HIV/AIDS

Ditulis oleh : dr. Prizka Avilia Puspa 
Ditinjau oleh : dr. Anindita Tathya Jati
Tidak semua orang yang terpapar virus HIV akan mengalami AIDS - AlteaCare | Foto: Envato

Tidak semua orang yang terpapar virus HIV akan mengalami AIDS - AlteaCare | Foto: Envato

Kamis, 02 Juni 2022

Definisi HIV/AIDS

Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel CD4 yang merupakan sel darah putih.

Bila tidak diobati, virus HIV akan terus menghancurkan sel CD4 dan dapat berkembang menjadi acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) dalam kurang lebih 10 tahun.

Tidak semua orang dengan HIV akan mengalami AIDS. Seseorang dengan AIDS akan rentan mengalami beberapa jenis kanker atau infeksi oportunistik, seperti:

  • Tuberkulosis
  • Pneumonia
  • Infeksi jamur di mulut atau tenggorokan, sariawan mulut
  • Kanker, seperti sarkoma kaposi dan limfoma
  • Sitomegalovirus
  • Meningitis kriptokokus, infeksi jamur di otak
  • Toksoplasmosis, kelainan di otak yang disebabkan oleh parasit
  • Cryptosporidiosis, suatu kondisi yang disebabkan oleh parasit usus

Yang dimaksud dengan infeksi oportunistik adalah jenis infeksi yang normalnya tidak menyebabkan penyakit apabila dialami oleh seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik.

Namun, pada orang dengan HIV yang sistem kekebalan tubuhnya rendah, infeksi ini bisa menimbulkan dampak yang serius.


Penyebab HIV/AIDS

Infeksi HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus. Bila tidak diobati, HIV akan terus menyerang dan menghancurkan sel CD4.

Umumnya, orang dewasa yang sehat memiliki jumlah CD4 500 hingga 1.600 per milimeter kubik. Orang dengan HIV akan didiagnosis AIDS apabila jumlah CD4 turun di bawah 200.

Selain itu, seseorang dengan HIV dapat didiagnosis dengan AIDS meskipun jumlah CD4-nya masih di atas 200.

Hal ini bisa terjadi jika orang dengan HIV tersebut mengalami infeksi oportunistik terkait HIV, atau beberapa jenis kanker yang jarang terjadi.

Cara Penularan HIV/AIDS

HIV dapat menular melalui:

  • pertukaran cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, seperti darah, ASI, air mani, dan cairan vagina
  • cairan tubuh dari ibu yang terinfeksi ke anaknya, yang terjadi selama kehamilan dan persalinan

Anda tidak dapat terinfeksi melalui kontak biasa yang terjadi sehari-hari, seperti berciuman, berpelukan, berjabat tangan, atau berbagi benda pribadi seperti makanan atau air.

Orang dengan HIV/AIDS (ODHA), yang menggunakan terapi antiretroviral (ART) dan memiliki jumlah virus dalam aliran darah (viral load) rendah, tidak menularkan HIV ke pasangan seksualnya.

Karena itu, adanya akses sedini mungkin dan dukungan untuk tetap menggunakan ART sangat penting untuk meningkatkan kesehatan ODHA dan mencegah penularan HIV.


Faktor Risiko HIV/AIDS

Perilaku dan kondisi yang membuat Anda berisiko tertular HIV meliputi:

  • melakukan hubungan seks anal atau vaginal tanpa kondom
  • mengalami infeksi menular seksual seperti sifilis, herpes, klamidia, gonore dan vaginosis bakterial
  • menggunakan jarum dan peralatan suntik yang terkontaminasi saat menyuntikkan obat
  • menerima transfusi darah, transplantasi jaringan, dan prosedur medis yang tidak steril
  • mengalami luka tusuk jarum yang tidak disengaja, termasuk di antara petugas kesehatan


Gejala HIV/AIDS

Gejala HIV dan AIDS bergantung pada fase infeksinya.

Beberapa minggu pertama setelah seseorang tertular HIV disebut tahap infeksi akut atau primer.

Tanda dan gejala yang mungkin dialami meliputi:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot dan nyeri sendi
  • Ruam
  • Sakit tenggorokan dan luka perih pada mulut
  • Kelenjar getah bening membengkak, terutama di leher
  • Diare
  • Penurunan berat badan
  • Batuk
  • Keringat malam

Gejala ini dapat muncul sangat ringan sehingga mungkin tidak disadari. Namun, saat itu jumlah virus dalam aliran darah (viral load) sudah cukup tinggi.

Itu sebabnya, penularan lebih mudah terjadi selama infeksi primer dibandingkan pada tahap berikutnya.

Tahap selanjutnya disebut sebagai infeksi laten klinis (HIV kronis).

Meskipun HIV masih ada di sel darah putih, banyak orang mungkin tidak mengalami gejala atau infeksi dalam waktu ini.

Dengan penggunaan terapi antiretroviral lebih dini dan secara konsisten, HIV kronis dapat bertahan selama beberapa dekade dan kemungkinan besar tidak berkembang menjadi AIDS.

Ketika AIDS terjadi, sistem kekebalan tubuh telah mengalami kerusakan cukup berat. Pada tahap ini, seseorang dapat mengalami kanker atau infeksi oportunistik.

Tanda dan gejala dari infeksi ini dapat meliputi:

  • Penurunan berat badan yang cepat
  • Demam berulang atau keringat malam yang banyak
  • Kelelahan yang ekstrem dan tidak bisa dijelaskan
  • Pembengkakan kelenjar getah bening yang berkepanjangan di ketiak, selangkangan, atau leher
  • Diare lebih dari seminggu
  • Luka pada mulut, anus, atau alat kelamin
  • Radang paru-paru
  • Bercak merah, cokelat, merah muda, atau keunguan pada kulit, mulut, hidung, atau kelopak mata
  • Kehilangan memori, depresi, dan gangguan sistem saraf lainnya


Halaman selanjutnya: Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan, dan Kapan Harus ke Dokter >>

0 Disukai
0 Komentar