu awal kehamilan dan bisa juga berlanjut pada trimester ketiga:<h3>1. Tekanan Berlebihan pada Kandung Kemih</h3>Secara umum, inkontinensia terjadi akibat otot di sekitar kandung kemih lemah. Ini banyak terjadi pada lansia, seiring dengan pertambahan usia. Adanya tekanan dari luar ke rongga perut, misalnya saat batuk, tertawa, bersin, atau mengangkat barang berat, bisa bikin urine keluar.Pada ibu hamil, kondisi rahim bumil yang terus membesar juga lama-lama bisa menekan kandung kemih. Pada saat yang sama, otot-otot di sekitar panggul melemah akibat perubahan yang berkaitan dengan kehamilan.Akibatnya, bumil jadi sering buang air kecil walaupun volume urine yang keluar sedikit. Tak jarang juga, bumil tak tahan sampai akhirnya ngompol. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut stress incontinence, yaitu salah satu jenis inkontinensia urine yang dipengaruhi adanya tekanan dari luar.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Penyakit%20Dalam/artikel/6-penyebab-inkontinensia-urine-yang-bikin-ngompol-saat-batuk-1670932680888" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">6 Penyebab Inkontinensia Urine yang Bikin Ngompol Saat Batuk</a><h3>2. Perubahan Hormon Selama Hamil</h3>Fluktuasi hormon saat hamil juga bisa berdampak pada otot dasar panggul, sehingga kondisinya cenderung lebih rileks. Selain itu, perubahan hormon juga bisa membuat lapisan di kandung kemih dan uretra atau saluran kemih jadi lebih tipis.Akibatnya, urine yang di kandung kemih bisa bocor saat bumil sedang batuk, tertawa, bersin, atau berolahraga. <h3>3. Sering Minum yang Berkafein</h3>Tidak sedikit ibu hamil yang masih suka minum kopi, minuman bersoda, atau makan cokelat. Padahal, dalam produk tersebut ada kandungan kafein yang lumayan tinggi. Sementara, menurut Cleveland Clinic, jenis minuman yang tinggi kafein dan bersoda ini bisa mendorong Anda lebih sering pipis.<h3>4. Terkena Infeksi Saluran Kemih</h3>Mengutip dari Healthline, sekitar 30-40% wanita yang tidak mendapatkan penanganan secara tuntas untuk gangguan <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Penyakit%20Dalam/artikel/infeksi-saluran-kemih-1647609351056" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">infeksi saluran kemih</a>, bisa berisiko mengalaminya lagi saat hamil. Sementara itu, inkontinensia urine juga adalah salah satu gejala dari infeksi saluran kemih. <h2>Bisa Berlanjut Setelah Melahirkan</h2>Keluhan urine sering bocor sebagian besar akan hilang setelah melahirkan. Namun, butuh waktu sekitar 3–6 bulan setelah persalinan hingga kekuatan otot panggul bisa kembali normal. Sayangnya, ada juga yang masih alami kejadian ngompol setelah melahirkan. Ada beberapa faktor yang bisa berpengaruh, antara lain: <ul><li>Prolaps organ panggul, yang disebabkan lemahnya otot di sekitar kandung kemih, sehingga kandung kemih bisa turun hingga ke vagina—kondisi ini disebut sistokel.</li><li>
Kerusakan saraf panggul akibat persalinan normal yang sulit atau lama.</li><li>
Cedera saat persalinan, misalnya karena penggunaan forceps yang bisa menyebabkan cedera pada otot dasar panggul dan otot sphincter anus.</li><li>
Cedera akibat mengejan terlalu lama, sehingga menyebabkan saraf panggul terluka setelah persalinan normal.</li></ul>
Selain itu, faktor yang membuat bumil dapat mengalami inkontinensia urine setelah melahirkan adalah riwayat sudah pernah melahirkan sebelumnya (baik secara normal atau dengan operasi Caesar). Begitu juga jika selama hamil ibu sering mengalami konstipasi atau sembelit.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/senam-kegel-inilah-manfaat-dan-cara-melakukannya-1670819810803" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Senam Kegel, Inilah Manfaat dan Cara Melakukannya</a><a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/senam-kegel-inilah-manfaat-dan-cara-melakukannya-1670819810803" target="_blank"> 
</a><h2>Cara Mengatasi Sering Buang Air Kecil Saat Hamil</h2>Bisa dibilang, inkontinensia urine tidak bisa dicegah. Namun, Sobat Altea bisa mencoba tips berikut agar keluhan tidak terlalu berat serta dan agar bisa menahan pipis dengan lebih baik:<ul><li>Usahakan berat badan tidak bertambah secara berlebihan selama hamil, karena semakin berat badan Anda maka semakin tinggi risiko terjadinya bocornya urine</li><li>
Kurangi atau hindari minuman yang mengandung kafein agar tidak sering pipis</li><li>
Lakukan senam Kegel untuk menguatkan otot dasar panggul yang menopang kandung kemih</li><li>
Perbanyak makanan tinggi serat agar terhindar dari konstipasi, salah satu kondisi yang juga bisa memicu inkontinensia urine</li><li>
Jadwalkan buang air kecil dan catat kapan Anda cenderung lebih sering pipis (misalnya malam), supaya bisa ke kamar mandi sebelumnya</li></ul>Itulah penyebab sering buang air kecil tapi sedikit saat hamil yang perlu diketahui.Bila Sobat Altea mengalami keluhan urine bocor, sebaiknya tidak usah segan berkonsultasi dengan dokter. Sebab, selain bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, inkontinensia urine juga bisa pengaruhi hubungan seksual dengan pasangan, lo.Anda bisa lakukan video call dengan dokter spesialis urologi di AlteaCare dari rumah saja. Ini bisa bikin Anda lebih nyaman dalam menyampaikan keluhan. Bila diperlukan, dokter dapat menyarankan pemeriksaan lanjutan.Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>Cleveland Clinic. Diakses pada Agustus 2022. Pregnancy and Bladder Control.</li><li>
Pregnancy, Birth &amp; Baby. Diakses pada Agustus 2022. Incontinence during pregnancy.</li><li>
Sangsawang, B., &amp; Sangsawang, N. (2013). Stress urinary incontinence in pregnant women: a review of prevalence, pathophysiology, and treatment. International urogynecology journal, 24(6), 901–912. </li><li>
Health Service Executive. Diakses pada Desember 2022. Urinary incontinence in pregnancy</li><li>
Healthline. Diakses pada Desember 2022. Pregnancy Incontinence: Why It Happens and What to Do</li></ul>

Penyebab Sering Buang Air Kecil Tapi Sedikit Saat Hamil

Wanita sering mengalami gangguan inkontinensia urine - AlteaCare | Foto: Envato

Sobat Altea pernah saking kebeletnya sampai keluar air seni sedikit dalam perjalanan ke kamar mandi? Kalau sesekali saja, mungkin masih wajar. Tapi kalau sampai sering ngompol saat batuk atau bersin, mungkin Anda mengalami inkontinensia urine.Yang dimaksud dengan <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Penyakit%20Dalam/artikel/inkontinensia-urine-1670931851241" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">inkontinensia urine</a> adalah kondisi ketika Anda tidak bisa menahan keluarnya air kencing, sehingga akhirnya mengompol sedikit. Kejadian ini sering dialami terutama saat ada tekanan pada perut. Selain batuk dan bersin, juga pada saat tertawa, mengangkat barang berat, atau berolahraga.Normalnya, aktivitas buang air kecil yang kita lakukan setiap hari melibatkan kerjasama antara otak dan fungsi di kandung kemih. Urine tersimpan di kandung kemih hingga siap dikeluarkan. Nah, otot-otot yang ada di bagian bawah panggul berfungsi untuk menahan kandung kemih. Dalam kondisi normal, otot di kandung kemih dalam kondisi rileks sehingga urine tidak keluar. Lalu, bagian leher atau ujung kandung kemih tertutup dan otot sphincter di sekitar saluran kemih (uretra) menjaga agar saluran ini tetap tertutup dan urine tidak keluar. Saat akan buang air kecil, otak akan mengirim sinyal ke kandung kemih, yang kemudian berkontraksi dan mengeluarkan urine. Otot sphincter akan terbuka sehingga urine bisa lewat.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Penyakit%20Dalam/artikel/4-akibat-kebiasaan-sering-menahan-kencing-hati-hati-infeksi-1654514613444" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">4 Akibat Kebiasaan Sering Menahan Kencing. Hati-hati Infeksi!</a> 
Inkontinensia urine terjadi ketika fungsi ini tidak berjalan dengan normal. Otot dasar panggul yang terdapat di sekitar kandung kemih melemah, sehingga saluran kemih tidak bisa terus menutup. Risiko untuk mengalami gangguan ini dapat meningkat seiring pertambahan usia. Studi yang dimuat di jurnal Climacteric: the Journal of the International Menopause Society menyebutkan, inkontinensia urine banyak dialami oleh wanita. Secara statistik, sekitar 40% wanita berusia lebih dari 70 tahun sering tidak bisa menahan urinenya.Lantas, apa saja yang bisa jadi penyebab inkontinensia urine? Yuk, simak selengkapnya di sini!<h2>Penyebab Inkontinensia Urine</h2>Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan seseorang tidak bisa menahan pipis:<h3>1. Kehamilan</h3>Perubahan hormon yang terjadi saat hamil bisa berpengaruh pada kondisi kesehatan calon ibu. Nah, inkontinensia urine adalah salah satu gangguan yang mungkin dialami. Menurut penelitian yang dikutip dari Journal of Taibah University Medical Science, sebanyak 84,5% responden yang merupakan ibu hamil mengalami gangguan ini selama hamil. Selain itu, mengutip dari Urology Care Foundation, persalinan dan jumlah anak juga bisa meningkatkan risiko gangguan ini pada wanita. Semakin banyak jumlah anak yang dilahirkan, semakin tinggi risikonya. Ini berlaku untuk persalinan normal maupun caesar.Perlu diketahui juga, riwayat inkontinensia urine selama hamil dapat berlanjut hingga setelah persalinan. <h3>2. Sembelit</h3>Lokasi rektum yang berdekatan dengan kandung kemih menyebabkan keduanya berbagi beberapa jenis saraf yang sama. Bila Anda sering mengalami sembelit, feses yang keras dan padat di area rektum bisa membuat saraf-saraf di sekitarnya jadi over aktif. Kondisi ini akhirnya juga meningkatkan frekuensi kita buang air kecil.<h3>3. Obesitas</h3>Sobat Altea yang punya masalah berat badan berlebih, inkontinensia urine adalah salah satu faktor risiko yang mungkin dialami. Kok, bisa?Ternyata, kondisi badan yang overweight dan obesitas bisa meningkatkan tekanan ke perut. Akibatnya, kita jadi tidak bisa menahan pipis.Penelitian dari Obstetrics &amp; Gynecology memaparkan, ketika berat badan berlebihan ini dapat diturunkan, gangguan inkontinensia juga bisa berkurang.<h3>4. Stroke</h3>Serangan stroke bisa membuat fungsi saraf di beberapa bagian tubuh mengalami penurunan, termasuk yang ada di kandung kemih.Ketika otot yang bertugas menahan urine jadi lemah, kebocoran pun bisa terjadi tanpa disadari. Selain itu, gangguan lainnya yang berkaitan dengan fungsi buang air besar atau kecil dapat juga dialami.<h3>5. Diabetes</h3>Salah satu jenis inkontinensia urine, yaitu inkontinensia luapan (overflow incontinence) terjadi ketika kandung kemih tidak bisa benar-benar kosong saat buang air kecil. Ini dapat terjadi karena ada terlalu banyak urine di dalamnya.Akibatnya, urine masih keluar setelah kita selesai pipis. Jenis inkontinensia ini banyak ditemukan pada pria. Selain <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Penyakit%20Dalam/artikel/diabetes-melitus-tipe-2-1663918915636" target="_blank">diabetes</a>, penyebab lainnya adalah adanya rumor, batu ginjal, konsumsi obat-obatan.<h3>6. Menopause</h3>Saat perempuan memasuki masa menopause, kadar estrogen di tubuhnya berkurang. Lalu, lapisan uretra atau saluran kemih pun bisa menipis.Hal ini membuat para wanita pasca menopause jadi lebih berisiko mengalami inkontinensia urine. Namun, terapi hormon estrogen hingga kini belum ditemukan bermanfaat dalam mengatasi gangguan ini.<h2>Cara Mengatasi Inkontinensia Urine</h2>Pada sebagian orang, gangguan inkontinensia bisa diatasi dengan melakukan beberapa hal berikut:<h3>1. Lakukan Senam Kegel</h3>Menurut studi dari Pharmacy and Therapeutics, senam kegel adalah cara yang efektif untuk mengatasi inkontinensia urine.Senam kegel berfokus untuk menguatkan otot dasar panggul, sehingga dapat juga jadi terapi untuk mengatasi kebiasaan tidak bisa menahan pipis atau sering ngompol saat batuk, tertawa, bersin, maupun saat kebelet pipis.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/senam-kegel-inilah-manfaat-dan-cara-melakukannya-1670819810803" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Senam Kegel, Inilah Manfaat dan Cara Melakukannya</a> 
<h3>2. Ubah Gaya Hidup</h3>Makanan dan minuman tertentu bisa memperparah kondisi inkontinensia yang Anda alami. Karenanya, sebaiknya hindari beberapa jenis makanan dan minuman ini:<ul><li>makanan yang pedas atau terlalu berbumbu</li><li>
minuman mengandung kafein, alkohol, dan soda</li><li>
buah yang rasanya asam, seperti jeruk</li><li>
cokelat</li></ul>Beralihlah pada air mineral dan konsumsi secukupnya saja. Jangan lupa, olahraga juga secara teratur, ya!<h3>3. Latihan Pipis</h3>Dokter juga dapat menyarankan Anda membuat jadwal untuk buang air kecil. Tujuannya untuk melatih kandung kemih menahan urine. Dengan latihan menahan pipis, Anda dapat menunggu lebih lama antara waktu munculnya rasa ingin hingga akhirnya buang air kecil di kamar mandi.<h3>4. Cegah Iritasi</h3>Bocornya urine dapat berpengaruh pada kondisi kulit di area intim. Pastikan Anda selalu bersihkan dan keringkan area tersebut. Gunakan juga krim yang dapat melindungi kulit dari paparan urine, seperti petroleum jelly atau cocoa butter. <h3>5. Amankan Rumah</h3>Bila Anda sering bolak-balik ke kamar mandi, terutama di malam hari, sebaiknya atur perabot di dalam rumah. Ini dapat membantu menghindari Anda menabrak perabot atau bahkan tergelincir saat terburu-buru ke kamar mandi. Pasang juga lampu tambahan untuk penerangan di malam hari.Itulah beberapa penyebab dan cara mengatasi inkontinensia urine.Inkontinensia yang sudah pada tahap berat perlu mendapatkan tindakan medis dari dokter. Bahkan, dokter dapat menyarankan pembedahan sebagai jalan terakhir apabila perawatan atau pengobatan yang sudah dilakukan tidak berhasil. 
Yang terpenting, jangan malu untuk sampaikan keluhan pada dokter, agar bisa dapat penanganan yang tepat. Anda bisa lakukan video call dengan spesialis urologi di AlteaCare dari rumah, sehingga lebih nyaman saat berdiskusi. Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>American Stroke Association. Diakses pada Agustus 2022. Incontinence</li><li>
DeMaagd, G., A., &amp; Devenport, T., C. (2012). Management of Urinary Incontinence</li><li>
Mayo Clinic. Diakses pada Agustus 2022. Surgery for stress urinary incontinence in women</li><li>
Mayo Clinic. Diakses pada Agustus 2022. Urinary incontinence</li><li>
Medline Plus. Diakses pada Agustus 2022. Urinary Incontinence Also called: Bladder control problems. </li><li>
Milsom, I., &amp; Gyhagen, M. (2019). The prevalence of urinary incontinence. Climacteric : the journal of the International Menopause Society, 22(3), 217–222. </li><li>
The North American Menopause Society. Diakses pada Agustus 2022. Urinary Incontinence</li><li>
Wing, R. R., Creasman, J. M., West, D. S., Richter, H. E., Myers, D., Burgio, K. L., ... &amp; Subak, L. L. (2010). Improving urinary incontinence in overweight and obese women through modest weight loss. Obstetrics and gynecology, 116(2 Pt 1), 284.</li><li>
Yusoff, D. M., Awang, S., &amp; Kueh, Y. C. (2019). Urinary incontinence among pregnant women attending an antenatal clinic at a tertiary teaching hospital in North-East Malaysia. Journal of Taibah University Medical Sciences, 14(1), 39-46.</li><li>
Urology Care Foundation. Diakses pada Desember 2022. What is Urinary Incontinence?</li></ul>

6 Penyebab Inkontinensia Urine yang Bikin Ngompol Saat Batuk

Inkontinensia urine membuat orang tidak bisa menahan keluarnya urine, bahkan saat di tempat umum - AlteaCare | Foto: Envato

<h2>Definisi Inkontinensia Urine</h2>Inkontinensia urine adalah gangguan yang ditandai oleh keluarnya urine tanpa bisa ditahan atau dikendalikan. Ini terjadi karena orang yang mengalaminya tidak bisa menahan rasa ingin buang air kecil.Gangguan ini banyak dialami orang seiring dengan pertambahan usia. Namun, orang sering malu untuk datang ke dokter atau bercerita pada orang lain, sehingga gangguan ini sering tidak ditangani dengan tepat.Padahal, inkontinensia urine bukan sekadar gangguan kesehatan fisik saja. Gangguan ini juga bisa pengaruhi kondisi emosional, psikologis, dan kehidupan sosial seseorang. Banyak orang yang mengalami inkontinensia urine merasa cemas saat menjalani aktivitas sehari-hari. Mereka takut sewaktu-waktu tidak bisa menahan buang air kecil, sehingga selalu berusaha berada dekat kamar mandi. <h2>Penyebab Inkontinensia Urine</h2>Inkontinensia urin dapat disebabkan oleh adanya tekanan di dalam kandung kemih. Tekanan ini membuat Anda tidak bisa menahan uretra atau salurah kemih agar tetap tertutup. Sementara, saluran kemih adalah saluran pengeluaran urine ke luar tubuh.Adanya tekanan tambahan dan tiba-tiba pada kandung kemih, seperti saat kita tertawa, batuk, atau bersin, bisa membuat urine bocor keluar dari uretra.Masalah uretra yang tidak bisa tetap tertutup berkaitan dengan kondisi otot dasar panggul yang lemah atau mengalami kerusakan. Selain itu, juga bisa berkaitan dengan kerusakan pada otot sphincter urin. Otot ini merupakan otot yang berfungsi mencegah kebocoran urine dan mengendalikan alirannya.Secara umum, penyebab inkontinensia urine dapat bersifat sementara, namun juga dapat persisten atau menetap. <h3>1. Penyebab Sementara</h3>Beberapa hal yang termasuk dalam penyebab sementara inkontinensia urine adalah:<ul><li>minuman beralkohol, berkafein, atau bersoda</li><li>
pemanis buatan</li><li>
cokelat</li><li>
makanan yang pedas, berbumbu, manis, atau asam, khususnya jeruk</li><li>
vitamin C dosis tinggi</li><li>
infeksi pada kandung kemih yang membuat orang jadi sering kebelet pipis</li><li>
sembelit atau konstipasi yang membuat saraf yang sama-sama berkaitan dengan kandung kemih dan rektum jadi over aktif, sehingga dorongan pipis jadi lebih sering</li></ul>Bila penyebab sementara ini bisa dikurangi atau diatasi, gangguan inkontinensia urine dapat hilang dengan sendirinya. <h3>2. Penyebab Menetap</h3>Inkontinensia urine juga dapat menjadi kondisi yang terus-menerus dialami apabila Anda mengidap gangguan fisik, kondisi, serta perubahan berikut:<ul><li>kehamilan: perubahan hormon dan kenaikan berat badan bisa memicu inkontinensia</li><li>
persalinan: melahirkan secara normal dapat melemahkan otot-otot yang mengontrol kandung kemih, serta merusak saraf pada kandungan kemih maupun jaringan di sekitarnya.</li><li>
pertambahan usia: sejalan dengan usia, otot pada kandung kemih bisa jadi lemah sehingga kemampuan menyimpan urine pun menurun</li><li>
menopause: semakin sedikitnya produksi estrogen dapat berpengaruh pada kondisi kandung kemih dan saluran kemih</li><li>
pembesaran prostat: para pria usia lanjut, inkontinensia dapat disebabkan oleh pembesaran pada kelenjar prostat</li><li>
kanker prostat: inkontinensia pada pria dapat berkaitan dengan kanker prostat yang tidak ditangani, sekaligus merupakan efek samping dari pengobatan untuk kanker prostat</li><li>
tumor atau batu pada saluran kemih bisa menghambat aliran urin, sehingga menimbulkan kebocoran</li><li>
gangguan saraf: penyakit seperti multiple sclerosis, Parkinson, stroke, tumor otak, atau cedera punggung bisa mengganggu sinyal saraf yang berkaitan dengan kandung kemih, sehingga bisa menyebabkan inkontinensia urine.</li></ul> <h2>Faktor Risiko Inkontinensia Urine</h2>Beberapa faktor ini dapat meningkatkan risiko Anda mengalami inkontinensia urine:<ul><li>Jenis kelamin: wanita lebih rentan mengalami inkontinensia urine. Ini dapat berkaitan dengan riwayat kehamilan, persalinan, menopause, serta anatomi wanita secara alami. Namun, pria yang punya masalah dengan kelenjar prostat juga bisa mengalami gangguan ini.</li><li>
Berat badan berlebihan: tambahan berat badan bisa meningkatkan tekanan pada kandung kemih dan otot-otot di sekitarnya. Bila area ini lemah, Anda bisa mengeluarkan urine ketika batuk atau bersin.</li><li>
Merokok: paparan tembakau dapat meningkatkan risiko inkontinensia urine.</li><li>
Riwayat keluarga: bila dalam keluarga ada yang mengalami inkontinensia urine, risiko Anda pun semakin besar.</li><li>
Riwayat penyakit: mengidap gangguan saraf atau diabetes dapat meningkatkan risiko inkontinensia urine.</li></ul><h3>Komplikasi</h3>Inkontinensia urine yang dialami tanpa disertai penanganan yang tepat dapat menimbulkan sejumlah komplikasi, antara lain:<ul><li>Masalah pada kulit, seperti ruam kulit, infeksi kulit, dan luka tapa terjadi akibat kondisi kulit yang selalu basah oleh urine.</li><li><a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Penyakit%20Dalam/artikel/infeksi-saluran-kemih-1647609351056" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Infeksi saluran kemih</a> secara berulang rentan dialami mereka yang mengidap inkontinensia urine</li><li>
Kehidupan sosial dan personal juga dapat terdampak, misalnya karena Anda sering ngompol di tempat umum atau selalu bolak-balik ke kamar mandi</li></ul> <h2>Gejala Inkontinensia Urine</h2>Ada sejumlah gejala yang umumnya dialami orang yang mengidap inkontinensia urine. Berdasarkan gejala dan keluhan yang dialami, inkontinensia urine dapat dibagi menjadi beberapa jenis:<h3>1. Inkontinensia Stres</h3>Urine dapat "bocor" atau keluar tanpa kendali saat ada tekanan pada perut. Misalnya, saat kita tertawa, bersin, atau batuk. Jenis inkontinensia ini juga dapat terjadi saat kita sedang berolahraga, misalnya saat melakukan gerakan melompat. Begitu juga bila ada tekanan fisik pada area rongga perut atau kandung kemih.<h3>2. Inkontinensia Mendesak</h3>Orang dengan jenis inkontinensia ini sering tidak bisa menahan urine saat muncul rasa ingin pipis.<h3>3. Inkontinensia Campuran</h3>Jenis ini merupakan kombinasi antara inkontinensia stres dan mendesak. Ciri khasnya adalah keluarnya urine saat merasa ingin buang air kecil, serta saat bersin, batuk, mengangkat barang berat, atau ada tekanan pada perut. <h3>4. Inkontinensia Luapan</h3>Tipe inkontinensia ini membuat urine sering atau terus-menerus menetes karena kandung kemih tidak benar-benar kosong. <h3>5. Inkontinensia Fungsional </h3>Inkontinensia yang ini berkaitan dengan adanya gangguan fisik dan mental, sehingga orang tidak bisa sampai kamar mandi tepat waktu. Misalnya, karena mengalami radang sendi yang parah, Anda bisa saja tidak bisa membuka celana dengan cepat saat ingin pipis. Halaman selanjutnya: Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan, dan Kapan Harus ke Dokter &gt;&gt;

Inkontinensia Urine

Senam kegel bisa membantun mengencangkan otot dasar panggul - AlteaCare | Foto: Envato

Seiring pertambahan usia, kondisi tubuh kita bisa mengalami perubahan. Termasuk juga pada otot-otot di sekitar area panggul, misalnya uretra, vagina, dan rektum. Saat otot ini mulai lemah, senam kegel dapat jadi solusi untuk menguatkannya.Selain usia, faktor lain yang bisa melemahkan otot sekitar panggul adalah trauma atau cedera, serta pernah menjalani operasi di daerah perut. Di samping itu, kebiasaan mengejan saat buang air kecil akibat sembelit juga bisa jadi penyebab kendurnya otot sekitar panggul. Begitu juga dengan kondisi berat badan berlebih atau obesitas.Pada wanita, kehamilan dan persalinan bisa membuat otot dasar panggul jadi kendur. Padahal, otot ini menopang sejumlah organ penting, seperti rahim, kandung kemih, usus kecil dan rektum. Nah, pada 1940-an, seorang dokter spesialis ginekologi bernama Arnold Kegel menemukan latihan yang dapat menguatkan kembali otot panggul bawah yang kendur. Latihan ini populer dengan nama senam kegel, sesuai nama penemunya. Lantas, apa saja manfaat senam kegel untuk kesehatan? Yuk, simak yang berikut ini!<h2>Manfaat Senam Kegel untuk Pria dan Wanita</h2>Berikut ini adalah sejumlah manfaat dari melakukan senam khusus untuk otot dasar panggul. Ternyata, senam kegel wanita ini juga bisa dilakukan oleh pria!<h3>1. Menguatkan Otot Dasar Panggul</h3>Senam kegel berfokus ke area otot dasar panggul. Kalau Sobat Altea belum tahu, yang disebut otot dasar panggul adalah serangkaian otot yang terdapat di area panggul, mulai dari tulang ekor hingga daerah tulang pubis.Dengan melakukan senam kegel wanita dapat membantu menopang agar organ-organ penting tetap di tempatnya. Selain itu, juga untuk menguatkan area kandung kemih dan rektum, sehingga kita jadi bisa menahan keluarnya urine, feses, atau kentut.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kesehatan%20Umum/artikel/jangan-panik-begini-cara-menanggulangi-cedera-otot-1661162161474" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Jangan Panik, Begini Cara Menanggulangi Cedera Otot</a> 
<h3>2. Terapi Untuk Inkontinensia Urine</h3>Oleh dokter penemunya, senam ini dijadikan alternatif terapi untuk mengatasi gangguan <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Penyakit%20Dalam/artikel/inkontinensia-urine-1670931851241" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">inkontinensia urine</a> tanpa harus jalani pembedahan. Inkontinensia urine adalah gangguan yang ditandai dengan tidak mampunya seseorang menahan keluarnya urine. Beberapa hal yang kerap dialami orang dengan gangguan ini antara lain adalah:<ul><li>tidak bisa menahan keluarnya urine saat tertawa, batuk, bersin</li><li>
bisa “ngompol” saat kebelet pipis</li></ul>Menurut studi yang dimuat di jurnal Clinical Interventions in Aging, latihan kegel terbukti menjadi terapi efektif untuk wanita yang mengalami gangguan inkontinensia urine. Latihan ini juga dianggap bisa secara signifikan meningkatkan kualitas hidup wanita dengan gangguan inkontinensia urine. Sebab, gangguan ini diketahui tidak hanya berdampak pada aspek fisik, namun juga mental dan sosial seseorang, serta dapat mengganggu saat menjalani aktivitas harian.<h3>3. Mengatasi Prolaps Organ Panggul</h3>Mengutip dari Healthline, senam kegel bisa membantu mengatasi gangguan prolaps organ panggul. Gangguan ini ditandai dengan turunnya setidaknya satu organ dari posisi normalnya di area panggul hingga ke vagina. Secara umum, gangguan ini tidak terlalu berbahaya, namun bisa menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman. Sebagai contoh, wanita yang mengalami gangguan ini bisa merasa tidak nyaman saat buang air kecil. Gejala yang dialami antara lain:<ul><li>merasa buang air kecil tidak tuntas</li><li>
sering ingin buang air kecil</li><li>
“ngompol” sedikit saat batuk, bersin, atau olahraga</li></ul><h3>4. Mengurangi Keluhan Selama Hamil dan Setelah Melahirkan</h3>Kehamilan bisa memberi tekanan berlebihan pada otot dasar panggul. Sebab, saat wanita hamil, berat badannya bertambah, postur tubuhnya juga berubah. Begitu juga dengan persalinan. Baik persalinan normal maupun secara caesar dapat melemahkan otot dasar panggul. Sejumlah riset menemukan kaitan antara kehamilan dan semakin menurunnya kekuatan otot ini.Kondisi ini bisa membuat ibu sering mengeluhkan hal berikut selama hamil dan setelah melahirkan:<ul><li>sembelit atau sakit saat buang air besar</li><li>
merasa tidak tuntas saat buang air besar</li><li>
feses keluar tanpa bisa ditahan</li><li>
<a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kesehatan%20Umum/artikel/nyeri-punggung-bawah-1644807002312" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">nyeri punggung bawah</a></li><li>
nyeri saat buang air kecil</li><li>
nyeri saat berhubungan intim</li></ul>Nah, senam yang ditemukan oleh Kegel ini dapat membantu mengurangi keluhan yang dialami.<h3>5. Meningkatkan Kesehatan Organ Reproduksi Pria</h3>Meski riset yang dilakukan masih sedikit, ternyata para pria juga bisa dapatkan manfaat dari senam ini. Studi yang dimuat di jurnal Urology menyebutkan latihan yang berfokus pada otot dasar panggul bisa membantu mengatasi beberapa gangguan pada pria, seperti:<ul><li>inkontinensia urine setelah menjalani bedah prostat</li><li>
kandung kemih yang terlalu aktif</li><li>
disfungsi ereksi</li><li>
masalah ejakulasi, termasuk ejakulasi dini</li><li>
nyeri ada area panggul akibat ketegangan otot levator</li></ul><h3>6. Meningkatkan Kualitas Hubungan Seksual</h3>Riset memperlihatkan adanya kaitan antara lemahnya otot dasar panggul dengan gangguan <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kesehatan%20Jiwa/artikel/disfungsi-seksual-1660884819457" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">disfungsi seksual</a>. Rutinitas senam kegel wanita bisa membantu mengencangkan otot di sekitar vagina. Hasilnya, kenikmatan saat berhubungan intim pun dapat meningkat.Sementara pada pria, senam kegel bisa membantunya mengontrol dan menahan ejakulasi, sehingga bisa meningkatkan orgasme.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/8-penyebab-lemah-syahwat-pada-pria-wajib-tahu-1670402793010" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">8 Penyebab Lemah Syahwat pada Pria. Wajib Tahu!</a> 
<h2>Cara Melakukan Senam Kegel</h2>Tertarik mau mencoba melakukan senam ini? Yuk, simak beberapa tips berikut untuk membantu Anda:<h3>1. Cari Tahu Lokasi Ototnya</h3>Untuk tahu mana lokasi otot panggul bawah, coba stop keluarnya urine di tengah-tengah buang air kecil. Nah, seperti itu kira-kira sensasi yang dirasakan saat melakukan senam kegel yang mengaktifkan otot tersebut.<h3>2. Kosongkan Kandung Kemih</h3>Pastikan Anda tidak sedang ingin buang air kecil saat mulai latihan. Jangan lakukan latihan saat sedang buang air kecil. Ini malah bisa bikin pipis jadi tidak tuntas.<h3>3. Latihan Harus Terarah</h3>Fokuslah pada otot panggul bawah dan bukan otot lain. Sebab, di awal latihan Anda bisa tertukar dengan otot lain, seperti otot paha dalam, bokong, punggung, atau perut. Bila otot lain ikut tertarik, berarti latihan Anda belum tepat.<h3>4. Jangan Tahan Napas</h3>Tetaplah tarik dan keluarkan napas seperti biasa.<h3>5. Lakukan Secara Teratur</h3>Senam kegel bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Anda bisa latihan dalam posisi berdiri, duduk, atau berbaring. Di awal latihan, lakukan dua kali sehari (pagi dan malam sebelum tidur), masing-masing sebanyak tiga repetisi. Dalam tiap repetisi, tahan atau kencangkan otot selama tiga detik, lalu lepaskan selama tiga detik. Setelah rutin latihan, tambah porsi latihan jadi tiga kali sehari, masing-masing dengan target 10-15 repetisi.Itulah seluk-beluk senam kegel beserta manfaat dan cara melakukannya dengan benar.Senam ini termasuk praktis dan mudah dan tidak perlu alat khusus. Namun, jika setelah melakukannya Anda tidak mengalami perbaikan, jangan ragu untuk kunjungi dokter spesialis, ya!Sobat Altea bisa lakukan video call dengan dokter spesialis di AlteaCare. Bila diperlukan, Anda bisa datang bertemu dokter langsung agar bisa dilakukan pemeriksaan lebih detail. Manfaatkan layanan janji temu dokter untuk menjadwalkan pertemuan dengan dokter spesialis lewat aplikasi.Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> sekarang dan buat janji dengan dokter spesialis andalan! Sumber:<ul><li>Verywell Family. Diakses pada Agustus 2022. What Are Kegel Exercises?</li><li>
Mayo Clinic. Diakses pada Agustus 2022. Kegel exercises: A how-to guide for women.</li><li>
Cleveland Clinic. Diakses pada Agustus 2022. Kegel Exercises (Pelvic Floor Exercises)</li><li>
Medical News Today. Diakses pada Agustus 2022. What to know about Kegel exercises for men.</li><li>
Healthline. Diakses pada Desember 2022. Kegel Exercise</li><li>
National Health Service UK. Diakses pada Desember 2022. Pelvic organ prolapse</li><li>
Radzimińska, A., Strączyńska, A., Weber-Rajek, M., Styczyńska, H., Strojek, K., &amp; Piekorz, Z. (2018). The impact of pelvic floor muscle training on the quality of life of women with urinary incontinence: a systematic literature review. Clinical interventions in aging, 13, 957–965.</li><li>
Siegel, A. L. (2014). Pelvic floor muscle training in males: practical applications. Urology, 84(1), 1-7.</li></ul>

Senam Kegel, Inilah Manfaat dan Cara Melakukannya

Hubungan seks tanpa pengaman bisa menimbulkan dampak negatif untuk kesehatan - AlteaCare | Foto: Envato

Berhubungan intim bukan hanya masalah menyalurkan hasrat, tetapi juga harus saling menjaga keamanan diri sendiri dan pasangan. Maka dari itu, sebaiknya kita menghindari hubungan seks berisiko.Yang termasuk hubungan seksual yang berisiko adalah aktivitas seksual yang bisa memicu dan menularkan infeksi menular seksual, atau menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak direncanakan.Selain infeksi menular seksual, kita juga perlu waspada dengan virus HIV yang bisa menular melalui hubungan seksual. Semua ini bisa dicegah bila kita paham seputar hubungan seksual yang sehat.Selain itu, kita juga perlu tahu apa saja yang termasuk dalam hubungan seks berisiko. Yuk, simak yang berikut ini!<h2>8 Perilaku Hubungan Seks yang Berisiko</h2>Berikut ini adalah beberapa cara berhubungan intim yang berbahaya bagi kesehatan:<h3>1. Berhubungan Tanpa Pengaman</h3>Bila salah satu pasangan punya riwayat baru sembuh dari infeksi menular seksual dan belum memeriksakan diri ke dokter, sebaiknya gunakan kondom saat hubungan seks.Berhubungan tanpa kondom dapat dalam kondisi seperti ini bisa berisiko. Sebab, penularan penyakit ini bisa melalui penetrasi ke vagina atau melalui oral. Beberapa contoh penyakit yang harus Sobat Altea waspadai adalah sifilis, gonore, klamidia, dan <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Penyakit%20Dalam/artikel/hiv-aids-1654223349092" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">HIV/AIDS</a>.Selain itu, berhubungan seks tanpa pengaman akan meningkatkan risiko Anda mengalami kehamilan yang tidak direncanakan. 
Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/7-tips-aman-berhubungan-intim-saat-hamil-perhatikan-posisi-1669195883509" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">5 Tips Aman Berhubungan Intim Saat Hamil. Perhatikan Posisi!</a> 
<h3>2. Dilakukan di Bawah Pengaruh Alkohol dan Obat-obatan</h3>Mabuk berat ditambah penyalahgunaan obat-obatan adalah situasi yang kacau untuk memulai hubungan seksual.Menurut penelitian, saat di bawah pengaruh minuman beralkohol dan obat-obatan, kita cenderung "malas" untuk ikut aturan aman, misalnya menggunakan pengaman seperti kondom.Hasilnya, risiko terjadinya kehamilan tidak direncanakan serta infeksi menular seksual juga tinggi.<h3>3. Hubungan Seks dengan Lebih dari Satu Orang</h3>Kesetiaan adalah hal terpenting dalam membina hubungan. Selain dapat membahagiakan pasangan, kita juga bisa terhindar dari berbagai risiko penyakit.Menurut penelitian di PLoS One, punya lebih dari satu pasangan seksual bisa meningkatkan risiko terkena infeksi menular seksual dan terpapar virus HIV. Studi ini juga mencatat, anak muda yang punya gaya hidup seks dengan lebih dari satu pasangan cenderung jarang menggunakan kondom.<h3>4. Berhubungan Saat Masih di Bawah Umur</h3>Menurut penelitian, berhubungan seksual saat masih di bawah umur dapat meningkatkan risiko infeksi menular seksual, paparan virus HIV, dan kehamilan usia remaja.Kondisi serviks atau leher rahim perempuan yang belum matang adalah salah satu faktor yang meningkatkan risiko infeksi menular seksual.<h3>5. Melakukannya dengan Pekerja Seks Komersial</h3>Center for Disease Control and Prevention mengungkap, orang yang berhubungan seksual dengan PSK termasuk kelompok berisiko tinggi terkena infeksi menular seksual. Ini tidak lepas dari fakta bahwa PSK yang juga kerap melakukan hubungan seksual berisiko.<h3>6. Posisi Seks yang Rentan</h3>Posisi saat berhubungan intim juga bisa menimbulkan risiko, lo. Posisi wanita di atas, misalnya adalah posisi yang rawan sebabkan patah pada penis, demikian menurut studi dari Brasil. Selain itu, posisi berhubungan intim sambil berdiri juga dapat meningkatkan risiko cedera untuk kedua pasangan.Karena itu, selalu utamakan kenyamanan dan keamanan bersama, ya!<h3>7. Seks Anal</h3>Hubungan seks paling berisiko yang perlu diketahui adalah seks anal, terutama pada orang yang menerima penetrasi dari pasangan.Hubungan ini termasuk sangat berisiko karena lapisan rektum sebenarnya sangat tipis. Jadi, virus maupun bakteri dapat masuk lebih mudah masuk melalui hubungan seks anal.Selain itu, saat seks anal tidak ada pelumas alami seperti seks melalui vagina. Akibatnya, dapat menimbulkan rasa sakit ketika berhubungan. Minimnya pelumas juga bisa tingkatkan risiko anus robek ketika terjadi gesekan. 
Risiko ini akan makin besar jika Anda berhubungan tanpa pengaman.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kesehatan%20Umum/artikel/7-jenis-cek-kesehatan-pranikah-yang-perlu-dijalani-1669195958426" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">7 Jenis Cek Kesehatan Pranikah yang Perlu Dijalani</a> 
<h3>8. Berhubungan Seks Menggunakan Poppers</h3>Poppers umumnya dikenal di kalangan orang yang kerap melakukan seks anal. Poppers mengandung amyl nitrite yang bila dihirup dapat memperlebar pembuluh darah dalam tubuh. Efek dari penggunaan poppers akan memberikan rasa rileks selama beberapa menit. Itulah sebabnya obat yang sering disebut recreational drugs ini sering digunakan saat berhubungan seksual.Meski terasa nikmat sesaat, poppers ternyata menimbulkan efek samping sebagai berikut:<ul><li>peradangan pada kulit</li><li>
merusak mata</li><li>
bila digunakan bersamaan dengan obat untuk gangguan disfungsi ereks atau obat darah tinggi, bisa menyebabkan stroke, serangan jantung, atau kematian.</li></ul>Itulah sejumlah perilaku hubungan seks berisiko yang harus dihindari.Sobat Altea yang khawatir akan kesehatan organ reproduksi, jangan ragu untuk lakukan video call dengan dokter spesialis berpengalaman di AlteaCare, ya.Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>Medical News Today. Diakses pada September 2022. What counts as high risk sexual behavior, and how to lower the risk</li><li>
Tucker, J. S., Ryan, G. W., Golinelli, D., Ewing, B., Wenzel, S. L., Kennedy, D. P., ... &amp; Zhou, A. (2012). Substance use and other risk factors for unprotected sex: Results from an event-based study of homeless youth. AIDS and Behavior, 16(6), 1699-1707.</li><li>
Sathiyasusuman, A. (2015). Associated risk factors of STIs and multiple sexual relationships among youths in Malawi. PloS one, 10(8), e0134286.</li><li>
Akumiah, P. O., Suglo, J. N., &amp; Sebire, S. Y. (2020). Early life exposures and risky sexual behaviors among adolescents: A cross-sectional study in Ghana. Nigerian Medical Journal: Journal of the Nigeria Medical Association, 61(4), 189.</li><li>
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada Oktober 2022. Sex Workers</li><li>
Health. Diakses pada Oktober 2022. The Sex Position That's Most Likely to Injure His Penis (Yes, Really)</li><li>
Men's Health. Diakses pada Oktober 2022. How to Have Sex Despite Any Injury</li><li>
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada Oktober 2022. How is HIV passed from one person to another?</li><li>
Medical News Today. Diakses pada Oktober 2022. What are the risks of anal sex?</li><li>
Healthline. Diakses pada Oktober 2022. Poppers: What Do They Actually Do?</li></ul>

8 Perilaku Hubungan Seks Berisiko yang Harus Dihindari!

Kunci cara cepat hamil untuk pasangan yang baru menikah terletak pada gaya hidup yang sehat - AlteaCare | Foto: Envato

Hampir semua pasangan berharap bisa segera punya anak setelah menikah. Nah, supaya rencana ini terwujud, baik suami dan istri perlu meningkatkan kesuburan. Ini adalah cara cepat hamil untuk pasangan yang baru menikah yang paling efektif. Pertanyaannya, bagaimana supaya kesuburan bisa tinggi? Nah, terlebih dulu ada yang perlu Sobat Altea pahami, nih.Masalah kesuburan itu bukan hanya urusan wanita, lo. Supaya pembuahan bisa berhasil sperma dari pria juga punya peran sangat penting. Kalau kualitas sperma buruk bisa jadi pasangan jadi sulit punya anak.Lalu, apa yang jadi modal supaya organ reproduksi istri dan suami sehat agar bisa terjadi kehamilan? Yuk, simak beberapa cara cepat hamil untuk pasangan yang baru menikah berikut!<h2>6 Cara Supaya Bisa Cepat Hamil</h2>Supaya kesuburan terjaga dan kehamilan bisa terwujud, kuncinya ada pada gaya hidup kita. Nah, berikut ini adalah beberapa tips untuk meningkatkan kesuburan, baik pria maupun wanita: <h3>1. Rajin Olahraga</h3>Melakukan aktivitas fisik secara rutin, termasuk berolahraga, ternyata bisa membantu supaya cepat hamil. Membuat jadwal olahraga bersama bisa membantu meningkatkan kualitas sperma. Selain itu, menurut penelitian dari jurnal Sport Medicine, olahraga juga bisa menurunkan risiko anovulasi pada perempuan. Yang dimaksud dengan anovulasi adalah kondisi ketika sel telur wanita atau ovum gagal matang, sehingga tidak dapat dibuahi oleh sperma. Nah, kondisi anovulasi menurut penelitian berkaitan dengan tipe latihan yang berat hingga ekstrem, yang dilakukan lebih dari 60 menit dalam sehari. Sebaliknya, olahraga yang cukup menguras energi sekitar 30-60 menit per hari justru dianggap dapat menurunkan risiko infertilitas akibat anovulasi.Lalu, apa saja jenis olahraga yang direkomendasikan? Coba ini:<ul><li>jalan kaki</li><li>
bersepeda</li><li>
berenang</li><li>
berdansa</li></ul>Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kesehatan%20Umum/artikel/8-alasan-hiking-adalah-kegiatan-yang-baik-buat-kesehatan-1666691976756" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">8 Alasan Hiking Adalah Kegiatan yang Baik Buat Kesehatan</a> 
<h3>2. Tidur yang Cukup</h3>Tahukah Sobat Altea, tidur ternyata juga penting supaya bisa cepat hamil, lo!Mengutip dari Carolinas Fertility Institute, perempuan yang tidur kurang dari tujuh jam per hari berisiko 15% lebih rendah untuk hamil. Ini dibandingkan dengan perempuan yang tidur 7-8 jam per hari. Karena itu, pastikan Anda tidur pulas setiap malam, ya. Kalau mengalami gangguan tidur seperti <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kesehatan%20Jiwa/artikel/insomnia-1656931224873" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">insomnia</a>, sebaiknya hubungi dokter spesialis untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.<h3>3. Cermati Menu Makanan</h3>Kalau mau segera punya anak, tentu saja asupan makanan perlu dipastikan selalu sehat.Riset dari Frontiers in Public Health menyarankan Anda untuk memperbanyak jenis makanan ini:<ul><li>mengandung lemak tidak jenuh</li><li>
biji-bijian utuh, misalnya gandum</li><li>
sayuran </li><li>
ikan</li></ul>Jenis makanan ini dianggap dapat membantu meningkatkan kesuburan bagi pria dan wanita.Selain itu, makanan ini juga bisa menjaga agar berat badan proporsional. Kita ingat, obesitas juga bisa menurunkan fertilitas, lo! 
<h3>4. Minum yang Sehat-sehat!</h3>Selain makanan, cara cepat hamil untuk pasangan baru menikah lainnya adalah memperhatikan konsumsi minuman. Air putih? Jelas, yes! Tapi, minuman mengandung kafein, apalagi alkohol, sebaiknya dikurangi atau malah dihentikan.Ini sejalan dengan studi dari Fertility Research and Practice, yang menyebutkan bahwa mengonsumsi alkohol dalam jumlah sedikit saja sudah bisa mengakibatkan kegagalan pembuahan pada janin.Hal ini tidak hanya berlaku untuk perempuan, sebab penelitian ini juga menyebutkan bahwa alkohol bisa pengaruhi kesuburan pria.Nah, buat Anda yang karena faktor usia sedang mempertimbangkan program bayi tabung, fakta ini perlu jadi perhatian.<h3>5. Stop Merokok</h3>Berhenti merokok adalah syarat penting yang perlu ditaati bila ingin cepat punya anak.Mengutip dari American Society for Reproductive Medicine, merokok berkaitan erat dengan kesuburan wanita.&nbsp;Sekitar 13% masalah infertilitas pada wanita dapat berkaitan dengan kebiasaan merokok.Sebagai informasi tambahan, asap rokok pun juga berbahaya bagi kehamilan. Orang yang terpapar asap tembakau lebih rentan mengalami risiko keguguran.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Penyakit%20Dalam/artikel/6-tips-berhenti-merokok-perlu-dukungan-orang-lain-1654009061430" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">6 Tips Berhenti Merokok. Perlu Dukungan Orang Lain!</a> 
<h3>6. Kontrol Level Stres</h3>Jangan salah. Stres mungkin ada di pikiran. Tapi, nyatanya menurut penelitian kondisi pikiran yang banyak beban juga bisa berkaitan dengan masalah sulit punya anak.Menurut studi dari jurnal Dialogues in Clinical Neuroscience, ada hubungan antara gangguan psikologis dengan masalah infertilitas. Disebutkan, 25-60% orang yang sulit punya anak mengaku mengalami gangguan psikologis, mulai dari rasa cemas berlebihan hingga <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kesehatan%20Jiwa/artikel/depresi-1656385494520" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">depresi</a>. Sementara itu, masih belum jelas apakah kondisi stres bisa menyebabkan orang jadi lama punya anak. Yang jelas, para ahli percaya faktor stres tidak bisa berdiri sendiri dan mungkin disertai dengan masalah lain. Misalnya, kondisi stres membuat tubuh mengeluarkan hormon stres berlebihan, yang kemudian mengganggu sinyal antara otak dan ovarium. Akhirnya, proses ovulasi pun terganggu, demikian mengutip dari WebMD.Singkat kata, kalau mau segera memiliki anak, pasangan perlu terus jaga kondisi kesehatan mental.Itulah beberapa cara cepat hamil untuk pasangan yang baru menikah.Sobat Altea yang perlu berdiskusi lebih lanjut seputar program kehamilan atau tertarik dengan program bayi tabung, jangan ragu untuk video call dengan dokter spesialis di Klinik Bayi Tabung Mbrio, yang sudah bergabung di AlteaCare.Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan buat janji dengan dokter hits andalan sekarang! 
 Sumber:<ul><li>Carolinas Fertility Institute. Diakses pada Juli 2022. Can Lack of Sleep Affect Your Fertility?</li><li>
Rooney, K. L., &amp; Domar, A. D. (2022). The relationship between stress and infertility. Dialogues in clinical neuroscience.</li><li>
Van Heertum, K., &amp; Rossi, B. (2017). Alcohol and fertility: how much is too much?. Fertility research and practice, 3(1), 1-7.</li><li>
Panth, N., Gavarkovs, A., Tamez, M., &amp; Mattei, J. (2018). The influence of diet on fertility and the implications for public health nutrition in the United States. Frontiers in public health, 6, 211.</li><li>
Hakimi, O., &amp; Cameron, L. C. (2017). Effect of exercise on ovulation: a systematic review. Sports Medicine, 47(8), 1555-1567.</li><li>
American Society for Reproductive Medicine. (2012). Smoking and infertility: a committee opinion. Fertil Steril, 98(6), 1400-6.</li><li>
Very Well Family. Diakses pada Juli 2022. Can Too Much Exercise Lower Your Fertility?</li><li>
WebMD. Diakses pada November 2022. How Stress Can Hurt Your Chances of Having a Baby</li></ul>

Cara Cepat Hamil untuk Pasangan yang Baru Menikah

Waktu tepat untuk program bayi tabung bisa diketahui setelah melakukan pemeriksaan - AlteaCare | Foto: Envato

Ketika rencana punya anak belum terwujud selama bertahun-tahun, pasangan suami istri bisa mencoba beragam alternatif lain, termasuk bayi tabung. Masalahnya, kita harus tahu kapan waktu yang tepat untuk ikut program bayi tabung.Hampir semua pasangan suami istri pasti mendambakan memiliki keturunan. Namun sayangnya, sebagian pasangan sulit untuk punya anak.Dulu, kalau ada masalah susah punya anak, yang disalahkan duluan adalah pihak wanita atau si istri. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, kita jadi tahu kalau faktor tidak subur juga bisa disebabkan oleh pria.Selain itu, saat ada masalah kesuburan pada pria dan wanita, dunia kedokteran saat ini pun memberikan harapan melalui berbagai program, salah satunya adalah bayi tabung.Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Klinik Bayi Tabung Mbrio, dr. Boy Abidin, Sp.OG (K-FER), mengatakan bahwa program bayi tabung adalah program "potong kompas"."Misal, ada masalah dengan sperma, dengan saluran telur, dengan ovarium. Kita potong kompas, intinya kita pertemukan sel telur dengan sperma agar bisa bertemu agar bisa terjadi pembuahan," ujarnya dalam sesi live streaming AlteaTalk Episode 49 di Instagram AlteaCare (@alteacare.id), Jumat, 25 November 2022.Lalu, kapan waktu yang tepat untuk menjalani program bayi tabung? Simak penjelasan berikut, yuk!<h2>Apa Itu Bayi Tabung?</h2>Sebelum mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menjalani program bayi tabung, kita harus mengetahui terlebih dulu mengenai definisi dan prosedurnya.Bayi tabung adalah prosedur untuk membantu pasangan suami istri agar dapat memiliki anak.Saat menjalani program bayi tabung, sel telur yang matang dikumpulkan dari ovarium dan dibuahi oleh sperma di laboratorium. Setelah itu, sel telur yang dibuahi ditransfer ke dalam rahim.Proses ini biasanya memakan waktu selama tiga minggu. Namun, tidak menutup kemungkinan prosedurnya bisa lebih lama.Selain itu, perlu diingat bahwa program bayi tabung tidak menjamin 100% Anda dan pasangan pasti hamil dan punya anak. Ada beragam faktor yang bisa menyebabkan program ini gagal, semisal usia dan penyebab infertilitas lainnya.<h2>Kapan Waktu yang Tepat Menjalani Program Bayi Tabung?</h2>Pasti pertanyaan ini ada di benak Sobat Altea, 'kan? Nah, menurut dr. Boy, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menjalani program bayi tabung.Berikut adalah beberapa di antaranya.<h3>1. Bayi Tabung Bukan Satu-satunya Solusi</h3>Dokter Boy mengatakan, tidak semua pasangan harus mengatasi semua permasalahan kesuburan dengan program bayi tabung.Hanya pasangan dengan masalah khusus yang diperbolehkan langsung ambil keputusan menjalani program bayi tabung. 
"Ada beberapa kondisi memang harus ‘lompat’ ke program bayi tabung, misal masalah sperma, saluran tuba tersumbat, dan masalah medis lainnya," kata dr. Boy.<h3>2. Sudah Melalui Upaya Awal</h3>Ketika setelah cukup lama mencoba memperoleh keturunan, tetapi Anda tidak kunjung berhasil, dokter biasanya akan merekomendasikan upaya awal terlebih dulu.Upaya awal tersebut adalah pemberian obat penyubur. Jika sudah mengonsumsi obat penyubur tetapi masih tidak berhasil, Anda biasanya direkomendasikan untuk melakukan proses inseminasi.Inseminasi adalah program kehamilan dengan cara menaruh sperma di dalam rahim wanita untuk membantu proses pembuahan."Tahapan awal itu secara natural, pemberian obat penyubur, inseminasi. Setelah itu, baru maju lagi dengan bayi tabung. Program bayi tabung adalah upaya terakhir untuk mendapat keturunan," ujar dr. Boy.<h3>3. Suami Melakukan Tes Kesuburan</h3>Setelah melakukan konsultasi awal untuk proses bayi tabung, suami harus menjalani prosedur tes kesuburan terlebih dulu. Tes ini untuk mengetahui akar permasalahannya.Pada pria, biasanya yang dites adalah jumlah sperma per cc. Menurut standar WHO, sperma yang baik berjumlah 15-16 juta per cc air mani.Selain itu, 32% dari jumlah sperma tersebut harus aktif dan bentuknya normal."Nantinya akan dievaluasi oleh ahli andrologi untuk menganalisis sperma tersebut. Akan dicek, apakah masih ada harapan untuk program hamil, baik alami atau inseminasi," ujar dr. Boy.<h3>4. Pemeriksaan pada Istri</h3>Selain suami, istri pun harus memeriksakan kondisi kesehatannya sebelum memutuskan program bayi tabung. Dokter juga akan memeriksa riwayat kesehatannya sejak remaja."Bila ditemukan bahwa, saat remaja dia mengalami gangguan haid tidak teratur, mesti dievaluasi lagi. Apalagi bila ditambah nyeri dan lain-lain. Perlu dicurigai adanya ketidakseimbangan hormon atau hal lain. Misal tumor, kista, dan lain-lain," urai dr. Boy.Ketika menyadari memiliki riwayat gangguan kesehatan seperti ini, dr. Boy menyarankan agar para wanita segera memeriksakan diri.<h3>5. Tetapkan Keputusan</h3>Setelah pasangan melalui semua pemeriksaan dan upaya, akhirnya barulah dokter dapat merekomendasikan opsi program bayi tabung."Evaluasi dipastikan sudah lengkap, dianalisis, setelahnya baru bisa ditarik kesimpulan apakah pasangan ini dapat menjalankan program bayi tabung atau tidak," ujarnya.Jadi, kesimpulannya, waktu terbaik untuk melaksanakan program bayi tabung adalah ketika telah menjalani pemeriksaan dan mencoba semua upaya, tetapi tidak kunjung berhasil.Itulah penjelasan mengenai kapan waktu yang tepat untuk menjalani program bayi tabung.Sobat Altea yang ingin berkonsultasi seputar masalah fertilitas atau berminat mencoba menjalani program bayi tabung agar bisa memiliki anak, jangan ragu video call dokter spesialis di Klinik Bayi Tabung Mbrio, yang sudah bergabung di AlteaCare.Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan buat janji dengan dokter hits andalan sekarang! Sumber:<ul><li>AlteaTalk Episode 49. Jumat, 25 November 2022. Susah Punya Anak, Salah Suami atau Istri?</li><li>
Mayo Clinic. Diakses pada November 2022. In vitro fetilization (IVF)</li></ul>

Kapan Waktu Tepat untuk Program Bayi Tabung?

Kehamilan palsu membuat wanita mendapatkan tanda hamil tapi sebenarnya tidak - AlteaCare | Foto: Envato

Mual dan muntah adalah keluhan yang umum dialami saat seorang wanita hamil muda. Namun, bila saat pemeriksaan USG ternyata tidak terlihat ada janin di dalam kandungan, bisa jadi ini adalah kehamilan palsu atau pseudocyesis.Ini pasti jadi berita buruk buat para calon ibu dan ayah yang sedang menantikan kehadiran si kecil. Bagaimana tidak. Sudah senang banget saat mengalami gejala hamil, tapi ternyata tidak hamil. Kenapa wanita bisa mengalami fenomena hamil palsu? Apa ini ada hubungannya dengan hal-hal gaib? Tentu tidak, Sobat Altea! Gejala kehamilan palsu banyak dialami oleh wanita, kok! Semua ini bisa dijelaskan secara ilmiah.Yuk, simak paparan lengkapnya berikut ini!<h2>Tanda-tanda Kehamilan Palsu</h2>Saat mengalami pseudocyesis, kita akan mengalami sejumlah gejala yang sangat mirip dengan ibu-ibu hamil lainnya.Tanda-tanda tersebut bisa berupa beberapa kondisi berikut:<ul><li>mual dan muntah</li><li>
payudara membesar</li><li>
puting payudara mengeluarkan susu</li><li>
kenaikan berat badan</li><li>
nafsu makan meningkat</li><li>
pembesaran rahim</li><li>
merasakan seolah-olah ada janin bergerak di dalam perut</li></ul>Dengan gejala-gejala ini, wajar jika wanita mengira dirinya sedang hamil. Satu-satunya cara untuk memastikan apakah benar-benar hamil atau tidak, adalah dengan memeriksakan diri ke dokter.Dokter akan melakukan pemeriksaan panggul, USG, serta tes urine dan tes darah untuk mendapatkan konfirmasi adanya kehamilan. Nah, kalau Anda mengalami kehamilan palsu, semua hasil tes ini negatif. Artinya, konsepsi tidak terjadi dan Anda tidak hamil. Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/ketahui-cara-punya-anak-di-usia-matang-dari-ahlinya-1638867017780" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Ketahui Cara Punya Anak di Usia Matang Dari Ahlinya</a> 
<h2>Penyebab Terjadinya Kehamilan Palsu</h2>Hingga kini, pseudocyesis atau yang juga disebut phantom pregnancy masih dianggap sebagai kondisi yang langka. Mengutip Cleveland Clinic, sekitar 1 dari 6 kasus dalam 22.000 angka kelahiran adalah pseudocyesis. Fenomena ini dialami oleh wanita berusia antara 16 dan 39 tahun. Di masa ketika alat tes kehamilan masih belum banyak digunakan, kejadian hamil palsu ini lebih banyak ditemukan. Namun, seiring dengan waktu, banyak alat tes kehamilan bisa didapatkan di apotek.Para ahli pun menduga, wanita dapat mengalami kondisi ini akibat adanya faktor psikologis maupun hormonal. Selain itu, para ahli juga mengaitkan pseudocyesis dengan <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kesehatan%20Jiwa/artikel/gangguan-somatoform-1659940485004" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">gangguan somatoform</a> atau somatic symptom disorder.Gangguan somatoform mengacu pada kondisi ketika seseorang mengalami sejumlah gejala fisik tertentu yang tidak bisa dijelaskan secara medis.Beberapa hal berikut adalah kondisi yang menurut para peneliti dapat jadi penyebab seseorang bisa mengalami kehamilan palsu:<h3>1. Keinginan Punya Anak</h3>Sobat Altea mungkin pernah berada di fase ingin sekali punya anak tetapi belum diberi rezeki. Nah, menurut berbagai studi, kondisi kejiwaan orang yang sedang menginginkan anak dapat menjadi pemicu tubuh mengalami pseudocyesis.Sebaliknya, ada juga wanita yang sangat takut untuk punya anak sampai-sampai memilih untuk child free. Nah, psikologis orang yang ketakutan ini juga bisa memicu reaksi tubuh mengalami pseudocyesis.<h3>2. Emosi yang Tidak Stabil</h3>Faktor psikologis lainnya yang membuat seseorang mengalami hamil palsu adalah kondisi emosi seseorang yang tidak stabil. Contohnya adalah adany gangguan kecemasan, stres berlebihan, atau trauma terhadap peristiwa tertentu.Selain itu, menurut beberapa penelitian, mental yang sedang down karena kehilangan orang yang disayang juga dapat memicu terjadinya gejala kehamilan palsu. Begitu juga dengan riwayat pernah mengalami keguguran berulang.Selain itu, kondisi depresi akibat mengalami masalah sulit punya anak atau infertilitas juga bisa jadi penyebab hamil palsu. <h3>3. Perubahan Hormon</h3>Perubahan hormon di dalam tubuh juga dapat bertanggung jawab atas terjadinya kehamilan palsu. Kondisi hipotalamus di dalam otak yang tidak normal dapat memicu perubahan pada neuroendokrin atau saraf yang memproduksi hormon.Beberapa studi juga menunjukkan bahwa wanita yang pernah pseudocyesis, mengalami peningkatan aktivitas atau disfungsi pada sistem saraf pusat di otak.<h3>4. Gangguan Kesehatan Lainnya</h3>Terkadang, tubuh bisa saja salah mengenali kondisi dirinya sendiri. Adanya gangguan kesehatan bisa memicu perubahan hormon dalam tubuh, seperti tumor dalam rahim, kanker, atau menopause. Efek perubahan hormon ini dapat mirip dengan gejala kehamilan, seperti tidak haid, lelah, atau berat badan bertambah.Kemudian, otak pun salah membaca sinyal tersebut sebagai kehamilan dan memicu peningkatan kadar hormon estrogen yang biasanya terjadi pada wanita hamil.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/7-risiko-hamil-di-atas-usia-35-tahun-pasutri-wajib-tahu-1654271859828" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">7 Risiko Hamil di Atas Usia 35 Tahun. Pasutri Wajib Tahu!</a> 
<h2>Perawatan Pseudocyesis</h2>Ketika hasil pemeriksaan menunjukkan Anda tidak hamil betulan, apa yang harus dilakukan?Secara fisik, umumnya wanita yang mengalami pseudocyesis tidak akan mengalami dampak langsung. Jadi, bisa dibilang, tidak ada perawatan fisik secara khusus untuk pseudocyesis.Namun, jika penyebab kehamilan palsu ini karena adanya gangguan kesehatan lain, sebaiknya Anda memeriksakan diri lebih lanjut ke dokter.Sementara jika pseudocyesis membuat mental jadi down karena sebenarnya sangat mengharapkan kehamilan, tidak ada salahnya bila Anda konseling dengan psikolog.Di sesi konseling psikologis, Anda bisa kembali menata hidup didampingi dengan Psikolog. Atau, Anda juga bisa dianjurkan untuk mengikuti terapi tertentu. Itulah gejala dan penyebab kehamilan palsu yang bisa terjadi pada banyak wanita.Sobat Altea yang mengalami pseudocyesis karena ada masalah infertilitas maupun masalah lainnya, jangan ragu, video call dokter spesialis terpercaya di AlteaCare, ya!Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>Web MD. Diakses pada Oktober 2022. False Pregnancy (Pseudocyesis)</li><li>
Azizi, M., &amp; Elyasi, F. (2017). Biopsychosocial view to pseudocyesis: A narrative review. International journal of reproductive biomedicine, 15(9), 535.</li><li>
Healthline. Diakses pada Oktober 2022. False (Phantom) Pregnancy: Causes, Symptoms, and Treatments </li><li>
Cleveland Clinic. Diakses pada November 2022. Pseudocyesis</li></ul>

Mengenal Kehamilan Palsu, Apa Tanda dan Penyebabnya?

Cek kesehatan pranikah penting dijalani oleh pasangan - AlteaCare | Foto: Envato

Tidak hanya soal gedung dan katering saja yang harus dipersiapkan menjelang pernikahan. Premarital check up atau cek kesehatan pranikah juga penting, lo! Apakah Anda dan pasangan sudah melakukannya?Premarital check up adalah beberapa tes yang dijalani oleh para calon suami-istri untuk memastikan kondisi kesehatannya. Tes ini bisa membantu mencegah risiko gangguan kesehatan, baik pada calon mempelai pria maupun wanita.Jika ditemukan gangguan kesehatan, dokter dapat memberikan rekomendasi pengobatan secepat mungkin. Ini juga dapat membantu mencegah penularan kepada pasangan.Lalu, apa saja jenis cek kesehatan pranikah yang perlu dijalani?Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!<h2>7 Jenis Cek Kesehatan Pranikah</h2>Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan yang disarankan untuk dijalani sebelum menikah:<h3>1. Tes Golongan Darah dan Rhesus</h3>Cek kesehatan pranikah pertama yang harus dilalui adalah tes golongan darah dan rhesus (Rh). Sederhananya, ada dua kelompok darah rhesus, yaitu Rh positif dan Rh negatif.Jika Anda memiliki Rh negatif sedangkan suami positif, ada kemungkinan bayi yang nanti dikandung memiliki Rh positif.Nah, rhesus ibu dan anak yang tidak sama ini bisa menimbulkan masalah. Saat dalam kandungan, ada kemungkinan darah dari bayi melewati plasenta dan masuk dalam tubuh ibu. Lalu, tubuh ibu akan menganggap darah bayi tersebut sebaga zat asing dan membuat antibodi untuk melawannya. Kondisi ini bisa membuat Anda mengalami keguguran, anemia, dan masalah kehamilan lainnya.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/ini-alasan-bumil-tidak-boleh-kekurangan-zat-besi-1648004708748" target="_blank"></a><a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/ini-alasan-bumil-tidak-boleh-kekurangan-zat-besi-1648004708748" target="_blank">Ini Alasan Bumil Tidak Boleh Kekurangan Zat Besi</a><a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/ini-alasan-bumil-tidak-boleh-kekurangan-zat-besi-1648004708748" target="_blank"></a> 
<h3>2. Tes Hepatitis B</h3><a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Penyakit%20Dalam/artikel/hepatitis-1648626865016" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Hepatitis</a> adalah salah satu penyakit yang berbahaya. Karenanya, pasangan yang mau menikah sebaiknya memeriksa apakah ada gangguan ini dalam tubuh. Sayangnya, masih banyak orang tidak menyadari pentingnya pemeriksaan penyakit ini. Apalagi, hepatitis B umumnya tidak tampak gejalanya. Namun, bila dibiarkan gangguan ini dapat pengaruhi fungsi hati. Saat sudah parah, pengidap hepatitis B akan mengalami berbagai keluhan seperti kulit menguning, urine berwarna gelap, kelelahan ekstrem, mual, muntah-muntah, dan nyeri pada bagian perut..Perlu diketahui, hepatitis B juga dapat menular kepada pasangan melalui hubungan seksual. Nah, bila ditemukan dengan cepat dan dengan penanganan yang tepat, berbagai gejala buruk gangguan ini bisa dicegah.<h3>3. Tes HIV/AIDS</h3>Tes <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Penyakit%20Dalam/artikel/hiv-aids-1654223349092" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">HIV/AIDS</a> adalah salah satu cek kesehatan pranikah yang harus dilakukan pasangan untuk mencegah terjadinya penularan virus HIV.Apabila salah satu pasangan ternyata telah terinfeksi HIV, dokter dapat mendampingi agar pasangan lain yang sehat tidak sampai tidak tertular dari pasangannya.Selain itu, orang yang terbukti positif HIV juga perlu dapat perawatan yang tepat supaya kondisi penyakitnya terkendali. <h3>4. Tes Kesuburan</h3>Pemeriksaan kesehatan yang satu ini sangat dianjurkan apabila Anda dan pasangan menikah pada usia matang atau sekitar 30an tahun. Apalagi, jika Anda berdua berencana untuk punya anak. Ada beberapa pemeriksaan yang dibutuhkan dokter untuk bisa meninjau kondisi kesuburan pasangan. <h4>a. Pria</h4><ul><li>analisis sampel sperma</li><li>
tes darah untuk mengetahui kadar testosteron</li><li>
investigasi genetik</li></ul><h4>b. Wanita</h4><ul><li>pengecekan tiroid</li><li>
pemeriksaan payudara</li><li>
pertumbuhan rambut</li><li>
Pemeriksaan panggul dan leher rahim (pap smear)</li><li>
fungsi ovarium</li><li>
pengecekan kadar progesteron</li><li>
biopsi endometrium</li><li>
pemeriksaan hormon</li></ul>Bila dari hasil pemeriksaan ternyata salah satu pasangan memiliki masalah, dokter akan merekomendasikan beberapa terapi kesuburan yang bisa dicoba. Mulai dari perbaikan gaya hidup hingga program bayi tabung.<h3>5. Tes Kelainan Genetik</h3>Pasangan yang mau menikah juga disarankan untuk memeriksa apakah ada kelainan genetik. Hal ini penting bagi masa depan anak yang dikandung nanti.Pasalnya kombinasi gen dari ayah dan ibu bisa membuat anak berpeluang mengalami kelainan sel darah. Misalnya saja, anemia sel sabit (sickle cell anemia) atau kelainan darah yang ditandai bentuk sel darah merah abnormal seperti bulan sabit. Contoh lainnya adalah penyakit <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Penyakit%20Dalam/artikel/hemofilia-1654485914612" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">hemofilia</a> yang berkaitan dengan kelainan pada kromosom seks yang diwariskan dari orangtua ke anaknya.<h3>6. Tes Penyakit Menular Seksual</h3>Terdapat beberapa penyakit menular seksual yang bisa berbahaya jika tidak ditangani. Beberapa contohnya adalah klamidia, gonore, herpes, dan bacterial vaginosis.Jika salah pasangan terbukti mengidap penyakit menular seksual, pasangan lainnya juga dianjurkan untuk menjalani terapi. Dengan begitu, penyakit bisa diatasi hingga tuntas.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kesehatan%20Umum/artikel/6-manfaat-sunat-untuk-kesehatan-pria-wajib-tahu-1658207162406" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">6 Manfaat Sunat untuk Kesehatan. Pria Wajib Tahu!</a> 
<h3>7. Tes Urine</h3>Cek kesehatan pranikah yang terakhir adalah tes urine.Melansir laman Kementerian Kesehatan, tes urine diperlukan untuk mengetahui apakah Anda atau pasangan mengalami gangguan sistemik atau metabolik. Hal ini dapat diketahui dari warna, bau, dan volume urine yang dikeluarkan.Itulah sejumlah cek kesehatan pranikah yang perlu dijalani oleh calon pasangan suami-istri sebelum menikah.Sobat Altea yang mengalami gangguan kesehatan, jangan ragu untuk video call dokter spesialis di aplikasi AlteaCare!Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>University of Rochester Medical Center. Diakses pada Juni 2022. Rh Typing</li><li>
WHO. Diakses pada Juni 2022. Hepatitis B</li><li>
WHO. (2012). Guidance on Couples HIV Testing and Counselling Including Antiretroviral Therapy for Treatment and Prevention in Serodiscordant Couples: Recommendations for a Public Health Approach</li><li>
Australian Government (Department of Health). Diakses pada Juni 2022. Male Infertility</li><li>
American Pregnancy Association. Diakses pada November 2021. Fertility Test for Women</li><li>
Health Tracks. Diakses pada Juni 2022. What Medical Tests Should Be Done Before Marriage?</li><li>
American University of Nigeria. Diakses pada Juni 2022. Genotype Compatibility</li><li>
Gannon-Loew, K. E., &amp; Holland-Hall, C. (2020). A review of current guidelines and research on the management of sexually transmitted infections in adolescents and young adults. Therapeutic Advances in Infectious Disease, 7, 2049936120960664.</li><li>
Kementerian Kesehatan. Diakses pada Juni 2022. 7 Jenis Tes dalam Cek Pra-Nikah yang akan Dijalani Calon Pengantin</li></ul>

7 Jenis Cek Kesehatan Pranikah yang Perlu Dijalani

Berhubungan intim saat hamil harus tetap memerhatikan faktor kesehatan dan keamanan - AlteaCare | Foto: Envato

Tidak sedikit pasangan yang menghindari berhubungan intim saat hamil. Alasannya karena khawatir terjadi kenapa-kenapa. Padahal, selama dilakukan dengan aman, seks selama hamil bisa bermanfaat, lo!Sudah banyak studi yang menyebut bahwa berhubungan intim selama hamil tidak berbahaya bagi ibu dan janin. Justru, aktivitas seks selama hamil ini bisa merangsang produksi hormon oksitosin yang dapat menimbulkan rasa bahagia. Selain itu, hubungan intim juga menghasilkan hormon prostaglandin. Fungsinya adalah merangsang kontraksi otot rahim pada wanita.Memang, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Wanita dengan kehamilan yang berisiko tinggi umumnya disarankan dokter untuk menghindari berhubungan intim di masa awal kehamilan.Selain itu, aktivitas seks juga sebaiknya dilakukan secara berhati-hati dan tetap mengutamakan keamanan.Yuk, simak tips berhubungan intim saat hamil yang aman selengkapnya berikut ini!<h2>7 Tips Aman Berhubungan Intim Saat Hamil</h2>Beberapa hal ini perlu jadi perhatian utama saat mau berhubungan seks selama kehamilan:<h3>1. Pastikan Kondisi Kehamilan Aman</h3>Tidak perlu segan untuk bertanya pada dokter apakah kondisi ibu hamil aman dan memungkinkan untuk berhubungan intim. Selama tidak terdapat komplikasi, semisal plasenta previa atau kondisi plasenta di bawah rahim, Anda dan pasangan diperbolehkan untuk tetap berhubungan seks.Wanita hamil dengan plasenta previa tidak dianjurkan untuk berhubungan intim. Sebab, menurut penelitian, kontak antara penis dengan serviks dapat meningkatkan risiko perdarahan.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/tak-hanya-di-pagi-hari-inilah-4-fakta-tentang-morning-sickness-1630040933441" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Tak Hanya di Pagi Hari, Inilah 4 Fakta Tentang Morning Sickness</a> 
<h3>2. Posisi Saat Berhubungan Seks</h3>Ibu yang sedang hamil besar sebaiknya menghindari posisi misionaris. Soalnya, dalam posisi telentang ini berat bayi akan memberi tekanan berlebih pada organ dalam perut dan pembuluh darah yang penting.Sebagai alternatifnya, ibu hamil bisa mengambil posisi di atas. Posisi lainnya yang dapat membuat wanita nyaman adalah posisi menyendok (spooning).<h3>3. Hindari Gerakan yang Kasar</h3>Jika ingin berhubungan seks saat hamil, sebaiknya bergeraklah pelan-pelan. Sebab, gerakan yang terlalu kasar malah dapat menambah tekanan pada kandungan.<h3>4. Tetap Gunakan Pelindung</h3>Sebenarnya, jika Anda dan suami adalah pasangan monogami, tidak masalah berhubungan intim saat hamil tanpa pelindung atau kondom.Namun, bisa halnya jika salah satu pasangan melakukan poligami. Lebih baik gunakan kondom saat berhubungan. Begitu juga bila pasangan Anda baru terdiagnosis mengidap penyakit menular seksual.<h3>5. Hindari Seks Oral</h3>Sebenarnya, banyak pakar menyebutkan bahwa seks oral cukup aman dilakukan saat hamil. Namun, jangan sampai pasangan mengembuskan udara ke dalam vagina.Hal ini bisa membuat udara terperangkap di dalam vagina dan berisiko memicu masalah perkembangan janin. Selain itu, ini juga bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah dan pendarahan.<h3>6. Perhatikan Perubahan Hasrat Seksual</h3>Usia kehamilan bisa mengubah hasrat seksual wanita. Pada trimester pertama, biasanya ibu hamil tidak berhasrat untuk berhubungan intim. Sebab, di masa ini ia mengalami rasa kantuk dan lelah berlebihan. Selain itu, ia juga sering mual dan muntah serta kondisi fisiknya pun menurun. Belum lagi mood swing yang juga terkadang menghinggapi ibu yang sedang hamil muda. Tentu saja pada akhirnya ini membuat hasrat seksualnya menurun.Nah, pada trimester kedua, keinginan untuk berhubungan seks mungkin akan kembali. Ini sejalan dengan ibu hamil yang sudah bisa beradaptasi dengan perubahan tubuhnya. Penelitian juga membuktikan bahwa kuantitas aktivitas seksual ibu hamil pada trimester kedua relatif meningkat.Sementara pada trimester ketiga, frekuensi berhubungan intim mungkin kembali menurun. Hal ini tidak lepas dari perasaan cemas dan stres menuju proses persalinan. Tidak sedikit juga ibu hamil yang memutuskan berhenti berhubungan seksual pada trimester ketiga karena takut dapat memicu persalinan atau berbahaya bagi janin.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/tak-selalu-tanda-melahirkan-kenali-jenis-jenis-kontraksi-ini-1630039382312" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Tak Selalu Tanda Melahirkan, Kenali Jenis-jenis Kontraksi Ini</a> 
<h3>7. Tidak Masalah Keluarkan Sperma di dalam Vagina</h3>Mungkin Anda juga termasuk yang penasaran, amankah jika sperma pasangan masuk ke dalam vagina saat hamil?Nah, secara singkat, jawabannya adalah iya.Sperma yang masuk ke dalam vagina, tidak akan menyakiti janin yang bertumbuh dalam kandungan. Soalnya, sebagian besar sperma akan dikeluarkan lagi melalui lubang vagina.Selain itu, sperma diduga mengandung kadar prostaglandin sangat tinggi. Selain dapat memicu keluarnya hormon oksitosin, prostaglandin berfungsi mempermudah proses persalinan.Itulah hal yang harus diperhatikan jika Anda ingin berhubungan intim saat hamil.Sobat Altea yang punya masalah atau kekhawatiran seputar hubungan seks selama kehamilan, jangan ragu untuk video call dengan dokter spesialis di AlteaCare, ya!Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>Jones, C., Chan, C., &amp; Farine, D. (2011). Sex in pregnancy. Cmaj, 183(7), 815-818.</li><li>
Medical News Today. Diakses pada September 2022. What to know about sex during pregnancy</li><li>
Kontoyannis, M., Katsetos, C., &amp; Panagopoulos, P. (2012). Sexual intercourse during pregnancy. Health Science Journal, 6(1), 0-0.</li><li>
American Pregnancy. Diakses pada September 2022. Oral and Anal Sex During Pregnancy</li><li>
Healthline. Diakses pada September 2022. What Happens to Sperm in a Pregnant Woman?</li><li>
Kavanagh, J., Kelly, A. J., &amp; Thomas, J. (2001). Sexual intercourse for cervical ripening and induction of labour. Cochrane Database of Systematic Reviews, (2).</li><li>
Fuchs, A., Czech, I., Sikora, J., Fuchs, P., Lorek, M., Skrzypulec-Plinta, V., &amp; Drosdzol-Cop, A. (2019). Sexual functioning in pregnant women. International journal of environmental research and public health, 16(21), 4216.</li></ul>

7 Tips Aman Berhubungan Intim Saat Hamil. Perhatikan Posisi!

Cara mencegah preeklamsia saat hamil salah satunya adalah dengan makan yang sehat - AlteaCare | Foto: Envato

Preeklamsia adalah salah satu gangguan berbahaya yang bisa dialami ibu yang sedang hamil. Salah satu cara mencegah preeklamsia yang paling efektif adalah dengan memperbaiki pola hidup.Kondisi preeklamsia terjadi ketika tekanan darah ibu hamil meningkat. Ini harus segera diatasi, sebab bila tidak ibu hamil dapat mengalami berbagai komplikasi penyakit. Misalnya saja stroke, serangan jantung, gagal ginjal, hingga bayi meninggal dalam kandungan.Tentu ini bukanlah harapan semua ibu yang sedang hamil.Lalu, bagaimana caranya supaya kita tidak sampai alami preeklamsia saat hamil? Kuncinya adalah pola hidup yang lebih sehat. Bagaimana cara mencegah preeklamsia lewat kebiasaan-kebiasaan sehat? Yuk, simak uraian lengkap berikut ini!<h2>7 Cara Mencegah Preeklamsia</h2>Beberapa cara ini bisa dilakukan agar Anda bisa terhindar dari kondisi preeklamsia selama kehamilan:<h3>1. Rutin Kontrol ke Dokter</h3>Cara pertama mencegah preeklamsia adalah dengan tidak melewatkan jadwal periksa ke dokter. Dokter spesialis kandungan dari Rumah Sakit Mitra Keluarga, dr. Stella Shirley Mansur, Sp.OG, mengatakan, ibu hamil perlu periksa kandungan sebulan sekali ke rumah sakit. Dengan begitu, dokter akan tahu gangguan apa saja yang Anda alami dan merekomendasikan perawatan yang tepat."Kalau rajin kontrol, tidak mungkin tidak ketahuan preeklamsianya," ujarnya dalam siaran live streaming <a href="https://www.instagram.com/tv/Cf_FvfbBJ4r/" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaTalk</a> di akun Instagram AlteaCare (@alteacare.id), pada Juli 2022 lalu.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/6-komplikasi-preeklamsia-yang-wajib-bumil-waspadai-1667451495787" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">6 Komplikasi Preeklamsia yang Wajib Bumil Waspadai</a> 
<h3>2. Cek Tensi dan Urine</h3>Pemeriksaan yang selalu dilakukan saat bumil mau kontrol ke dokter adalah tensi darah. Kalau tekanan darah Anda sudah di angka 150/90, dokter akan beri peringatan. Soalnya, salah satu tanda preeklamsia adalah tekanan darah yang tinggi atau mencapai 150/90.Selanjutnya, Anda harus jalani cek urine untuk melihat apa ada protein di dalam urine. Bila ya, ini berarti Anda positif mengalami preeklamsia. Namun, bila hasilnya negatif, berarti Anda hanya mengalami hipertensi.<h3>3. Konsumsi Suplemen</h3>Menurut dr. Stella, ibu hamil harus menyadari bahwa sebanyak apa pun asupan makanan, kandungan nutrisinya masih kurang.Untuk ibu hamil, ada tiga nutrisi yang wajib dipenuhi, yaitu asam folat, zat besi, dan kalsium harian. Di antara ketiga nutrisi tersebut, kalsium adalah zat paling penting untuk mencegah preeklamsia.Nah, bagaimana cara memenuhi nutrisi ibu hamil agar tidak mengalami preeklamsia?Salah satu caranya dengan mengonsumsi suplemen tambahan yang mengandung ketiga nutrisi di atas, terutama kalsium."Saat program hamil, atau mempersiapkan kehamilan, dua atau tiga bulan sebelum hamil, konsumsi suplemen yang mengandung kalsium secara rutin," kata dr. Stella.<h3>4. Istirahat yang Cukup</h3>Tidur berkualitas adalah cara mencegah preeklamsia yang paling mudah dilakukan. Menurut panduan dasar, Anda butuh tidur sekitar enam hingga delapan jam setiap malam."Pada trimester pertama, ibu hamil disarankan tidur lebih lama. Bisa sampai delapan jam sehari. Sebab, biasanya ada gangguan mual, muntah, hormon meningkat drastis, dan badan pun letih," kata dr. Stella.Jadi, kurangilah kegiatan di malam hari agar mendapat waktu istirahat yang cukup, ya!<h3>5. Makan yang Sehat dan Kurangi Garam</h3>Makan sehat pasti jadi prioritas utama semua ibu hamil. Tapi, ada beberapa jenis makanan yang perlu dapat perhatian lebih, nih!Pertama adalah makanan yang tinggi garam. Ini penting, terutama bila ibu hamil punya risiko tekanan darah tinggi atau ada riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya.Sebenarnya, hingga kini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa diet rendah garam dapat mencegah preeklamsia. Namun, menurut dr. Stella, tidak ada salahnya jika ibu hamil mengurangi konsumsi garam. Misalnya, dari kudapan seperti keripik kentang.Selain hati-hati dengan garam, ibu hamil juga perlu banyak konsumsi makanan yang tinggi kalsium. Beberapa contoh makanan yang kaya kalsium di antaranya adalah susu, keju, yogurt, dan ikan.Pasalnya, jika ibu hamil kekurangan kalsium, risiko hipertensi akan meningkat. Sementara itu, jika tekanan darah tinggi, kemungkinan mengalami preeklamsia pun menjadi besar. <h3>6. Tetap Berolahraga</h3>Selanjutnya, untuk mencegah gangguan preeklamsia, Anda dapat berolahraga. Sebaiknya, diskusikan jenis olahraga yang sesuai dengan kondisi Anda dengan dokter sebelum mulai latihan, ya!"Saat sudah masuk trimester kedua, ibu hamil sudah boleh berolahraga, misalnya yoga dan pilates," ujar dr. Stella.Selain itu, Anda juga bisa coba latihan lain seperti berenang, dan jalan santai sebagai alternatif olahraga saat hamil.Baca: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/7-olahraga-untuk-ibu-hamil-yang-paling-aman-dan-sehat-1655260905262" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">7 Olahraga Untuk Ibu Hamil yang Paling Aman dan Sehat</a> 
<h3>7. Banyak Minum</h3>Mengutip dari jurnal BMC Pregnancy and Childbirth, risiko dehidrasi pada ibu hamil akibat asupan cairan yang tidak memadai ternyata cukup tinggi. Padahal, ibu hamil umumnya butuh lebih banyak cairan, sebab kehamilan menyebabkan adanya perubahan fisiologis pada tubuh. Selain itu, kecukupan cairan juga sangat penting untuk perkembangan janin.Nah, agar tubuh selalu sehat di masa kehamilan, jangan lupa penuhi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air mineral. Setidaknya, pastikan Anda minum dua liter air mineral per hari.Itulah sejumlah cara mencegah preeklamsia yang bisa bumil lakukan sebelum terlambat.Sobat Altea yang mengalami gangguan selama kehamilan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis Anda, ya! Anda juga bisa lakukan video call dengan dokter spesialis kandungan berpengalaman di AlteaCare.Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank">AlteaCare</a> dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>Live Streaming AlteaTalk Episode 30. Kamis, 14 Juli 2022. Waspada Preeklamsia pada Ibu Hamil </li><li>
Zhang, N., Zhang, F., Chen, S., Han, F., Lin, G., Zhai, Y., ... &amp; Ma, G. (2020). Associations between hydration state and pregnancy complications, maternal-infant outcomes: protocol of a prospective observational cohort study. BMC pregnancy and childbirth, 20(1), 1-11.</li></ul>

7 Cara Mencegah Preeklamsia saat Hamil. Perhatikan Makanan!

Kondisi tekanan darah yang tinggi saat hamil bisa memicu komplikasi preeklamsia - AlteaCare | Foto: Envato

Tidak selamanya kehamilan berjalan mulus buat semua ibu. Sebagian ibu bisa mengalami preeklamsia di trimester kedua. Ini tidak boleh disepelekan, sebab komplikasi preeklamsia ini bisa mengancam nyawa bumil dan janinnya.Pada prinsipnya, preeklamsia adalah kondisi tekanan darah yang meningkat drastis saat hamil. Kondisi ini biasanya terjadi pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu.Menurut Dokter Spesialis Kandungan dari Rumah Sakit Mitra Keluarga, dr. Stella Shirley Mansur, Sp.OG, bila tekanan darah sudah mencapai 140/90, ibu hamil harus segera periksakan diri lebih lanjut ke dokter. "Definisi terbaru, tekanan darah yang termasuk preeklamsia adalah 150/90 ke atas. Namun, jika sudah 140/90, harus segera periksa ke dokter," ujarnya dalam live streaming <a href="https://www.instagram.com/tv/Cf_FvfbBJ4r/" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaTalk</a> di akun Instagram AlteaCare (@alteacare.id).Selain itu, tanda bahwa Anda mengalami preeklamsia adalah bila terdapat protein di dalam urine. Hal ini bisa dilihat melalui tes urine.Lalu, bagaimana jika preeklamsia tidak ditangani secara tepat? Wah, ini yang harus dihindari, Sobat Altea. Sebab, tanpa adanya penanganan dari dokter secara cermat, Anda dapat mengalami sejumlah komplikasi preeklamsia berikut ini.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/ini-dia-penyebab-preeklampsia-pada-ibu-hamil-1658195429874" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Ini Dia Penyebab Preeklampsia pada Ibu Hamil</a> 
<h2>6 Komplikasi Preeklamsia yang Harus Diwaspadai Ibu Hamil</h2>Berikut ini adalah beberapa jenis komplikasi akibat preeklampsia yang bisa dialami:<h3>1. Hipertensi Kronis</h3>Tanpa adanya penanganan yang tepat, menurut dr. Stella, preeklamsia dapat menyebabkan hipertensi kronis.Dalam kondisi seperti ini, tekanan darah tidak akan turun, bahkan hingga setelah melahirkan. Apalagi kalau Anda punya penyakit komorbid, semisal diabetes, kemungkinan hipertensi kronis menetap pun makin tinggi.Dengan tekanan darah tinggi, Anda juga tidak dapat melahirkan secara normal."Kalau tekanan darahnya 160/100, tidak akan bersalin normal. Sebab, risiko pembuluh darahnya pecah itu sangat besar, bisa stroke mendadak," ujar dr. Stella.Selain itu, hipertensi kronis juga bisa memicu hambatan pada pertumbuhan janin dan solusio plasenta.<h3>2. Penyakit Kardiovaskular</h3>Gangguan lain yang dapat membahayakan ibu hamil adalah penyakit kardiovaskular. Beberapa penyakit kardiovaskular yang mungkin akan menyerang Anda di antaranya adalah penyakit jantung koroner, gagal jantung, fibrilasi atrium, dan lain-lain.Menurut sejumlah studi, penyakit kardiovaskular tersebut dipicu oleh tekanan darah tinggi.<h3>3. Gangguan Fungsi Hati</h3>Selain jantung, Anda juga harus mewaspadai pengaruh komplikasi preeklamsia pada hati.Kita tahu, organ hati punya peran sangat penting sebagai penghasil protein dan penawar racun dalam tubuh. Tanpa adanya organ tersebut, nyawa kita pun bisa terancam."Kalau preeklamsia tidak ditangani dengan baik, kondisi hati akan memburuk," kata dr. Stella.<h3>4. Bayi Lahir Prematur</h3>Sobat Altea juga harus siap melahirkan bayi secara prematur ketika mengalami preeklamsia.Menurut dr. Stella, preeklamsia dapat menimbulkan kegagalan fungsi organ. Nah, untuk itu dokter harus lakukan pencegahan sebelum mengakibatkan komplikasi lebih parah. Caranya adalah dengan memajukan waktu persalinan menjadi lebih awal–pada usia kehamilan berapa pun."Kalau preeklamsianya di usia tujuh bulan, mau tidak mau kita keluarkan bayinya di usia tujuh bulan," ujarnya.<h3>5. Stunting</h3>Salah satu komplikasi preeklamsia yang tidak kita inginkan adalah gangguan stunting pada bayi yang dilahirkan. Pasalnya, preeklamsia memicu risiko janin gagal tumbuh dalam kandungan."Stunting terjadi bila pertumbuhan janin dalam kandungan tidak sesuai grafik. Misalnya, harusnya di usia tujuh bulan berat janin 1 kg, ternyata dari hasil USG beratnya cuma 600 atau 700 gram," kata dr. Stella.Saat berat janin berada di bawah standar, ibu hamil harus waspada. Yang dikhawatirkan dari kondisi stunting adalah bagaimana anak setelah lahir bisa mengejar ketertinggalannya dari anak lain. Sebab, bisa saja anak tidak bisa mengejar ketertinggalannya.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Anak/artikel/3-penyebab-stunting-pada-anak-di-indonesia-1632294919990" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">3 Penyebab Stunting Pada Anak di Indonesia</a> 
<h3>6. Gagal Ginjal</h3>Dokter Stella juga mengingatkan bahwa dalam kondisi tertentu, preeklamsia juga dapat mengganggu fungsi ginjal.Organ yang satu ini sangat berpengaruh dalam mengatur tekanan darah dan produksi sel darah merah."Itu sebabnya, kalau dokter sudah temukan preeklamsia, penanganan harus secepat mungkin. Kita tidak mau ke depannya hipertensi menetap atau gagal ginjal, sehingga harus cuci darah terus," ujarnya.Itulah sejumlah komplikasi preeklamsia yang perlu Sobat Altea waspadai.Bila Anda mengalami gangguan selama kehamilan, jangan ragu untuk video call dokter spesialis segera. Anda juga bisa hubungi dokter spesialis kandungan di AlteaCare.Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>Live Streaming AlteaTalk Episode 30. Kamis, 14 Juli 2022. Waspada Preeklamsia pada Ibu Hamil</li><li>
Seely, E. W., &amp; Ecker, J. (2014). Chronic hypertension in pregnancy. Circulation, 129(11), 1254-1261.</li><li>
Tackling, G., &amp; Borhade, M. B. (2021). Hypertensive heart disease. In StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing.</li></ul>

6 Komplikasi Preeklamsia yang Wajib Bumil Waspadai

Tokophobia adalah rasa takut hamil yang dialami oleh para wanita - AlteaCare | Foto: Envato

Apa Sobat Altea termasuk yang sedang menunda punya momongan? Apa itu karena kesibukan, sedang kuliah lagi, atau… takut hamil? Jika alasannya yang terakhir, bisa jadi Anda mengalami tokophobia. Apa, sih, itu?Tokophobia adalah gejala rasa takut seseorang terhadap kehamilan. Ini bisa membuatnya jadi menghindari memiliki anak.Bagi orang dengan kondisi ini, kehamilan adalah hal yang mengerikan, bahkan dianggap bisa mengancam hidupnya. Ternyata, ketakutan ini tidak hanya terjadi pada wanita yang punya memiliki anak, lo! Bahkan banyak wanita yang sudah punya anak jadi takut takut untuk hamil lagi dan berusaha menghindari menambah anak.Lalu, bagaimana cara mengatasinya?Yuk, simak penjelasan lengkap mengenai tokophobia atau fobia yang bikin orang takut hamil berikut ini!<h2>Ini Dia Jenis-jenis Tokophobia</h2>Ketakutan untuk hamil ini ternyata bisa terbagi jadi beberapa jenis, yaitu:<h3>1. Tokophobia Primer</h3>Tokophobia primer adalah gejala takut hamil pada wanita yang belum pernah hamil sebelumnya.Biasanya, gejala ini muncul sejak masa remaja atau di awal masa dewasa. Orang yang mengalaminya biasanya akan sangat hati-hati dalam menggunakan kontrasepsi sebelum berhubungan intim.Lalu, apa yang terjadi jika telanjur hamil?Menurut penelitian, sebagian dapat mengambil risiko aborsi atau terpaksa melahirkan anak melalui prosedur operasi sesar.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/6-cara-mencegah-depresi-postpartum-sejak-dini-1657295268588" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">6 Cara Mencegah Depresi Postpartum Sejak Dini</a> 
<h3>2. Tokophobia Sekunder</h3>Tokophobia sekunder adalah gejala takut hamil yang dialami orang yang pernah trauma akibat berbagai peristiwa pada kehamilan sebelumnya. Misalnya, keguguran, bayi meninggal dalam kandungan, atau terpaksa aborsi karena alasan kesehatan.Pada beberapa kasus, tokophobia sekunder juga bisa disebabkan oleh depresi selama kehamilan.<h2>Seperti Apa Gejala Tokophobia</h2>Seperti jenis fobia lainnya, tokophobia dapat membuat orang mengalami rasa cemas yang tidak rasional atau takut berlebihan terhadap objek tertentu.Orang yang punya rasa takut hamil berlebihan, biasanya mengalami gejala seperti rasa cemas, depresi, sering mimpi buruk, gangguan tidur, hingga serangan panik. Selain itu, ia juga bisa mengalami hal berikut:<ul><li>takut berlebihan pada bayi yang lahir tidak sempurna, bayi yang meninggal dalam kandungan, atau kematian saat hamil</li><li>
berpikiran yang buruk-buruk terkait kehamilan dan kematian</li><li>
terkadang dapat menghindari aktivitas seksual karena takut hamil</li><li>
jika terlanjur hamil akan bersikeras buat melahirkan secara sesar dan bila sudah melahirkan, sulit untuk bonding dengan bayinya</li></ul><h2>Cara Mengatasi Tokophobia atau Takut Hamil</h2>Kondisi seperti tokophobia atau rasa takut hamil berlebihan tidak bisa diatasi sendiri oleh orang yang mengalaminya. Nah, berikut ini adalah beberapa cara mengatasinya:<h3>1. Dapatkan Dukungan dari Orang Terdekat</h3>Cara mengatasi rasa takut hamil yang paling ampuh adalah minta dukungan orang terdekat.Kalau Anda punya kerabat atau teman yang mengalami tokophobia, dampingilah dia. Beri motivasi dan jadilah teman curhatnya sehingga ia bisa berbagi rasa takutnya.Dukungan buat orang yang mengalami tokophobia bisa mengurangi stres yang berkaitan dengan masa depan, termasuk soal memiliki anak.Selain itu, menurut riset, dukungan dari sekeliling bisa menurunkan angka persalinan secara sesar hingga 50%.<h3>2. Jalani Terapi Psikologis</h3>Saat berkonsultasi ke psikolog atau psikiater, Anda biasanya akan direkomendasikan untuk mengikuti cognitive behavior therapy atau psikoterapi.Terapi ini ditujukan untuk mengendalikan emosi dan perasaan, sehingga rasa takut terhadap kehamilan akan berkurang.<h3>3. Terapi Obat-obatan</h3>Terapi obat biasanya diberikan pada orang yang mengalami tokophobia disertai gejala depresi, gangguan kecemasan, atau gangguan psikologi lainnya.Jenis obat yang diberikan untuk mengatasi gangguan ini biasanya adalah fluoxetine. Fluoxetine adalah jenis obat yang digunakan untuk mengatasi depresi, gangguan obsesi kompulsif, bulimia, dan lain-lain.<h3>4. Ikuti Kelas Persiapan Kehamilan</h3>Cara lainnya untuk mengatasi rasa takut hamil adalah tahu lebih banyak seputar kehamilan. Dengan begitu, kekhawatiran akan kehamilan akan berkurang.Nah, salah satu cara menambah wawasan adalah ikuti kelas kehamilan. Di sini Anda tidak hanya dapat edukasi mengenai kehamilan, tetapi juga bisa jalani skrining kesehatan.Skrining ini dapat melihat kondisi kesehatan Anda. Bila Anda memang dalam kondisi sehat dan siap untuk hamil, diharapkan rasa cemas pun berkurang.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/yoga-prenatal-baik-untuk-bumil-ini-dia-sederet-manfaatnya-1658207404524" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Yoga Prenatal Baik Untuk Bumil, Ini Dia Sederet Manfaatnya!</a> 
<h3>5. Rencanakan Kehamilan</h3>Jika Anda masih sangat takut hamil, coba diskusikan dengan dokter dengan didampingi pasangan.Dalam sesi konsultasi, bahas apa yang Anda inginkan dan butuhkan, juga apa yang bikin Anda takut. Lalu, diskusikan bagaimana cara menjalani kehamilan yang sehat, proses kelahiran yang akan dipilih, serta bagaimana mengurangi rasa sakit saat melahirkan.Dengan perencanaan yang matang, Anda akan merasa lebih aman saat menjalani kehamilan.Itulah sekelumit mengenai tokophobia atau rasa takut hamil yang berlebihan.Jika Anda merasa takut hamil, jangan ragu untuk bicara dengan psikiater berpengalaman di AlteaCare!Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare</a> dan segera buat janji dengan psikiater andalan! Sumber:<ul><li>Bhatia, M. S., &amp; Jhanjee, A. (2012). Tokophobia: A dread of pregnancy. Industrial psychiatry journal, 21(2), 158.</li><li>
Very Well Mind. Diakses pada Juli 2022. Tokophobia: Fear of Childbirth and Pregnancy</li><li>
Mayo Clinic. Diakses pada Juli 2022. Fluoxetine (Oral Route)</li></ul>

Mengenal Tokophobia, Rasa Takut Hamil yang Berlebihan

Teknik hypnobirthing membantu para ibu yang mau melahirkan - AlteaCare | Foto: Envato

Melahirkan adalah momen paling mendebarkan untuk para ibu. Kini, ada teknik baru yang disebut hypnobirthing yang dapat membantu rasa cemas dan tegang para ibu menjelang persalinan.Rasa takut, gelisah, dan sakit wajar saja dialami oleh para ibu menjelang proses bersalin. Namun, bila ibu tidak bisa mengatasi rasa takut dan gelisah, serta mengalami sakit yang berlebihan, ini juga dapat menghambat proses persalinan. Terutama bila Anda pilih metode persalinan alami.Lantas, apakah ada cara supaya ibu bisa jadi lebih tenang dan bisa mengatasi rasa sakitnya saat mau melahirkan? Nah, teknik hypnobirthing mungkin bisa menjadi alternatif solusi. Yuk, simak seluk-beluk seputar hypnobirthing berikut ini!<h2>Apa Itu Hypnobirthing?</h2>Hypnobirthing adalah teknik yang bertujuan mengubah sensasi, persepsi, dan perilaku para ibu yang sedang dalam proses melahirkan. Caranya adalah dengan memberikan sugesti melalui teknik hipnosis.Sebenarnya, teknik hipnosis saat melahirkan telah dipraktikkan selama berabad-abad. Namun, teknik ini baru dipopulerkan kembali pada 1989 oleh hipnoterapis bernama Marie Mongan.Teknik ini biasanya diaplikasikan pada wanita yang mengalami rasa cemas berlebihan menjelang persalinan.Pada prinsipnya, hipnosis saat melahirkan dapat membuat tubuh dan pikiran jadi lebih relaks. Dengan begitu, proses persalinan bisa lebih cepat dan tidak terlalu menyakitkan. Sebab, tubuh tidak melawan proses persalinan yang berjalan secara alami.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/ini-dia-penyebab-preeklampsia-pada-ibu-hamil-1658195429874" target="_blank">Ini Dia Penyebab Preeklampsia pada Ibu Hamil</a><h2>Cara Kerja Hypnobirthing</h2>Kita sudah tahu, hipnosis yang dilakukan saat persalinan bisa mengurangi rasa sakit. Lalu, seperti apa cara kerjanya? Yuk simak lebih lanjut berikut ini:<h4>1. Pikiran Mempengaruhi Tubuh</h4>Menurut beberapa studi, hipnosis bekerja dengan cara memanfaatkan otak untuk memengaruhi tubuh. Singkatnya, adanya hipnosis membuat persepsi otak terhadap rasa sakit berubah. Sejalan dengan itu, tubuh pun tersugesti untuk lebih resisten terhadap rasa sakit. Hasilnya, sensasi nyeri yang dirasakan dalam persalinan pun berkurang.<h4>2. Mengatur Pernapasan</h4>Teknik hypnobirthing juga membantu wanita mengendalikan pernapasannya agar lebih rileks saat persalinan. Melansir Healthline, saat bersalin, wanita yang melakukan teknik hipnosis dipandu oleh bidan, akan berusaha mengatur irama napasnya. Caranya, dengan ambil napas dalam-dalam, ditahan sebentar, lalu dikeluarkan secara perlahan. Melakukan teknik pernapasan seperti ini dapat membantu sistem saraf parasimpatik dalam menenangkan ibu yang bersalin.<h4>3. Fokus pada Hal Positif</h4>Proses melahirkan yang menyakitkan tentu bisa bikin para ibu sangat khawatir.Namun, hypnobirthing akan membantu Anda memusatkan perhatian pada hal positif saja. Otak akan dirangsang untuk fokus pada target saja, yaitu memiliki anak.Selain itu, hipnosis juga membuat kita konsentrasi pada rasa aman, nyaman, dan rileks.<h4>4. Kata-Kata Positif</h4>Salah satu kunci keberhasilan hypnobirthing adalah mengubah istilah medis yang biasa terdengar di ruang persalinan menjadi yang kata yang lebih positif. Tujuannya adalah supaya ibu yang bersalin tidak tegang.Misalnya, dengan mengubah kata "kontraksi" menjadi "gelombang" atau kata "pecah" menjadi "keluar".<h4>5.&nbsp;Sugesti Lewat Gambar</h4>Melansir Healthline, memperlihatkan gambar saat proses persalinan juga dapat memberikan sugesti positif. Gambar yang ditampilkan di antaranya adalah bunga atau pemandangan yang indah.Visual tersebut dipercaya dapat membuat tubuh menjadi lebih rileks. Selain efek visual, Anda juga menambahkan musik yang menenangkan.<h2>Manfaat Teknik Hypnobirthing</h2>Teknik hipnosis saat proses persalinan dapat membawa banyak manfaat baik bagi sang ibu maupun bayinya.Berikut adalah beberapa manfaat di antaranya::<ul><li>waktu persalinan menjadi lebih singkat</li><li>
rasa nyeri berkurang</li><li>
ibu yang melahirkan lebih tenang dan tidak panik</li><li>
kemungkinan bayi lahir sehat semakin besar</li><li>
membantu proses persalinan ibu hamil punya trauma atau kecemasan berlebih</li></ul>Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/yoga-prenatal-baik-untuk-bumil-ini-dia-sederet-manfaatnya-1658207404524" target="_blank">Yoga Prenatal Baik Untuk Bumil, Ini Dia Sederet Manfaatnya!</a> 
<h2>Pertimbangkan Sebelum Pilih Hypnobirthing</h2>Meski teknik hypnobirthing memiliki banyak manfaat, sebaiknya pikirkan masak-masak sebelum memutuskan untuk mencobanya. Beberapa hal ini perlu jadi pertimbangan saat memilih teknik hypnobirthing:<ul><li>Anda perlu latihan cukup lama sebelum melakukan metode ini. Anda perlu belajar dari berbagai buku dan video, bahkan mengeluarkan biaya tambahan untuk ikut pelatihan hipnosis</li><li>
bila persalinan tidak sesuai ekspektasi, dampaknya bisa buruk buat mental ibu yang sedang melahirkan, karena ia dapat merasa gagal jadi ibu</li><li>
ibu harus betul-betul fokus sebelum melahirkan, sehingga ini tidak cocok untuk wanita yang sangat aktif atau berjalan-jalan sebelum melahirkan untuk menenangkan diri</li></ul>Itulah penjelasan mengenai teknik hypnobirthing bagi wanita yang hendak melahirkan.Sobat Altea yang sedang hamil dan ingin tahu metode persalinan yang tepat, jangan ragu untuk konsultasikan dengan dokter spesialis Anda, ya! Anda juga bisa lakukan konsultasi lewat video call dengan dokter spesialis kandungan di AlteaCare dari rumah saja. Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank">AlteaCare </a>dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>Healthline. Diakses pada Juli 2022. A Quick Guide to HypnoBirthing and Its Benefits</li><li>
Madden, K., Middleton, P., Cyna, A. M., Matthewson, M., &amp; Jones, L. (2016). Hypnosis for pain management during labour and childbirth. Cochrane Database of Systematic Reviews, (5).</li><li>
Azizmohammadi, S., &amp; Azizmohammadi, S. (2019). Hypnotherapy in management of delivery pain: a review. European journal of translational myology, 29(3).</li><li>
Mother &amp; Baby. Diakses pada Juli 2022. Hypnobirthing: Techniques, benefits and disadvantages</li><li>
Kop a Birth. Diakses pada Juli 2022. Hypnobirthing Pros and Cons</li></ul>

Ketahui Hypnobirthing, Teknik Melahirkan Tanpa Sakit

Kista ovarium yang berukuran besar atau pecah, bisa menimbulkan gejala berupa nyeri pada perut - AlteaCare | Foto: Envato

Sobat Altea yang wanita mungkin ada yang pernah mengalami kista ovarium. Rasa sakit yang ditimbulkan bisa gangguan aktivitas sehari-hari. Banyak yang tidak bisa bedakan kista dengan tumor. Sebenarnya, seperti apa kista ovarium itu, ya?Jadi, begini bedanya. Kalau tumor itu adalah sel-sel yang tumbuh secara abnormal, kista adalah kantung berisi udara, cairan, atau zat lainnya. Jadi, sifatnya tidak berbahaya. Kista bisa tumbuh di bagian tubuh mana saja. Ada yang di organ dalam (termasuk tulang dan jaringan lunak) dan ada juga yang di bawah permukaan kulit, biasanya terlihat seperti benjolan.Nah, pada perempuan, ada juga kista yang tumbuh di dalam atau permukaan ovarium (indung telur). Lantas, apa yang membuat kista ovarium muncul dan bagaimana mengatasinya?Yuk, kita simak lengkap sejumlah fakta seputar kista ovarium berikut ini!<h2>5 Fakta Seputar Kista Ovarium yang Dialami Wanita</h2>Mengetahui beberapa fakta seputar kista ovarium ini bisa membuka wawasan kita sehingga tidak keliru menganggapnya kanker:<h4>1. Bisa Dipengaruhi Siklus Menstruasi</h4>Karena kista ini muncul di organ reproduksi, maka kemunculannya dapat berkaitan dengan siklus menstruasi. Kita tahu, setiap bulan wanita akan mengalami ovulasi. Saat itu, folikel yang dilepaskan indung telur menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.Normalnya, folikel akan pecah sehingga sel telur dilepaskan, kemudian menyusut. Tapi bisa jadi ada folikel yang tidak pecah dan terus tumbuh, sehingga menjadi kista. Selain itu, ada juga folikel yang pecah dan melepaskan sel telur, tapi tidak menyusut. Folikel ini lalu malah terisi cairan dan jadi kista. 
Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/infografik-yuk-kenali-siklus-menstruasi-anda-1646621454534" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">INFOGRAFIK: Yuk, Kenali Siklus Menstruasi Anda!</a> 
<h4>2. Dapat Menimbulkan Gejala</h4>Perempuan yang punya siklus haid teratur bisa punya kista ovarium. Adanya kista ini sering kali tidak disadari karena tidak menimbulkan gejala. Namun, bila ukurannya cukup besar atau pecah, barulah Anda mungkin merasakan gejala tertentu. Beberapa di antaranya adalah: <ul><li>perut kembung</li><li>
perut bagian bawah seperti tertekan atau terasa nyeri, tepatnya di area tempat kista tumbuh</li><li>
muncul nyeri tajam di area panggul yang datang dan pergi</li><li>
perdarahan vagina</li><li>
sakit saat berhubungan intim</li><li>
sering ingin buang air kecil</li><li>
sulit buang air besar</li></ul><h4>3. Dapat Hilang Sendiri</h4>Jika tidak ada komplikasi, kista ovarium bisa hilang sendiri setelah melewati 2–3 siklus menstruasi atau dalam waktu 1–3 bulan.Namun, bila ada komplikasi, kista ovarium bisa menyebabkan rasa sakit yang hebat. Jenis komplikasi yang dapat terjadi adalah:<ul><li>Ovarium terpuntir. Kista yang berukuran besar bisa ovarium berpindah dan dapat terpuntir. Anda dapat mengalami nyeri hebat secara tiba-tiba di area pelvis atau panggul, mual dan muntah</li><li>
Kista pecah. Pecahnya kista menimbulkan rasa sakit yang parah dan perdarahan di dalam area panggul. Semakin besar ukuran kista, semakin tinggi risiko untuk pecah. </li></ul>Kondisi ini perlu mendapatkan penanganan dari dokter secepatnya.<h4>4. Lebih Rentan Bila Punya Faktor Risiko</h4>Walaupun kista ovarium termasuk hal yang wajar, ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko kemunculannya:<ul><li>Gangguan hormonal: misalnya, sedang mengonsumsi obat kesuburan yang merangsang Anda untuk berovulasi</li><li>
Kehamilan: kadang, folikel yang terbentuk saat ovulasi bisa tertinggal di dalam rahim selama kehamilan</li><li>
Infeksi panggul yang parah: jika infeksi ini menyebar hingga ke indung telur bisa memicu timbulnya kista</li><li>
Pernah punya kista ovarium: perempuan dengan riwayat kista ovarium berisiko untuk mengalaminya lagi</li><li>
Ada gangguan endometriosis: gangguan ini disebabkan oleh jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim. Kista yang dipicu oleh endometriosis disebut endometrioma</li><li>
Ada gangguan polycystic ovary syndrome (PCOS): Melansir Women’s Health, dalam indung telur wanita dengan gangguan PCOS sering ditemukan banyak kista kecil </li></ul><h4>5. Tidak Pengaruhi Kesuburan</h4>Ada yang bilang, adanya kista bisa bikin perempuan sulit hamil. Ternyata ini tidak sepenuhnya benar. Kita perlu lihat dulu, apa yang memicu pertumbuhan kista, sehingga akhirnya menyebabkan gangguan kesuburan dan sulit hamil. Nah, pemicunya bisa berupa gangguan endometriosis atau PCOS.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/endometriosis-1654521761294" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Endometriosis</a> 
<h2>Cara Mengatasi Kista Ovarium</h2>Meski bisa hilang sendiri dalam beberapa bulan, adanya kista tetap bisa menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman. Untuk itu, ada beberapa cara yang bisa Sobat Altea lakukan untuk meredakan gejala-gejala akibat adanya kista. Berikut beberapa tips yang bisa dicoba:<h4>1. Pijat</h4>Nyeri akibat kista kadang bisa menyebar hingga ke otot di sekitarnya. Biasanya ini terjadi saat Anda sedang menstruasi. Anda bisa lakukan pijatan pada punggung bagian bawah, paha, bokong, dan perut untuk mengendurkan otot yang tegang dan meredakan nyeri.<h4>2. Rutin Berolahraga</h4>Penelitian menunjukkan, olahraga yang rutin dibarengi dengan pola makan gizi seimbang, dapat membantu meredakan nyeri akibat kista ovarium. Anda bisa coba lakukan yoga yang juga dapat sekaligus meredakan ketegangan otot.<h4>3. Minum Teh Chamomile</h4>Teh chamomile banyak dimanfaatkan untuk membantu meredakan gejala kista ovarium.Menurut riset, minum teh chamomile bisa memberi efek rileks, sehingga efektif untuk mengurangi keram akibat menstruasi dan melawan peradangan. Itulah sejumlah fakta seputar kista ovarium dan cara mengatasi nyeri yang ditimbulkan.Sobat Altea yang punya gangguan maupun riwayat kista ovarium dan kuatir akan risikonya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis, ya!Anda bisa juga lakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan berpengalaman di AlteaCare untuk dapatkan saran dan rekomendasi yang sesuai kondisi kesehatan.Yuk, segera unduh <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">AlteaCare </a>dan buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>Mayo Clinic. Diakses pada Agustus 2022. Tumor vs. cyst: What's the difference?</li><li>
Office on Women’s Health. Diakses pada Agustus 2022. Ovarian cysts.</li><li>
Health Direct. Diakses pada Agustus 2022. Ovarian cysts.</li><li>
Mayo Clinic. Diakses pada Agustus 2022. Ovarian cysts.</li><li>
Medical News Today. Diakses pada Agustus 2022. Home remedies for ovarian cyst symptoms.</li></ul>

5 Hal Seputar Kista Ovarium yang Perlu Diketahui

Berat badan dan pola makan bisa pengaruhi risiko kanker ovarium - AlteaCare | Foto: Envato

Siapa pun mungkin akan ngeri mendengar kata kanker. Begitu juga dengan kanker ovarium, yang dapat dialami oleh para perempuan. Memahami faktor risiko kanker ovarium bisa banyak membantu, karena mereka yang termasuk rentan bisa lebih waspada. Misalnya, berusaha hidup lebih sehat.Di antara beberapa jenis kanker yang bisa dialami perempuan, kanker ovarium termasuk sulit dideteksi. Ini karena jenis kanker yang satu ini tidak punya alat skrining, seperti halnya mammogram untuk kanker payudara atau pap smear untuk kanker serviks. Wanita yang terkena kanker ovarium juga terkadang tidak menyadarinya. Sebab, keluhan yang dialami kurang spesifik dan bisa mengarah pada gangguan kesehatan lain. Beberapa gejala yang umumnya dialami mereka yang terkena kanker ovarium adalah perut kembung, nyeri di area panggul, atau keluhan yang berkaitan dengan buang air kecil. Misalnya, sering kebelet pipis.Sulitnya melakukan pemeriksaan untuk menemukan kanker ovarium sejak dini membuat diagnosis baru bisa dikonfirmasi saat sudah pada stadium lanjut. Namun, sebenarnya ada beberapa faktor risiko terkait kanker ovarium yang bisa jadi semacam pengingat bagi orang-orang yang termasuk rentan. Mereka bisa jalani hidup yang lebih sehat atau lebih cermat dalam memantau perubahan kondisi tubuhnya.Lalu, apa saja faktor risiko kanker ovarium?Yuk, simak selengkapnya di sini!<h2>Faktor Risiko Kanker Ovarium yang Perlu Diwaspadai</h2>Beberapa hal ini adalah faktor risiko kanker payudara yang perlu dicermati:<h4>1. Usia Lanjut </h4>Mengutip penelitian dari International Journal of Women's Health, perempuan berusia lebih dari 65 tahun berisiko lebih tinggi untuk mengalami kanker ovarium.Sementara angka risiko untuk perempuan yang berusia di bawah 40 tahun relatif lebih rendah. Umumnya, kanker ini mulai menyerang setelah menopause.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/kenali-tanda-tanda-menopause-yang-sering-dialami-wanita-1643875232124" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Kenali Tanda-tanda Menopause Yang Sering Dialami Wanita</a> 
<h4>2. Berat Badan Berlebihan</h4>Kondisi overweight dan obesitas bisa meningkatkan risiko sejumlah penyakit, termasuk kanker ovarium.Penelitian menyebutkan, risiko kanker ovarium pada perempuan overweight, dengan indeks massa tubuh antara 15-29,9, mengalami peningkatan hingga 16%. Ini dibandingkan perempuan yang punya berat bada normal, dengan indeks massa tubuh antara 18,5-24,9. Sementara itu, orang yang tergolong obesitas atau dengan indeks massa tubuh di atas 30 mengalami peningkatan risiko kanker ovarium hingga 30%.<h4>3. Faktor Keluarga</h4>Jika salah satu keluarga inti ada yang terdiagnosis kanker ovarium, kemungkinan besar Anda juga akan mengalaminya. Dikutip dari jurnal PLoS One, ada kaitan antara riwayat kesehatan keluarga dengan kanker ovarium. Artinya, jenis kanker ini dapat diwariskan atau diturunkan.Penelitian tersebut juga memaparkan, bila ada riwayat keluarga maka kemungkinan kanker ovarium dapat terdeteksi sebelum usia 50 tahun. <h4>4. Faktor Genetik</h4>Melansir dari Centers for Disease Control and Prevention, adanya mutasi atau perubahan genetik yang disebut BRCA1 atau BRCA2 dapat meningkatkan risiko kanker ovarium. Perubahan genetik ini juga berkaitan dengan kanker payudara.Terkait dengan faktor genetik ini, wanita yang pernah mengalami kanker payudara, kanker rahim, atau kanker usus punya kemungkinan untuk juga mengalami kanker ovarium.<h4>5. Riwayat Kehamilan</h4>Menurut American Cancer Society, wanita yang tidak pernah hamil atau baru melahirkan bayi di atas usia 35 tahun lebih berisiko terhadap kanker ovarium. Begitu juga jika wanita tersebut punya masalah sulit hamil maupun mengalami gangguan dalam kehamilan sehingga tidak pernah sampai persalinan.<h4>6. Pola Makan</h4>Asupan makanan bisa meningkatkan risiko kita terhadap kanker ovarium. Mengutip dari Medical News Today, makanan yang tinggi lemak trans atau yang digoreng dapat meningkatkan risiko kanker ovarium.Maka dari itu, perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan yang tinggi omega-3. Anda juga bisa mencoba pola diet yang plant-based untuk mencegah risiko munculnya kanker ovarium.<h4>7. Terapi Estrogen </h4>Wanita yang sudah menopause sering mengalami gangguan kesehatan akibat terhentinya produksi hormon estrogen.&nbsp;Sebagian wanita pun menjalani terapi sulih hormon (hormone replacement therapy/HRT) untuk menggantikan hormon estrogen di dalam tubuh.Namun, menurut penelitian yang dikutip dari Frontiers in Endocrinology, efek samping terapi ini ada adalah meningkatkan risiko kanker ovarium.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/mengenal-hormon-estrogen-dan-fungsinya-wanita-wajib-tahu-1655824309361" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Mengenal Hormon Estrogen dan Fungsinya. Wanita Wajib Tahu!</a> 
Itulah beberapa risiko penyebab kanker ovarium.Sobat Altea yang mengalami gangguan pada organ reproduksi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis yang berpengalaman. Anda bisa lakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi di AlteaCare untuk dapatkan solusi masalah kesehatan yang dialami.Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">AlteaCare </a>dan atur jadwal telekonsultasi segera! Sumber: <ul><li>American Cancer Society. Diakses pada Juli 2022. Ovarian Cancer Risk Factors</li><li>
Zheng, G., Yu, H., Kanerva, A., Försti, A., Sundquist, K., &amp; Hemminki, K. (2018). Familial risks of ovarian cancer by age at diagnosis, proband type and histology. PloS one, 13(10), e0205000.</li><li>
Medical News Today. Diakses pada Juli 2022. Ovarian cancer and diet explained</li><li>
Leitzmann, M. F., Koebnick, C., Danforth, K. N., Brinton, L. A., Moore, S. C., Hollenbeck, A. R., ... &amp; Lacey Jr, J. V. (2009). Body mass index and risk of ovarian cancer. Cancer: Interdisciplinary International Journal of the American Cancer Society, 115(4), 812-822.</li><li>
Liu, Y., Ma, L., Yang, X., Bie, J., Li, D., Sun, C., ... &amp; Lin, J. (2019). Menopausal hormone replacement therapy and the risk of ovarian cancer: a meta-analysis. Frontiers in Endocrinology, 10, 801.</li><li>
Momenimovahed, Z., Tiznobaik, A., Taheri, S., &amp; Salehiniya, H. (2019). Ovarian cancer in the world: epidemiology and risk factors. International journal of women's health, 11, 287.</li><li>
Sanford Health. Diakses pada September 2022. Ovarian cancer: Symptoms and why it’s hard to diagnose</li><li>
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada September 2022. What Are the Risk Factors for Ovarian Cancer?</li></ul>

7 Faktor Risiko Kanker Ovarium. Bisa dari Makanan!

Virus hepatitis bisa menular pada anak lewat makanan yang terkontaminasi - AlteaCare | Foto: Envato

Hepatitis adalah gangguan pada organ hati yang bisa menyerang anak maupun dewasa. Cara penularan hepatitis pada anak bisa melalui berbagai media. Karenanya, orangtua harus waspada!Apalagi, belakangan sempat merebak penyakit hepatitis akut pada anak yang belum diketahui penyebabnya. Ini menambah jajaran jenis penyakit hepatitis yang sudah ada, yang tipenya digolongkan berdasarkan huruf, dari A sampai E. 
Dalam live streaming AlteaTalk Episode 38 di akun Instagram AlteaCare (@alteacare.id), Dokter Spesialis Anak dari Rumah Sakit Mitra Keluarga, dr. Nessie Amelia Ramli, Sp.A, mengatakan, tipe hepatitis yang paling sering dialami anak adalah hepatitis A.Lalu, bagaimana anak bisa tertular hepatitis? Yuk, simak uraian lengkapnya berikut ini!<h2>Gejala Hepatitis pada Anak</h2>Menurut dr. Nessie, sebenarnya gejala hepatitis hampir sama dengan gejala penyakit lainnya yang bersumber dari infeksi virus.Berikut adalah beberapa gejalanya:<ul><li>demam</li><li>
mual</li><li>
muntah</li><li>
mencret</li><li>
pegal-pegal</li><li>
rewel (pada anak yang belum bisa bicara)</li><li>
urine berwarna gelap seperti teh (salah satu pertanda jika hepatitis sudah parah)</li><li>
feses berwarna pucat atau putih</li><li>
hasil tes SGOT dan SGPT berada di atas angka normal (SGOT 5-40 unit per liter, SGPT 7-56 unit per liter)</li></ul>Jika anak mengalami gejala seperti di atas, segera konsultasikan dengan dokter, ya!Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Penyakit%20Dalam/artikel/hepatitis-1648626865016" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Hepatitis</a> 
<h2>6 Cara Penularan Hepatitis pada Anak</h2>Beginilah cara virus hepatitis bisa masuk ke tubuh anak, sehingga menimbulkan gangguan penyakit:<h4>1. Melalui Makanan</h4>Salah satu medium penularan hepatitis yang harus diwaspadai adalah makanan atau apa pun yang masuk ke mulut si Kecil. Ini adalah medium penularan yang paling sering terjadi pada anak."Kalau makanan yang terkontaminasi virus hepatitis A itu tertelan, anak akan tertular hepatitis A," kata dr. Nessie.Biasanya, penularan seperti ini terjadi pada anak yang sudah mulai kenal jajanan. Soalnya, banyak jajanan di luar rumah yang tidak higienis.&nbsp;Jadi, pastikanlah anak tidak jajan sembarangan, ya!<h4>2. Persiapan Makanan yang Tidak Higienis</h4>Selain makanan yang tidak higienis, dr. Nessie juga mengingatkan cara pengolahan dan penyajian makanan untuk anak.Ketika tangan tidak bersih saat sedang menyiapkan makanan, kita bisa saja menularkan hepatitis pada anak.Untuk itu, sangat penting untuk menerapkan aturan kebersihan yang ketat di rumah, agar anak tetap aman dari berbagai penyakit.<h4>3. Pencucian Alat Makanan Tidak Bersih</h4>Virus hepatitis bisa saja hinggap pada alat makan yang tidak bersih. "Misalnya, pengasuh yang menyiapkan dan memberi makan pada anak perilakunya kurang higienis. Tidak cuci tangan dulu, sehingga ada alat makan yang terkontaminasi virus. Ini akhirnya bisa menginfeksi bayi juga," ujar dr. Nessie.Maka dari itu, semua yang ada di rumah harus membiasakan diri mencuci alat makan hingga sebersih mungkin. Pastikanlah alat makan dicuci dengan cairan sabun cuci piring, bukan cuma dibilas dengan air.<h4>4. Faktor Keturunan</h4>Hepatitis B adalah tipe hepatitis yang bisa ditularkan dari ibu ke anaknya saat masih dalam kandungan dan saat persalinan. Untuk mencegah penularan ini, WHO pun merekomendasikan agar bayi yang baru lahir segera mendapatkan imunisasi hepatitis B.Dosis pertama vaksin HBV dalam waktu kurang dari 24 jam setelah proses persalinan. Selanjutnya, si Kecil akan mendapatkan tiga dosis lagi dengan interval selama satu bulan.<h4>5. Transfusi Darah</h4>Jenis hepatitis yang dapat menular melalui transfusi darah adalah hepatitis C.Namun, Anda tidak perlu terlalu khawatir. Sebab jika anak harus jalani transfusi darah di lembaga atau rumah sakit resmi, tentu sudah melalui proses skrining yang sangat ketat.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Penyakit%20Dalam/artikel/sekilas-tentang-vaksin-hepatitis-b-untuk-anak-dan-dewasa-1658921997776" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Sekilas Tentang Vaksin Hepatitis B Untuk Anak dan Dewasa</a> 
<h4>6. Penggunaan Sikat Gigi Bersama</h4>Anak sering bertukar sikat gigi dengan kakak atau adiknya? Sebaiknya mulai hari ini tidak lagi, ya! Soalnya, kebiasaan tersebut dapat meningkatkan risiko penularan hepatitis C. Secara teori, penggunaan sikat gigi akan membuat saliva kita bercampur dengan orang lain. Nah, dari saliva inilah, anak bisa tertular hepatitis.Begitulah cara hepatitis dapat menular pada anak.Jika anak menunjukkan gejala hepatitis, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter! Anda bisa lakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis di AlteaCare.Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">AlteaCare </a>dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber: <ul style=""><li style="">
Live Streaming Altea Talk Episode 38 (@alteacare.id). Kamis, 8 September 2022. Hepatitis A, B, C pada Anak, Mana yang Paling Bahaya?</li><li style="">
Loarec, A., Nguyen, A., Molfino, L., Chissano, M., Madeira, N., Rusch, B., ... &amp; Antabak, N. T. (2022). Prevention of mother-to-child transmission of hepatitis B virus in antenatal care and maternity services, Mozambique. Bulletin of the World Health Organization, 100(1), 60.</li><li style="">
Lock, G., Dirscherl, M., Obermeier, F., Gelbmann, C. M., Hellerbrand, C., Knöll, A., ... &amp; Jilg, W. (2006). Hepatitis C–contamination of toothbrushes: myth or reality?. Journal of viral hepatitis, 13(9), 571-573.</li></ul>

Seperti Ini Cara Penularan Hepatitis pada Anak

Jagung adalah jenis bahan makanan yang sehat dan mudah didapatkan di Indonesia - AlteaCare | Foto: Envato

Sobat Altea yang hobi makan jagung, mana suaranya? Ada banyak cara buat menikmati bahan makanan yang satu ini. Ada yang langsung dibakar, ada yang direbus, ada juga yang dipipil, direbus, lalu disajikan bersama sedikit margarin, kental manis, dan keju. Selain rasanya enak, ternyata jagung mengandung banyak zat yang kita butuhkan. Bahkan, rambut jagung yang selama ini kita sering buang pun bisa dimanfaatkan, lo!Jadi penasaran apa saja manfaat sehat makan jagung?Yuk, simak selengkapnya di sini!<h2>6 Manfaat Jagung Untuk Kesehatan</h2>Dalam satu tongkol jagung, terdapat banyak kandungan gizi yang baik buat tubuh kita, antara lain adalah:<ul><li>serat larut, yang bisa bikin kita kenyang lebih lama</li><li>
protein, bahkan lebih tinggi dari yang ada dalam sejumlah sayuran</li><li>
karotenoid, yaitu jenis lutein dan zeaxanthin</li><li>
mineral, seperti kalium dan magnesium</li><li>
vitamin C dan B</li></ul>Lalu, apa manfaat jagung untuk kesehatan? Berikut ini beberapa di antaranya:<h4>1. Menyehatkan Mata</h4>Manfaat sehat jagung yang pertama adalah menjaga kesehatan mata. Studi yang dimuat British Journal of Ophthalmology menyebut, karotenoid dapat berfungsi sebagai antioksidan dan melindungi jaringan mata dari paparan radikal bebas. Nah, mengonsumsi jagung ternyata dapat membantu meningkatkan kadar lutein dan zeaxanthin. Keduanya adalah jenis karotenoid.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Gizi%20dan%20Nutrisi/artikel/mengenal-beta-karoten-manfaat-sehat-dan-efek-sampingnya-1655475462181" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Mengenal Beta Karoten: Manfaat Sehat dan Efek Sampingnya</a><h4>2. Mencegah Gangguan Pencernaan</h4>Divertikulitis adalah kondisi peradangan atau infeksi pada kantung-kantung yang ada di saluran cerna, terutama usus besar. Kondisi ini umum dialami mereka yang jarang mengonsumsi makanan berserat, seperti sayur dan buah.Menurut penelitian yang dimuat di Journal American Medical Association, gangguan ini bisa kita cegah dengan mengonsumsi jagung. Dalam pengamatan selama 18 tahun, ditemukan bahwa konsumsi berondong jagung atau popcorn berkaitan dengan risiko divertikulitis.Semakin banyak kita makan jagung, semakin rendah risiko untuk terkena gangguan ini.<h4>3. Mengontrol Tekanan Darah</h4>Rambut jagung yang sering kita buang itu ternyata bermanfaat untuk mengontrol tekanan darah. Bahkan, ini sudah jadi bagian dari ramuan tradisional masyarakat Tionghoa dari dulu sampai sekarang.Studi di Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine menemukan, corn silk tea atau teh yang terbuat dari seduhan rambut jagung dapat membantu hipertensi atau penyempitan pada pembuluh darah.Ini bisa mencegah kita terkena penyakit jantung atau serangan stroke.<h4>4. Meningkatkan Kepadatan Tulang</h4>Asupan kalsium yang baik sejak kecil bisa membantu anak tumbuh sehat dan tulangnya kuat. Ternyata, sumber kalsium juga bisa kita dapatkan dari jagung.Menurut penelitian dari Contemporary Clinical, pemberian suplemen berupa bubuk minuman yang terbuat dari serat jagung yang mudah larut bisa membantu memperbaiki kekurangan kalsium pada anak. Dalam penelitian, suplemen ini dicampur dengan air kemudian diminum dua kali sehari oleh anak usia 10-13 tahun. Kelompok responden adalah anak yang sehat namun tergolong memiliki tingkat asupan kalsium yang rendah. Hasilnya, suplemen ini bisa membantu anak memiliki kepadatan tulang yang baik.<h4>5. Mendukung Perkembangan Janin</h4>Sobat Altea yang sedang mengandung pasti direkomendasikan oleh dokter untuk minum suplemen mengandung folat. Folat sangat bermanfaat buat kehamilan, bahkan perlu dikonsumsi sebelum ibu dinyatakan hamil. Studi menyebutkan, asam folat dapat membantu meningkatkan berat badan bayi ketika lahir sebanyak 2%.Selain dalam bentuk suplemen, bumil juga bisa dapatkan asupan folat dari makanan, contohnya jagung. Sebab, jagung termasuk salah satu makanan yang mengandung folat.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/10-makanan-yang-dilarang-untuk-ibu-hamil-hati-hati-keguguran-1648176703539" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">10 Makanan Yang Dilarang Untuk Ibu Hamil. Hati-Hati Keguguran!</a> 
<h4>6. Memperbaiki Imun Tubuh</h4>Tingginya vitamin C dalam jagung bisa berperan sebagai antioksidan yang mendukung sistem imun, produksi kolagen, serta penyerapan zat besi. Mengutip dari Health, jagung juga setidaknya memiliki vitamin A dalam jumlah 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan tanaman sejenisnya. Selain menyehatkan sel otak, vitamin A pada jagung juga meningkatkan kekebalan tubuh, sehingga kita tidak gampang sakit. Itulah beberapa manfaat sehat dari jagung.Sobat Altea yang punya masalah kesehatan dan butuh saran maupun rekomendasi dari dokter berpengalaman, jangan ragu untuk lakukan telekonsultasi di <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">AlteaCare</a>, ya!Yuk, unduh aplikasi AlteaCare dan buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>Palacios, C., Trak-Fellermeier, M. A., Pérez, C. M., Huffman, F., Suarez, Y. H., Bursac, Z., ... &amp; Weaver, C. M. (2020). Effect of soluble corn fiber supplementation for 1 year on bone metabolism in children, the MetA-bone trial: Rationale and design. Contemporary clinical trials, 95, 106061.</li><li>
Health. Diakses pada Juni 2022. 4 Health Benefits of Corn</li><li>
Healthline. Diakses pada Juni 2022. Corn 101: Nutrition Facts and Health Benefits</li><li>
Fekete, K., Berti, C., Trovato, M., Lohner, S., Dullemeijer, C., Souverein, O. W., ... &amp; Decsi, T. (2012). Effect of folate intake on health outcomes in pregnancy: a systematic review and meta-analysis on birth weight, placental weight and length of gestation. Nutrition journal, 11(1), 1-8.</li><li>
Strate, L. L., Liu, Y. L., Syngal, S., Aldoori, W. H., &amp; Giovannucci, E. L. (2008). Nut, corn, and popcorn consumption and the incidence of diverticular disease. Jama, 300(8), 907-914.</li><li>
Shi, S., Li, S., Li, W., &amp; Xu, H. (2019). Corn silk tea for hypertension: A systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 2019.</li></ul>

6 Manfaat Sehat Makan Jagung. Baik Buat Bumil!

Olahraga agar cepat hamil bisa disesuaikan dengan minat dan kebutuhan - AlteaCare | Foto: Envato

Anda dan pasangan berencana punya anak? Langkah pertama pastinya adalah jaga kesehatan, termasuk dengan berolahraga. Ada banyak, kok, jenis olahraga agar cepat hamil yang bisa Anda coba!Kenapa olahraga penting supaya bisa segera hamil? Karena sebenarnya faktor kesuburan tidak hanya berasal dari pola makan saja. Calon itu juga harus cukup istirahat dan level aktivitasnya juga harus diperhatikan.Menurut ahli, latihan olahraga yang penuh energi, seperti joging, lari, atau main basket, bisa menurunkan risiko gangguan ovulasi, seperti contohnya gangguan polycystic ovary syndrome (PCOS). Gangguan ini banyak dikaitkan dengan infertilitas. Sementara itu, latihan olahraga berintensitas sedang, seperti jalan cepat, berenang, atau sepeda santai, bisa menurunkan risiko keguguran. Rutin berolahraga juga menguntungkan buat pasangan yang ingin punya anak di usia matang, melalui program bayi tabung atau inseminasi buatan.Namun, jangan sampai intensitas olahraga terlalu berat, ya! Sebab, ini malah bisa menurunkan tingkat kesuburan.Ingin tahu daftar lengkap pilihan olahraga agar cepat hamil? Simak lebih lanjut!<h2>7 Pilihan Olahraga Agar Cepat Hamil</h2>Beberapa olahraga ini direkomendasikan untuk para calon ibu yang ingin segera mengandung:<h4>1. Jalan Sehat dan Joging</h4>Jenis olahraga pertama yang bisa bantu agar cepat hamil adalah jalan sehat dan joging. Keduanya efektif untuk jaga bobot tubuh tetap ideal.Selain itu, jalan sehat dan joging bisa menurunkan risiko obesitas. Perlu diketahui, wanita dengan berat badan berlebih punya kemungkinan lebih besar mengalami gangguan menstruasi, ovulasi, dan kesuburan.Bonusnya, rajin jalan kaki dan joging baik buat stamina tubuh, kesehatan jantung, serta dapat membantu melawan stres.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kesehatan%20Umum/artikel/mau-olahraga-mengecilkan-perut-ini-tipsnya-1647262151757" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Mau Olahraga Mengecilkan Perut? Ini Tipsnya!</a><a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kesehatan%20Umum/artikel/mau-olahraga-mengecilkan-perut-ini-tipsnya-1647262151757" target="_blank"> 
</a><h4>2. Berenang</h4>Sobat Altea suka berenang? Jadwalkan secara rutin! Melansir dari Fertility Help Hub, berenang di air dingin dapat memperbaiki sistem sirkulasi darah. Semakin baik sistem sirkulasi darah, semakin sehat pula organ reproduksi Anda.Selain itu, berenang juga dipercaya dapat meningkatkan produksi hormon estrogen pada wanita. <h4>3. Yoga</h4>Yang satu ini adalah pilihan olahraga agar cepat hamil yang bisa dilakukan di rumah. Cukup siapkan matras yoga dan kenakan pakaian yang nyaman.Menurut berbagai studi, yoga dapat meningkatkan kemungkinan hamil bagi wanita dengan cara menurunkan tingkat stres. Kita tahu, faktor stres sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kehamilan. Nah, saat stres terkendali, hormon dalam tubuh pun seimbang, sehingga kehamilan bisa terjadi.<h4>4. Latihan dengan Beban</h4>Latihan menggunakan beban bisa menjaga tubuh tetap bugar sekaligus membantu membakar kalori. Latihan ini juga bisa menurunkan berat tubuh yang berlebihan.Anda bisa lakukan latihan dengan beban berupa dumbbell atau botol air mineral berukuran besar. Atau, jadikan tubuh Anda sendiri sebagai bebannya, dengan melakukan gerakan seperti lunge, squat, sit up, atau push-up. Hindari gerakan melompat atau yang menyentak-nyentak, karena ini bisa berpengaruh pada kandungan Anda.<h4>5. Bersepeda</h4>Ternyata, salah satu manfaat bersepeda adalah bisa meningkatkan kesehatan reproduksi. Bagaimana caranya?Menurut beberapa penelitian, aktivitas fisik seperti bersepeda bisa meningkatkan sensitivitas insulin. Dengan begitu, tubuh dapat mengolah gula darah secara baik.Ketika proses pengolahan kadar gula darah tetap berjalan normal, tubuh akan menghasilkan sel telur dengan kualitas terbaik. 
Sebaliknya, jika tubuh resisten terhadap insulin, proses pembuahan dalam tubuh wanita akan terhambat.<h4>6. Pilates</h4>Selain yoga, pilates juga bisa menjadi alternatif olahraga untuk meningkatkan kesuburan. Manfaatnya pun hampir sama dengan yoga, yaitu menurunkan stres.Dengan menurunnya tingkat stres, hormon endorfin akan meningkat sehingga tubuh lebih rileks. Kondisi ini bisa mendukung terjadinya kehamilan.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kesehatan%20Umum/artikel/8-olahraga-ringan-yang-bisa-dilakukan-di-rumah-gampang-1650626741965" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">8 Olahraga Ringan Yang Bisa Dilakukan di Rumah. Gampang!</a> 
<h4>7. Senam Kegel</h4>Senam kegel adalah jenis latihan yang berfokus untuk menguatkan otot panggul. Menurut penelitian, otot panggul berperan penting dalam orgasme pada wanita. Sementara otot panggul yang lemah, dapat memperburuk peredaran darah, menimbulkan rasa nyeri saat berhubungan intim, dan mengurangi sensasi pada vagina. Tentu saja, kondisi ini dapat berpengaruh jika Anda dan pasangan sedang berusaha untuk hamil.Itulah sejumlah pilihan olahraga agar cepat hamil yang bisa Anda coba.Sobat Altea yang memiliki masalah kehamilan atau sudah menikah lebih dari satu tahun namun belum juga hamil padahal tidak menggunakan alat kontrasepsi, segera konsultasi dengan dokter. Anda bisa lakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis fertilitas di Klinik Bayi Tabung Mbrio melalui aplikasi AlteaCare!&nbsp;Setelah telekonsultasi awal, dokter bisa menyarankan pemeriksaan apa saja yang perlu Anda dan pasangan lakukan.Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank">AlteaCare </a>dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>The Fertility Society of Australia. Diakses pada Juni 2022. The role of exercise in improving fertility, quality of life and emotional wellbeing</li><li>
Kentucky Fertility Institute. Diakses pada Juni 2022. Running and Fertility</li><li>
LA IVF Clinic. Diakses pada Juni 2022. The Best Exercise For Improving Fertility</li><li>
Dağ, Z. Ö., &amp; Dilbaz, B. (2015). Impact of obesity on infertility in women. Journal of the Turkish German Gynecological Association, 16(2), 111.</li><li>
Fertility Help Hub. Diakses pada Juni 2022. Top 5 Recommended Exercises for Improving Fertility</li><li>
Sengupta, P. (2012). Challenge of infertility: How protective the yoga therapy is?. Ancient science of life, 32(1), 61.</li><li>
Ovulife MD. Diakses pada Juni 2022. Exercise While Trying to Conceive: Does Exercise Help or Harm Fertility?</li><li>
Science News. Diakses pada Juni 2022. Researchers surprised – exercise can reduce insulin sensitivity</li><li>
Golmakani, N., Zare, Z., Khadem, N., Shareh, H., &amp; Shakeri, M. T. (2015). The effect of pelvic floor muscle exercises program on sexual self‑efficacy in primiparous women after delivery. Iranian journal of nursing and midwifery research, 20(3), 347-53.</li></ul>

7 Pilihan Olahraga Agar Cepat Hamil. Semangat, Bun!

Melakukan metode kanguru dapat membantu mengoptimalkan tumbuh kembang bayi, terutama bayi prematur - AlteaCare | Foto: Envato

Kontak kulit atau skin to skin sangat dianjurkan bagi para ibu baru, terutama yang melahirkan bayi prematur atau dengan berat badan rendah. Ibu juga bisa meniru gaya kanguru, yang disebut metode kanguru, buat memastikan kontak kulit yang maksimal.Metode kanguru dilakukan dengan cara menempelkan tubuh anak ke badan ibu. Supaya benar-benar kulit ke kulit, baju bayi harus dibuka di bagian dadanya. Lalu, tempelkan ke dada ibu, yang tidak mengenakan bra. Agar nyaman dan tidak kedinginan, ibu bisa kemudian menutupi badannya dan bayi dengan kain. Mengutip dari WHO, pada penelitian sebelumnya para pakar merekomendasikan agar kontak skin to skin pada bayi yang lahir prematur dilakukan setelah bayi lahir dan distabilkan di inkubator selama beberapa hari. Langkah ini efektif menurunkan risiko kematian pada bayi.Namun, penelitian terakhir yang dimuat di New England Journal of Medicine menyebutkan, metode kanguru pada bayi dengan berat badan lahir rendah akan lebih bermanfaat bila dilakukan tak lama setelah persalinan. Jadi tidak perlu tunggu sampai beberapa hari. Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Anak/artikel/menyusui-investasi-terbaik-bagi-si-buah-hati-1639977136588" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Menyusui, Investasi Terbaik Bagi Si Buah Hati	</a> 
<h2>Seperti Ini Manfaat Metode Kanguru Buat Ibu dan Bayi</h2>Sobat Altea yang baru melahirkan bayi yang cukup bulan ternyata juga bisa mencoba metode ini, lo! Sebab, ada sejumlah manfaat sehat yang juga bisa dialami baik oleh ibu maupun bayi.Berikut ini adalah beberapa di antaranya:<h4>1. Transisi yang Lebih Mulus</h4>Melakukan kontak kulit segera setelah bayi dilahirkan bisa membantu bayi menyesuaikan diri dengan dunia luar. Dibandingkan dengan bayi yang dirawat terpisah, metode kanguru bisa membuat bayi merasa lebih nyaman, tidur lebih nyenyak, serta tidak mudah rewel atau menangis.Ibu yang baru melahirkan juga bisa lebih cepat pulang dari rumah sakit karena kondisi bayi cepat stabil.<h4>2. Mendukung Pemberian ASI Eksklusif</h4>Melakukan kontak skin to skin segera setelah bayi lahir bisa mendukung proses inisiasi menyusui dini (IMD) dan meningkatkan produksi ASI. Mengutip dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, IMD dapat membantu meningkatkan keberhasilan menyusui serta memungkinkan bayi mendapat kolostrum dari Ibu, yang akan melindunginya dari berbagai penyakit.Sementara menurut studi yang dimuat di International Breastfeeding Journal, kontak kulit pada bayi prematur dan dengan berat badan lahir rendah bisa membantu ibu menyusui dengan lebih efektif. Selain itu, juga bisa menurunkan risiko bayi mengalami necrotizing enterocolitis, yang merupakan penyebab utama meninggalnya bayi prematur.<h4>3. Bayi Jadi Lebih Nyaman </h4>Posisi meringkuk saat bayi kontak kulit di dada ibu membuatnya suhu tubuhnya otomatis menyesuaikan dengan suhu payudara ibu. Jika bayi kedinginan, badan ibu akan membuatnya lebih hangat. Sebaliknya, bila suhu tubuh bayi terlalu hangat, badan ibu akan menyejukkan. Ajaib, bukan!Selain itu, metode kanguru juga membantu menormalkan detak jantung bayi, membantu bayi bernapas dengan lebih teratur, serta meningkatkan saturasi oksigennya. <h4>4. Mempercepat Pertambahan Berat Badan</h4>Saat bayi tidur dalam kondisi menempel pada badan ibu, tubuhnya akan menghemat energi dan mengatur penggunaan kalori. Hasilnya, berat dan panjang badannya bisa bertambah dengan cepat. Studi yang dilakukan pada bayi prematur dan berberat badan lahir rendah juga memperlihatkan hal yang sama. Berat badannya bisa bertambah lebih banyak setiap hari, sehingga kondisi tubuhnya semakin baik.<h4>5. Menurunkan Risiko Kematian pada Bayi</h4>Saat pertama dikembangkan di Bogota, Kolombia, pada akhir 1970an, metode kanguru terbukti bisa menurunkan risiko kematian bayi prematur, yang pada waktu itu bisa mencapai 70%.Peneliti menemukan, kontak kulit antara ibu dan bayi dalam waktu yang lama tidak hanya bisa membuat bayi terhindar dari risiko infeksi maupun gangguan pernapasan. Bayi juga bisa berkembang dengan lebih baik. Hal ini juga dikonfirmasi pada penelitian terbaru di New England Journal of Medicine. Studi menyebutkan kaitan antaranya lamanya kontak skin to skin antara ibu dan bayi dengan makin rendahnya risiko kematian pada bayi. <h4>6. Memperkuat Bonding</h4>Metode kanguru bisa menurunkan risiko ibu mengalami gejala depresi postpartum, terutama pada ibu dari bayi yang prematur dan berberat badan lahir rendah.Selain itu, kontak kulit juga bisa memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayi, sehingga bonding pun bisa lebih mudah dilakukan. Dan, karena bonding sudah terbangun, ibu jadi lebih percaya diri dan tenang dalam mengurus bayi.Baca juga:&nbsp;<a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/6-cara-mencegah-depresi-postpartum-sejak-dini-1657295268588" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">6 Cara Mencegah Depresi Postpartum Sejak Dini</a><h4>
7. Bayi Tumbuh Lebih Optimal</h4>Studi menyebutkan, metode kanguru bisa membuat bayi memiliki kemampuan kognitif dan perkembangan motorik yang lebih baik saat masuk usia enam bulan. Selain itu, bayi yang pernah digendong kanguru oleh ibunya juga cenderung memiliki pengaturan emosi yang lebih baik. Ini dibandingkan bayi yang menjalani perawatan lainnya. <h2>Tips Lakukan Metode Kanguru Dengan Benar</h2>Metode kanguru bisa dilakukan oleh ibu maupun ayah secara bergantian. Berikut ini adalah beberapa tips supaya bisa melakukannya dengan benar:<ul><li>Selalu tenang saat menggendong bayi, bernapas normal dan fokuskan pikiran pada bayi</li><li>
Lakukan setiap hari, minimal satu jam per sesi</li><li>
Cuci tangan dan kenakan pakaian yang bersih saat akan melakukannya.</li><li>
Hindari menggendong bayi sambil main handphone</li><li>
Pastikan kondisi ibu maupun ayah sehat saat menggendong, agar bayi tidak terpapar penyakit</li><li>
Sebaiknya orangtua tidak merokok sebelum melakukan metode kanguru</li></ul>Itulah sederet manfaat dari melakukan metode kanguru untuk ibu dan bayinya.Sobat Altea yang ingin tahu lebih jauh seputar manfaat metode kanguru dan cara melakukannya dengan benar, bisa lakukan telekonsultasi dengan konselor laktasi di AlteaCare.Yuk, segera gunakan <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank">AlteaCare </a>dan buat janji dengan konselor laktasi andalan! Sumber:<ul><li>WHO. Diakses pada Maret 2022. Kangaroo mother care started immediately after birth critical for saving lives, new research shows.</li><li>
WHO Immediate KMC Study Group. (2021). Immediate “kangaroo mother care” and survival of infants with low birth weight. New England Journal of Medicine, 384(21), 2028-2038.</li><li>
Mekonnen, A. G., Yehualashet, S. S., &amp; Bayleyegn, A. D. (2019). The effects of kangaroo mother care on the time to breastfeeding initiation among preterm and LBW infants: a meta-analysis of published studies. International breastfeeding journal, 14(1), 1-6.</li><li>
Cleveland Clinic. Diakses pada Maret 2022. Kangaroo Care.</li><li>
Cleveland Clinic. Diakses pada Maret 2022. Skin-to-Skin Contact for You &amp; Baby.</li><li>
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia. Diakses pada Juli 2022. Upaya Cegah Stunting dengan Inisiasi Menyusu Dini dan Rawat Gabung</li></ul>

7 Manfaat Metode Kanguru Untuk Ibu dan Bayi

Ibu hamil sering tidak sadar dirinya mengalami preeklampsia - AlteaCare | Foto: Envato

Ketika kehamilan sudah menginjak minggu ke-20, ibu hamil harus makin jaga kesehatan agar tidak alami preeklampsia atau tekanan darah yang meningkat drastis. Pasalnya, hingga kini penyebab preeklampsia masih belum diketahui dengan pasti. Yang jelas, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi serius pada ibu hamil, bahkan mengancam jiwa baik ibu dan janin. 
Namun, Sobat Altea tenang saja! Sebab, menurut Dokter Spesialis Kandungan Rumah Sakit Mitra Keluarga, dr. Stella Shirley Mansur, Sp.OG, dengan penanganan tepat, bumil bisa kembali normal dan bayi dalam kandungan bisa lahir sehat.“Kalau bumil rutin kontrol ke dokter, tidak mungkin tidak terdeteksi preeklamsianya," kata dr. Stella dalam saat jadi narasumber di live streaming AlteaTalk Episode ke-30 di Instagram AlteaCare (@alteacare.id) pada Kamis, 15 Juli 2022.Lalu, apa saja yang bisa bikin seorang ibu hamil mengalami preeklamsia? Yuk, simak penjelasan lengkap di bawah ini!Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/jangan-mager-bu-begini-cara-atasi-kaki-bengkak-saat-hamil-1657706394332" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Jangan Mager, Bu, Begini Cara Atasi Kaki Bengkak Saat Hamil!</a> 
<h2>Apa Penyebab Preeklampsia?</h2>Menurut dr. Stella, ada sejumlah penelitian yang berusaha mencari tahu kenapa preeklamsia atau preeklampsia ini bisa terjadi.Salah satu studi menyebutkan, preeklampsia berawal dari gagalnya implantasi embrio.Normalnya, embrio akan menempel ke dinding rahim, lalu masuk ke otot dan membuat spiral arteri. Dengan begitu, ibu bisa mengirim suplai secara baik pada janin di kandungan. 
"Pada kondisi preeklamsia, kondisi ini tidak terjadi sempurna,” jelas dr. Stella. “Saat embrio berkembang menjadi janin dan membesar, kebutuhan nutrisi makin besar. Sementara arteri dan pembuluh darah di plasenta tidak makin besar. Karenanya, asupan nutrisi pun jadi tidak cukup."Bila ini terjadi, janin akan memberi sinyal, minta nutrisi lebih. Efeknya, tekanan ibu akan meningkat. Saat itulah terjadi preeklampsia.<h2>Tandanya Sering Samar</h2>Kalau kita simak penjelasan seputar penyebab preeklampsia, mungkin gambarannya bisa ditangkap dengan baik. Tapi dalam kenyataannya, sering kali ibu hamil tidak sadar sudah berada dalam kondisi preeklamsia. Ini karena gejalanya terkadang agak samar.Di sinilah peran pentingnya rutin berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan, Sobat Altea. Sebab, dengan rajin kontrol, dokter bisa memantau kondisi dan memberi peringatan kalau ada tanda-tanda yang mengarah ke preeklampsia. Nah, berikut ini beberapa di antaranya:<h4>1. Tensi Tinggi</h4>Biasanya, preeklamsia ditandai dengan tekanan darah pada angka 150/90. Namun, ketika hasil pemeriksaan tensi darah Anda sudah mencapai 140/90, sebaiknya segera laporkan pada dokter.<h4>2. Terdapat Protein pada Urine</h4>Tes selanjutnya yang perlu dilakukan ketika tekanan darah mulai tinggi di trimester kedua adalah tes urine. Tes ini bertujuan untuk mencari tahu kandungan protein dalam urine. Bumil akan didiagnosis mengalami preeklamsia apabila hasil tes menunjukkan ekskresi protein pada urine melebihi 300 mg dalam 24 jam, atau nilai protein pada urin lebih dari positif 1. Bila nilai protein pada urin hanya positif 1, Anda tergolong mengalami preeklampsia ringan. Namun, bila sudah lebih dari positif 2, ini berarti preeklamsia berat.Tanpa adanya pemeriksaan, bumil tidak akan bisa tahu kalau kadar protein dalam urinenya tinggi. Namun, mengutip dari Healthline, sebenarnya ada beberapa gejala yang mungkin dirasakan, seperti:<ul><li>pergelangan tangan dan kaki, serta area sekitar mata yang membengkak</li><li>
merasa sensasi panas saat buang air kecil</li><li>
semakin sering pipis (meski ini wajar terjadi dalam kehamilan)</li><li>
punggung terasa sakit (ini juga terkadang dialami dalam kehamilan normal)</li><li>
urine berwarna kecokelatan dan berbusa</li></ul><h4>3. Badan Terasa Tidak Nyaman</h4>Kondisi tekanan darah yang semakin tinggi, bahkan hingga angka 160/90, bisa membuat Anda merasakan beberapa keluhan di tubuh. "Mulai muncul keluhan seperti pusing, kepala tegang, rasa nyeri di ulu hati," urai dr. Stella.<h4>4. Edema Paru</h4>Jika preeklampsia yang sudah berat, bumil juga bisa mengalami edema paru. Jadi, penumpukan cairan tidak hanya terjadi di area kaki dan tangan, namun juga di organ paru. Retensi cairan ini bisa bikin Anda jadi sesak napas dan harus tidur dengan posisi duduk."Kalau sudah edema paru, kalau berbaring rasanya seperti tenggelam. Sedang kalau sudah edema otak, pandangan jadi kabur," ujar dr. Stella.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/7-risiko-hamil-di-atas-usia-35-tahun-pasutri-wajib-tahu-1654271859828" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">7 Risiko Hamil di Atas Usia 35 Tahun. Pasutri Wajib Tahu!	</a> 
Itulah penjelasan seputar penyebab preeklampsia pada ibu hamil serta tanda-tanda awal yang dirasakan.Ada banyak hal yang bisa bikin Anda lebih berisiko mengalami preeklamsia saat hamil, seperti usia kehamilan yang terlalu muda atau terlalu matang (di atas 40 tahun). Selain itu, faktor berat badan berlebihan dan obesitas juga bisa berpengaruh.Di samping itu, kondisi khusus seperti sedang hamil anak kembar atau hamil dengan program bantuan kehamilan, seperti bayi tabung, juga bisa bikin bumil lebih rentan preeklampsia.Pastikan Anda selalu berkomunikasi dengan dokter spesialis selama hamil agar kondisi kesehatan selalu terpantau. Anda bisa manfaatkan layanan telekonsultasi dari rumah saja melalui AlteaCare agar komunikasi dengan dokter makin lancar.Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">AlteaCare </a>dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>Instagram AlteaCare (@alteacare.id). <a href="https://www.instagram.com/p/Cf_FvfbBJ4r/" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">“Waspadai Preeklamsia Pada Ibu Hamil” </a></li><li>
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (2017). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran, Diagnosis dan Tata Laksana Pre-Eklamsia</li><li>
Healthline. Diakses pada Juli 2022. What It Means If You Have Protein in Your Urine During Pregnancy</li></ul>

Ini Dia Penyebab Preeklampsia pada Ibu Hamil

Yoga prenatal bisa menyehatkan sekaligus menyiapkan ibu hamil untuk persalinan - AlteaCare | Foto: Envato

Meski perut sedang besar, bumil tidak boleh cari alasan untuk malas gerak alias mager, ya! Sebab, penting sekali, lo, buat ibu hamil untuk selalu melakukan aktivitas fisik. Nah, buat bumil yang ingin cari olahraga yang bisa bikin badan jadi lebih bugar sekaligus menenangkan pikiran, yoga bisa jadi salah satu alternatifnya. Melansir dari Mayo Clinic, melakukan yoga selama kehamilan, yang sering juga disebut prenatal yoga, bisa membantu bumil tetap sehat baik secara fisik dan mental. Selain itu, prenatal yoga juga aman untuk dilakukan dan bermanfaat buat bayi.Nah, jadi makin semangat mau ikut kelas yoga, kan?Sebelum Anda mulai menyiapkan perlengkapan untuk latihan, simak dulu sejumlah manfaat yoga untuk kehamilan!Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/7-olahraga-untuk-ibu-hamil-yang-paling-aman-dan-sehat-1655260905262" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">7 Olahraga Untuk Ibu Hamil yang Paling Aman dan Sehat</a><h2>Manfaat Yoga Selama Kehamilan</h2>Berikut ini beberapa manfaat kesehatan dari olahraga yoga secara rutin selama masa kehamilan, di antaranya:<h4>1. Meredakan Stres</h4>Bisa dibilang ibu yang sedang hamil level stresnya jadi meningkat, sebab, selalu memikirkan kesehatan janin dan proses melahirkan nantinya.Tapi tidak perlu khawatir. Menurut penelitian dari University of North Carolina, yoga dapat mengurangi tingkat stres selama kehamilan. Dan kalau bumil jauh dari stres, tentunya ini akan baik untuk kesehatan dan perkembangan janin. <h4>2. Menjaga Kesehatan Selama Hamil</h4>Jika sebelum hamil Ibu termasuk rajin berolahraga dan melakukan latihan-latihan berintensitas sedang, tentunya bila harus berhenti bergerak saat hamil rasanya tidak menyenangkan. Melakukan yoga dapat jadi solusi untuk menggantikan jadwal latihan rutin yang selama ini Anda ikuti. Rutin berlatih yoga dapat membantu menjaga kesehatan, sehingga tidak mudah jatuh sakit. <h4>3. Otot Jadi Lentur</h4>Salah satu manfaat dari melakukan aktivitas fisik selama hamil adalah untuk meningkatkan fleksibilitas serta kekuatan otot. Hal ini dibutuhkan saat ibu akan melalui proses persalinan nanti. Latihan-latihan yang dilakukan dalam kelas prenatal yoga dapat membantu membantu otot-otot di sekitar pinggul jadi lebih lentur. Jadi, jangan suka skip latihan, ya!<h4>4. Mengurangi Rasa Sakit</h4>Rasa nyeri di area punggung bawah adalah salah satu masalah klasik yang sering dialami ibu hamil. Beberapa pose yoga secara khusus dapat membantu meredakan nyeri yang terjadi di area ini. Selain itu, mengutip Mayo Clinic, rajin melakukan yoga selama kehamilan juga bisa meredakan rasa mual, sakit kepala, dan sesak napas.<h4>5. Tidur Jadi Nyenyak</h4>Kesulitan tidur juga sering dialami oleh ibu hamil, apalagi sudah memasuki trimester ketiga.&nbsp;Perut yang semakin membesar membuat bumil jadi kesulitan bergerak. Nah, menurut penelitian melakukan yoga bisa bikin bumil tidur lebih nyenyak, lo! Hasil riset tersebut menunjukkan, bumil dapat mengalami peningkatan kualitas tidur setelah mengikuti latihan yoga sebanyak empat kali dalam 2 minggu (60-90 menit per sesi latihan).<h4>6. Bonding Dengan Calon Bayi</h4>Saat melakukan latihan yoga, kita akan diminta untuk berfokus pada saat ini dan menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak berhubungan dengan saat itu. Anda pun bisa mengarahkan fokus secara khusus dengan bayi dalam kandungan sambil melakukan berbagai gerakan secara perlahan. Saat itu juga, akan terjadi relasi emosional antara ibu dan bayi dalam perut. Manfaat ini akan sangat terasa begitu bayi sudah lahir, karena bonding antara ibu dan bayi dapat lebih kuat.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/jangan-mager-bu-begini-cara-atasi-kaki-bengkak-saat-hamil-1657706394332" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Jangan Mager, Bu, Begini Cara Atasi Kaki Bengkak Saat Hamil!</a> 
<h2>Tips Yoga yang Aman Untuk Bumil</h2>Supaya niatan buat bugar selama kehamilan bisa tercapai melalui latihan yoga, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh bumil:<h4>1. Konsultasi Dulu Sebelum Latihan</h4>Mengutip dari Mayo Clinic sebelum mulai latihan, ibu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis yang menangani kehamilan, serta instruktur yoga yang akan melatih. Ini terutama bila ibu belum pernah ikut yoga sebelumnya. Lewat sesi konsultasi, bumil jadi bisa tahu apa saja yang perlu diperhatikan selama latihan dan apakah akan ada risiko medis tertentu.<h4>2. Ketahui Gerakan yang Perlu Dihindari</h4>Bahkan bagi bumil yang sudah mahir yoga pun, ada beberapa pose yang harus dihindari selama hamil.<ul><li>Pose yang memberi tekanan pada daerah perut, contohnya plank dan crow pose </li><li>
Pose yang membuat tubuh melakukan gerakan memutar (twist), terutama pada trimester pertama</li><li>
Pose yang membuat bumil harus berbaring telentang di matras, ini harus dihindari terutama pada trimester akhir</li></ul><h4>3. Jaga Asupan Cairan</h4>Meski gerakannya perlahan, yoga tetap bisa bikin capek. Maka itu, bumil jangan lupa bawa air minum yang cukup, ya! Dengan begitu, tubuh tetap terhidrasi dan si jabang bayi pun tetap aman dan sehat.Selain itu, bumil sebaiknya juga cuti dulu dari kelas Hot Yoga karena panasnya suhu ruangan kelas bisa bikin tekanan darah turun dan mudah dehidrasi.<h4>4. Tidak Perlu Terlalu Lama</h4>Satu kali sesi latihan sekitar 30 menit saja sudah cukup, kok! Selain itu, jangan terlalu memaksakan diri untuk pindah gerakan dengan cepat.Itulah beberapa manfaat dan beberapa hal yang harus diperhatikan selama mengikuti yoga prenatal.Jika mengalami rasa sakit atau tanda bahaya lainnya segera konsultasi dengan dokter spesialis untuk mendapatkan penanganan.Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">AlteaCare </a>di sini dan atur jadwal telekonsultasi segera! Sumber:<ul><li>Azward, H., Ramadhany, S., Pelupessy, N., Usman, A. N., &amp; Bara, F. T. (2021). Prenatal yoga exercise improves sleep quality in the third trimester of pregnant women. Gaceta Sanitaria, 35, S258-S262.</li><li>
Mayo Clinic. Diakses pada Juli 2022. Pregnancy week by week</li><li>
Mom Loves Bets. Diakses pada Juli 2022. Benefits of Prenatal Yoga</li><li>
Pregnancy, Birth &amp; Baby. Diakses pada Juli 2022. Yoga and Pilates during pregnancy</li><li>
Yoga Journal. Diakses pada Juli 2022. Diastasis Recti Doesn’t Need to Be Your Pregnancy Nemesis</li><li>
Yoga Journal. Diakses pada Juli 2022. How Yoga Calms Anxiety Holistically</li><li>
Verywell Family. Diakses pada Juli 2022. Yoga Poses to Avoid During Pregnancy</li></ul>

Yoga Prenatal Baik Untuk Bumil, Ini Dia Sederet Manfaatnya!

Risiko bayi tabung perlu dipertimbangkan agar kehamilan bisa berjalan lancar - AlteaCare | Foto: Envato

Bagi pasangan suami istri yang sangat mendamba kehadiran buah hati, program bayi tabung bisa jadi alternatif. Namun, sebelum menjalani promil sebaiknya ketahui dulu risiko bayi tabung yang mungkin dialami.Program bayi tabung, atau istilah medisnya in vitro fertilization (IVF), dilakukan dengan cara mengambil sel telur dari ovarium ibu, lalu dipertemukan dengan sel sperma ayah agar terjadi fertilisasi. Proses ini dilakukan di laboratorium.Dari hasil prosedur ini akan dihasilkan embrio, yang kemudian dikembalikan ke dalam rahim ibu untuk bertumbuh dan berkembang hingga saatnya dilahirkan nanti.Program ini dapat jadi solusi bagi pasangan yang tidak kunjung memiliki anak setelah menikah dan berhubungan intim tanpa pengaman selama dua tahun. Semakin tua usia pasangan, peluang keberhasilan program bayi tabung juga menurun. Itu sebabnya, National Institute for Health and Care Excellence (NICE) merekomendasikan program ini bagi calon ibu yang berusia di bawah 43 tahun.Program ini juga dapat diikuti oleh calon ibu yang telah melewati 12 siklus inseminasi buatan, dan enam di antaranya menggunakan metode inseminasi intrauterine (IUI).&nbsp;Sebelum ikut program, pasangan perlu melalui sejumlah tahap pemeriksaan oleh dokter spesialis di bidang fertilitas. Dokter pun akan menjelaskan beberapa risiko yang dapat terjadi dalam program ini, baik bagi calon ibu maupun janinnya. Memang, apa saja, sih, risiko bayi tabung? Yuk, simak uraian lengkapnya di bawah ini!<h2>6 Risiko Bayi Tabung yang Bisa Dialami Ibu dan Janin</h2>Nah, Sobat Altea, berikut ini adalah enam risiko yang bisa dialami oleh Ibu maupun janin dalam kandungannya selama menjalani program bayi tabung.<h4>1. Kesehatan Mental Bisa Terpengaruh</h4>Ibu yang menjalani program bayi tabung umumnya punya riwayat sulit hamil. Perjuangan menuju dua garis selama bertahun-tahun ini saja sudah bisa bikin mereka stres berat. Tidak sedikit yang bahkan mengalami depresi atau gangguan kecemasan. Ketika mereka menjalani prosedur bayi tabung, tekanan besar terhadap mental mereka belum tentu hilang.Melansir dari Medscape, kondisi sulit hamil membuat seseorang berisiko 10%-14% lebih tinggi untuk mengalami gangguan pada kesehatan mental. Kondisi ini terlepas dari apakah seseorang sedang atau tidak menjalani terapi, baik bayi tabung maupun lainnya.Ada beberapa faktor yang dapat berkaitan dalam risiko ini. Misalnya saja usia, pendapatan, lingkungan tempat tinggal, kelahiran sebelumnya, maupun kondisi kesehatan, seperti tekanan darah, obesitas, dan diabetes.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/promil-alami-di-usia-matang-apa-saja-harus-dipersiapkan-1639361715281" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Promil Alami di Usia Matang, Apa Saja Harus Dipersiapkan</a> 
<h4>2. Risiko Cacat Lahir pada Bayi Lebih Tinggi</h4>Menurut studi University of California, Los Angeles, program bayi tabung dapat meningkatkan risiko bayi cacat lahir. Kondisi tidak normal ini biasanya terjadi pada organ mata, jantung, organ reproduksi, dan sistem urinaria, atau sistem yang menyaring dan membuang zat limbah dalam tubuh dengan membentuk urine.Dibandingkan bayi yang dikandung secara alami, bayi tabung berisiko 1,25 kali lebih besar mengalami cacat lahir.Karena itu, diskusikan dengan hati-hati bersama dokter spesialis saat Anda dan pasangan mau ikut program ini.<h4>3. Ibu Bisa Keguguran</h4>Melansir dari American Society for Reproductive Medicine, risiko keguguran pada wanita yang ikut program IVF pada usia 20-an adalah 15%. Sementara, pada wanita usia 40-an risikonya meningkat hingga lebih dari 50%.Hal ini juga perlu jadi pertimbangan ibu sebelumnya, agar bisa mempersiapkan mental dan fisik untuk menjalani program.<h4>4. Hamil di Luar Kandungan</h4>Ibu yang menjalani program bayi tabung punya kemungkinan mengalami kehamilan ektopik atau hamil di luar kandungan, meskipun risikonya termasuk kecil.Kehamilan ektopik terjadi karena sel telur tidak berkembang di dalam rahim, melainkan tuba falopi. Kondisi ini bisa berbahaya bagi ibu.Segera hubungi dokter bila Anda mengalami beberapa hal yang bisa jadi tanda kehamilan ektopik berikut:<ul><li>Nyeri yang tajam dan menusuk</li><li>
Vlek atau perdarahan vagina</li><li>
Pusing atau pingsan</li><li>
Nyeri pada bagian punggung bawah</li><li>
Tekanan darah rendah (akibat kehilangan darah)</li><li>
Hasil USG tidak memperlihatkan adanya kehamilan di dalam rahim</li></ul><h4>5. Sindrom Hiperstimulasi Ovarium</h4>Sindrom yang satu ini terjadi ketika ovarium mengalami stimulasi secara berlebihan untuk menghasilkan sel telur lebih banyak dari biasanya. Stimulasi ini dapat terjadi akibat terapi fertilitas yang dijalani, namun bukan mustahil juga terjadi secara spontan atau alami.Dulu, sindrom hiperstimulasi ovarium adalah komplikasi yang umum terjadi saat wanita menjalani program bayi tabung. Namun, dengan adanya protokol terapi yang baru, komplikasi ini lebih jarang terjadi.Sekarang ini sindrom hiperstimulasi ovarium lebih banyak ditemukan para perempuan dengan gangguan polycystic ovarian syndrome (PCOS) yang juga menjalani terapi fertilitas. PCOS adalah gangguan yang dialami akibat ketidakseimbangan hormon dalam tubuh.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/7-fakta-penting-seputar-penyakit-pcos-penyebab-infertilitas-1645067924453" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">7 Fakta Penting Seputar Penyakit PCOS Penyebab Infertilitas</a> 
<h4>6. Bayi Lahir Prematur</h4>Penelitian yang dimuat di jurnal Reproductive Health menyebutkan, wanita yang ikut program bayi tabung berisiko 4,24 kali lebih besar melahirkan prematur, dibanding yang tidak ikut program.Melansir Very Well Family, hingga kini dokter belum tahu kenapa bayi dari program bayi tabung cenderung lahir prematur. Diduga, hal ini dapat dipengaruhi sejumlah faktor, seperti jumlah janin di kandungan, serta usia, kondisi kesehatan, maupun berat badan ibu.Itulah sejumlah risiko bayi tabung yang bisa dialami ibu dan janin.Sobat Altea yang ingin ikut program bayi tabung bisa lakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis dari Klinik Bayi Tabung mBrio di AlteaCare.Yuk, unduh <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">AlteaCare </a>dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>National Health Service. Diakses pada Juni 2022. IVF</li><li>
MedScape. Diakses pada Juni 2022. Is Subfertility Linked With Postpartum Mental Illness?</li><li>
Dayan, N., Velez, M. P., Vigod, S., Pudwell, J., Djerboua, M., Fell, D. B., ... &amp; Ray, J. G. (2022). Infertility treatment and postpartum mental illness: a population-based cohort study. Canadian Medical Association Open Access Journal, 10(2), E430-E438.</li><li>
University of California Los Angeles. Diakses pada Juni 2022. In Vitro Fertilization Linked to Increased Risk of Birth Defects</li><li>
American Society for Reproductive Medicine. Diakses pada Juni 2022. In Vitro Fertilization (IVF): What Are the Risks?</li><li>
MacDougall, M. J., Tan, S. L., &amp; Jacobs, H. S. (1992). In vitro fertilization and the ovarian hyperstimulation syndrome. Human Reproduction, 7(5), 597-600.</li><li>
Cleveland Clinic. Diakses pada Juni 2022. Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS)</li><li>
Sanders, J. N., Simonsen, S. E., Porucznik, C. A., Hammoud, A. O., Smith, K. R., &amp; Stanford, J. B. (2022). Fertility treatments and the risk of preterm birth among women with subfertility: a linked-data retrospective cohort study. Reproductive health, 19(1), 1-10.</li><li>
Very Well Family. Diakses pada Juni 2022. The Link Between IVF and Premature Birth</li></ul>

6 Risiko Bayi Tabung yang Bisa Dialami Ibu dan Janin

Embrio yang berkembang di awal masa kehamilan akan berubah menjadi janin - AlteaCare | Foto: Envato

Sobat Altea mungkin termasuk yang sering bingung dan salah sebut antara janin atau bayi. Gampang, sebenarnya. Janin itu bila masih dalam kandungan, sedangkan bayi itu begitu sudah lahir. Nah, lalu bagaimana dengan embrio dan janin?Dua istilah ini juga sering membingungkan. Yang pasti, keduanya terdapat dalam kandungan ibu selama kehamilan. Lalu, apa bedanya? Supaya tahu selengkapnya, yuk simak kronologis sejak awal mula hingga akhir kehamilan berikut ini!Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/seperti-ini-tahap-perkembangan-janin-di-trimester-1-3-1657856934592" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Seperti Ini Tahap Perkembangan Janin di Trimester 1-3</a><h2>Urutan Kronologis yang Bedakan Embrio dan Janin</h2>Berdasarkan urutan peristiwa yang terjadi sejak sebelum hingga akhir persalinan, kita jadi bisa tahu apa beda antara embrio dan janin, juga bayi.<h4>Tahap 1: Pembuahan</h4>Banyak yang kira, setelah berhubungan seks perempuan lantas langsung hamil. Tidak sedikit juga yang mengira kalau kehamilan dimulai sejak masa pembuahan. Ternyata, ini kurang akurat. Proses kehamilan sebenarnya sudah dimulai sejak hari pertama dari menstruasi terakhir. Dari tanggal ini, dokter akan menghitung usia kehamilan, atau sering disebut juga usia gestasional.Pada tahap ini, perempuan belum hamil. Namun, seminggu setelahnya, saat sel telur dilepaskan lalu ia melakukan hubungan seks, kehamilan mungkin terjadi. Kehamilan disebut berhasil apabila terjadi pembuahan, yaitu pertemuan antara sel telur dan sperma di tuba falopi. Pertemuan ini menghasilkan sel tunggal yang disebut zigot.Selanjutnya, zigot membelah diri menjadi banyak sel dan menempel di rahim. Proses ini disebut juga implantasi. Dari sini, kita berlanjut ke tahap embrio atau awal kehamilan.<h4>Tahap 2: Embrio</h4>Tahap embrio berlangsung sejak minggu ke-3 hingga ke-8. Dalam periode ini, ibu biasanya belum tahu dirinya hamil. Sebenarnya sudah ada tanda-tanda kehamilan, tapi sering kali tidak disadari, seperti:<ul><li>telat menstruasi</li><li>
payudara jadi lebih besar dan terasa lebih lunak</li><li>
gampang lelah</li><li>mood berubah-ubah</li><li>
sakit kepala</li><li>
berat badan bertambah</li><li>
nyeri punggung bawah</li><li>
mual</li></ul>
Ini adalah cara tubuh ibu mempersiapkan diri menyambut kehamilan. Bila mengalami tanda-tanda ini, sebaiknya Anda lakukan tes supaya kehamilan bisa dikonfirmasi. Mulai minggu ke-5 hingga ke-10, pada embrio mulai terbentuk otak, tulang belakang, jaringan jantung, jari tangan dan kaki, paru-paru, bagian dalam telinga, serta otot untuk mulut, hidung, dan mata. <h4>Tahap 3: Janin</h4>Memasuki minggu ke-9, kehamilan mulai disebut janin. Pada tahap ini, perkembangan janin makin pesat. Hingga minggu ke-12, perlahan akan terbentuk bagian-bagian tubuh yang lain, seperti:<ul><li>kelopak mata</li><li>
kuku jari</li><li>
tulang rawan</li><li>
liver</li><li>
alat kelamin</li><li>
urine di ginjal</li><li>
insulin di pankreas </li></ul>Sementara saat memasuki trimester kedua atau minggu ke-13, janin mulai memiliki:<ul><li>kulit</li><li>
rambut</li><li>
lemak</li><li>
tulang yang lebih lengkap</li><li>
sel darah di sumsum tulang</li><li>
alat perasa (di lidah)</li><li>
sidik jari tangan dan kaki</li><li>
indra pendengaran</li><li>
refleks mengisap</li><li>
sistem saraf</li></ul>Pada trimester akhir hingga menjelang hari perkiraan lahir (HPL), yaitu sekitar minggu ke-40, janin masih mengalami perkembangan dan mempersiapkan diri untuk lahir ke dunia. Janin akan menghasilkan lebih banyak lemak. Sistem tubuh serta organ-organ tubuhnya juga sudah dapat berfungsi secara penuh. Janin juga sudah mampu menyimpan mineral di tubuh, merasakan perubahan cahaya, dan memutar posisi tubuhnya untuk keluar lewat vagina ibu. <h4>Tahap 4: Bayi</h4>Setelah lahir, barulah si Kecil disebut bayi. Nah, kalau usia embrio dan janin dihitung dalam minggu, usia bayi akan dihitung dalam bulan. Jadi, pada hari ketika bayi lahir, usianya 0 bulan. Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/5-tips-supaya-bisa-melahirkan-normal-1638759858851" target="_blank">5 Tips Supaya Bisa Melahirkan Normal</a> 
Harus Rajin Cek Kehamilan!Nah, setelah tahu bedanya embrio dan janin, sekarang Sobat Altea harus ingat untuk rutin periksa kehamilan, ya!Menurut anjuran Kementerian Kesehatan, ibu hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan minimal 4 kali selama masa kehamilan. Sekali pada trimester pertama, sekali lagi pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga. Ini dia manfaatnya kalau bumil rajin periksa kehamilan:<ul><li>memantau kemajuan proses kehamilan serta kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin</li><li>
mengetahui jika ada komplikasi yang mungkin terjadi saat kehamilan</li><li>
memantau dan menjaga kesehatan ibu dan janin, misalnya dengan pemberian asupan vitamin penunjang kehamilan bila dirasa perlu </li><li>
menyiapkan ibu menjelang persalinan supaya bayi bisa lahir selamat dan meminimalkan terjadinya trauma saat persalinan</li><li>
menyiapkan ibu melewati masa nifas dan agar dapat memberikan ASI eksklusif pada bayi</li></ul>Perlu diingat, trimester pertama kehamilan adalah masa-masa krusial. Untuk menunjang perkembangan organ vital bayi pada tahap embrio, sebaiknya bumi tidak kekurangan gizi penting. Mulai dari asam folat, vitamin D, zat besi, dan kalsium. Kecukupan gizi ini bisa diperoleh melalui menu makanan yang sehat dan bernutrisi setiap hari.Sementara jika mengalami gangguan selama kehamilan atau ingin tahu lebih lanjut seputar kehamilan yang sehat dari ahlinya, jangan ragu lakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis kandungan di AlteaCare, ya! Anda juga bisa lengkapi kebutuhan suplemen kehamilan dengan memesannya di Toko Obat AlteaCare di aplikasi maupun di&nbsp;marketplace.&nbsp;Yuk, gunakan <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">AlteaCare </a>dan buat janji dengan dokter spesialis andalan sekarang! Sumber:<ul><li>Verywell Health. Diakses pada Mei 2022. What Is the Difference Between an Embryo and a Fetus?.</li><li>
American College of Obstetricians and Gynecologists. Diakses pada Mei 2022. How Your Fetus Grows During Pregnancy.</li><li>
Medline Plus. Diakses pada Mei 2022. Fetal development.</li><li>
MedicineNet. Diakses pada Mei 2022. Embryo vs. Fetus: Differences Between Stages Week by Week.</li><li>
Direktorat Promosi Kesehatan &amp; Pemberdayaan Masyarakat. Diakses pada Mei 2022. Pentingnya Pemeriksaan Kehamilan (ANC) di Fasilitas Kesehatan.</li></ul>

Begini Beda Embrio dan Janin. Cek dari Kronologisnya!

Dokter dapat memantau tahap perkembangan janin melalui pemeriksaan USG - AlteaCare | Foto: Envato

Saat mendapat konfirmasi kehamilan, sebagian besar ibu ingin tahu lebih mendalam seperti apa tahap perkembangan janin dari minggu ke minggu. Ini bisa jadi bagian persiapan buat para calon ibu untuk menyambut kelahiran buah hatinya.Kehamilan diawali dari terjadinya pembuahan setelah pertemuan sperma dengan sel telur. Sebagai hasil pembuahan, terbentuklah zigot yang menjadi bakal janin. Seiring dengan waktu, janin pun terbentuk dan semakin lama semakin membesar. Terjadi perkembangan yang luar biasa pada setiap minggu, bulan, dan trimester kehamilan. Pada setiap trimester, ibu hamil akan merasakan gejala yang berbeda. Misalnya, pada trimester pertama, Anda akan merasa mual, muntah-muntah, dan menjadi sering kencing. Kemudian, pada trimester kedua, Anda akan merasakan kehilangan fokus saat kerja dan mulai ngidam.Lalu, pada trimester ketiga, Anda mungkin akan merasa sedikit sesak karena perut semakin besar, nyeri pada punggung, dan sulit tidur.Sebenarnya, apa yang terjadi saat ibu hamil merasakan gejala tersebut?Yuk, simak penjelasan mengenai tahap perkembangan janin berikut ini!<h2>Tahap Perkembangan Janin di Trimester Pertama</h2>Trimester pertama diawali dengan terjadinya pembuahan sel telur oleh sperma. Pada periode ini, ibu hamil harus menjaga kesehatan diri dan janinnya dengan baik. Sebab, risiko keguguran paling besar terjadi di trimester pertama.Penelitian yang dilakukan oleh The American College of Obstetricians and Gynecologists menyebut bahwa 80% keguguran terjadi pada trimester pertama. Memasuki trimester kedua, risiko ini akan semakin menurun.Baca Juga:&nbsp;<a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/test-pack-positif-belum-tentu-hamil-begini-cara-mengetahuinya-1639634245220" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Test Pack Positif Belum Tentu Hamil, Begini Cara Mengetahuinya	</a> 
<h4>Minggu 1-3</h4>Pada minggu ke-3 zigot mulai berkembang. Normalnya, zigot memiliki 46 kromosom, dengan 23 kromosom berasal dari ibu dan 23 lainnya berasal dari ayah. Kromosom juga akan menentukan jenis kelamin dan bentuk fisik bayi.<h4>Minggu 4-6</h4>Pada minggu keempat, zigot berkembang menjadi embrio dan plasenta muncul untuk menjadi saluran makan bagi janin.Selanjutnya, di minggu kelima akan tumbuh berbagai organ penting, mulai dari sistem saraf, mata, telinga bagian dalam, paru, dan usus. Selain itu, terdapat juga sel yang menjadi fondasi tulang, ligamen, ginjal, dan sistem reproduksi bayi.Kemudian, pada minggu keenam terjadi perkembangan jaringan otak, jantung, dan jaringan tubuh lainnya.<h4>Minggu 7-12</h4>Kepala, hidung, kaki, tangan, serta organ-organ janin mulai terlihat lewat pemeriksaan USG yang dilakukan dokter.Ini akan disusul dengan alat kelamin yang tumbuh mulai pada pekan ke-11. MInggu selanjutnya, jari-jari mungil sang buah hati muncul.<h2>Tahap Perkembangan Janin di&nbsp;Trimester Kedua</h2>Mulai trimester kedua, janin akan bertumbuh cepat dan berat badannya akan bertambah dua kali lipat.<h4>Minggu 13-16</h4>Anda akan lebih merasa berenergi dan tidak terlalu mual seperti trimester pertama. Bayi Anda sudah dapat merasakan rangsangan cahaya dan indra perasanya mulai tumbuh.<h4>Minggu 17-20</h4>Tulang pada kerangka bayi mulai terbentuk dan tali pusat semakin kuat dan tebal. Alat kelaminnya sudah mulai tampak saat pemeriksaan USG.Kini bayi sudah mulai bisa mendengar Anda, jadi jangan malas untuk ajak ngobrol atau menyanyi buatnya! Nafsu makan Anda semakin bertambah, namun mungkin akan ada keluhan nyeri di sekitar area ligamen.<h4>Minggu 21-24</h4>Pada minggu-minggu ini, janin terus bertumbuh dan semakin menyerupai bayi mini. Ia juga sudah mulai menendang-nendang dan bisa merasakan saat Anda bergerak.Hati-hati, pada periode ini Anda rawan alami pembengkakan pada area sekitar kaki.<h4>Minggu 25-28</h4>Rambutnya semakin lebat dan lemaknya pun bertambah. Janin juga mulai belajar bernapas dengan menghirup dan mengembuskan cairan ketuban dalam jumlah kecil. Ia juga sudah bisa membuka dan menutup mata serta mengisap jari-jarinya.Anda sering merasa geli? Ini bisa dikarenakan bayi dalam kandungan sedang cegukan. <h2>Tahap Perkembangan Janin di Trimester Ketiga</h2>Semakin mendekati akhir kehamilan, perasaan ibu mungkin menjadi semakin tak menentu. Gugup, iya. Antusias, juga iya! 
Hal itu sangat wajar karena periode ini sangat krusial sebelum sang bayi lahir ke dunia.<h4>Minggu 28-33</h4>Di awal minggu ini, mata bayi perlahan mulai terbuka. Perkembangan otot serta parunya semakin sempurna. Begitu juga dengan kepalanya, yang semakin besar untuk memberi tempat untuk otaknya yang sedang berkembang.Berat janin semakin bertambah dan tendangannya bisa membuat Anda tidak bisa tidur. Anda pun bisa merasa napas agak sesak karena ukuran perut yang semakin besar. Plus, Anda jadi sering capek dan mood mudah berubah.Di minggu-minggu ini, Anda bisa mengalami yang disebut kontraksi palsu.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/tak-selalu-tanda-melahirkan-kenali-jenis-jenis-kontraksi-ini-1630039382312" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Tak Selalu Tanda Melahirkan, Kenali Jenis-jenis Kontraksi Ini</a> 
<h4>Minggu 34-38</h4>Semakin mendekati hari perkiraan lahir (HPL), sistem saraf, otak, dan paru pada janin makin sempurna. Gerakannya sudah tidak seaktif sebelumnya, dan posisinya akan semakin turun ke bawah. Anda sendiri mungkin dapat lebih mudah lelah dan sering pusing. Beberapa minggu sebelum persalinan, sesekali Anda mulai bisa merasakan kontraksi ringan dan mengalami keputihan.Sebagian bumil dapat melahirkan pada dalam beberapa minggu ini. Waspadai juga terjadinya preeklampsia, ya!<h4>Minggu 39-40</h4>Pada minggu-minggu ini bayi sudah dalam kondisi siap untuk lahir ke dunia. Saat mulai sering mengalami kontraksi, Anda sebaiknya mulai bersiap. Begitu cairan ketubah pecah, segera hubungi dokter Anda dan berangkatlah ke rumah sakit.Sebagian bayi mungkin lahir sedikit lebih terlambat pada minggu ke-41. Untuk membantu persalinan, dokter dapat melakukan induksi atau menyarankan Anda untuk memilih persalinan caesar.Itulah tahap perkembangan janin setiap trimester.Anda bisa lakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis kandungan di AlteaCare bila ingin tahu lebih banyak seputar perkembangan janin dalam kandungan.Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">AlteaCare </a>dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>Winchester Hospital. Diakses pada April 2022. Fetal Development by Trimester</li><li>
Mayo Clinic. Diakses pada April 2022. Fetal development: The 1st trimester</li><li>
Carla Duga dan Valori H. Slane. (2022). Miscarriage. Treasure Island (FL): Stat Pearls Publishing</li><li>
Web MD. Diakses pada April 2022. Second Trimester of Pregnancy</li><li>
Mayo Clinic. Diakses pada April 2022. Pregnancy week by week </li><li>
Baby Center. Diakses pada Juli 2022. Pregnancy Week by Week</li><li>
Better Health Channel. Diakses pada Juli 2022. Pregnancy stages and changes</li></ul>

Seperti Ini Tahap Perkembangan Janin di Trimester 1-3

Doula dapat membantu ibu melalui kehamilan dengan lebih nyaman - AlteaCare | Foto: Envato

Supaya kehamilan bisa berjalan lancar, dukungan dari banyak pihak sangat dibutuhkan. Tidak hanya keluarga dan pasangan, kehadiran tim dokter dan tenaga kesehatan, contohnya doula, juga menentukan.Siapakah doula itu? Sobat Altea mungkin pernah baca soal doula sewaktu menjelajah internet dan mencari info seputar kehamilan. Beberapa tahun belakangan ini, kita melihat semakin banyak ibu yang memilih untuk didampingi oleh doula saat menjalani kehamilannya. Anda mungkin pernah baca testimoni kenalan maupun yang pernah didampingi doula.Mengutip dari WebMD, doula adalah orang yang membantu memberikan dukungan emosional dan fisik bagi para ibu, mulai dari masa kehamilan hingga persalinan. Dibandingkan dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya, doula memiliki perbedaan dan peran tersendiri. Yuk, simak sejumlah info penting seputar peran doula dalam kehamilan berikut ini!Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/7-akibat-kurang-tidur-bagi-ibu-baru-melahirkan-bisa-depresi-lho-1648176985341" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">7 Akibat Kurang Tidur Bagi Ibu Baru Melahirkan. Bisa Depresi, lo!</a> 
<h2>Alasan Ibu Perlu Didampingi Doula Saat Hamil</h2>Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan terkait peran&nbsp;doula selama hamil:<h4>1. Apakah Doula Sama Dengan Bidan?</h4>Doula bukanlah tenaga medis profesional. Tugas utama mereka bukanlah membantu persalinan maupun memberikan perawatan medis. Jadi, doula tidak sama dengan bidan, yang memang menempuh pendidikan khusus agar dapat membantu persalinan. Namun, seorang doula harus menjalani program pelatihan, lulus ujian, dan memiliki sertifikasi agar bisa membantu ibu hamil dan keluarganya. <h4>2. Seperti Apa Peran Doula?</h4>Kehadiran seorang doula bisa dibilang melengkapi support system bumil yang sudah ada, seperti pasangan, keluarga, maupun dokter spesialis kandungan.Kita tahu, kehamilan adalah proses yang kompleks. Mengandung selama 9 bulan bukan hal yang mudah, bahkan ketika itu bukan kehamilan pertama bagi ibu. Kondisi emosional yang naik-turun membuat bumil butuh orang yang bisa mendampingi agar bisa menjalani kehamilannya dengan baik dan sehat. Seorang doula bertugas memberikan dukungan secara terus-menerus, bahkan sampai setelah bumil melahirkan.Dukungannya dapat bersifat spesifik, yaitu berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Selain itu, peran doula juga dapat secara menyeluruh, yaitu mendampingi baik dari segi mental, emosional, hingga teknis. Misalnya, bagaimana supaya ibu bisa melahirkan dengan nyaman dan tanpa/minim intervensi.<h4>3. Apa Saja yang Dilakukan Doula Selama Kehamilan?</h4>Mungkin Sobat Altea merasa sudah cukup dukungan karena punya pasangan yang penuh pengertian. Namun, perlu dipertimbangkan juga bahwa tidak semua suami punya pengetahuan yang mendalam tentang kehamilan. Di sinilah peran doula, yaitu sebagai orang yang membantu bumil menjalani kehamilan hingga persalinan dengan nyaman. Berikut ini adalah beberapa hal yang dilakukan doula dalam membantu bumil selama kehamilan:<ul><li>mengajarkan teknik relaksasi dan pernapasan</li><li>
memberikan informasi terkait kehamilan, proses persalinan, hingga proses menyusui</li><li>
membantu bumil agar tidak takut menghadapi proses persalinan</li><li>
membantu bumil menyusun rencana persalinan</li></ul><h4>4. Apa Fungsi Doula Saat Persalinan?</h4>Sebagian bumil juga memilih untuk didampingi doula saat melahirkan. Ini bukannya tanpa alasan. Sebab, kehadiran doula bisa membantu proses persalinan bumil agar berjalan dengan lancar.Selama proses melahirkan, doula akan:<ul><li>terus hadir mendampingi untuk menenangkan dan menguatkan bumil</li><li>
memijat bumil supaya relaks </li><li>
membantu bumil menemukan posisi yang nyaman</li><li>
memastikan bumil makan dan minum cukup</li><li>
menjembatani komunikasi antara bumil dengan dokter, bidan, atau perawat, bila bumil terlalu lelah</li></ul>Dukungan doula tidak berhenti di hari persalinan. Ibu yang baru melahirkan biasanya masih lelah lahir batin, jadi perlu dukungan ekstra untuk menghadapi rutinitas barunya di rumah. Di sini, doula masih punya peran penting karena bisa memberikan dukungan berikut kepada ibu: <ul><li>memberikan informasi soal perawatan bayi baru lahir, termasuk soal menyusui</li><li>
memberikan dukungan mental bagi orangtua dalam merawat bayi baru lahir</li><li>
mengingatkan ibu supaya cukup istirahat, makan, dan minum</li><li>
membantu ibu supaya bisa nyaman di tengah kesibukan mengurus bayi baru lahir</li></ul><h4>5. Apa Manfaat Memilih Doula Terhadap Kesehatan Bumil?</h4>Berbagai riset menyatakan, bumil yang didukung doula akan merasakan beberapa manfaat berikut:<ul><li>peluang melahirkan secara normal akan meningkat</li><li>
kemungkinan dilakukannya intervensi medis pada saat melahirkan jadi berkurang</li><li>
waktu bersalin lebih singkat</li><li>
ibu merasa lebih tenang saat menghadapi proses persalinan</li><li>
menghindari persalinan melalui operasi caesar</li><li>
meminimalkan penggunaan epidural saat melahirkan</li></ul>Dengan didampingi doula selama kehamilan, ibu hamil juga tidak perlu bingung atau gelisah saat mengalami masalah. Komunikasi antara ibu dan doula bisa dibilang jauh lebih intensif dibandingkan dengan dokter. Ketika ibu tidak bisa setiap saat mengontak dokter saat ingin bertanya sesuatu tentang kehamilan, doula bisa jadi tempat untuk mendapat jawaban. Jawaban dari doula tentu saja bukan semata-mata dari pengalaman pribadi, ya, Sobat Altea. Sebab, doula profesional harus belajar khusus untuk dapat memberikan dukungan fisik, emosional, dan informasi kepada bumil. Contoh penyelenggara training profesional doula yang terkenal misalnya Dona International dan CAPPA (Childbirth and Postpartum Professional Association).Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/6-cara-melancarkan-asi-yang-sudah-kering-masih-bisa-1657206398798" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">6 Cara Melancarkan ASI yang Sudah Kering. Masih Bisa!</a> 
<h4>6. Apa yang Harus Dilakukan Bila Ingin Didampingi Doula?</h4>Sobat Altea yang tertarik untuk menggunakan jasa doula mungkin akan menemukan beberapa penyedia jasa saat mencari di internet. Saat memilih doula, ada beberapa yang perlu diperhatikan. Berikut ini tips dari Dona International:<ul><li>cari tahu pelatihan yang sudah pernah dijalani</li><li>
tanyakan status sertifikat yang dimiliki</li><li>
tanyakan pengalaman dan layanan apa saja yang ditawarkan</li><li>
perhatikan sejauh mana Anda bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik dan nyaman dengan doula tersebut</li><li>
terakhir, pastikan ketersediaan jadwal dan berapa harganya</li></ul>Itulah beberapa hal yang perlu diketahui seputar peran doula dalam kehamilan.Jangan lupa juga untuk memeriksa kehamilan secara berkala di dokter spesialis atau bidan. Anda juga bisa lakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis kandungan di AlteaCare.Yuk, gunakan <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">AlteaCare </a>dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>The Conversation. Diakses pada Mei 2022. What is a doula and how do they help women giving birth?.</li><li>
Verywell Health. Diakses pada Mei 2022. What Is a Doula?.</li><li>
Gruber, K. J., Cupito, S. H., &amp; Dobson, C. F. (2013). Impact of doulas on healthy birth outcomes. The Journal of perinatal education, 22(1), 49–58. </li><li>
Web MD. Diakses pada Mei 2022. What Is a Doula?</li><li>
Dona International. Diakses pada Juli 2022. How to Hire a Doula</li></ul>

6 Hal Penting Seputar Peran Doula Bagi Ibu Hamil

Keluhan kaki bengkak saat hamil terjadi akibat adanya penumpukan cairan - AlteaCare | Foto: Envato

Saat lagi hamil, rasanya bisa campur aduk. Ada rasa senang karena sedang mengandung si Kecil, tapi ada juga rasa tak nyaman karena banyak perubahan terjadi dalam tubuh. Salah satu perubahan yang dirasakan bumil adalah membengkaknya beberapa bagian tubuh, salah satunya adalah kaki. Dokter menyebutnya sebagai edema.Sobat Altea tak perlu khawatir kalau kakinya bengkak saat hamil. Menurut statistik, dari 10 kehamilan, 8 di antaranya disertai keluhan mengalami kaki bengkak.Namun, kondisi kaki yang tidak nyaman ini terkadang bisa bikin bumil cenderung mager. Maklum, biasanya gesit ke sana ke mari, jadi susah gerak gara-gara kaki bengkak. Bukan baju lama saja yang tak bisa dipakai saat hamil. Sepatu lama juga jadi tak muat kalau kaki bengkak. Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/7-olahraga-untuk-ibu-hamil-yang-paling-aman-dan-sehat-1655260905262" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">7 Olahraga Untuk Ibu Hamil yang Paling Aman dan Sehat</a> 
<h2>Ini Dia Kenapa Kaki Bengkak Saat Hamil</h2>Bumil perlu tahu kalau jumlah cairan dan darah dalam tubuh meningkat hingga 45% atau sekitar 1,5 liter selama hamil. Kenaikan ini terjadi akibat perubahan produksi hormon dalam tubuh. Misalnya, meningkatnya progesteron menyebabkan proses pencernaan melambat. Akibatnya, jumlah cairan yang diserap usus besar lebih banyak. Efek hormonal juga memengaruhi sirkulasi darah, sehingga cenderung jadi lebih lambat dibandingkan sebelum hamil. Hal ini terjadi karena pembuluh darah ibu selama hamil lebih lunak, sehingga kecepatannya dalam mengalirkan darah berkurang. Satu lagi: pada trimester akhir, ukuran rahim Ibu semakin besar dan bisa menekan pembuluh darah di kaki. Akibatnya, sirkulasi darah dari kaki ke jantung jadi lebih lambat, sehingga cairan jadi gampang menumpuk di kaki. Bagian kaki yang bengkak biasanya mulai dari tungkai hingga jari kaki. Selain itu, beberapa kondisi lain yang bisa bikin kaki bumil tambah bengkak:<ul><li>Cuaca panas atau lembap</li><li>
Berdiri lama (hingga berjam-jam)</li><li>
Mengenakan sepatu yang ukurannya pas atau terlalu sempit</li></ul><h2>Tips Atasi Kaki Bengkak Saat Hamil</h2>Kabar baiknya, kondisi kaki bengkak tidak memengaruhi atau membahayakan kehamilan.Jadi, bumil jangan kesal terus ya, dengan kondisi kaki yang bengkak. Nah, supaya kaki tak tambah bengkak dan bumil bisa lebih nyaman, beberapa tips ini bisa dicoba:<h4>1. Rajin Bergerak dan Berolahraga</h4>Badan yang aktif bergerak bisa meningkatkan sirkulasi darah. Jadi, risiko kaki bumil bengkak bisa dikurangi. Melansir dari Verywell Family, olahraga yang aman buat bumil antara lain adalah jalan kaki (5–10 menit) dan berenang. Tapi, jalan kakinya jangan terlalu lama, ya, karena nanti malah bisa bikin kaki bengkak.<h4>2. Kurangi Garam</h4>Fungsi garam di tubuh adalah untuk menahan air. Mengonsumsi terlalu banyak makanan yang tinggi garam bisa bikin lebih banyak cairan yang tertahan di dalam tubuh. Nah, inilah yang juga bisa bikin beberapa bagian tubuh bumil jadi bengkak. Untuk itu, sebaiknya bumil kurangi asupan garam. Perbanyak konsumsi bahan makanan segar, seperti buah, sayuran, daging tanpa lemak, dan protein. <h4>3. Perbanyak Potasium</h4>Potasium bisa membantu menyeimbangkan cairan di tubuh sehingga mencegah pembengkakan. Bumil bisa mendapatkan potasium dari makan kentang dan ubi (beserta kulitnya), pisang, bayam, kacang-kacangan, bit, salmon, dan yogurt.<h4>4. Minum Cukup Air</h4>Banyak bumil berpikir, kalau kaki bengkak karena menahan cairan, berarti solusinya jangan banyak-banyak minum air, dong? Ho-ho, ternyata ini keliru, Sobat Altea!Sebab, kalau bumil minum airnya terlalu sedikit, kakinya justru bisa gampang bengkak. Kenapa? Karena kalau dalam kondisi kekurangan cairan, tubuh malah akan menahan air yang ada di tubuh. Nah, inilah yang bikin kaki jadi bengkak. Jadi, pastikan bumil minum antara 8–12 gelas per hari supaya tidak kekurangan cairan.<h4>5. Jangan Terlalu Lama Berdiri</h4>Keluhan kaki yang bengkak mungkin sering dialami oleh bumil yang sehari-harinya harus banyak berdiri. Misalnya, karena tuntutan pekerjaan di kantor. Pasalnya, kalau bumil berdiri terlalu lama, kaki jadi gampang bengkak atau malah bengkaknya jadi semakin parah. Solusinya, saat sedang ada waktu istirahat, manfaatkan dengan duduk dan mengangkat kaki hingga setidaknya sejajar dengan bokong. Lebih bagus lagi kalau posisi kaki bisa lebih tinggi sedikit di atas kepala. Caranya, saat berbaring selonjoran di sofa rumah Anda bisa naikkan kaki ke atas bantal.Dengan begitu, cairan tubuh tidak menumpuk di kaki.<h4>6. Kenakan Alas Kaki yang Nyaman</h4>Saat hamil semakin besar, keinginan mengenakan sepatu sesuai mode fashion terkini sebaiknya ditinggalkan dulu. Utamanya kenyamanan supaya kaki tidak malah bengkak.Anda bisa pilih jenis alas kaki yang lebih bersahabat bagi kaki. Misalnya, sepatu atau sandal yang tidak terlalu sempit atau yang modelnya tertutup. Hindari juga jenis sepatu atau sandal yang malah bisa bikin kaki tambah bengkak, misalnya yang banyak tali-talinya dan ketat.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Penyakit%20Dalam/artikel/hati-hati-5-kebiasaan-ini-bisa-jadi-penyebab-hipertensi-1643080725756" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Hati-hati, 5 Kebiasaan Ini Bisa Jadi Penyebab Hipertensi</a><h2>Kaki Bengkak Tak Wajar Kalau,…</h2>Kondisi kaki bengkak saat hamil juga bisa jadi sinyal bahaya yang perlu diperhatikan. Dalam beberapa kasus, kaki bengkak dapat menandakan adanya preeklampsia, bahkan bisa saja gangguan jantung. Sobat Altea sebaiknya segera ke dokter kalau keluhan kaki bengkak dibarengi tanda-tanda berikut:<ul><li>Tangan dan wajah juga bengkak</li><li>
Sakit kepala hebat</li><li>
Sesak napas</li><li>
Penglihatan kabur</li><li>
Salah satu kaki yang bengkak berwarna kemerahan, nyeri, melepuh, atau terasa hangat</li><li>
Kaki bengkak sejak pagi hingga berjam-jam kemudian, padahal Anda sudah beristirahat</li><li>
Bengkak terlihat lebih besar dari biasanya</li></ul>Sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi kaki bengkak saat hamil, Anda bisa lakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan di AlteaCare.Yuk, segera gunakan <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank">AlteaCare </a>dan buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>Verywell Family. Diakses pada Mei 2022. Why Your Feet Swell During Pregnancy—And How to Get Some Relief.</li><li>
Verywell Health. Diakses pada Mei 2022. Swollen Feet During Pregnancy.</li><li>
Pregnancy Birth and Baby. Diakses pada Mei 2022. Swelling during pregnancy.</li><li>
Healthline. Diakses pada Mei 2022. 13 Home Remedies for Swollen Feet During Pregnancy.</li><li>
Web MD. Diakses pada Mei 2022. Remedies for Swollen Feet During Pregnancy.</li></ul>

Jangan Mager, Bu, Begini Cara Atasi Kaki Bengkak Saat Hamil!

Tahukah Bumil, tetap berolahraga selama kehamilan ternyata sangat dianjurkan oleh dokter. Sebab, aktivitas fisik ini bisa menjaga kesehatan dan kebugaran, sekaligus menyiapkan Ibu menjelang persalinan. Mengikuti kelas Prenatal Yoga juga bisa jadi salah satu pilihan. Rangkaian gerakannya yang cenderung pelan dan tenang bisa membantu meredakan stres saat hamil, mengurangi rasa sakit, serta membuat ibu bisa tidur lebih nyenyak. Sobat Altea yang berminat untuk melakukan prenatal yoga, sebaiknya berlatih bersama instruktur yang andal, ya. Instruktur yang berpengalaman dan bersertifikat dapat membantu Anda melakukan yoga sekaligus memberikan tips agar tidak sampai mengalami cedera saat berlatih.Tertarik mau ikut? Catat jadwalnya, ya:<h4 style="text-align: center;">Kelas Prenatal Yoga</h4>Hari: Sabtu, 16 Juli 2022 
Waktu: Pk. 09.00 
Tempat: Rumah Sakit Mitra Keluarga BintaroProgram ini diadakan secara GRATIS bersama AlteaCare, RS Mitra Keluarga (@mitrakeluarga), dan Nujuh Bulan Studio (@nujuhbulanstudio).Anda juga bisa ikuti sesi yoga ini secara online melalui live streaming di Instagram AlteaCare (@alteacare.id). Dapatkan berbagai goodie bag dan doorprize menarik, seperti yoga mat, yoga ball, dan voucher USG 4D.Untuk informasi dan pendaftaran, Anda bisa <a href="https://bit.ly/KelasPrenatalYogaMikaBTRxAlteaCare" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">klik link di sini</a>!

Sehat di Masa Kehamilan Berkat Kelas Prenatal Yoga

Kerja sama antara ibu dan ayah baru bisa membantu mencegah baby blues syndrome - AlteaCare | Foto: Envato

Baby blues syndrome bukanlah gangguan penyakit yang dapat disembuhkan dengan obat. Ini adalah kondisi kejiwaan yang dialami oleh para ibu yang baru memiliki momongan. Bahkan, para ayah baru juga bisa mengalaminya, lo!Saat mengalami baby blues syndrome, ibu yang baru saja melahirkan anaknya akan mengalami rasa sedih yang tidak dapat dijelaskan secara gamblang. Biasanya, sindrom ini dialami oleh ibu yang baru memiliki anak pertama. Namun, tidak tertutup kemungkinan hal ini juga dialami saat melahirkan anak kedua atau ketiga.“Penyebab terjadinya baby blues tidak bisa dilihat secara spesifik. Kalau tidak diatasi dengan tepat, bisa berujung pada postpartum depression,” kata Ratih Zulhaqqi, S.Psi, M.Psi, Psikolog Klinis Mitra Keluarga.Hal ini disampaikannya saat jadi narasumber pada live streaming AlteaTalk Episode 29 di Instagram AlteaCare (@alteacare.id) Sabtu, 9 Juli 2022 lalu, dengan tema “Tips Atasi Baby Blues Syndrome pada Ibu”Nah, berikut ini adalah beberapa tips yang disampaikan Psikolog Ratih untuk para calon orangtua baru.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/6-cara-mencegah-depresi-postpartum-sejak-dini-1657295268588" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">6 Cara Mencegah Depresi Postpartum Sejak Dini</a> 
<h2>Tips Mengatasi Baby Blues Syndrome</h2>Ternyata baby blues tidak hanya dialami oleh perempuan saja. Para pria yang menjadi ayah baru ternyata juga memiliki risiko yang sama. Lalu, bagaimana cara mengatasi sindrom yang satu ini, sehingga bayi yang baru lahir bisa menjalani masa-masa awal kehidupannya dengan normal? Berikut ini beberapa tips dari Psikolog andalan Altea yang perlu Sobat Altea catat: <h4>1. Menyadari dan Menerima</h4>Pasangan perlu menyadari bahwa baby blues syndrome dapat terjadi pada mereka. Alih-alih mencoba untuk menyangkal, sebaiknya terimalah kondisi emosi yang sedang naik turun tersebut.Menurut Ratih sikap ini dapat menjadi langkah awal untuk mengetahui lebih jauh kondisi pasangan masing-masing.Sebab, berat atau ringannya baby blues yang dialami setiap orang dapat berbeda-beda. Ketika kita menyadari kondisi emosional yang sedang tidak stabil, pasangan pun akan dapat lebih mudah dalam membantu mengatasinya. 
<h4>2. Pentingnya Dukungan Dari Pasangan</h4>Bagi sebagian orang, kondisi baby blues sangat menakutkan. Bukan mustahil, Anda sebagai orangtua baru merasa belum siap untuk menghadapinya.“Maka dari itu, penting sekali untuk mendapatkan dukungan dari orang sekitar, terlebih dari pasangan yang dekat secara emosional. Jadi, bisa saling menghangatkan hati dan menghadapinya bersama,” Kata Ratih.Selain itu, orang di sekitar juga perlu mendapatkan edukasi bahwa kondisi emosi yang tidak stabil dapat dan wajar terjadi pada masa pasca melahirkan.<h4>3. Siasati Dengan Asupan Makanan </h4>Makanan memang bisa jadi salah satu mood booster dan Ratih pun sepakat dengan hal ini.Saat sedang mengalami baby blues, kualitas makanan dan nutrisi perlu diperhatikan dan dijaga. Sebaiknya ibu baru memilih jenis makanan yang dapat meningkatkan hormon kebahagiaan, tambah Ratih.<h4>4. Sempatkan Istirahat</h4>Salah satu penyebab munculnya baby blues syndrome adalah kelelahan. Misalnya, akibat ibu baru harus terbangun di tengah malam.Untuk ibu yang melahirkan secara caesar, tentunya rasa lelah yang dirasakan luar biasa. Itu sebabnya, pasangannya pun harus peka. Minta istri untuk beristirahat bila ada kesempatan, sementara ia menggantikannya melakukan berbagai tugas di rumah. Mulai dari merendam baju kotor hingga merapikan rumah. Menurut Ratih, istirahat sangatlah dibutuhkan untuk pikiran dan pemulihan tenaga, supaya bisa lebih happy ketika kembali merawat si Kecil. <h4>5. Bangun Quality Time Bersama Pasangan</h4>“Saat kedua orangtua mengalami baby blues, membangun quality time pun menjadi sangat penting,” kata Ratih. Cobalah untuk sejenak menitipkan bayi ke kakek neneknya, lalu melewatkan waktu bersama pasangan. Ini akan sangat membantu pasangan untuk memperkuat relasi sekaligus me-recharge emosi yang terkuras karena sibuk merawat si Kecil.<h4>6. Bergabung di Komunitas</h4>Saat support system dirasa kurang mendukung dan Anda butuh informasi lebih seputar perawatan bayi, tidak ada salahnya untuk ikut komunitas.Anda pun jadi dapat berkenalan dengan sesama orangtua dan berbagi pengalaman dengan mereka yang pernah merasakannya.Selain itu, dalam komunitas biasanya akan ada acara yang mengundang para ahli untuk memberikan pengetahuan lebih tentang perawatan bayi. Ini bisa membuka wawasan bagi para orangtua baru.<h4>7. Konsultasi Dengan Psikolog, Bila Perlu 
</h4>“Kalau merasa siklus emosi yang tidak stabil tidak kunjung selesai, serta kondisi Anda semakin memburuk, segera konsultasi dengan psikolog,” anjur Ratih.Terutama jika kondisi ini sudah berjalan hingga sampai 3 bulan dan terus berlarut sampai 6 bulan. Ini adalah waktu yang tepat untuk bicara dengan profesional, tambah Ratih.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/baby-blues-syndrome-bisa-bikin-baper-yuk-kenali-gejalanya-1632359877352" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Baby Blues Syndrome Bisa Bikin Baper, Yuk Kenali Gejalanya!</a> 
 Itulah beberapa cara mengatasi baby blues syndrome.Jika Sobat Altea baru memiliki bayi dan mengalami sindrom ini maupun gangguan emosional lainnya, jangan ragu untuk lakukan telekonsultasi dengan Psikolog di AlteaCare, ya!Yuk, gunakan <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">AlteaCare </a>dan segera buat janji dengan Psikolog andalan!

7 Tips Mengatasi Baby Blues Syndrome pada Ibu Baru

Depresi postpartum bisa berdampak buruk baik bagi Ibu, Ayah, maupun bayinya - AlteaCare | Foto: Envato

<h2>Definisi Depresi Postpartum</h2>Depresi postpartum adalah gangguan kesehatan mental yang kompleks, yang berkaitan dengan perubahan pada wanita yang baru melahirkan. Perubahan ini dapat berkaitan dengan aspek fisik, emosional, dan perilaku. Meski lebih dikenal awam dengan sebutan depresi postpartum (yang berarti pasca melahirkan), para ahli sepakat bahwa istilah ini kurang tepat. Secara medis, gangguan ini kini disebut dengan depresi peripartum. Perubahan istilah ini dikarenakan para ahli mendapati bahwa 50% depresi yang dialami oleh perempuan ini sebenarnya sudah dialami selama kehamilan dan sebelum persalinan. Namun, pada sebagian ibu gejala depresi baru terlihat sekitar empat minggu pertama setelah melahirkan. Depresi postpartum berbeda dengan sindrom baby blues yang lebih umum dialami oleh para ibu yang baru melahirkan. Sindrom baby blues umumnya dialami pada hari ke-2 hingga 5 setelah persalinan dan bertahan hingga 10-14 hari ke depan. Gejala yang dialami dapat menyerupai depresi postpartum, namun hal ini tidak sampai mengganggu kemampuan ibu dalam mengasuh dan merawat anaknya. Ibu yang mengalami sindrom baby blues tanpa tanpa penanganan yang tepat dapat jatuh dalam depresi postpartum.<h2>Penyebab Depresi Postpartum</h2>Sekitar 10-22% wanita dewasa dapat mengalami depresi postpartum. Angka ini juga mencakup episode depresi minor.Sementara itu, angka tertinggi terdapat pada para ibu yang berusia di bawah 19 tahun, yaitu sekitar 26-53%. Penyebab depresi postpartum dapat berkaitan dengan sejumlah faktor penyebab stres atau stresor.Adanya riwayat depresi dalam keluarga dapat menjadi penyebab depresi postpartum. Selain itu, riwayat pernah mengalami depresi sebelumnya juga dapat menyebabkan Anda mengalami depresi pasca persalinan. Sementara itu, perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan dapat berperan dalam terjadinya depresi pasca persalinan. Beberapa jenis hormon dapat mengalami perubahan yang drastis selama kehamilan. Selain hormon estrogen, jenis hormon lain juga mengalami peningkatan seperti estradiol, oksitosin, dan prolaktin. Rendahnya hormon oksitosin pada trimester ketiga dapat berkaitan dengan meningkatnya gejala depresi selama kehamilan. Gejala ini dapat berlanjut hingga setelah persalinan. <h2>Faktor Risiko Depresi Postpartum</h2>Depresi postpartum dapat dipicu oleh berbagai faktor risiko, yang berkaitan dengan aspek psikologis, sosial, maupun gaya hidup. Beberapa hal yang bisa menjadi faktor risiko depresi postpartum adalah:<ul><li>	memiliki banyak anak—wanita yang sudah melahirkan beberapa kali lebih berisiko mengalami depresi postpartum dibanding yang baru pertama kali melahirkan</li><li>
	kehamilan di usia sangat muda, yaitu antara 13-19 tahun </li><li>
	menjalani kehamilan yang berisiko, yang menyebabkan harus mendapat perawatan di rumah sakit selama hamil dan persalinan caesar</li><li>
	kesulitan saat persalinan, misalnya tali pusat menutup jalan lahir atau perdarahan</li><li>
	bayi lahir dengan berat badan rendah di bawah 1,5 kg</li><li>
	 tidak mendapat dukungan pasangan dan keluarga selama kehamilan hingga persalinan</li><li>
	masalah finansial</li><li>
	rendahnya edukasi seputar kehamilan dan perawatan bayi</li><li>
	kekerasan dalam rumah tangga </li><li>
	gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan kurang bergizi, jadwal tidur tidak teratur, dan kurang berolahraga </li></ul>
<h2>Gejala Depresi Postpartum</h2>Wanita yang mengalami depresi postpartum dapat menunjukkan beberapa gejala berikut: <ul><li>	mood swing atau perubahan suasana hati yang tidak menentu</li><li>
	perubahan pola makan, bisa jadi lebih banyak atau lebih sedikit</li><li>
	mudah marah, cemas, bahkan mengalami serangan panik</li><li>
	sering menangis tanpa alasan yang jelas</li><li>
	sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan </li><li>
	kehilangan minat akan hal-hal yang sebelumnya disukai, termasuk yang berkaitan dengan seks</li><li>
	gangguan tidur—bisa kurang atau terlalu banyak tidur</li><li>
	merasa diri tidak berharga atau tidak bisa menjadi ibu yang baik</li><li>
	merasa takut bila ditinggal berdua saja dengan bayi</li><li>
	merasa tidak bisa menjalin ikatan atau bonding dengan bayinya</li><li>
	timbul halusinasi atau melihat bayangan yang tidak dilihat orang lain</li><li>
	muncul keinginan untuk menyakiti diri sendiri dan anak, bahkan ingin bunuh diri</li></ul>
<h4>Komplikasi</h4>Depresi postpartum yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan komplikasi. Kondisi ini dapat dialami oleh sang Ibu, pasangan, maupun bayinya.1. Komplikasi pada ibu 
Ibu dapat mengalami gangguan kesehatan mental kronis. Bahkan setelah depresi postpartum ini berhasil ditangani, ibu tetap bisa berisiko kembali mengalami depresi berat di masa depan.2. Komplikasi pada ayah 
Ayah baru dapat jatuh dalam depresi, karena merasa sangat tertekan saat harus mendampingi istri yang mengalami depresi postpartum. Sementara itu, ia juga harus merawat bayi yang baru lahir tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.3. Komplikasi pada bayi 
Bayi yang lahir dari ibu dengan depresi postpartum mungkin saja tidak mendapat perawatan yang baik. Akibatnya, bayi tidak makan dan tidur secara teratur, bahkan menangis berlebihan. 
Penelitian memperlihatkan, anak dalam kondisi ini cenderung dapat mengalami terlambat bicara, serta gangguan emosi dan perilaku. 
<h2>Diagnosis Depresi Postpartum</h2>Secara umum, diagnosis depresi postpartum dapat ditegakkan melalui sejumlah pemeriksaan oleh dokter.Pada tahap awal, dokter akan melakukan anamnesis atau wawancara, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini dapat mencakup alam perasaan, afek (perasaan dan emosi), kualitas pembicaraan, gangguan persepsi, dan lain-lain. Selain itu, diagnosis juga dapat berdasarkan kriteria dan klasifikasi depresi berdasarkan gejalanya.Beberapa jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain:<h4>1. Pemeriksaan Kadar Hormon </h4>Perubahan hormon yang drastis saat kehamilan dan persalinan dapat berhubungan dengan munculnya gejala depresi. Selama kehamilan, hormon estrogen dan progesteron akan meningkat, namun dalam kurun waktu 24 jam setelah persalinan kedua hormon ini akan kembali normal. Selain itu, hormon tiroid juga dapat mengalami penurunan setelah persalinan. Melalui pemeriksaan darah, dokter akan mengetahui apakah kadar hormon-hormon ini berpengaruh pada munculnya depresi postpartum<h4>2. Evaluasi Psikologis </h4>MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) adalah salah satu tes psikometrik yang bertujuan untuk menganalisis kondisi kejiwaan seseorang. Dari tes ini dapat diketahui ada atau tidaknya suatu gangguan jiwa dan seperti apa kapasitas mental seseorang. Tes ini juga dapat melihat adanya gangguan kepribadian. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan kondisi kejiwaan dengan berdasarkan pada Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Dalam tes ini, ibu yang mengalami depresi postpartum diminta menjawab sejumlah pertanyaan. Tes ini umumnya dilakukan dalam kurun waktu 2-6 bulan setelah persalinan.Tujuan dari skrining ini adalah untuk menilai apakah ada risiko munculnya keinginan membunuh atau bunuh diri pada ibu yang sedang depresi. Selain itu, tes ini dapat membantu menyingkirkan adanya kemungkinan ibu mengalami gangguan kejiwaan lainnya.Beberapa alat skrining lainnya yang dapat dilakukan untuk membantu diagnosis depresi antara lain adalah <ul><li>	Patient Health Questionnaire – Nine Item (PHQ-9)</li><li>
	Center for Epidemiologic Studies Depression Scale (CES-D)</li><li>
	Geriatric Depression Scale (GDS)</li><li>
	Patient Health Questionnaire – Two Item (PHQ-2)</li><li>
	Beck Depression Inventory for Primary Care (BDI-PC)</li></ul>Alat skrining tersebut memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang cukup tinggi, sehingga bisa digunakan untuk membantu diagnosis ataupun memonitor terapi depresi. Alat skrining yang paling umum digunakan adalah PHQ-2 dan PHQ-9. Sebagai tambahan, evaluasi psikologis terhadap ibu dengan gangguan depresi postpartum juga perlu meninjau beberapa hal berikut:<ul><li>	riwayat konsumsi alkohol maupun obat-obatan</li><li>
	kebiasaan merokok</li><li>
	penggunaan obat-obatan resep dan obat bebas</li></ul><h2>Pengobatan Depresi Postpartum</h2>Penanganan maupun terapi untuk mengatasi depresi postpartum dapat berbeda-beda pada setiap orang, bergantung pada gejala yang dialami dan beratnya gejala. Pilihan terapi dapat berupa:<ul><li>	pemberian obat-obatan</li><li>
	sesi konseling dan psikoterapi</li><li>
	perawatan di rumah sakit, jika depresi yang dialami termasuk berat</li></ul>
Ibu yang mengalami depresi juga dapat diminta bergabung dengan support group agar bisa mendapatkan dukungan emosional dan edukasi yang dibutuhkan. Pada ibu yang sedang menyusui, pemberian terapi obat-obatan mungkin dilakukan namun perlu dipantau ketat oleh dokter yang merawat. 
<h2>Pencegahan Depresi Postpartum</h2>Depresi postpartum dapat dicegah dengan memastikan ibu menjalani kehamilan yang sehat baik secara fisik maupun psikis. Beberapa hal ini dapat dilakukan oleh ibu sejak awal kehamilan:<ul><li>	Rutin berolahraga</li><li>
	Tidur dan beristirahat dengan cukup</li><li>
	Pola makan yang sehat</li><li>
	Mendapat dukungan dari pasangan maupun keluarga</li><li>
	Pemijatan</li><li>
	Terapi elektrokonvulsif </li></ul><h2>Kapan Harus ke Dokter?</h2>Masih banyak orang menganggap depresi postpartum adalah gangguan yang sepele dan menghubungkannya dengan kondisi ibu pasca melahirkan yang selalu lelah dan kurang tidur.Segera minta bantuan pada dokter spesialis kejiwaan apabila Anda mengalami sejumlah gejala depresi postpartum selama kira-kira dua minggu, yang membuat Anda sampai:<ul><li>	tidak lagi bisa beraktivitas seperti biasa</li><li>
	merasa tidak dapat mengatasi kondisi psikologis seorang diri, misalnya dengan mendengarkan musik, menambah waktu tidur</li><li>
	muncul pikiran ingin menyakiti diri sendiri dan bayi </li></ul>Anda bisa lakukan telekonsultasi secara privat dengan dokter spesialis jiwa di AlteaCare untuk bisa mendapatkan saran, rekomendasi, serta rujukan pemeriksaan lanjutan untuk mengatasi depresi postpartum yang dialami.Ayo, segera gunakan <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">AlteaCare </a>dan buat janji dengan psikiater kesayangan! Referensi:<ul><li>Mughal S, Azhar Y, Siddiqui W. Postpartum Depression. [Updated 2021 Jul 2]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan</li><li>
Ghaedrahmati, M., Kazemi, A., Kheirabadi, G., Ebrahimi, A., &amp; Bahrami, M. (2017). Postpartum depression risk factors: A narrative review. Journal of education and health promotion, 6.</li><li>
WebMD Diakses pada April 2022. Postpartum Depression</li><li>
National Alliance on Mental Illness. Diakses pada Juli 2022. Major Depressive Disorder with Peripartum Onset</li><li>
Mayo Clinic. Diakses pada April 2022. Postpartum depression</li><li>
PsychDB. Diakses pada Juli 2022. Peripartum and Postpartum Depression</li></ul>

Depresi Postpartum

Dukungan dari pasangan sejak kehamilan bisa mencegah terjadinya depresi postpartum - AlteaCare | Foto: Envato

Kehamilan dan persalinan adalah peristiwa besar dan penting dalam hidup seorang wanita. Namun, pada masa ini kondisi kejiwaannya juga dapat rentan. Calon ibu perlu waspada dan mengetahui cara mencegah depresi postpartum sejak dini. Yang dimaksud dengan depresi postpartum adalah gangguan kesehatan mental yang melibatkan emosi dan perubahan sikap yang dialami oleh ibu baru. Gangguan ini umumnya baru terlihat gejalanya setelah wanita melahirkan. Namun, para ahli yakin bahwa ketidakseimbangan kondisi mental ini sudah terjadi sejak ibu masih hamil.Pada kondisi yang berat, wanita dengan depresi postpartum bisa memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya. Bahkan, mereka dapat menyakiti orang di sekitarnya, termasuk bayinya sendiri.Lalu bagaimana cara mencegah depresi postpartum? Simak selengkapnya di bawah ini!<h2>6 Cara Mencegah Depresi Postpartum yang Paling Efektif</h2>Bila para ahli mengoreksi penyebutan depresi postpartum menjadi depresi peripartum (yang berarti depresi sebelum, selama, dan segera setelah melahirkan), ini bukannya tanpa alasan. Sebab, menurut studi kondisi yang kita kenal sebagai depresi pasca melahirkan ini ternyata bisa terjadi selama kehamilan atau pada empat minggu pertama setelah melahirkan.Jadi, kalau mau mencegah depresi ini, kita harus mundur lagi, Sobat Altea. Mulailah perhatikan kondisi mental jauh sejak kita masih hamil. Nah, berikut ini adalah beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menjauhkan diri dari risiko depresi postpartum:<h4>1. Berolahraga</h4>Banyak penelitian mengungkap, olahraga efektif untuk mencegah munculnya depresi. Ternyata, ini juga berlaku untuk depresi postpartum. Menurut penelitian di jurnal Medicina, olahraga adalah bentuk pencegahan paling aman supaya ibu hamil tidak mengalami depresi selama kehamilan.Ibu yang rajin melakukan aktivitas fisik sebelum dan selama kehamilan memiliki risiko lebih rendah mengalami gangguan depresi. Ini bila dibandingkan dengan ibu yang tidak aktif. American College of Obstetricians and Gynecologists menganjurkan agar ibu kembali melakukan aktivitas fisik segera setelah persalinan. Lebih cepat, lebih baik. Tapi, tetap prioritaskan keamanan dan kesehatan, ya!Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kesehatan%20Jiwa/artikel/depresi-1656385494520" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Depresi</a> 
<h4>2. Tidur yang Cukup</h4>Tips kedua untuk mencegah depresi postpartum adalah cukup tidur. Jadi, kalau Sobat Altea sedang berniat mulai program hamil, jadwal tidur yang teratur harus masuk ke dalam ceklis ya!Mengutip dari Sleep Foundation, kurangnya waktu tidur dan munculnya depresi pasca melahirkan bisa saling berkaitan. Keduanya sama-sama berakar dari stres, rasa cemas, dan perubahan hormonal.Setelah kehamilan, ibu dapat mengalami penurunan hormon estrogen, progesteron, dan tiroid secara drastis. Perubahan ini dapat memengaruhi siklus tidur dan menjadi pemicu depresi.Sementara itu, ketika harus merawat bayi baru lahir, tidur yang berkualitas juga sulit diwujudkan. Sebab, ibu sering terbangun di malam hari untuk mengganti popok atau menyusui bayinya. Ini bisa membuat ibu mengalami kelelahan dan depresi.Gangguan tidur yang sudah dialami sejak awal kehamilan bisa membuat kualitas tidur ibu semakin buruk setelah melahirkan.Studi di jurnal Sleep menyebutkan, buruknya kualitas tidur sejak awal kehamilan bisa meningkatkan risiko ibu mengalami depresi postpartum.<h4>3. Makan yang Sehat</h4>Sejak awal kehamilan, pastikanlah Anda mengonsumsi makanan yang penuh nutrisi dan vitamin. Selain meningkatkan kesehatan mental, asupan gizi ini juga bermanfaat bagi janin hingga ia lahir ke dunia.Pastikanlah menu makanan Anda mengandung nutrisi berikut:<ul><li>Protein (contoh: susu, telur, ikan, keju, dan kacang-kacangan)</li><li>
Karbohidrat kompleks (contoh: gandum, nasi merah, dan sayur-sayuran)</li><li>
Lemak sehat (contoh: avokad, kelapa, dan ikan salmon)</li></ul><h4>4. Jangan Lupakan Me Time</h4>Sesibuk-sibuknya Anda, sejak awal kehamilan hingga persiapan mau bersalin, sempatkan diri untuk me-time. Lakukan berbagai kegiatan yang Anda lakukan, mulai dari baca buku, nonton, sesi pijat hamil, atau melakukan yoga maupun meditasi. Melansir dari Healthline, kegiatan seperti meditasi dapat membantu mengurangi stres dan rasa cemas dan membuat Anda tidur lebih nyenyak. Selain itu, juga bisa menurunkan tekanan darah hingga membuat Anda lebih optimis dalam menjalani kehamilan.<h4>5. Persiapkan Diri Untuk Menyusui</h4>Mengutip dari Centers for Disease Control and Prevention, hingga kini para ahli masih belum jelas akan kaitan antara aktivitas menyusui dengan risiko depresi. Namun, ibu yang mengalami depresi umumnya dapat mengalami kesulitan saat mau mulai menyusui dan tetap memberikan ASI secara eksklusif. Di lain sisi, ibu yang mengalami kesulitan saat menyusui juga bisa terkena depresi.Beberapa saran dari American College of Obstetricians and Gynecologists ini bisa dilakukan sejak hamil agar ibu bisa menyusui dengan lancar sekaligus menurunkan risiko mengalami depresi akibat gangguan menyusui:<ul><li>siapkan pompa untuk membantu melancarkan keluarnya ASI</li><li>
bicarakan rencana inisiasi menyusui dini dengan dokter yang membantu persalinan</li><li>
ingat untuk segera melakukan kontak skin-to-skin dengan bayi segera setelah lahir</li><li>
cari dan mulai berkonsultasi dengan konselor laktasi yang bisa membantu bila ada masalah saat menyusui</li></ul>Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/6-cara-melancarkan-asi-yang-sudah-kering-masih-bisa-1657206398798" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">6 Cara Melancarkan ASI yang Sudah Kering. Masih Bisa!</a> 
<h4>6. Dukungan Orang Terdekat</h4>Salah satu pemicu depresi postpartum adalah kurangnya dukungan saat merawat anak. Maka dari itu, perkuat relasi dan jalin komunikasi yang baik dengan pasangan. Dukungan pasangan di antaranya dengan secara bergantian merawat anak, menyiapkan keperluan untuk menyusui, membersihkan rumah, maupun menyiapkan makanan. Atau, sekadar memberi pijatan saat ibu kelelahan akibat kurang tidur.Mintalah bantuan dari keluarga terdekat untuk mendampingi Anda di minggu-minggu pertama setelah persalinan, bila memang perlu. Menurut penelitian, memiliki teman bicara dapat mencegah datangnya depresi. Selain itu, cara ini juga cukup ampuh untuk mengurangi gejala depresi pada ibu baru. 
Itulah sejumlah cara mencegah depresi postpartum yang bisa Anda lakukan.Bila Anda mengalami masalah selama kehamilan atau ingin mempersiapkan diri untuk menyusui dengan lebih baik, jangan ragu lakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis dan konselor laktasi di AlteaCare!Yuk, gunakan <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">AlteaCare </a>dan segera buat janji dengan dokter dan konselor andalan! Sumber:<ul><li>WebMD. Diakses pada April 2022. Postpartum Depression</li><li>
PsychDB. Diakses pada Juli 2022. Peripartum and Postpartum Depression</li><li>
Kołomańska-Bogucka, D., &amp; Mazur-Bialy, A. I. (2019). Physical activity and the occurrence of postnatal depression—a systematic review. Medicina, 55(9), 560.</li><li>
Sleep Foundation. Diakses pada April 2022. Sleep Deprivation and Postpartum Depression</li><li>
Crystal Karges Nutrition. Diakses pada April 2022. Postpartum Nutrition: How Diet Helps Maternal Mental Health and Healing</li><li>
Dennis, C. L. (2003). The effect of peer support on postpartum depression: a pilot randomized controlled trial. The Canadian Journal of Psychiatry, 48(2), 115-124.</li><li>
Tomfohr, L. M., Buliga, E., Letourneau, N. L., Campbell, T. S., &amp; Giesbrecht, G. F. (2015). Trajectories of Sleep Quality and Associations with Mood during the Perinatal Period. Sleep, 38(8), 1237–1245.</li><li>
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada Juli 2022. Postpartum Depression</li><li>
American College of Obstetricians and Gynecologists. Diakses pada Juli 2022. How to Prepare for Breastfeeding in the Month Before Birth</li><li>
Healthline. Diakses pada Juli 2022. Pregnancy Happiness: 13 Tips for a Happy and Healthy Pregnancy</li></ul>

6 Cara Mencegah Depresi Postpartum Sejak Dini

Meski sempat jeda, ibu masih dapat kembali menyusui bayinya - AlteaCare | Foto: Envato

Ketika aktivitas menyusui terhambat karena satu dan lain hal, banyak ibu yang mau menyerah dan berhenti memberikan ASI. Padahal, sebenarnya ada sejumlah cara melancarkan ASI yang sudah kering.Ketika seorang ibu mau mulai menyusui lagi setelah vakum selama beberapa hari, minggu, bulan, atau bahkan tahunan, dokter menyebutnya dengan istilah relaktasi.Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, kembali menyusui atau relaktasi seringkali didasari karena pemberian susu formula yang tidak cocok atau bayinya sakit hingga harus menjalani perawatan di rumah sakit. Selain itu, niat untuk menyusui lagi dapat dipicu setelah melihat sesama ibu lain berhasil menyusui bayinya secara eksklusif.Permasalahan yang terjadi dalam relaktasi adalah ASI yang sudah mengering atau tidak keluar lagi. Namun, Sobat Altea tidak perlu khawatir bila mengalami ini. Memang perlu upaya supaya bisa ASI bisa keluar lagi, tapi tidak mustahil buat Anda untuk kembali menyusui, kok!Yuk, simak cara melancarkan ASI yang sudah kering berikut ini!<h2>Cara Melancarkan ASI yang Sudah Kering </h2>Beberapa hal ini bisa Anda lakukan dalam usaha relaktasi supaya ASI bisa keluar lagi dan Anda bisa lancar menyusui:<h4>1. Sering Memberi Stimulasi pada&nbsp;Payudara 
</h4>Mengutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, hal utama dalam proses laktasi sebenarnya adanya stimulasi pada payudara, salah satunya melalui isapan bayi.Isapan bayi dapat mengirim sinyal ke bagian otak ibu yang disebut hipofisis, sehingga mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon ini akan masuk ke aliran darah dan berperan dalam produksi ASI.Sementara itu, hipofisis juga mengeluarkan hormon oksitosin, yang saat masuk ke dalam aliran darah akan menimbulkan kontraksi pada otot di sekeliling saluran ASI, sehingga ASI yang diproduksi dapat keluar.Association of Breastfeeding Mothers mengingatkan Anda untuk memosisikan bayi dengan tepat, supaya terjadi perlekatan yang baik. Hal ini bisa membantu bayi mengisap dengan baik dan menstimulasi payudara untuk memproduksi air susu.Usahakanlah lakukan ini setiap dua atau tiga jam sekali.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Anak/artikel/inilah-manfaat-yang-didapat-bila-ibu-menyusui-1640577122075" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Inilah Manfaat Yang Didapat Bila Ibu Menyusui</a> 
<h4>2. Kontak Fisik Lebih Sering Dengan Bayi</h4>Bila saat melakukan inisiasi menyusui dini Ibu dianjurkan untuk sering melakukan kontak skin-to-skin, hal ini juga bisa dilakukan untuk melancarkan ASI yang sudah kering.Menurut penelitian yang dimuat di Taiwanese Journal of Obstetrics and Gynecology, sentuhan kulit antara ibu dan anak dapat meningkatkan keberhasilan menyusui.Sentuhan kulit ini bisa dilakukan saat Anda menggendong bayi, tidur bersama, atau menyusui.Yang dimaksud dengan kontak skin-to-skin itu benar-benar secara harafiah, ya, Sobat Altea! Anda bisa membuka baju bayi di bagian dadanya, lalu tempelkan ke dada Ibu yang tidak mengenakan bra. 
Supaya lebih nyaman, tutupi badan Anda dan bayi dengan kain.<h4>3. Memompa ASI</h4>Memerah ASI, baik secara manual maupun dengan alat, bertujuan untuk merangsang payudara agar dapat mengeluarkan air susu. Supaya hasilnya optimal, Anda bisa melakukannya sesering mungkin. Melansir Healthline, intensitas yang baik untuk memompa ASI adalah setiap dua atau tiga jam sekali.<h4>4. Memijat Payudara</h4>Pemijatan payudara juga dapat membantu agar proses relaktasi dapat berjalan lancar.Menurut penelitian di Journal for Quality in Public Health, terapi pemijatan sangat efektif meningkatkan produksi air susu ibu. Jika merasa kesulitan, Anda juga bisa meminta bantuan suami atau anggota keluarga lainnya untuk memijat payudara. <h4>5. Minta Dukungan Keluarga</h4>Salah satu penyebab ASI sulit keluar adalah pikiran yang stres. Ketika stres, tubuh Anda akan mengeluarkan kortisol, adrenalin, dan norepinefrin untuk mengatasi rasa stres.Seiring waktu, aktivitas hormon ini dapat memberikan dampak buruk secara fisik dan emosional pada Anda.Nah, dukungan dari orang terdekat, seperti pasangan dan keluarga dapat mengurangi stres. Tak hanya itu, dukungan dari tempat bekerja juga akan sangat bermanfaat bagi usaha relaktasi .<h4>6. Kuatkan Motivasi</h4>Lamanya berhenti menyusui dapat memengaruhi keberhasilan relaktasi. Semakin pendek jarak waktunya, semakin mudah bagi Ibu untuk melakukan relaktasi. 
Menurut penelitian, program relaktasi baru memperlihatkan keberhasilannya dalam waktu 2 minggu, walaupun laktasi sudah terhenti selama 14 minggu.Nah, untuk itu, Ibu tidak boleh menyerah. Motivasi untuk kembali menyusui harus semakin ditingkatkan supaya bisa melancarkan ASI yang sudah kering. Tetap sabar saat menjalani program relaktasi ini. Tidak perlu minder karena Ibu tidak pernah menyusui, misalnya. Sebab, pengalaman menyusui ternyata tidak ada hubungannya dengan keberhasilan relaktasi.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/ini-dia-menu-makanan-pelancar-asi-1638363467750" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Ini Dia Menu Makanan Pelancar ASI</a> 
Bila Ibu mengalami kesulitan dalam mencoba melakukan usaha relaktasi untuk melancarkan ASI yang sudah kering, jangan ragu untuk lakukan telekonsultasi dengan konselor laktasi di AlteaCare!Yuk, gunakan <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">AlteaCare </a>sebagai solusi kesehatan keluarga dan buat janji dengan konselor andalan sekarang! Sumber:<ul><li>Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diakses pada Juli 2022. Relaktasi dan Induksi Laktasi</li><li>
Association of Breastfeeding Mothers. Diakses pada Mei 2022. Relactation: restarting breastfeeding after a gap</li><li>
Karimi, F. Z., Sadeghi, R., Maleki-Saghooni, N., &amp; Khadivzadeh, T. (2019). The effect of mother-infant skin to skin contact on success and duration of first breastfeeding: A systematic review and meta-analysis. Taiwanese Journal of Obstetrics and Gynecology, 58(1), 1-9.</li><li>
Healthline. Diakses pada Mei 2022. How to Start Breastfeeding Again If You’ve Stopped (or Never Started)</li><li>
Katmini, K., &amp; Sholichah, N. M. (2020). Lactation Massage for Increasing Breast Milk Production in Postpartum Mothers. Journal for Quality in Public Health, 4(1), 104-113.</li><li>
Ameda Direct. Diakses pada Mei 2022. How Does Stress Impact Breastfeeding?</li></ul>

6 Cara Melancarkan ASI yang Sudah Kering. Masih Bisa!

Sumber vitamin A paling aman adalah makanan - AlteaCare | Foto: Envato

Tubuh sangat membutuhkan vitamin A supaya tubuh menjadi sehat dan organ-organ berfungsi dengan maksimal.Setiap hari, asupan vitamin A bisa kita dapatkan dari makanan, seperti buah-buahan, sayuran, dan produk hewani, seperti daging ayam dan ikan. Untuk itu, setiap harinya kita perlu memastikan kadar vitamin A yang masuk ke tubuh jumlahnya cukup. Apa saja manfaat yang bisa didapat melalui vitamin A? Yuk, simak selengkapnya di sini!<h2>Manfaat Vitamin A untuk Tubuh Kita</h2>Ini dia daftar beberapa manfaat yang kita dapatkan bila asupan vitamin A dapat tercukupi:<h4>1. Mata Jadi Sehat</h4>Vitamin A terbentuk dari senyawa rhodopsin dan beta karoten. Keduanya bermanfaat untuk kesehatan mata kita. Salah satunya adalah membuat mata bisa berfungsi dengan baik walau dalam kondisi pencahayaan rendah. Selain itu, vitamin A juga dapat mencegah dan degenerasi makula, yang merupakan penyebab utama kebutaan terkait pertambahan usia.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Anak/artikel/5-cara-mengatasi-mata-belekan-pada-anak-ortu-perlu-tahu-1653317584142" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">5 Cara Mengatasi Mata Belekan Pada Anak. Ortu Perlu Tahu!</a> 
<h4>2. Risiko Kanker Turun</h4>Sebuah studi yang dikutip di Web MD menyebutkan, asupan vitamin A yang tinggi bisa menurunkan risiko kanker kulit hingga sekitar 15%. Para responden studi ini mendapatkan sebagian besar sumber vitamin A-nya dari makanan.Menurut ahli, vitamin A yang berasal dari sayur dan buah-buahan adalah sumber yang aman. Ada banyak jenis sayur dan buah yang bisa dilirik, mulai dari ubi, wortel, brokoli, bayam, hingga ikan. <h4>3. Menjaga Imun</h4>Vitamin A juga berperan penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh kita. Vitamin ini ikut terlibat dalam produksi sel darah putih, yang bertugas melawan bakteri di aliran darah.Melansir dari Healthline, konsumsi vitamin A yang cukup bisa meningkatkan kemampuan tubuh melawan infeksi serta membantu pemulihan ketika kita sakit. <h4>4. Kulit Sehat Berseri</h4>Tahukah Sobat Altea, produk skincare yang sering kita pakai setiap hari juga ada yang kaya vitamin A, lo. Coba cek bahan aktif skin care routine Anda. Ada yang sering pakai retinol atau retinoid? Nah, itu adalah vitamin A.Salah satu fungsi vitamin A adalah membantu pertumbuhan sel dan menjaganya tetap sehat. Sebagai salah satu antioksidan, vitamin ini juga melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas.Di dalam kulit, vitamin A dapat membantu memperlambat penuaan sel dan menjaga kulit tetap awet muda. Selain itu, penyumbatan pori-pori dan jerawat juga bisa dicegah.Sementara itu, studi yang dimuat di Journal Dermatology and Therapy menyebutkan bahwa retinoid dapat membantu memulihkan kondisi bekas jerawat dalam 24 minggu.<h4>5. Sehatkan Sistem Reproduksi</h4>Sejumlah penelitian menemukan peran vitamin A pada kesehatan reproduksi pria dan wanita. Pada pria, vitamin A dapat membantu perkembangan sel sperma sehingga bisa meningkatkan kesuburan. Sementara pada wanita, vitamin A berkaitan erat dengan kualitas sel telur dan keberhasilan proses implantasi sel telur di rahim.Selama kehamilan, vitamin A juga berpengaruh terhadap perkembangan struktur tulang dan organ penting dalam tubuh janin, seperti sistem saraf, jantung, ginjal, mata, paru, dan pankreas.<h4>6. Anak Tumbuh Sehat</h4>Vitamin A juga merupakan salah satu vitamin penting untuk anak. Untuk itu, pemerintah mencanangkan bulan Februari dan Agustus sebagai bulan vitamin A. Orangtua bisa membawa anak-anaknya ke fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan kapsul vitamin A secara gratis. Bayi usia 6-11 bulan akan mendapatkan suplemen vitamin A dengan dosis 100.000 IU, sementara untuk anak 12-59 bulan dosisnya 200.000 IU. Melansir dari Kementerian Kesehatan, suplementasi vitamin A bisa membantu agar anak tidak mudah terserang penyakit infeksi, seperti infeksi saluran pernapasan atas, campak, dan diare.Baca juga:<a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Gizi%20dan%20Nutrisi/artikel/7-jenis-kekurangan-gizi-yang-sering-kurang-disadari-1654846089449" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);"> 7 Jenis Kekurangan Gizi yang Sering Kurang Disadari	</a> 
Itulah beberapa manfaat dari vitamin A untuk kesehatan.Sobat Altea yang ingin tahu lebih lanjut seputar manfaat vitamin A dengan kesehatan atau berkonsultasi tentang penyakit yang dialami, bisa melakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis berpengalaman di AlteaCare.Dapatkan rekomendasi dokter untuk suplemen vitamin A yang baik untuk Anda dan keluarga, lalu pesan langsung di Toko Obat AlteaCare yang terdapat di aplikasi maupun marketplace. Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">AlteaCare </a>sekarang! Sumber:<ul><li>Healthline. Diakses pada Mei 2022. 6 Health Benefits of Vitamin A, Backed by Science</li><li>
Healthline. Diakses pada Mei 2022. The 9 Most Important Vitamins for Eye Health</li><li>
Medical News Today. Diakses pada Mei 2022. Vitamin A for acne: Does it work?</li><li>
Web MD. Diakses pada Mei 2022. Vitamin A Linked to Lower Odds of Common Skin Cancer</li><li>
Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Diakses pada Juni 2022. Manfaat Pemberian Vitamin A untuk Anak</li></ul>

Tidak Hanya untuk Mata, Inilah 6 Manfaat Vitamin A

Berolahraga dapat membantu meningkatkan kualitas sperma pria - AlteaCare | Foto: Envato

Saat berkeluarga, memiliki buah hati bisa jadi adalah salah satu rencana Anda dan pasangan. Untuk itu, baik suami maupun istri harus sama-sama menjaga kesehatan. Para calon ayah perlu meningkatkan kualitas sperma agar kehamilan bisa terjadi.
Melalui pemeriksaan, Anda bisa mengetahui apakah sperma yang dimiliki dalam kondisi sehat, baik dari jumlah, bentuk, hingga pergerakannya. 
Selain itu, ciri-ciri sperma yang sehat antara lain juga dipengaruhi oleh tingkat kekentalan, keasaman, dan volume air mani.
Nah, pertanyaannya sekarang, bagaimana caranya supaya bisa meningkatkan kualitas sperma? Anda bisa mulai dengan menerapkan gaya hidup sehat. 
Yuk, simak apa saja kebiasaan sehat yang perlu diadopsi supaya sperma berkualitas!
<h2>8 Cara Meningkatkan Kualitas Sperma</h2>
Lakukan berbagai cara berikut agar memiliki sperma yang sehat sehingga bisa segera menimang momongan:
<h4>1. Kelola Stres Dengan Baik</h4>
Tekanan pekerjaan dan masalah hidup dapat menimbulkan stres. Namun, kita harus bisa mengelola stres agar kualitas sperma tetap terjaga. 
Menurut penelitian, stres berkepanjangan dapat meningkatkan hormon kortisol. Sementara itu, ketika kadar hormon kortisol tinggi, level testosteron cenderung turun.
Selain itu, stres juga dapat menurunkan tingkat kepuasan seksual serta berdampak terhadap fertilitas. Jadi, sebisa mungkin hindari hal yang membuat Anda stres, ya!
Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/8-ciri-sperma-yang-sehat-agar-bisa-cepat-punya-anak-1656500984071" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">8 Ciri Sperma yang Sehat Agar Bisa Cepat Punya Anak</a>
<h4>2. Berolahraga</h4>
Luangkanlah waktu satu hingga tiga kali seminggu untuk berolahraga. Anda bisa memulainya dengan joging, bersepeda, atau bermain futsal bersama teman-teman.
Olahraga telah terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan kadar testosteron dan fertilitas. 
Penelitian memperlihatkan, pria yang berolahraga teratur memiliki kadar testosteron lebih tinggi dan kualitas cairan semen yang lebih baik. Ini dibandingkan pria yang tidak berolahraga.
<h4>3. Turunkan Berat Badan</h4>
Sobat Altea tahu tidak, berat badan ternyata menjadi salah satu faktor penting dalam hal kesuburan. 
Penelitian menunjukkan, obesitas pada pria berkaitan erat dengan penurunan kadar testosteron, protein pengikat hormon seksual, dan dapat meningkatkan kadar estrogen.
Masalah infertilitas akan semakin pelik bila jumlah sperma dalam air mani yang dikeluarkan saat ejakulasi ternyata sedikit atau sama sekali tidak ada. 
<h4>4. Pola Makan Sehat</h4>
Agar sperma berkualitas, Anda dapat mengonsumsi berbagai makanan yang sehat dan tinggi nutrisi. 
Pastikanlah menu makanan Anda mengandung vitamin C, antioksidan, dan lemak tak jenuh. Beberapa contohnya adalah daging sapi, susu, dan keju.
<h4>5. Berhenti Merokok</h4>
Bagi Anda yang masih sering merokok, ada baiknya untuk menghentikan kebiasaan tersebut mulai dari sekarang.
Menurut studi yang dipublikasikan European Urology, merokok bisa berdampak buruk pada kualitas sperma, antara lain pada volume air mani, jumlah sperma, dan pergerakan sperma.
<h4>6. Berhenti Minum Alkohol</h4>
Selain merokok, kebiasaan meminum alkohol juga dapat mempengaruhi kualitas sperma, lo! Sebab, minum alkohol berlebihan bisa menurunkan kadar testosteron dan menurunkan kualitas semen.
Sementara penelitian lain memperlihatkan bahwa anak-anak laki-laki terpapar alkohol saat masih dalam kandungan ibunya memiliki konsentrasi sperma yang rendah.
<h4>7. Perhatikan Penggunaan Obat</h4>
Cara lain untuk meningkatkan kualitas sperma adalah menghindari penggunaan obat tanpa resep dokter.


 Melansir Medical News Today, beberapa jenis obat yang memengaruhi kualitas sperma adalah: 
<ul>
 <li>antibiotik</li>
 <li>
 antiinflamasi</li>
 <li>
 antipsikotik</li>
 <li>
 obat penghilang rasa nyeri</li>
 <li>
 antidepresan</li>
</ul>
Jangan ragu juga untuk bertanya pada dokter saat mendapat resep obat, apakah obat tersebut dapat berpengaruh pada kualitas sperma Anda.
Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/10-makanan-yang-dilarang-untuk-ibu-hamil-hati-hati-keguguran-1648176703539" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">10 Makanan Yang Dilarang Untuk Ibu Hamil. Hati-Hati Keguguran!</a> 

<h4>8. Konsumsi Vitamin dan Suplemen</h4>
Menurut studi, pria yang kekurangan vitamin D dapat memiliki level testosteron yang rendah. Sementara itu, mengutip Medical News Today, kualitas sperma juga dapat ditingkatkan dengan suplemen yang mengandung vitamin D.
Selain itu, Anda juga harus memperbanyak kadar kalsium dalam tubuh. Sebab, penelitian membuktikan bahwa kekurangan kalsium dapat mengurangi jumlah sperma.
Itulah sejumlah cara meningkatkan kualitas sperma.
Bila Anda mengalami gangguan pada alat reproduksi, masalah infertilitas, atau ingin segera memiliki anak, coba lakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis fertilitas Klinik mBrio yang ada di AlteaCare.
Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">AlteaCare </a>dan segera buat janji dengan dokter andalan!
 
 
 
Sumber:
<ul>
 <li>Nargund, V. H. (2015). Effects of psychological stress on male fertility. Nature Reviews Urology, 12(7), 373-382.</li>
 <li>
 Santos, M., Rodríguez-González, G. L., Ibáñez, C., Vega, C. C., Nathanielsz, P. W., &amp; Zambrano, E. (2015). Adult exercise effects on oxidative stress and reproductive programming in male offspring of obese rats. American Journal of Physiology-Regulatory, Integrative and Comparative Physiology, 308(3), R219-R225.</li>
 <li>
 Medical News Today. Diakses pada Mei 2022. What are the best ways to increase sperm count?</li>
 <li>
 The University of Chicago Medicine. Diakses pada Mei 2022. Don't make the mistake of letting a diet kill sperm</li>
 <li>
 Sharma, R., Harlev, A., Agarwal, A., &amp; Esteves, S. C. (2016). Cigarette smoking and semen quality: a new meta-analysis examining the effect of the 2010 World Health Organization laboratory methods for the examination of human semen. European urology, 70(4), 635-645.</li>
 <li>
 Sansone, A., Di Dato, C., de Angelis, C., Menafra, D., Pozza, C., Pivonello, R., ... &amp; Gianfrilli, D. (2018). Smoke, alcohol and drug addiction and male fertility. Reproductive biology and endocrinology, 16(1), 1-11.</li>
</ul>

8 Cara Meningkatkan Kualitas Sperma. Pria Wajib Tahu!

Ciri sperma yang sehat ditentukan oleh bentuk, jumlah, dan pergerakannya - AlteaCare | Foto: Envato

Faktor kesuburan seorang pria ditentukan oleh kualitas spermanya. Ada beberapa kriteria yang perlu dipenuhi untuk bisa menyatakan bahwa seorang pria memiliki sperma yang sehat.Syarat utama sperma yang sehat adalah tersedia dalam jumlah cukup, sehingga dapat membuahi sel telur. Sebab, jika jumlahnya tidak banyak, peluang terjadinya kehamilan pun makin kecil.Tapi, sebenarnya bukan itu saja ciri-ciri sperma yang bisa digolongkan sehat. Jika memang berencana ingin memiliki keturunan, pria perlu juga memerhatikan beberapa aspek lain terkait dengan kesehatan spermanya.Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!<h2>8 Ciri Sperma Sehat yang Perlu Dimiliki Pria</h2>Seorang pria dapat dikatakan subur dan spermanya berkualitas jika memiliki ciri-ciri berikut ini:<h4>1. Jumlah Sperma</h4>Ciri-ciri sperma sehat yang pertama adalah jumlahnya yang cukup untuk pembuahan. Menurut Healthline, jumlah sperma lelaki normal adalah 15 juta per mililiter air mani.Semakin banyak jumlahnya, semakin tinggi pula kemungkinan sperma dapat membuahi sel telur.Untuk mengetahui jumlah sperma yang dimiliki, Anda harus melakukan tes kesuburan di laboratorium.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/test-pack-positif-belum-tentu-hamil-begini-cara-mengetahuinya-1639634245220" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Test Pack Positif Belum Tentu Hamil, Begini Cara Mengetahuinya</a> 
<h4>2. Bentuk Sperma</h4>Selain jumlah, sperma juga memiliki bentuk kepala oval dan ekor yang panjang.Sebenarnya, faktor bentuk sperma tidak sekrusial jumlah sperma dalam proses pembuahan. Menurut jurnal Human Reproduction Update dari Oxford University, pembuahan masih bisa terjadi meski bentuk sperma tidak ideal (teratozoospermia).Hanya saja, semakin banyak Anda memiliki sperma dalam bentuk ideal, tentunya kemungkinan terjadinya kehamilan semakin tinggi.<h4>3. Pergerakan Sperma</h4>Ciri sperma yang subur selanjutnya bisa dilihat dari pergerakannya. Mengutip Healthline, tidak semua sperma dapat bergerak secara efektif sehingga dapat bertemu dengan sel telur. Dari sekian banyak sperma yang masuk melalui leher rahim, hanya sedikit yang bisa berenang hingga mencapai sel telur. Dan, hanya sedikit pula yang akhirnya bisa menyebabkan terjadinya pembuahan sel telur dan kehamilan.<h4>4. Kekentalan Air Mani</h4>Air mani atau semen adalah cairan berwarna putih yang dikeluarkan saat ejakulasi. Di dalam air mani tersebut umumnya terdapat sperma. Semakin kental air mani, semakin tinggi peluang sperma untuk mencapai sel telur. Tingkat kekentalan air mani berkaitan dengan protein bernama semenogelin. Protein ini diproduksi oleh vesikula seminalis, sepasang kelenjar yang terletak di belakang kantung kemih.<h4>5. Dapat Mencair</h4>Dalam dunia medis, hal ini dikenal dengan istilah "likuifikasi". Likuifikasi adalah proses pencairan gumpalan sperma dalam waktu 30 menit setelah ejakulasi.Gumpalan sperma tersebut dapat mencair karena mengandung enzim fibrinolitik yang dihasilkan prostat. Sementara itu, gumpalan sperma yang tidak mencair berkaitan dengan tidak adanya vasa deferentia (saluran pengangkut air mani dari testis) dan vesikula seminalis. Kondisi ini kerap terjadi bila ada peradangan pada prostat dan vesikula seminalis.<h4>6. Volume Air Mani 
</h4>Menurut beberapa penelitian, salah satu indikator sperma sehat juga ditentukan dari volume semen atau air mani saat ejakulasi.Sejumlah peneliti menyebut bahwa volume rata-rata spermatozoid pada pria adalah sekitar 2,5-3,5 ml. Namun, ada pula yang mengatakan bahwa volume sperma yang normal adalah 1 ml-5 ml.<h4>7. Bau Air Mani</h4>Salah satu pertanda sperma yang sehat adalah tidak berbau amis. Para pakar WHO menyebutkan, sperma yang berkualitas memiliki aroma yang khas seperti pohon akasia.Sementara bila sperma memiliki bau seperti amis dan busuk, ada kemungkinan terdapat infeksi atau parasit yang bersarang di dalam tubuh.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/konten/kategori/Kehamilan%20dan%20Kesehatan%20Reproduksi/artikel/promil-alami-di-usia-matang-apa-saja-harus-dipersiapkan-1639361715281" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Promil Alami di Usia Matang, Apa Saja Harus Dipersiapkan	</a> 
<h4>8. Tingkat Keasaman Sperma</h4>Menurut standar WHO, tingkat keasaman atau pH sperma normal adalah 7,2 hingga 7,8. Jika tingkat keasaman lebih dari itu, ada kemungkinan bahwa Anda mengalami infeksi.Sementara, jika tingkat keasaman lebih rendah dari 7,0 disertai azoospermia (tidak ada sperma dalam air mani), ada kemungkinan Anda mengalami gangguan pada organ di sekitar testis.Itulah ciri-ciri sperma sehat yang harus diketahui para pria.Bila Anda mengalami gangguan organ reproduksi, masalah infertilitas, atau ingin segera memiliki momongan, jangan ragu untuk lakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis fertilitas Klinik mBrio di AlteaCare.Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">AlteaCare </a>dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>Healthline. Diakses pada Mei 2022. The 7-Step Checklist to Healthy, Fertile Sperm</li><li>
W. Ombelet, R. Menkveld, T.F. Kruger, O. Steeno. (1995). Article Navigation</li><li>
Ombelet, W., Menkveld, R., Kruger, T. F., &amp; Steeno, O. (1995). Sperm morphology assessment: historical review in relation to fertility. Human Reproduction Update, 1(6), 543-557.</li><li>
Live Science. Diakses pada Mei 2022. Sperm don't swim anything like we thought they did, new study finds </li><li>
Invitra. Diakses pada Mei 2022. How does semen density affect fertility? </li><li>
Fertilitypedia. Diakses pada Mei 2022. Non-Liquefaction of The Semen</li><li>
Haugen, T. B., &amp; Grotmol, T. (1998). pH of human semen. International journal of andrology, 21(2), 105–108</li><li>
Healthline. Diakses pada Juni 2022. Is It Normal for Semen to Smell?</li></ul>

8 Ciri Sperma yang Sehat Agar Bisa Cepat Punya Anak

Hormon estrogen adalah salah satu hormon terpenting buat wanita - AlteaCare | Foto: Envato

Salah satu hormon yang paling penting untuk kehidupan wanita adalah hormon estrogen. Estrogen mempengaruhi setiap fase kehidupan wanita, mulai dari menstruasi hingga masa kehamilan.Hormon estrogen berperan dalam pertumbuhan fisik perempuan. Pertumbuhan payudara dan rambut di sekitar alat vital wanita pun dipengaruhi oleh estrogen.Selain itu, hormon ini juga berfungsi menjaga kesehatan organ lainnya, mulai dari tulang hingga fungsi jantung.Sebenarnya, estrogen tidak hanya dimiliki oleh wanita. Pria pun memiliki estrogen di dalam tubuhnya. Namun, jumlah estrogen dalam tubuh wanita lebih banyak.Sehari-hari kita mungkin hanya mendengar satu istilah hormon estrogen, tapi estrogen itu terdiri atas beberapa jenis. Sobat Altea ingin tahu apa saja? Yuk simak uraian lengkap seputar jenis hormon estrogen dan fungsinya berikut ini!<h2>Ini Dia Jenis-jenis Hormon Estrogen</h2>Berikut ini adalah tiga jenis hormon estrogen yang perlu diketahui beserta fungsinya bagi tubuh:<h4>1. Estron</h4>Estron adalah jenis estrogen yang dihasilkan oleh plasenta selama kehamilan dan juga dihasilkan oleh jaringan lemak. Sejumlah kecil estron juga dihasilkan oleh jaringan otot.Estron adalah estrogen utama bagi wanita setelah menopause. Meski merupakan jenis estrogen yang paling lemah, estron turut berperan dalam perkembangan fungsi seksual wanita dan kesehatan reproduksi.Jika kadar estron berlebih atau kekurangan, akan menyebabkan berbagai gangguan, semisal perdarahan, kelelahan, dan mood swing.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/infografik-yuk-kenali-siklus-menstruasi-anda-1646621454534" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">INFOGRAFIK: Yuk, Kenali Siklus Menstruasi Anda!</a> 
<h4>2. Estradiol</h4>Sementara itu, estradiol dihasilkan oleh ovarium dan kelenjar adrenal dan merupakan jenis estrogen yang paling kuat. Pada wanita, estradiol sangat berperan dalam sistem reproduksi. Selama siklus menstruasi, estradiol bertugas melepaskan sel telur dan menebalkan lapisan rahim agar memungkinkan terjadinya pembuahan. Seiring pertambahan usia, estradiol akan menurun dan saat menopause jumlahnya akan semakin sedikit. Dan ketika ovarium sudah tidak dapat memproduksi estradiol, tugas ini dilakukan oleh kelenjar adrenal.Saat tubuh kekurangan estradiol, pertumbuhan tulang dapat terganggu dan orang dewasa dapat mengalami osteoporosis. Sementara, remaja putri dengan kadar estradiol rendah dapat mengalami pubertas yang terlambat. Gangguan seperti mood swing juga sering dihubungkan dengan rendahnya estradiol.Dalam kondisi sebaliknya, saat jumlahnya berlebihan Anda jadi lebih berisiko terhadap kanker rahim dan kanker payudara. Selain itu, kelebihan estradiol juga kerap dikaitkan dengan tumbuhnya jerawat, konstipasi, kehilangan gairah seksual, dan depresi.<h4>3. Estriol</h4>Estriol adalah jenis hormon estrogen yang dihasilkan plasenta selama kehamilan dan sering disebut sebagai estrogen kehamilan. Estriol bertugas membantu perkembangan rahim dan menyiapkan tubuh untuk bersalin. Biasanya, jumlah estriol akan memuncak menjelang persalinan. Setelah menopause, jenis estrogen ini tidak lagi banyak berperan.<h2>Kapan Banyak, Kapan Sedikit?</h2>Jumlah estrogen dalam tubuh kita dapat berubah-ubah. Dan, fluktuasi estrogen ini dapat berpengaruh pada kondisi tubuh kita. Lalu, faktor apa saja yang berpengaruh terhadap jumlah estrogen? Berikut adalah beberapa di antaranya:&nbsp;<ul><li>Kehamilan</li><li>
Pubertas</li><li>
Menopause</li><li>
Pertambahan usia</li><li>
Obesitas atau kelebihan berat badan</li><li>
Diet ekstrem</li><li>
Olahraga berat</li><li>
Penggunaan obat tertentu</li><li>
Penyakit bawaan, semisal sindrom Turner</li><li>
Tekanan darah tinggi</li><li>
Diabetes</li><li>
Kelenjar hipofisis kurang aktif</li><li>
Sindrom ovarium polikistik</li><li>
Tumor</li></ul>
<h2>Ini yang Terjadi Jika Tubuh Kelebihan Estrogen</h2>Hormon estrogen dapat berguna untuk tubuh kita jika berada dalam kadar yang seimbang. Jika jumlahnya berlebih, estrogen akan meningkatkan risiko munculnya berbagai gangguan seperti berikut ini:&nbsp;<ul><li>
Menstruasi tidak teratur</li><li>
Berat badan bertambah</li><li>
Tubuh terasa lemah</li><li>
Fibroid</li><li>
Tekanan darah tinggi</li><li>
Pembekuan darah</li><li>
Hipokalsemia (kekurangan kalsium)</li><li>
Kanker payudara</li><li>
Kanker serviks</li></ul>Supaya kadar estrogen tidak terlalu tinggi, beberapa tips berikut bisa Anda lakukan untuk menurunkan kadarnya:&nbsp;<ul><li>
Mengonsumsi makanan berserat, semisal sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan lain-lain</li><li>
Mengurangi konsumsi daging merah yang dapat memicu produksi estrogen</li><li>
Berolahraga untuk mengurangi kadar lemak dalam tubuh</li><li>
Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat olahan</li><li>
Mengurangi konsumsi alkohol karena dapat berdampak buruk pada perkembangan hormon</li></ul>Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/6-fakta-menarik-seputar-hormon-estrogen-pria-juga-punya-lo-1654181885544" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">6 Fakta Menarik Seputar Hormon Estrogen. Pria Juga Punya, Lo!</a> 
<h2>Ini yang Terjadi Jika Tubuh Kekurangan Estrogen</h2>Sementara, jika kekurangan estrogen, tubuh kita dapat mengalami beberapa gangguan berikut ini:&nbsp;<ul><li>
Menstruasi tidak lancar</li><li>
Kemandulan</li><li>
Tulang lemah dan meningkatkan risiko osteoporosis</li><li>
Rasa nyeri saat berhubungan intim</li><li>
Sensasi panas selama masa menopause</li><li>
Depresi</li><li>
Peningkatkan infeksi saluran kemih</li></ul>Untuk mengatasi kondisi kekurangan estrogen, Anda bisa melakukan beberapa cara berikut:&nbsp;<ul><li>
Mengonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen (senyawa mirip estrogen), semisal kacang kedelai, biji rami, dan biji wijen</li><li>
Mengonsumsi vitamin B dan D</li><li>
Mengonsumsi makanan atau vitamin yang mengandung mineral boron dan dehydroepiandrosterone</li><li>
Mengonsumsi suplemen herbal yang mengandung chasteberry, semanggi merah, red clover, dan dong quai</li><li>

Itulah penjelasan seputar jenis-jenis hormon estrogen, fungsi, serta cara menjaganya agar tetap seimbang.</li></ul>Bila Anda punya masalah dengan hormon estrogen yang tidak seimbang, jangan ragu untuk lakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis di AlteaCare.Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">AlteaCare </a>dan segera buat janji dengan dokter andalan! 
 Sumber: <ul style=""><li style="">
Welch, C. (2011). Balance Your Hormones, Balance Your Life: Achieving Optimal Health and Wellness Through Ayurveda, Chinese Medicine, and Western Science. Da Capo Lifelong Books.</li><li style="">
Cleveland Clinic. Diakses pada April 2022. Estrone</li><li style="">
Endocrine Society. Diakses pada April 2022. Reproductive Hormones</li><li style="">
Medical News Today. Diakses pada April 2022. Everything you need to know about estrogen</li><li style="">
News Medical. Diakses pada April 2022. Estrogen Function</li><li style="">
Benjamin J. Delgado dan Wilfredo Lopez-Ojeda. (2022). Estrogen. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.</li><li style="">
Medical News Today. Diakses pada April 2022. High Estrogen</li><li style="">
Medical News Today. Diakses pada April 2022. What happens when estrogen levels are low?</li><li style="">
Healthline. Diakses pada April 2022. 12 Natural Ways to Boost Estrogen in Your Body</li><li style="">
Healthline. Diakses pada April 2022. How Your Diet Can Affect Estrogen Levels</li></ul>

Mengenal Hormon Estrogen dan Fungsinya. Wanita Wajib Tahu!

Tidak menjaga kebersihan hewan peliharaan di rumah bisa berdampak buruk bagi kesehatan ibu hamil - AlteaCare | Foto: Envato

Sobat Altea yang perempuan sebaiknya sangat hati-hati dalam merawat hewan peliharaan di rumah selama hamil. Bila kurang menjaga kebersihan, salah-salah kesayangan Anda ini malah bisa membahayakan kesehatan ibu hamil.Ada banyak aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari bersama hewan peliharaan di rumah. Mulai dari memberi makan, mengajak bermain, atau mengelus-elus bulu maupun membersihkan tubuhnya.Keberadaan hewan kesayangan bisa membuat kita jadi terhibur sekaligus bisa meredakan stres. Kita pun bisa punya teman main yang menyenangkan. Namun, jangan abai. Kita juga harus memerhatikan kebersihan hewan. Ini penting, terutama bila Anda sekarang sedang hamil. Sebab, kuman dan kotoran yang ada di bulu hewan peliharaan dapat dengan mudah menyebarkan penyakit pada ibu hamil.Lalu, risiko apa saja yang bisa terjadi jika memelihara hewan saat hamil? Simak uraian lengkapnya di bawah ini!Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/6-manfaat-sehat-punya-hewan-peliharaan-bisa-perbaiki-mood-1649904471474" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">6 Manfaat Sehat Punya Hewan Peliharaan. Bisa Perbaiki Mood!</a> 
<h2>7 Risiko Memelihara Hewan Saat Hamil</h2>Berikut ini adalah beberapa penyakit yang bisa ditularkan dari hewan peliharaan ke ibu hamil:<h4>1. Klamidia (chlamydia)</h4>Bakteri Chlamydia abortus yang kerap menempel pada kucing dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalami keguguran atau janinnya meninggal dalam kandungan.Gejalanya sering tidak terlihat. Namun, dalam beberapa kasus wanita yang terinfeksi bakteri ini dapat mengalami keputihan yang tidak normal, perdarahan setelah berhubungan intim, atau terasa sensasi gatal atau panas saat buang air kecil.<h4>2. Toksoplasmosis</h4>Infeksi toksoplasmosis disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, yang biasanya terdapat di kotoran kucing.Paparan infeksi ini dapat berdampak buruk bagi janin di dalam kandungan, bahkan bisa menyebabkan kematian.Adanya komplikasi penyakit lainnya yang dimiliki ibu hamil, seperti gangguan AIDS atau pernah menjalani transplantasi organ, dapat memperparah infeksi toksoplasmosis.<h4>3. Demam Q</h4>Ibu hamil yang tinggal di sekitar peternakan perlu waspada. Begitu juga bila Anda atau tetangga di sekitar memiliki kandang kambing.Pasalnya, demam Q disebabkan oleh infeksi bakteri Coxiella burnetti yang kerap terdapat pada hewan ternak, semisal domba dan kambing.Demam Q sering kali tanpa gejala. Risiko terburuk dari penyakit ini adalah kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, atau bumil mengalami keguguran.<h4>4. Listeriosis</h4>Selain disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes yang terdapat dalam makanan hewan, penularan listeriosis juga dapat berasal dari kontak dengan hewan peliharaan.Pada ibu hamil, listeriosis dapat menyebabkan keguguran dan bayi lahir prematur. Sementara, pada bayi yang baru lahir, infeksi bakteri ini dapat menyebabkan penyakit septikemia dan meningitis dengan risiko kematian yang cukup tinggi.<h4>5. Salmonellosis</h4>Salmonellosis berasal dari infeksi bakteri salmonella, yang banyak terdapat pada makanan yang tidak higienis dan juga hewan peliharaan.Paparan infeksi dapat membuat bumil mengalami demam, diare, muntah-muntah, dan nyeri perut. Dalam kasus langka, bakteri ini juga dapat menyebabkan infeksi berdarah atau bakteremia, dan meningitis.Ibu hamil yang terinfeksi dapat menularkan bakteri salmonella pada janinnya. Karena itu, Sobat Altea harus waspada, ya!<h4>6. Rabies</h4>Rabies dapat menular ke manusia melalui air liur hewan yang terinfeksi virus rabies. Gejala yang dialami saat terinfeksi virus ini di antaranya adalah demam, menggigil, dan otot menjadi lemah. Bila berdampak pada otak, penderitanya bisa mengalami gangguan seperti bingung, mudah cemas, dan sulit tidur.Menurut penelitian, infeksi rabies pada ibu hamil dapat menyebabkan kematian dan gangguan kesehatan pada janin.Bila Anda terkena gigitan anjing peliharaan, segera bersihkan luka di bawah air mengalir dan dengan sabun selama 15 menit. Setelahnya, pergilah ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan vaksin anti-rabies (VAR). Beberapa penelitian menunjukkan, pemberian vaksin anti-rabies aman untuk ibu hamil dan tidak menimbulkan efek samping yang merugikan.Sementara itu, laporkan pada dinas kesehatan hewan, untuk memastikan anjing yang menggigit diperiksa kondisi kesehatannya.<h4>7. Lymphocytic Choriomeningitis</h4>Penyakit ini disebabkan oleh lymphocytic choriomeningitis virus (LCMV), yang banyak hinggap pada hewan pengerat seperti hamster dan marmut.Secara umum, gejala awal infeksi penyakit ini sama seperti flu dan dapat sembuh dalam waktu cepat. Namun, dalam beberapa kasus parah, virus LCMV dapat menyebabkan gangguan saraf, semisal meningitis dan kelumpuhan. Pada ibu hamil, infeksi ini bisa meningkatkan risiko keguguran, bayi meninggal dalam kandungan, dan kelainan bawaan lainnya.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/mengatasi-alergi-saat-hamil-jangan-langsung-minum-obat-1647354942986" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Mengatasi Alergi Saat Hamil. Jangan Langsung Minum Obat!</a><h2>Tips Memelihara Hewan Saat Hamil</h2>Sebenarnya, ibu hamil boleh saja memelihara hewan, semisal anjing, kucing, hamster, dan lain-lain. Namun, Anda harus memperhatikan kebersihannya.Ikuti tips ini untuk menghindari risiko penularan penyakit dari hewan peliharaan:<h4>1. Saat menangani hewan peliharaan</h4><ul><li>Mintalah bantuan suami atau anggota keluarga lain untuk membersihkan kotoran hewan</li><li>
Jaga jarak bila ada hewan kesayangan Anda yang cenderung agresif</li><li>
Selalu cuci tangan setelah berinteraksi dengan hewan peliharaan</li></ul><h4>2. Perhatikan kesehatan hewan peliharaan</h4><ul><li>Bawalah hewan kesayangan ke dokter hewan secara rutin agar diperiksa kesehatannya dan mendapatkan vaksin yang dibutuhkan, misalnya vaksin rabies</li><li>
Mandikan hewan peliharaan secara berkala</li><li>
Memberikan makanan bernutrisi dan vitamin bila dibutuhkan</li></ul><h4>3. Jaga kebersihan kandangnya</h4><ul><li>Bersihkan kandang secara rutin dan semprot dengan disinfektan bila perlu</li><li>
Letakkan kotak pasir tempat buang air peliharaan di area luar rumah, seperti teras atau taman</li><li>
Biasakan untuk membersihkan kotorannya setiap hari</li><li>
Bila memelihara kucing, sebisa mungkin jaga agar tetap di dalam rumah</li></ul>Itulah risiko memelihara hewan saat hamil dan tips untuk mencegahnya.Sobat Altea yang mengalami gangguan kesehatan saat hamil dapat melakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis di AlteaCare.Yuk unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">AlteaCare </a>dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada April 2022. STDs during Pregnancy – CDC Fact Sheet (Detailed)</li><li>
UK Government. Diakses pada April 2022. Pregnancy: advice on contact with animals that are giving birth</li><li>
Sert, U. Y., Ozgu-Erdinc, A. S., Gokay, S., &amp; Engin-Ustun, Y. (2019). Toxoplasma screening results of 84587 pregnant women in a tertiary referral center in Turkey. Fetal and Pediatric Pathology, 38(4), 307-316.</li><li>
Very Well Family. Diakses pada April 2022. Pets and Pregnancy </li><li>
Fayaz, A., Simani, S., Fallahian, V., Eslamifar, A., Hazrati, M., Farahtaj, F., ... &amp; Biglari, P. (2012). Rabies antibody levels in pregnant women and their newborns after rabies post-exposure prophylaxis. Iranian Journal of Reproductive Medicine, 10(2), 161.</li><li>
School of Public Health University of Michigan. Diakses pada April 2022. Can Pets and Pregnancy Go Together?</li><li>
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada April 2022. Parasites - Toxoplasmosis (Toxoplasma infection)</li></ul>

7 Risiko Memelihara Hewan Saat Hamil dan Tips Mencegahnya

Berolahraga bisa membantu ibu hamil tetap sehat sekaligus sebagai persiapan persalinan - AlteaCare | Foto: Envato

Kelebihan berat badan dapat berbahaya bagi ibu hamil, terutama menjelang proses bersalin. Untuk itu, dokter sering menganjurkan olahraga untuk ibu hamil.Meluangkan waktu sedikit saja untuk berolahraga dapat membantu bumil lebih sehat, terutama saat di minggu-minggu terakhir kehamilannya. Aktivitas fisik sangat disarankan bila ibu termasuk yang mengalami pertambahan berat badan cukup tinggi selama hamil.Menurut penelitian, kelebihan berat badan saat hamil dapat berdampak pada pertumbuhan janin yang tidak normal. Beberapa risiko yang dapat dialami ibu hamil yang kelebihan berat badan adalah makrosomia (ukuran bayi terlalu besar) dan neural tube defects (NTD).NTD adalah kelainan struktur otak, tulang belakang, atau ruas tulang belakang akibat gagalnya penutupan lempeng saraf.Selain itu, pertambahan berat badan tidak terkendali saat hamil juga bisa memicu gangguan serius lainnya, seperti diabetes gestasional dan preeklampsia.Lalu, bagaimana cara menjaga tubuh tetap sehat selama hamil?Yuk, coba lakukan olahraga untuk ibu hamil berikut ini!Baca juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/cegah-diabetes-kehamilan-bumil-perlu-lakukan-3-hal-ini-1653317052966" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Cegah Diabetes Kehamilan, Bumil Perlu Lakukan 3 Hal Ini!</a> 
<h2>7 Olahraga Untuk Ibu Hamil yang Aman</h2>Bumil bisa pilih beberapa jenis olahraga ini untuk dilakukan secara rutin setiap hari:<h4>1. Pose kucing</h4>Dengan semakin besarnya ukuran perut, tentu Anda juga dapat merasakan nyeri di bagian punggung. Nah, salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan melakukan pose yoga berikut.Pose kucing ini dapat membantu meredakan nyeri punggung dan aman untuk dilakukan pada trimester kedua maupun ketiga. Berhentilah bila pose ini terasa tidak nyaman.Caranya:<ol><li>Ambil posisi seperti mau merangkak di atas matras. Kedua kaki sejajar dan terbuka sedikit, lalu kedua telapak tangan di bawah bahu dan sejajar dengan kaki. Bila Anda punya keluhan carpal tunnel syndrome, posisi kedua tangan dapat mengepal, dengan buku-buku jari sebagai tumpuan di matras</li><li>
Ambil napas, lalu embuskan sambil membuat gerakan seperti kucing yang meregangkan tubuhnya yaitu lengkungkan punggung ke arah atas</li><li>
Arahkan kepala ke antara kedua bahu dan tarik bokong Anda sedikit ke arah perut</li><li>
Tahan beberapa detik, lalu kembali ke posisi biasa </li></ol><h4>2. Jalan Santai</h4>Selama hamil, sempatkan untuk berjalan-jalan di pagi atau sore hari. Menurut penelitian, jalan santai dapat meningkatkan kesehatan kandungan. 
Menurut Journal of Sport and Health Science, berjalan kaki dapat menurunkan risiko bayi lahir dengan berat terlalu rendah. Sebaliknya, aktivitas ini juga dapat menurunkan risiko makrosomia.Untuk durasinya, Anda bisa tentukan sesuai kondisi dan anjuran dokter spesialis yang menangani Anda. Umumnya, ibu hamil direkomendasikan berjalan kaki 30 menit per hari.<h4>3. Berenang</h4>Berenang adalah aktivitas alternatif jika Anda mengalami nyeri punggung saat mencoba jenis olahraga lainnya.Melansir dari March of Dimes, berenang dapat membantu pertumbuhan bobot janin dan menjaga detak jantung Anda tetap normal.Selain itu, berenang merupakan olahraga yang ringan untuk memperkuat sendi dan otot Anda.<h4>4. Yoga</h4>Selain melakukan peregangan sederhana seperti pose kucing, Anda juga bisa ikut kelas khusus yoga untuk ibu hamil. Dalam latihan ini, Anda akan belajar mengatur pernapasan sekaligus meredakan rasa sakit di bagian-bagian yang sering terasa kurang nyaman selama kehamilan. Secara keseluruhan, latihan juga bisa meningkatkan kualitas hidup selama kehamilan. Adanya sesi meditasi di akhir latihan bisa membantu meredakan stres, rasa cemas, dan depresi selama hamil.<h4>5. Latihan Dengan Bola Gym</h4>Punya bola gym di rumah? Anda bisa memanfaatkannya untuk berolahraga selama hamil.Latihan dengan bola ini dapat mengurangi tekanan pada punggung bagian bawah dan panggul. Dengan begitu, Anda bisa lebih rileks selama proses kehamilan.Mintalah bantuan pasangan untuk melakukan latihan ini bila Anda belum pernah mencobanya.Langkah-langkahnya:<ol><li>Carilah bola gym yang sesuai dengan tubuh Anda. Caranya, pastikan posisi pinggul Anda saat duduk lebih tinggi daripada kedua lutut.</li><li>
Temukan posisi yang senyaman mungkin. Buka kedua kaki Anda sedikit, sehingga bobot badan terbagi secara merata.</li><li>
Dalam posisi duduk, gerak-gerakkan panggul Anda sedikit ke depan dan belakang. Lakukan ini perlahan tanpa mengubah posisi bahu.</li><li>
Setelah itu, gerakkan panggul Anda ke samping kiri dan kanan</li><li>
Kemudian, cobalah gerakan memutar</li><li>
Ulangi gerakan ini sebanyak 10 kali</li></ol><h4>6. Sepeda Statis</h4>Jika gemar bersepeda, cobalah berolahraga sepeda statis selama hamil. Bersepeda dengan cara ini lebih aman dibandingkan bersepeda di luar rumah.Selain itu, bersepeda menggunakan sepeda statis juga dapat meningkatkan energi Anda dan mengurangi nyeri pada punggung.University of Maryland Medical Center juga merekomendasikan olahraga satu ini untuk ibu hamil. Latihan dengan sepeda statis disebutkan para ahli dapat meningkatkan kekuatan ibu hamil dalam menghadapi persalinan. <h4>7. Senam Ibu Hamil</h4>Kegiatan senam hamil ini banyak diselenggarakan, misalnya saja di klinik maupun rumah sakit bersalin. Ini dikarenakan senam hamil dapat membantu Anda menjalani proses kehamilan dan sebagai persiapan menjelang persalinan.Menurut studi, senam hamil juga cukup efektif dalam mengurangi rasa nyeri pada sendi dan pinggang selama kehamilan.Selain itu, senam juga dapat mengatasi beragam masalah pada ibu hamil, semisal keram kaki, nyeri punggung, kenaikan berat badan, dan lain-lain.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/9-penyebab-ibu-hamil-mengalami-sembelit-stres-termasuk-1654869757842" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">9 Penyebab Ibu Hamil Mengalami Sembelit. Stres Termasuk!</a> 
<h2>Olahraga yang Harus Dihindari</h2>Tidak semua olahraga cocok untuk ibu hamil. Berikut ini adalah jenis olahraga yang tidak disarankan untuk dilakukan selama kehamilan:<ul><li>Olahraga permainan (sepakbola, bola basket, bola voli, dan lain-lain)</li><li>
Olahraga dengan risiko terjatuh (ski, skateboard, berkuda, dan lain-lain)</li><li>
Olahraga bisa menyebabkan trauma pada perut, termasuk menuntut Anda berubah gerakan dengan cepat</li><li>
Olahraga atau latihan membuat Anda harus melompat</li><li>
Sit up dan push up</li><li>
Olahraga yang mengharuskan Anda telentang lebih dari tiga menit</li><li>
Olahraga dalam cuaca panas dan lembap</li><li>
Menyelam</li></ul>
Itulah sejumlah olahraga untuk ibu hamil yang aman dan beberapa aktivitas yang harus dihindari.Bila Ibu mengalami keluhan selama kehamilan, jangan ragu untuk lakukan telekonsultasi dengan spesialis kehamilan dan kandungan di AlteaCare. Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">AlteaCare </a>dan segera buat janji dengan dokter andalan Anda! Sumber:<ul><li>Leddy, M. A., Power, M. L., &amp; Schulkin, J. (2008). The impact of maternal obesity on maternal and fetal health. Reviews in obstetrics and gynecology, 1(4), 170. </li><li>
Baby Center. Diakses pada Juni 2022. Prenatal yoga: Cat stretch pose</li><li>
Connolly, C. P., Conger, S. A., Montoye, A. H., Marshall, M. R., Schlaff, R. A., Badon, S. E., &amp; Pivarnik, J. M. (2019). Walking for health during pregnancy: a literature review and considerations for future research. Journal of sport and health science, 8(5), 401-411. </li><li>
March of Dimes. Diakses pada April 2022. Exercise During Pregnancy</li><li>
Harvard Health Publishing. Diakses pada April 2022. Yoga in pregnancy: Many poses are safer than once thought</li><li>
University College London Hospitals NHS Foundation Trust. Diakses pada April 2022.Pregnancy fit tips - Ball exercises. Youtube</li><li>
Beachbody on Demand. Diakes pada April 2022. 9 Pregnancy Ball Exercises for Expecting Moms</li><li>
Live Strong. Diakses pada April 2022. Is it Safe to Ride a Stationary Bike When Pregnant?</li><li>
Lawani, M. M., Alihonou, E., Akplogan, B., Poumarat, G., Okou, L., &amp; Adjadi, N. (2003). Effect of antenatal gymnastics on childbirth: a study on 50 sedentary women in the Republic of Benin during the second and third quarters of pregnancy. Cahiers d'études et de recherches francophones/Santé, 13(4), 235-241.</li><li>
Web MD. Diakses pada April 2022. Pregnancy: Exercise During Pregnancy</li></ul>

7 Olahraga Untuk Ibu Hamil yang Paling Aman dan Sehat

Banyak duduk dan jarang bergerak bisa bikin bumil mengalami sembelit - AlteaCare | Foto: Envato

Sembelit atau sulit buang air besar adalah salah satu keluhan yang sering dialami oleh ibu hamil. Bahkan, melansir dari Cleveland Clinic, sekitar 16 hingga 39% ibu hamil mengalami sembelit .Sembelit pada kehamilan umumnya dirasakan pada awal kehamilan, saat kadar progesteron dalam tubuh bumil mulai mengalami peningkatan. Hal ini terjadi pada antara bulan kedua atau ketiga kehamilan. Sejalan dengan usia kehamilan, keluhan ini bisa semakin mengganggu. Ini dikarenakan janin di dalam kandungan terus membesar.Beberapa keluhan yang dirasakan saat mengalami sembelit antara lain adalah sebagai berikut:<ul><li>	Frekuensi buang air besar hanya beberapa kali dalam seminggu</li><li>
	Perut bumil terasa kembung</li><li>
	Saat buang air besar, bumil harus mengejan kuat-kuat </li><li>
	Feses yang dikeluarkan cenderung keras, menggumpal, dan kering</li><li>
	Proses buang air besar menyebabkan rasa sakit</li></ul>Ada banyak hal yang bisa menjadi penyebab ibu hamil mengalami sembelit, bahkan sejak awal hingga akhir kehamilan. Yuk kita simak apa saja penyebabnya berikut ini!Baca juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/6-cara-mengatasi-sembelit-pada-anak-bab-langsung-lancar-1652460475643" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">6 Cara Mengatasi Sembelit pada Anak. BAB Langsung Lancar!</a><h2>Penyebab Ibu Hamil Mengalami Sembelit Saat Hamil</h2>Ada beberapa faktor yang memengaruhi ibu hamil mengalami sembelit, berikut ini di antaranya:<h4>1. Perubahan Hormon</h4>Meningkatnya hormon kehamilan atau progesteron bisa membuat kerja pencernaan jadi tidak seefisien biasanya. Pergerakan sisa-sisa kotoran dari usus hingga dikeluarkan dari tubuh menjadi melambat. Kondisi ini menyebabkan jumlah cairan yang diserap oleh usus jadi meningkat. Akibatnya, feses jadi lebih padat dan sulit dikeluarkan.<h4>2. Tekanan dari janin</h4>Sembelit yang dialami saat kehamilan memasuki trimester akhir umumnya dipengaruhi oleh ukuran janin. Melansir dari Medical News Today, pertumbuhan janin yang semakin besar dapat memberi tekanan pada usus. Akibatnya, kotoran pun sulit dikeluarkan dari usus.<h4>3. Pola makan kurang serat</h4>Sebagian besar masalah sembelit yang dialami ibu hamil berkaitan dengan kurangnya asupan serat melalui makanan sehari-hari. Padahal, serat dapat membantu proses pencernaan sehingga buang air besar pun jadi lebih lancar. Maka dari itu, bumil perlu selalu memastikan mendapatkan asupan serat yang cukup selama kehamilan.<h4>4. Suplemen kehamilan</h4>Untuk menjaga kondisi bumil, dokter biasanya akan menganjurkan untuk mengonsumsi beberapa jenis suplemen. Nah, jenis suplemen yang paling sering diberikan adalah zat besi. Suplemen zat besi dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan janin dan membantu mencegah anemia pada ibu hamil. Studi yang dimuat di Annual Review of Nutrition menyebutkan, rendahnya cadangan zat besi dalam tubuh bumil pada trimester pertama dapat berdampak pada bayi saat lahir. Disebutkan, bayi dapat lahir dengan berat badan rendah, lahir secara prematur, atau berukuran kecil untuk standar ukuran bayi yang dilahirkan pada usia kehamilan tersebut.Sayangnya, menurut American Pregnancy Association, suplemen zat besi punya efek samping, yang salah satunya adalah bisa menyebabkan sembelit pada ibu hamil. Untuk itu, bumil disarankan untuk banyak minum bila harus mengonsumsi suplemen ini.<h4>5. Konsumsi obat-obatan selama hamil</h4>Penyebab sembelit lainnya berasal dari obat-obatan yang harus diminum ibu selama hamil. Obat-obatan yang diresepkan dokter untuk keluhan mual dan muntah, misalnya. Atau, obat antasid untuk mengatasi heartburn atau rasa panas di dada. Keduanya sering diberikan untuk mengatasi keluhan yang dialami bumil, tapi dapat juga menyebabkan sembelit.<h4>6. Stres</h4>Sembelit yang dialami oleh ibu hamil terkadang sifatnya fungsional, karena bisa terjadi tanpa alasan tertentu. Dokter menyebutnya dengan istilah konstipasi fungsional. Jenis sembelit yang satu ini dapat berkaitan dengan tingginya level stres pada bumil. Menurut penelitian yang dimuat di jurnal PloS One, ibu hamil yang terpaksa harus dirawat di rumah sakit akibat kondisi kehamilannya kurang baik, bisa mengalami sembelit.Kondisi ini bisa terjadi karena ada pengaruh perubahan lingkungan. Menurut studi ini, ibu yang hamil pada usia di atas 35 tahun juga lebih berpotensi mengalami stres emosional dibandingkan ibu yang hamil pada usia lebih muda. <h4>7. Riwayat sembelit sebelum hamil</h4>Melansir dari Pregnancy Birth &amp; Baby, ibu yang sejak sebelum hamil sudah sering mengalami konstipasi, kemungkinan akan mengalami gangguan sembelit lebih parah begitu hamil.Maka dari itu, ibu hamil yang sudah punya riwayat sembelit sebelumnya sebaiknya mengubah pola hidup jadi lebih sehat sebelum merencanakan kehamilan. Misalnya, melalui pola makan sehat, banyak minum, dan rajin berolahraga. Hal ini bisa membantu supaya Anda bisa buang air besar lebih teratur dan tanpa masalah.<h4>8. Jarang bergerak</h4>Melansir dari Medical News Today, orang yang jarang berolahraga dan menghabiskan lebih banyak waktunya untuk duduk-duduk atau rebahan bisa lebih berpeluang untuk mengalami sembelit. Hal ini juga berlaku bagi para ibu hamil. Studi yang dipublikasikan di jurnal PloS One menyebutkan, gangguan buang air besar yang mungkin sudah sering dialami sejak sebelum kehamilan bisa makin parah saat hamil. Semakin parahnya kondisi ini bisa dikarenakan ibu mengurangi aktivitas fisiknya selama kehamilan. Sementara itu, menurut studi, ibu hamil yang mengonsumsi buah-buahan dan sayuran, serta rajin berolahraga cenderung terhindar dari gangguan sembelit atau konstipasi.<h4>9. Berat badan ibu hamil</h4>Temuan lain yang dipaparkan di studi yang dimuat di PloS One menyebutkan, kaitan antara indeks massa tubuh dengan gangguan sembelit.Menurut studi, ibu dengan indeks massa tubuh lebih tinggi dari batas ideal sebelum hamil, yaitu di atas 24, lebih berpotensi mengalami konstipasi begitu hamil.Kurangnya aktivitas fisik pada wanita yang overweight membuatnya tidak bisa mencerna makanan dengan baik. Apalagi bila ditambah dengan kecenderungan mengonsumsi makanan rendah serat dan jarang berolahraga saat hamil. Hal ini dapat membuat keluhan sembelit jadi lebih berat.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/cara-menghitung-berat-badan-ideal-hitung-lemaknya-juga-ya-1652460580971" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">Cara Menghitung Berat Badan Ideal. Hitung Lemaknya Juga, ya!	</a> 
<h2>Tips Mengantisipasi Gangguan Sembelit Selama Hamil</h2>Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah konstipasi saat hamil:<ol><li>Konsumsi makanan yang mengandung serat. American College of Obstetricians and Gynecologist menyarankan bumil untuk banyak mengonsumsi makanan kaya serat. Misalnya, buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan.</li><li>
 Banyak minum. Ini penting untuk mencegah terjadinya dehidrasi, sekaligus membantu usus bekerja dengan lebih baik. </li><li>
 Olahraga secara rutin. Aktivitas fisik teratur dapat membantu mengurangi sembelit, karena dapat merangsang bakteri di usus bekerja dengan baik. Ibu hamil bisa coba olahraga yang ringan, seperti joging atau yoga.</li></ol>Bumil juga perlu rutin berkonsultasi dengan dokter spesialis untuk mendapat saran terkait kehamilan.&nbsp;Mulai dari suplemen dan obat-obatan yang perlu&nbsp;agar terhindar dari sembelit, hingga jenis olahraga&nbsp;sesuai usia kehamilan dan kondisi kesehatan. Anda bisa lakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis di AlteaCare untuk mendapatkan saran seputar kehamilan yang sehat. Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(74, 134, 232);">AlteaCare </a>sekarang dan buat janji dengan dokter andalan!Sumber: 
<ul><li>American College of Obstetricians and Gynecologist. Diakses pada Maret 2022. What can help with constipation during pregnancy?</li><li>
American Pregnancy. Diakses pada Maret 2022. Constipation in Pregnancy</li><li>
Cleveland Clinic. Diakses pada Maret 2022. Pregnancy Constipation</li><li>
Georgieff, M. K., Krebs, N. F., &amp; Cusick, S. E. (2019). The Benefits and Risks of Iron Supplementation in Pregnancy and Childhood. Annual review of nutrition, 39, 121–146.&nbsp;</li><li>
Healthline. Diakses pada Maret 2022. 5 Safe Remedies for Constipation in Pregnancy</li><li>
Medical News Today. Diakses pada Maret 2022. Constipation and pregnancy: What to know</li><li>
Pregnancy Birth &amp; Baby. Diakses pada Juni 2022. Constipation during pregnancy</li><li>
What to Expect. Diakses pada Juni 2022. Constipation During Pregnancy</li><li>
Shi, W., Xu, X., Zhang, Y., Guo, S., Wang, J., &amp; Wang, J. (2015). Epidemiology and Risk Factors of Functional Constipation in Pregnant Women. PloS one, 10(7), e0133521. </li><li>
Medical News Today. Diakses pada Juni 2022. What to know about constipation</li></ul>

9 Penyebab Ibu Hamil Mengalami Sembelit. Stres Termasuk!

Ibu berusia di atas 35 tahun perlu menjaga kondisi agar terhindar dari sejumlah risiko kesehatan selama hamil - AlteaCare | Foto: Envato

Banyak pasangan memilih menunda kehamilan karena berbagai alasan. Ketika akhirnya memutuskan untuk memulai program hamil, mereka perlu mengetahui risiko hamil di atas 35 tahun agar kandungan tetap sehat.Sebenarnya, wanita di atas usia 35 tahun tetap bisa mengandung dan melahirkan secara normal. Namun, kehamilan mereka tergolong lebih berisiko dibandingkan para ibu hamil yang berusia reproduksi sehat untuk hamil dan melahirkan. Lalu apa saja risiko hamil di atas usia 35 tahun? Yuk, simak penjelasan di bawah ini!<h2>7 Risiko Hamil di Atas Usia 35 Tahun</h2>Berikut ini adalah beberapa kondisi gangguan kesehatan yang bisa dialami, ketika ibu menjalani kehamilan di usia matang:<h3>1. Preeklampsia</h3>Preeklampsia adalah kondisi saat ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi yang tidak terkendali. Biasanya kondisi ini terjadi saat usia kehamilan memasuki 20 minggu. 
Menurut penelitian di jurnal BMC Pregnancy and Childbirth, wanita hamil berusia di atas 35 tahun berisiko mengalami preeklamsia 1,5 kali lipat lebih besar dibanding bumil yang berusia lebih muda.Selain akibat hipertensi, preeklampsia juga dapat dialami oleh bumil dengan diabetes pregestasional, sindrom hughes, indeks massa tubuh di atas 30, serta mengandung anak kembar.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/kerap-dialami-bumil-begini-cara-menghilangkan-stretch-mark-1632356750291" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Kerap Dialami Bumil, Begini Cara Menghilangkan Stretch Mark</a> 
<h3>2. Plasenta Previa</h3>Risiko hamil di atas usia 35 tahun lainnya adalah mengalami plasenta previa.Plasenta previa adalah gangguan kesehatan rahim ketika plasenta berada di bagian bawah rahim, sehingga menutupi jalan lahir. Ibu dengan gangguan ini dapat mengalami pendarahan tanpa rasa nyeri. Selain itu, bumil juga bisa merasakan keram pada perutnya.Plasenta previa dapat menyebabkan pendarahan internal saat proses persalinan normal. Untuk mengantisipasi hal ini, dokter dapat melakukan prosedur operasi sesar. Tindakan ini tetap dilakukan meski bayi masih belum cukup bulan.<h3>3. Diabetes Gestasional</h3>Jika hamil di atas usia 35 tahun dan punya berat badan berlebih, Anda berisiko mengalami diabetes gestasional.Menurut penelitian University of Eastern Finland, kehamilan di atas usia 35 tahun memang bukan faktor tunggal diabetes gestasional. Hanya saja, kehamilan pada usia matang memang lebih berisiko lebih tinggi terhadap diabetes kehamilan dibandingkan pada usia yang lebih muda.Untuk mencegah risiko komplikasi, Anda harus rutin memeriksakan kadar gula darah dan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.<h3>4. Keguguran</h3>Melansir dari WebMD, hamil di atas usia 35 tahun memiliki risiko keguguran sekitar 20%. Sementara pada wanita hamil di atas usia 45 tahun risikonya naik hingga sekitar 80%.Meski begitu, Anda tidak perlu terlalu khawatir karena usia bukanlah satu-satunya faktor penyebab keguguran. Tingginya risiko keguguran juga terjadi bila Anda punya gangguan kesehatan lain, semisal tekanan darah tinggi atau diabetes. Selain itu, penyakit seperti HIV, autoimun, dan sifilis juga dapat menjadi pemicu keguguran.<h3>5. Peningkatan Risiko Lahir Meninggal</h3>Risiko hamil di atas usia 35 tahun lainnya yang harus Anda waspadai adalah kemungkinan bayi lahir dalam kondisi meninggal. Menurut penelitian yang dipublikasikan di Canadian Medical Association Journal, bayi berisiko 1,26 hingga 1,96 kali lebih besar untuk lahir dalam kondisi meninggal. Ini bila sang Bayi lahir dari bumil berusia di atas 35 tahun, dibandingkan bumil yang berusia lebih muda.Untuk mencegah hal ini dokter biasanya merekomendasikan persalinan dengan cara diinduksi. Hal ini dapat mengurangi risiko bayi lahir mati seiring bertambahnya usia kandungan.<h3>6. Komplikasi Penyakit Kardiovaskular</h3>Ibu hamil berusia matang juga berpeluang mengalami komplikasi penyakit kardiovaskular. Hal ini ditegaskan oleh penelitian yang dipublikasikan di jurnal Medicina. Gangguan kardiovaskular umumnya dipicu oleh tekanan darah tinggi, yaitu kondisi yang biasa dialami ibu hamil di atas usia 35 tahun. Selain itu, faktor usia matang juga kerap dikaitkan dengan turunnya sensitivitas insulin, serta tingginya kadar trigliserida dan kolesterol dalam darah.<h3>7. Bayinya Memiliki Kelainan Kromosom</h3>Komplikasi kesehatan bisa dialami oleh bayi yang lahir dari ibu berusia matang, salah satunya adalah kelainan kromosom.Kelainan kromosom terjadi pada tahap pembuahan, yaitu saat pertemuan antara sel telur atau sperma. Melansir dari jurnal Genetic Alliance, usia ibu saat hamil dan faktor lingkungan berperan besar terhadap terjadinya kelainan kromosom.Salah satu dampak terjadinya kelainan kromosom pada bayi adalah kelainan down syndrome, yang berkaitan dengan kromosom 21. Kelainan ini membuat bayi juga dapat mengalami gangguan dalam proses tumbuh kembangnya.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/ortu-wajib-tahu-7-hal-penting-soal-down-syndrome-pada-anak-1632296450874" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">Ortu Wajib Tahu, 7 Hal Penting Soal Down Syndrome Pada Anak</a> 
<h2>Tips Menjaga Kesehatan Kandungan Ibu Hamil Usia Matang</h2>Meski kehamilannya berisiko, ibu yang hamil di atas usia 35 tahun tetap berpeluang besar untuk memiliki anak yang sehat.Nah, berikut adalah sejumlah tips untuk menjaga kesehatan ibu selama hamil:<ul><li>	Rutin berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan</li><li>
	Mengonsumsi menu makanan sehat yang penuh nutrisi dan vitamin</li><li>
	Memastikan pertambahan berat badan tidak berlebihan selama hamil</li><li>
	Tetap aktif berolahraga. Konsultasikan jenis olahraga yang bisa dilakukan dengan dokter</li><li>
	Hindari alkohol, rokok, dan obat-obatan yang tidak direkomendasikan dokter</li><li>
	Lakukan pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi kelainan pada kehamilan</li><li>
	Kelola stres agar tidak memicu tekanan darah tinggi</li></ul>
Itulah sejumlah risiko hamil di atas usia 35 tahun dan tips agar kandungan tetap sehat.Buat Sobat Altea yang ingin mulai promil di usia matang, Anda bisa lakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis fertilitas di AlteaCare.Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank" style="color: rgb(0, 0, 255);">AlteaCare </a>dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>Lamminpää, R., Vehviläinen-Julkunen, K., Gissler, M., &amp; Heinonen, S. (2012). Preeclampsia complicated by advanced maternal age: a registry-based study on primiparous women in Finland 1997–2008. BMC pregnancy and childbirth, 12(1), 1-5.</li><li>
Rana, S., Lemoine, E., Granger, J. P., &amp; Karumanchi, S. A. (2019). Preeclampsia: pathophysiology, challenges, and perspectives. Circulation research, 124(7), 1094-1112.</li><li>
American Heart Association. Diakses pada Maret 2022. Preeclampsia: Pathophysiology, Challenges, and Perspectives</li><li>
Healthline. Diakses pada Maret 2022. Placenta Previa</li><li>
Diabetes Research &amp; Wellness Foundation. Diakses pada Maret 2022. Increased risk of gestational diabetes for mothers aged over 35</li><li>
Huang, L., Sauve, R., Birkett, N., Fergusson, D., &amp; van Walraven, C. (2008). Maternal age and risk of stillbirth: a systematic review. Canadian Medical Association Journal, 178(2), 165-172.</li><li>
Web MD. Diakses pada Maret 2022. Does Being Over 35 Put Your Pregnancy at Risk?</li><li>
Medical News Today. Diakses pada Maret 2022. Pregnancy after 35: What are the risks?</li><li>
De Viti, D., Malvasi, A., Busardò, F., Beck, R., Zaami, S., &amp; Marinelli, E. (2019). Cardiovascular outcomes in advanced maternal age delivering women. clinical review and medico-legal issues. Medicina, 55(10), 658.</li><li>
Alliance, G., &amp; New York-Mid-Atlantic Consortium for Genetic and Newborn Screening Services. (2009). Understanding genetics: a New York, mid-Atlantic guide for patients and health professionals.</li><li>
March of Dimes. Diakses pada Maret 2022. Pregnancy After Age 35</li><li>
Mayo Clinic. Diakses pada Maret 2022. Pregnancy after 35: Healthy moms, healthy babies</li></ul>

7 Risiko Hamil di Atas Usia 35 Tahun. Pasutri Wajib Tahu!

Sesuaikan pilihan alat kontrasepsi dengan kondisi kesehatan Anda - AlteaCare | Foto: Envato

Merencanakan kehamilan termasuk salah satu yang perlu dipertimbangkan saat Sobat Altea mau membangun keluarga. Perencanaan ini dapat didukung dengan pemilihan metode maupun alat kontrasepsi yang tepat.Perencanaan kehamilan dengan dukungan alat kontrasepsi bisa memberikan berapa manfaat berikut:<ul><li>	Dari segi pasangan: baik suami maupun istri bisa sama-sama mengembangkan diri dan kariernya</li><li>
	Dari segi kesehatan: kehamilan yang terencana baik untuk kesehatan ibu, karena bisa membantu menjarangkan persalinan</li><li>
	Dari segi anak: orangtua bisa mencurahkan kasih sayang dan memenuhi kebutuhan anak dengan lebih maksimal</li></ul><h2>Bagaimana cara kerja alat kontrasepsi?</h2>Fungsi utama alat kontrasepsi adalah untuk mencegah kehamilan. Saat ini ada beberapa jenis alat kontrasepsi dengan cara kerja yang berbeda.Mengutip dari Medline Plus, cara kerja alat kontrasepsi secara umum adalah:<ul><li>	Mencegah pertemuan antara sperma dengan sel telur, contohnya kondom</li><li>
	Mencegah ovarium melepaskan sel telur yang kemudian dapat dibuahi oleh sperma, contohnya pil dan IUD</li><li>
	Mencegah kehamilan secara permanen, seperti tubektomi dan vasektomi</li></ul>Yuk, kita ketahui lebih lanjut seputar alat-alat kontrasepsi ini!Baca juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/infografik-yuk-kenali-siklus-menstruasi-anda-1646621454534" target="_blank">INFOGRAFIK: Yuk, Kenali Siklus Menstruasi Anda!</a> 
<h2>7 Jenis Alat Kontrasepsi Wanita dan Pria</h2>Secara garis besar, alat kontrasepsi dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu hormonal dan non-hormonal. Mari kita telusuri satu per satu!<h3>Kontrasepsi hormonal</h3>Bila digunakan dengan tepat, kontrasepsi hormonal dapat mencegah kehamilan. Namun, jenis kontrasepsi ini tidak bisa melindungi dari penyakit menular seksual, seperti AIDS atau hepatitis C.<h4>1. Implan atau susuk</h4>Kontrasepsi implan bentuknya berupa satu atau dua batang plastik kecil yang elastis dan mengandung hormon. Alat kontrasepsi ini diletakkan di bawah kulit lengan atas dan sifatnya tidak permanen.Implan dapat mencegah kehamilan selama 3-5 tahun.Cara kerja:<ul><li>	Implan melepaskan hormon secara perlahan mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga menghambat pergerakan sperma menuju sel telur dan mencegah terjadinya pembuahan</li><li>
	Hormon juga mengganggu pembentukan lapisan pada dinding rahim atau endometrium, sehingga sel telur yang sudah dibuahi sulit menempel pada dinding rahim dan kehamilan tidak terjadi</li></ul>Kelebihan:<ul><li>	Efektif mencegah kehamilan hingga 99,95%</li><li>
	Sangat ekonomis dan praktis</li><li>
	Setelah dicabut, tingkat kesuburan bisa cepat kembali</li><li>
	Tidak perlu pemeriksaan organ reproduksi (vagina)</li><li>
	Tidak mengganggu produksi dan kualitas ASI</li><li>
	 Mengurangi nyeri dan volume haid</li><li>
	Tidak mengganggu hubungan seksual</li><li>
	Menurunkan risiko radang atau infeksi yang terkait organ reproduksi perempuan, seperti radang pada tuba fallopi, rahim, ovarium, leher rahim, atau panggul</li></ul>Kekurangan:<ul><li>	Haid bisa jadi lebih sedikit atau hanya bercak, jadwalnya bisa tidak teratur atau jarang</li><li>
	Perubahan berat badan</li><li>
	Dapat menimbulkan sakit kepala, pusing, nyeri payudara, gelisah, dan mual-mual</li><li>
	Efek pencegahan kehamilan menurun apabila Anda minum obat tuberkulosis (TBC) atau epilepsi</li></ul><h4>2. Suntik</h4>Kontrasepsi yang satu dilakukan dengan cara menyuntikkan hormon ke dalam tubuh. Ada dua jenis kontrasepsi suntik, yaitu suntik setiap bulan dan setiap 3 bulan. Praktis dan cepat!Bila memilih bulanan, Anda akan mendapat suntikan mengandung hormon progestin dan estrogen. Sementara bila tiga bulanan, suntikan yang didapat mengandung hormon progestin.Cara kerja:<ul><li>	Mencegah pelepasan sel telur dari indung telur</li><li>
	Mengentalkan lendir leher rahim sehingga menghambat pertemuan antara sperma dan sel telur</li></ul>Kelebihan:<ul><li>	Efektif mencegah kehamilan hingga 97%</li><li>
	Tidak mengganggu hubungan seksual</li><li>
	Mengurangi risiko kanker endometrium dan kehamilan di luar kandungan, serta penyakit radang panggul</li><li>
	Bila memilih suntik tiga bulanan, tidak akan berpengaruh pada produksi ASI</li><li>
	Suntik tiga bulanan tidak mengandung estrogen, sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah</li></ul>
 Halaman selanjutnya: Kekurangan Kontrasepsi Suntik...

7 Jenis Alat Kontrasepsi Wanita dan Pria. Mana Paling Efektif?

Pilihan asupan makanan yang tepat bisa membantu mencegah diabetes gestasional - AlteaCare | Foto: Envato

Masalah kadar gula darah tidak boleh disepelekan, apalagi oleh ibu yang sedang mengandung. Sebab, kadar glukosa yang terlalu tinggi selama kehamilan bisa menyebabkan diabetes gestasional.Diabetes yang dialami saat hamil ini bisa berbahaya baik bagi sang ibu maupun bayi dalam kandungannya. Tidak hanya itu, dampaknya juga bisa dialami hingga anak lahir dan besar nanti.Karena itu, ibu hamil perlu memerhatikan dan mengubah gaya hidupnya selama mengandung. Antara lain dengan menjaga asupan nutrisi agar kondisi gula darah tetap terkontrol dan pertumbuhan janin optimal.Abai soal asupan makanan bisa berbahaya. Sebab, menurut dr. Astrid Budiman, Sp.PD, spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Mitra Keluarga, bawaan ngidam makanan yang tinggi gula bisa bikin kondisi diabetes ibu hamil memburuk.Hal ini disampaikannya saat jadi narasumber di live streaming AlteaTalk Episode 23 di Instagram AlteaCare (@alteacare.id) pada Kamis, 19 Mei 2022 lalu. Diskusi kali ini mengangkat tema “Diabetes pada Kehamilan”.Yuk, simak apa saja yang jadi pembahasan dalam obrolan seputar diabetes pada kehamilan tersebut!Baca juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/ibu-hamil-alami-diabetes-gestasional-ini-6-risikonya-pada-bayi-1653057949094" target="_blank">Ibu Hamil Alami Diabetes Gestasional, Ini 6 Risikonya Pada Bayi</a><h2>Kenapa Bumil Jangan Sampai Alami Diabetes Saat Hamil?</h2>Kadar gula darah yang tidak terkontrol bisa membuat bumil mengalami diabetes gestasional. Bila kondisi ini tidak ditangani dengan baik, beberapa masalah bisa dialami oleh ibu maupun bayi dalam kandungannya.Berikut ini adalah beberapa di antaranya:<ol><li>Berat badan bayi tidak normal. Bayi normal umumnya lahir dengan berat sekitar 2,5-4 kg. Namun, bayi yang lahir dari ibu yang terkena diabetes kehamilan bisa lebih dari itu. Bahkan, bisa saja bayinya termasuk obesitas.</li><li>
Mempersulit persalinan. Menurut dr. Astrid, berat badan bayi di kandungan yang berlebihan ini bisa menyebabkan ibu sulit melahirkan secara normal. Umumnya, persalinan akan dilakukan secara caesar. </li><li>
Kadar gula darah bayi tidak terkontrol. “Saat lahir, bisa jadi ketika dicek kadar gula anak akan tinggi. Atau, bahkan bisa juga drop atau hipoglikemia,” ujar dr. Astrid. </li></ol>
<h2>Bagaimana Cara Mencegah Diabetes Selama Hamil?</h2>Supaya ibu hamil terhindar dari diabetes, dr. Astrid memberikan beberapa tips penting berikut:<h3>1. Lakukan skrining </h3>Skrining yang dimaksudkan di sini adalah pemeriksaan kadar gula darah. Tes ini harus dilakukan oleh dokter di rumah sakit, tidak boleh dilakukan secara mandiri. Skrining penting dilakukan sejak awal kehamilan untuk mengetahui kondisi sang ibu dan calon anaknya.Namun, menurut dr. Astrid, bumil jangan berhenti sampai di situ saja. Lakukan lagi skrining lanjutan ketika sudah masuk minggu ke-26 hingga 28 kehamilan.<h3>2. Rajin berolahraga</h3>Olahraga tetap perlu dilakukan saat hamil. Apalagi, jika bumil diketahui mengalami diabetes gestasional. Beberapa penelitian menyebutkan, olahraga dapat mempermudah proses persalinan. Selain itu, berolahraga secara rutin juga bisa mengendalikan kadar gula darah agar selalu dalam ambang batas normal.Tentu saja, ibu hamil sebaiknya tidak berolahraga yang berat-berat, ya. Dokter Astrid menyarankan bumil untuk melakukan jenis olahraga seperti yoga, joging, dan berenang. Baca juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/8-olahraga-ringan-yang-bisa-dilakukan-di-rumah-gampang-1650626741965" target="_blank">8 Olahraga Ringan Yang Bisa Dilakukan di Rumah. Gampang!</a><h3>3. Perhatikan asupan makanan</h3>Salah satu pertanyaan yang diajukan dalam AlteaTalk lalu adalah apakah ibu hamil aman untuk makan nasi merah.Menurut dr. Astrid, pilihan makanan sebenarnya bergantung pada bumil. Sebab, nasi merah rasanya hambar dan dikhawatirkan bisa menurunkan nafsu makan. Akibatnya, bumil bisa kehilangan nutrisi dan akhirnya bisa berdampak buruk pada perkembangan janin. Apabila bumil memang ingin makan nasi merah, padukan dengan sayuran yang tinggi serat dan gizi, sehingga bisa menambah nafsu makan.Sementara jika bumil mengalami keluhan terkait dengan diabetes maupun kehamilan, segera lakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis di AlteaCare.Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank">AlteaCare </a>di sini dan buat janji dengan dokter andalan!

Cegah Diabetes Kehamilan, Bumil Perlu Lakukan 3 Hal Ini!

Kehamilan yang sehat bisa menjauhkan bayi dari risiko akibat diabetes gestasional - AlteaCare | Foto: Envato

Kondisi diabetes gestasional yang dialami saat hamil tidak boleh diremehkan. Sebab, baik ibu hamil maupun janin yang dikandungnya berisiko tinggi untuk mengalami komplikasi. 
Diabetes gestasional adalah gangguan diabetes yang dialami ibu saat sedang hamil. Gangguan ini biasanya mulai terdeteksi saat ibu hamil memasuki trimester kedua, tepatnya antara usia kehamilan 24-28 minggu.
<h2>Kenapa Ibu Hamil Bisa Terkena Diabetes? </h2>
Saat hamil, ibu dapat mengalami berbagai perubahan, termasuk pada hormon dan berat badan. Akibatnya, ada kemungkinan tubuh bumil tidak bisa menggunakan insulin dengan baik, sehingga mengalami yang disebut resistensi insulin. 
Ketika tubuh bumil tidak bisa membuat insulin untuk mengatasi resistensi insulin, kadar gula darah terus meningkat. Diabetes gestasional pun bisa terjadi.
Diabetes kehamilan tidak hanya berisiko bagi ibu hamil, melainkan juga bagi janin yang dikandungnya.
Apa saja risiko diabetes kehamilan bagi bayi? 
Yuk simak penjelasannya!
<h2>6 Risiko Pada Bayi Jika Ibu Alami Diabetes Gestasional</h2>
Berikut ini adalah sejumlah risiko yang bisa dialami bayi jika ibu hamil mengalami diabetes gestasional:
<h3>1. Lahir dengan berat badan berlebihan</h3>
Bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes gestasional dapat berukuran sangat besar karena berat badannya berlebihan. Kondisi ini disebut juga makrosomia. 
Seorang bayi termasuk makrosomia bila lahir dengan berat badan di atas 4 kg.
Mengutip dariAmerican Diabetes Association, ukuran besar dan berat badan berlebihan bisa menyebabkan komplikasi pada ibu saat bersalin. Selain itu, bayi juga bisa mengalami cedera pada bahunya saat proses kelahiran. 
Saat besar, si Kecil juga dapat mengalami obesitas dan sindrom metabolik. Kedua kondisi ini bisa menyebabkan anak mengalami diabetes di kemudian hari.
Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/seperti-ini-perbedaan-prediabetes-dan-diabetes-1648005188999" target="_blank">Seperti Ini Perbedaan Prediabetes dan Diabetes</a> 

<h3>2. Bayi lahir prematur</h3>
Ibu dengan diabetes gestasional punya kemungkinan melahirkan bayi secara prematur. 
Hal ini telah dibuktikan melalui beberapa penelitian, salah satunya dipublikasikan di jurnal Diabetologia.
Menurut studi tersebut, ibu yang alami diabetes kehamilan dan memiliki tingkat resistensi insulin yang tinggi punya risiko tinggi untuk mengalami persalinan prematur. Ini bila dibandingkan ibu hamil yang memiliki kadar gula darah normal.
<h3>3. Gangguan pernapasan</h3>
Bayi yang lahir dari ibu yang mengalami diabetes saat hamil juga bisa menderita masalah pernapasan. 
Menurut American Journal of Perinatology, gangguan pernapasan saat kelahiran banyak ditemukan pada bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes gestasional.
Hal ini dapat terjadi karena bayi berkembang dalam tubuh ibu yang kondisi kadar gula darah dan resistensi insulinnya tinggi selama hamil. Hal ini kemudian bisa berdampak pada kondisi paru-paru janin, yang umumnya mulai sempurna pada akhir masa kehamilan.
Bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes gestasional dapat memiliki kondisi paru yang belum sempurna. Gangguan pernapasan yang dapat dialami antara lain adalah sulit bernapas dan irama napasnya cepat
<h3>4. Kadar gula darah rendah saat baru lahir</h3>
Bayi dari ibu dengan diabetes gestasional dapat memiliki kadar gula darah yang rendah saat baru dilahirkan. Ini dikarenakan bayi terbiasa mendapatkan asupan gula lebih banyak dari seharusnya saat masih dalam kandungan.
Dengan kondisi ini, bayi tersebut juga punya kadar insulin yang lebih tinggi dibanding bayi normal. Insulin berlebih ini bertujuan untuk menurunkan kadar gula darah.
Dibutuhkan waktu beberapa hari hingga akhirnya tubuh bayi bisa menyesuaikan kadar insulinnya.
<h3>5. Kulitnya kuning (jaundice)</h3>
Bayi yang lahir dari bumil yang mengalami diabetes bisa memiliki kulit yang kekuningan atau disebut juga jaundice. Kondisi ini disebabkan terlalu banyaknya bilirubin dalam aliran darah.
Untuk mengantisipasi kondisi bayi kuning, dokter akan memeriksa kesehatan bayi dan merekomendasikan fototerapi untuk memecah struktur bilirubin agar lebih mudah dikeluarkan tubuh.
Baca juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/bayi-kuning-bisa-dialami-bayi-baru-lahir-ini-alasannya-1645430286073" target="_blank">Bayi Kuning Bisa Dialami Bayi Baru Lahir, Ini Alasannya</a>
<h3>6. Lahir dalam kondisi meninggal (stillbirth)</h3>
Diabetes gestasional juga dapat membuat ibu melahirkan bayi dalam kondisi meninggal (stillbirth). Hal ini dikarenakan janin sudah meninggal saat masih dalam kandungan.
Menurut studi dari University of Leeds dan University of Manchester, risiko stillbirth empat kali lebih tinggi pada ibu dengan gestasional diabetes dibanding ibu dengan kadar gula darah normal.
Namun, Sobat Altea yang sedang hamil tidak perlu terlalu khawatir.
Sebab, dengan penanganan yang tepat risiko terburuk pada bayi dapat dihindari.
<h2>Begini Cara Menjaga Kesehatan Bayi Dalam Kandungan</h2>
Bila Anda mengalami diabetes selama kehamilan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan bayi selama dalam kandungan dan setelah persalinan:
<ul>
 <li> Konsumsi makanan yang sehat selama hamil</li>
 <li>
 Periksa kadar gula darah secara rutin, hingga minggu ke-6 setelah melahirkan</li>
 <li>
 Lakukan inisiasi menyusui dini dan kontak skin-to-skin setelah persalinan untuk mencegah hipoglikemia pada bayi</li>
 <li>
 Saat menjalani program hamil berikutnya, informasikan riwayat diabetes gestasional Anda pada dokter agar bisa mendapatkan perawatan yang tepat</li>
</ul>
Itulah sejumlah risiko kesehatan pada bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes gestasional.
Ibu hamil yang mengalami masalah selama kehamilan atau ingin menjalani program hamil yang sehat bisa mendapatkan saran dan rekomendasi dari dokter spesialis kehamilan dan kandungan di AlteaCare. 
Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank">AlteaCare </a>dan segera buat janji telekonsultasi dengan dokter andalan!
 
 
Sumber:
<ul>
 <li>National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease. Diakses pada Mei 2022. Gestational Diabetes</li>
 <li>
 WebMD. Diakses pada Maret 2022. Gestational Diabetes</li>
 <li>
 Mayo Clinic. Diakses pada Mei 2022. Fetal Macrosomia</li>
 <li>American Diabetes Association. Diakses pada Mei 2022. How Gestational Diabetes Can Impact Your Baby</li>
 <li>
 Benhalima, K., Van Crombrugge, P., Moyson, C., Verhaeghe, J., Vandeginste, S., Verlaenen, H., ... &amp; Mathieu, C. (2019). Characteristics and pregnancy outcomes across gestational diabetes mellitus subtypes based on insulin resistance. Diabetologia, 62(11), 2118-2128.</li>
 <li>
 Kawakita, T., Bowers, K., Hazrati, S., Zhang, C., Grewal, J., Chen, Z., ... &amp; Grantz, K. L. (2017). Increased neonatal respiratory morbidity associated with gestational and pregestational diabetes: a retrospective study. American journal of perinatology, 34(11), 1160-1168.</li>
 <li>
 American Journal of Perinatolgy. Diakses pada Maret 2022. Increased Neonatal Respiratory Morbidity Associated With Gestational and Pregestational Diabetes: a retrospective study</li>
 <li>
 MedlinePlus. Diakses pada Maret 2022. Infant of Diabetic Mother</li>
 <li>
 American Family Physician. Diakses pada Maret 2022. Gestational Diabetes: What It Means for You and Your Baby</li>
 <li>
 Sands. Diakses pada Maret 2022. New study reveals stillbirths are more likely if diabetes in pregnancy is not diagnosed</li>
 <li>
 Gestational Diabetes UK. Diakses pada Maret 2022. After Baby is Born</li>
 <li>
 Diabetes UK. Diakses pada Maret 2022. Gestational Diabetes: Care to Expect Before and After Birth</li>
 <li>
 National&nbsp;Health Service UK. Diakses pada Maret 2022. Gestational Diabetes</li>
</ul>

Ibu Hamil Alami Diabetes Gestasional, Ini 6 Risikonya Pada Bayi

Durian sering dianggap sebagai makanan berkolesterol tinggi yang harus dihindari - AlteaCare | Foto: Envato

Banyak orang menjauhi beberapa jenis makanan tertentu yang dianggap berkolesterol tinggi, karena takut bisa berbahaya buat kesehatan. Padahal, riset menunjukkan makanan tersebut aman untuk dikonsumsi. Sebenarnya, kita semua butuh kolesterol dalam darah agar bisa tetap hidup sehat. Yang dimaksud dengan kolesterol adalah senyawa lemak yang ada di dalam tubuh kita. Kolesterol berperan untuk melindungi saraf membuat jaringan sel, dan memproduksi hormon tertentu. Namun, yang perlu kita antisipasi adalah jangan sampai kadar kolesterol dalam darah terlalu tinggi. Sebab, ini bisa menyebabkan sejumlah gangguan kesehatan, seperti kondisi hipertensi, hingga serangan jantung dan stroke.Menurut data Riskesdas 2018 prevalensi hipertensi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 34,1%,.Supaya bisa menjaga kadar kolesterol dalam darah dan hidup lebih sehat, sebaiknya Anda bekali diri dengan fakta-fakta seputar kolesterol yang terbukti secara ilmiah. Baca juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/makanan-berkolesterol-tinggi-no-1-yang-harus-dihindari-1637936963636" target="_blank">Makanan Berkolesterol Tinggi No. 1 Yang Harus Dihindari</a> 
<h2>Mitos dan Fakta Seputar Kolesterol</h2>Nah, berikut ini adalah beberapa miskonsepsi ataupun mitos yang berkaitan dengan kolesterol. Yuk, simak faktanya!<h3>Mitos 1: Kolesterol adalah hal yang buruk</h3>Sebenarnya, ada beberapa jenis kolesterol yang sering jadi indikator dalam sejumlah gangguan kesehatan. Yang pertama adalah kolesterol high-density lipoprotein (HDL), yang sering disebut kolesterol baik. Yang kedua adalah kolesterol low-density lipoprotein, yang sering disebut kolesterol jahat.Mengutip dari Pedoman Pengelolaan Dislipidemia di Indonesia 2019 dari Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, standar kolesterol normal yang perlu dicapai adalah:<ul><li>	Kolesterol total: di bawah 200 mg/dL</li><li>
	Kolesterol LDL: sebaiknya di bawah 100 mg/dL</li><li>
	Kolesterol HDL: minimal 60 mg/dL, semakin tinggi, semakin baik</li></ul>Bila dalam kadar yang normal, kolesterol bisa membantu produksi hormon-hormon seks dalam tubuh dan pembentukan membran dan struktur sel. Kolesterol pun digunakan oleh organ hati untuk membuat cairan empedu. <h3>Mitos 2: Kolesterol yang naik ada gejalanya</h3>Berbeda dengan anggapan banyak orang, sebenarnya tidak ada gejala signifikan yang dirasakan saat kadar kolesterol kita sedang tinggi. Cara paling akurat untuk mengetahuinya adalah melalui tes darah, misalnya saat melakukan medical checkup. <h3>Mitos 3: Makan daging kambing dan durian bikin kolesterol naik</h3>Banyak orang enggan menyantap menu olahan daging kambing agar kolesterolnya tidak naik. Padahal, kandungan kolesterol dalam daging kambing lebih sedikit dibandingkan daging sapi.Selain itu, buah durian juga sering jadi kambing hitam. Padahal, durian sama sekali tidak mengandung kolesterol jahat.&nbsp;Durian justru mengandung lemak jenuh yang baik untuk menjaga kesehatan jantung dan menstabilkan kolesterol baik.Salah satu alasan mengapa mitos ini beredar adalah karena orang cenderung mengonsumsinya dalam jumlah banyak. Atau, karena dalam proses memasak daging terlalu banyak menggunakan garam dan minyak. <h3>Mitos 4: Kolesterol tidak menyerang anak-anak</h3>Kolesterol tinggi itu keluhan orang tua? Jangan salah, anak-anak ternyata juga punya risiko yang sama. Apalagi, jika ada orangtua atau anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular.Sebagai gambaran, menurut data Centers for Disease Control and Prevention, sebanyak 7% anak-anak dan remaja berusia 6-9 tahun di Amerika Serikat memiliki kolesterol yang tinggi. Bila ada salah satu anggota keluarga punya riwayat penyakit kardiovaskular, kita sebaiknya melakukan medical check up. Hal ini juga berlaku buat anak-anak kita.Dengan begitu, kita bisa mengetahui kadar kolesterol di dalam tubuh. Selain itu, kita juga bisa lebih cermat akan asupan nutrisi dan gizi yang seimbang dan berdisiplin dalam berolahraga, sehingga bisa mencegah kolesterol tinggi.<h3>Mitos 5: Kolesterol tinggi kalau badan kita gemuk</h3>Kadar kolesterol yang tinggi bisa dialami oleh siapa saja. Tidak hanya mereka yang memiliki tubuh gemuk, bahkan yang masih muda dan bertubuh kurus pun bisa punya keluhan kolesterol tinggi. Mengutip dari HeartUK, bahkan orang yang makan sehat dan berolahraga juga bisa memiliki kadar kolesterol yang tinggi. Ini dikarenakan tingginya kolesterol bisa dipengaruhi beberapa faktor. Selain akibat gaya hidup yang tidak sehat, faktor genetik juga turut berperan.Namun, mereka yang memiliki tubuh gemuk lebih berisiko memiliki kadar trigliserida dan kolesterol yang tinggi. 
<h2>Ini yang Terjadi Jika Kadar Kolesterol Selalu Tinggi</h2>Membiarkan kadar kolesterol dalam kondisi tinggi bisa menyebabkan komplikasi penyakit pada tubuh. Sebagai contoh adalah serangan jantung atau stroke.Kedua serangan ini terjadi akibat kadar kolesterol yang tinggi pada akhirnya membentuk plak di dalam pembuluh darah. Plak kemudian menyebabkan penyempitan pembuluh darah, sehingga peredaran darah jadi tidak lancar. Kadar kolesterol yang cenderung saat kehamilan juga perlu jadi perhatian bagi para ibu hamil. Penelitian yang dimuat di jurnal Obstetric Medicine menyebutkan, level kolesterol yang tinggi bisa meningkatkan risiko persalinan prematur, diabetes kehamilan, dan preeklampsia. Selain itu, bayi yang dilahirkan juga berisiko mengalami diabetes dan gangguan aterosklerosis saat besar nanti. Baca juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/tak-boleh-tinggi-begini-cara-menurunkan-kolesterol-saat-hamil-1643615183600" target="_blank">Tak Boleh Tinggi, Begini Cara Menurunkan Kolesterol Saat Hamil</a> 
Itulah mitos dan fakta seputar kolesterol yang perlu kita ketahui. Bila Anda punya masalah dengan kadar kolesterol, jangan ragu untuk berdiskusi dengan dokter. Lakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis di AlteaCare untuk dapatkan solusi kesehatan yang tepercaya.Yuk, unduh <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank">AlteaCare </a>dan segera buat janji dengan dokter andalan! 
 Sumber:<ul><li>Better Health. Diakses pada Maret 2022. Cholesterol</li><li>
Cedars Sinai. Diakses pada Maret 2022. High Cholesterol</li><li>
Centers for Diseases Control and Prevention. Diakses pada Maret 2022. High Cholesterol</li><li>
Heart. Diakses pada Maret 2022. Common Misconceptions about Cholesterol</li><li>
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada Maret 2022. Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap Masyarakat</li><li>
Bartels, Ä., &amp; O'Donoghue, K. (2011). Cholesterol in pregnancy: a review of knowns and unknowns. Obstetric medicine, 4(4), 147-151.</li><li>
Pusat Jantung Nasional. Diakses pada Maret 2022. Mengupas Tuntas Mitos-mitos Tentang Kolesterol</li><li>
Very Well Health. Diakses. Pada maret 2022. 8 Myths About High Cholesterol That You Should Stop Believing</li></ul>

Mitos dan Fakta Seputar Kolesterol. Tidak Semua Orang Tahu!

Rubella atau campak jerman sering dialami oleh anak-anak - AlteaCare | Foto: Envato

<h2>Definisi Rubella</h2>Rubella, atau yang juga dikenal sebagai campak jerman, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus. 
Rubella atau campak jerman tidak sama dengan campak biasa. Namun, keduanya memiliki gejala yang mirip, seperti ruam merah pada kulit. 
Infeksi virus rubella pada anak-anak dan orang dewasa biasanya hanya menyebabkan demam dan ruam. Tetapi pada wanita hamil, terutama pada trimester pertama, infeksi tersebut dapat menyebabkan keguguran, kematian janin, hingga stillbirth (bayi lahir dalam kondisi meninggal). Atau, bayi dapat lahir dengan kelainan bawaan lahir (malformasi kongenital), yang dikenal sebagai congenital rubella syndrome (CRS). 
 <h2>Penyebab Rubella</h2>Rubella atau campak jerman disebabkan oleh virus rubella. 
Virus rubella menyebar lewat droplet yang berasal dari batuk atau bersin orang yang terkena rubella. Anda bisa ikut terinfeksi jika melakukan kontak dengan orang yang sedang sakit rubella. Atau memegang barang yang terkontaminasi droplet orang yang terinfeksi, kemudian memegang mulut, mata, atau hidung. 
Infeksi rubella juga dapat terjadi lewat berbagi makanan atau minuman dengan orang yang terinfeksi rubella. 
 <h2>Faktor Risiko Rubella</h2>Semua orang bisa terinfeksi rubella jika tidak pernah mendapat vaksinasi dan terpapar dengan virus rubella. 
Wanita hamil akan menghadapi risiko yang sangat serius jika terinfeksi rubella. Sebab infeksi ini bisa menimbulkan sejumlah komplikasi pada janin saat kehamilan. 
 <h2>Gejala Rubella</h2>Sekitar 25-50% orang yang terinfeksi rubella tidak merasakan gejala apa pun. Gejala Rubella Pada AnakPada anak yang mengalami gejala, keluhannya biasanya ringan. Hanya beberapa tanda yang dapat dilihat, umumnya berupa ruam merah. Ruam merah awalnya muncul di wajah lalu menyebar ke seluruh tubuh. Gejala ruam bertahan selama kurang lebih 3 hari. 
Keluhan lainnya yang mungkin dirasakan sekitar 1-5 hari sebelum ruam muncul antara lain:<ul><li>
	Demam ringan</li><li>
	Sakit kepala</li><li>
	Mata merah ringan atau mata terlihat sedikit bengkak</li><li>
	Rasa kurang nyaman pada tubuh</li><li>
	Pembengkakan kelenjar limfa atau kelenjar getah bening</li><li>
	Batuk</li><li>
	Pilek</li></ul>
Gejala Rubella Pada DewasaMayoritas orang dewasa yang terinfeksi rubella umumnya juga bergejala ringan. Seperti demam ringan, nyeri tenggorokan, serta ruam yang muncul dari wajah dan menyebar ke seluruh tubuh. 
Sebagian juga bisa mengalami sakit kepala, mata merah (pink eye), dan tidak enak badan sebelum ruam muncul. <h2>Diagnosis Rubella</h2>Diagnosis rubella bisa dilihat dari timbulnya ruam yang khas dan pembengkakan kelenjar getah bening. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan serologi untuk mendeteksi antibodi IgM spesifik. 

Adanya antibodi IgM spesifik ini menunjukkan adanya infeksi rubella yang baru terjadi. Sedangkan adanya antibodi IgG spesifik menandakan Anda sudah memiliki imunitas terhadap rubella. 

Rubella kongenital pada bayi baru lahir juga didiagnosis dengan cara isolasi dari virus rubella atau pemeriksaan serologi. Halaman selanjutnya: Pengobatan, Pencegahan, dan Kapan Harus ke Dokter

Rubella

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berat yang dialami ibu hamil sepanjang hari - AlteaCare | Foto: Envato

<h2>Definisi Hiperemesis Gravidarum</h2>Hiperemesis gravidarum adalah kondisi yang dialami oleh ibu hamil, yaitu berupa mual dan muntah berat sepanjang hari. 
Berbeda dengan <a href="https://alteacare.com/article-detail/morning-sickness-mual-di-pagi-hari-1646882470345" target="_blank">morning sickness</a>, hiperemesis gravidarum bisa membuat ibu hamil berisiko tinggi mengalami dehidrasi berat, penurunan berat badan, dan gangguan keseimbangan elektrolit darah. Hiperemesis gravidarum dapat berbahaya bagi kondisi kesehatan ibu hamil dan janin dalam kandungan, sehingga perlu segera ditangani. 
 <h2>Penyebab Hiperemesis Gravidarum</h2>Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Namun diduga kondisi ini kerap dipengaruhi adanya peningkatan kadar hormon kehamilan (human chorionic gonadotropin hormone) secara signifikan yang dihasilkan oleh plasenta. 
Mual dan muntah hebat selama kehamilan juga dapat mengindikasikan calon ibu sedang hamil bayi kembar atau mengalami hamil anggur (mola hidatidosa). 
 <h2>Faktor Risiko Hiperemesis Gravidarum</h2>Risiko mengalami hiperemesis gravidarum meningkat apabila calon ibu dalam kondisi berikut: <ul><li>	Kehamilan pertama</li><li>
	Kehamilan pada usia muda</li><li>
	Memiliki riwayat hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya </li><li>
	Ada riwayat anggota yang juga mengalami hiperemesis gravidarum</li><li>
	Mengandung bayi kembar</li><li>
	Obesitas</li><li>
	Mengalami hamil anggur (mola hidatidosa) </li><li>
	Stres, kelelahan, dan sering bepergian</li></ul> <h2>Gejala Hiperemesis Gravidarum</h2>Ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum bisa mengalami keluhan mual hingga muntah lebih dari 4 kali sehari. 
Akibat dari muntah berlebihan tersebut, hal-hal berikut ini juga dapat terjadi:<ul><li>	Rasa pusing dan pingsan</li><li>
	Berat badan menurun</li><li>
	Tanda dehidrasi seperti lemas, kulit kering, hingga penurunan kesadaran</li><li>
	Meningkatnya air liur secara berlebihan </li><li>
	Meningkatnya detak jantung, terasa berdebar</li><li>
	Tekanan darah rendah</li><li>
	Nyeri kepala</li><li>
	Sulit menelan makanan atau minuman</li><li>
	Konstipasi</li><li>
	Depresi dan cemas </li></ul> <h2>Diagnosis Hiperemesis Gravidarum</h2>Dokter akan menentukan diagnosis hiperemesis gravidarum setelah meninjau keluhan dan melakukan pemeriksaan fisik. 
Pemeriksaan tambahan yang juga dapat dilakukan meliputi : <ul><li>	Pemeriksaan darah lengkap</li><li>
	Kadar elektrolit darah</li><li>
	Kadar keton pada urine</li><li>
	Pemeriksaan USG untuk memastikan gangguan hiperemesis gravidarum tidak berkaitan dengan kehamilan kembar dan hamil anggur</li></ul> Halaman selanjutnya: Pengobatan, Pencegahan, dan Kapan Harus ke Dokter

 Hiperemesis Gravidarum

Nyeri haid berlebihan bisa jadi salah satu gejala endometriosis - AlteaCare | Foto: Envato

Sobat Altea pernah dengan seputar penyakit endometriosis? Gangguan kesehatan ini sering dihubungkan dengan masalah sulit hamil pada wanita. Sebenarnya, apa itu endometriosis? Begini, normalnya dalam rahim terdapat endometrium, yaitu jaringan yang melapisi dinding rahim. Jaringan ini secara alami akan menebal kemudian luruh sebagai darah haid apabila tidak terjadi pembuahan sel telur oleh sperma. Nah, endometriosis adalah kondisi ketika ada jaringan seperti endometrium yang tumbuh di luar di luar dinding rahim atau di organ lain, seperti ovarium atau saluran tuba. Ada juga yang tumbuhnya bisa sampai di ginjal, saluran kemih, bahkan paru-paru. Tapi, kasus seperti ini sangat jarang terjadi.<h2>Siapa yang berisiko mengalami endometriosis?</h2>Endometriosis seringkali tanpa menimbulkan gejala. Banyak wanita akhirnya mengetahui dirinya mengalami gangguan yang satu ini setelah melakukan pemeriksaan ke dokter dengan keluhan sulit hamil. Umumnya wanita dengan kondisi berikut ini bisa lebih berisiko mengalami endometriosis:<ul><li>	Ada riwayat gangguan serupa dalam keluarga</li><li>
	Memiliki kadar estrogen yang tinggi atau ketidakseimbangan hormon dalam tubuh</li><li>
	Mulai pertama kali menstruasi pada usia dini (sebelum 12 tahun)</li><li>
	Setiap kali menstruasi, volume darah keluar banyak selama lebih dari tujuh hari </li><li>
	Siklus menstruasi terlalu pendek (kurang dari 27 hari)</li><li>
	Belum pernah melahirkan</li></ul>Baca juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/infografik-yuk-kenali-siklus-menstruasi-anda-1646621454534" target="_blank">INFOGRAFIK: Yuk, Kenali Siklus Menstruasi Anda!</a>
<h2>Fakta seputar endometriosis dan kehamilan</h2>Anda mungkin bertanya, apakah endometriosis lantas bisa jadi penyebab tidak bisa punya anak? Atau, bagaimana supaya endometriosis bisa sembuh? Nah, untuk itu Anda bisa cek beberapa fakta berikut ini:<h3>1. Masih bisa hamil secara alami </h3>Perempuan dengan endometriosis lebih susah hamil karena bisa jadi ada jaringan parut atau bekas luka dari endometriosis menghambat jalan sel telur menuju saluran tuba. Penyebab lainnya, adanya peradangan di panggul akibat endometriosis menstimulasi pelepasan sel yang menyerang sperma. Kedua hal ini membuat pembuahan sulit terjadi. Perempuan dengan endometriosis masih dapat hamil secara alami. Tapi, bila setelah selama 6 bulan masih belum berhasil juga, dokter dapat menyarankan metode lainnya seperti inseminasi buatan atau program bayi tabung (in vitro fertilization atau IVF). Program bayi tabung dapat dipertimbangkan jika Anda punya kondisi lain selain endometriosis, seperti sudah berusia di atas 35 tahun, atau kualitas dan kuantitas sel telur dianggap rendah. Menurut penelitian, tingkat keberhasilan IVF pada perempuan dengan endometriosis sebesar 22%.<h3>2. Semakin berat, semakin sulit hamil</h3>Endometriosis itu ada tahapannya, dari tahap 1 (minimal), tahap 2 (ringan), 3 (sedang), dan 4 (berat). Tahapan ini ditetapkan berdasarkan penyebaran jaringan, kedalamannya, dan di area tubuh mana yang terkena. Mereka yang sudah mengalami endometriosis sedang dan berat biasanya perlu perjuangan keras untuk hamil dibandingkan yang masih ringan. Namun, para ahli memberi harapan, bahwa Anda tetap bisa hamil karena masih ada faktor lainnya yang bisa berpengaruh. Misalnya saja, faktor usia maupun metode promil yang dilakukan. Wanita dengan endometriosis tahap 1 dan 2 dapat menjalani promil dengan metode inseminasi buatan. Sementara untuk yang tahap 3 dan 4, disarankan untuk mencoba program bayi tabung.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/ketahui-cara-punya-anak-di-usia-matang-dari-ahlinya-1638867017780" target="_blank">Ketahui Cara Punya Anak di Usia Matang Dari Ahlinya</a> <h3>3. Bisa alami keguguran dan kehamilan ektopik</h3>Sobat Altea dengan endometriosis yang sedang promil perlu ekstra hati-hati dengan risiko keguguran dan kehamilan di luar kandungan (kehamilan ektopik). Pasalnya, keduanya sering dialami oleh wanita dengan endometriosis.Risiko keguguran paling sering ditemui pada wanita dengan endometriosis di ovarium. Sementara itu, risiko kehamilan ektopik dapat berkaitan dengan adanya kerusakan di tuba falopi akibat endometriosis. <h3>4. Gejalanya sering dianggap remeh</h3>Sebagian wanita bisa mengalami endometriosis tanpa gejala apa pun. Sementara sebagian lainnya bisa mengalami keluhan seperti berikut ini:<ul><li>	Volume darah banyak saat menstruasi</li><li>
	Kram atau nyeri perut berat saat menstruasi</li><li>
	Diare, sembelit, atau mual saat menstruasi</li><li>
	Perdarahan di luar menstruasi</li><li>
	Nyeri berat di pinggul</li><li>
	Rasa lelah</li></ul>Sepintas, gejala ini mirip dengan keluhan menstruasi biasa sehingga sering diabaikan. Namun, jika Anda sering merasakannya, ditambah sedang promil dan belum juga mendapat konfirmasi dua garis biru, tak ada salahnya segera periksa ke dokter, ya.<h3>5. Kehamilan dan menyusui bukan jalan kesembuhan</h3>Ada yang bilang, endometriosis akan sembuh kalau Anda hamil. Ternyata ini tidak benar. Gejala atau keluhan yang menyertai endometriosis memang tidak muncul selama kehamilan. Sebab, sebagian besar gejalanya dirasakan saat menstruasi. Sementara saat hamil otomatis wanita berhenti menstruasi. Demikian juga dengan menyusui, yang ternyata tidak bisa dianggap sebagai “obat” endometriosis. Selama menyusui, produksi estrogen menurun sehingga keluhan nyeri akibat endometriosis pun seperti hilang. Tapi, begitu Anda berhenti menyusui dan siklus haid kembali normal, gejala endometriosis bisa muncul lagi. Ibu menyusui yang berkonsultasi seputar endometriosis ke dokter mungkin akan disarankan untuk menggunakan kontrasepsi hormonal seperti pil KB, KB implan, KB suntik, atau spiral (IUD). Jangan lupa pilih jenis yang tidak menghalangi aktivitas menyusui Anda, ya.Anda bisa manfaatkan kemudahan telekonsultasi dari rumah dengan dokter spesialis AlteaCare sebagai langkah awal untuk mengatasi endometriosis. Dokter dapat menganjurkan pemeriksaan lanjutkan bila diperlukan. Yuk, unduh <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank">AlteaCare </a>sekarang juga! 
 Sumber:<ul><li>Everyday Health. Diakses pada Maret 2022. What Is Endometriosis? Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment, and Prevention.</li><li>
Medscape. Diakses pada Maret 2022. What are the risk factors for endometriosis?</li><li>
Verywell Health. Diakses pada Maret 2022. How to Get Pregnant If You Have Endometriosis.</li><li>
Everyday Health. Diakses pada Maret 2022. Endometriosis and Pregnancy: 7 Essential Facts.</li><li>
Web MD. Diakses pada Maret 2022. Endometriosis Types and Stages. </li><li>
Porpora, M., Tomao, F., Ticino, A., Piacenti, I., Scaramuzzino, S., &amp; Simonetti, S. et al. (2020). Endometriosis and Pregnancy: A Single Institution Experience. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(2), 401. </li><li>
Prosperi Porta, R., Sangiuliano, C., Cavalli, A., Hirose Marques Pereira, L., Masciullo, L., &amp; Piacenti, I. et al. (2021). Effects of Breastfeeding on Endometriosis-Related Pain: A Prospective Observational Study. International Journal of Environmental Research and Public Health, 18(20), 10602.</li></ul>