Apa Itu “Quarter Life Crisis” dan Bagaimana Cara Mengatasinya

Ditulis oleh : Theofilus Richard
Ditinjau oleh : dr. Athaya Marwah Vedita
Menekuni hobi dan kesibukan baru bisa membantu Anda keluar dari quarter life crisis - AlteaCare | Foto: Envato

Menekuni hobi dan kesibukan baru bisa membantu Anda keluar dari quarter life crisis - AlteaCare | Foto: Envato

Jumat, 08 Juli 2022

Merasa hidup ini jadi tidak pasti saat mulai masuk usia antara 20-30 tahun? Sekarang, banyak yang menyebut kondisi ini dengan sebutan quarter life crisis alias krisis seperempat abad. Apa sebenarnya yang dimaksud?

Menurut Psikolog Klinis Rumah Sakit Mitra Keluarga, Nidya Dwika Puteri, M.Psi., quarter life crisis adalah periode ketidakpastian dan pencarian jati diri yang terjadi pada usia pertengahan 20-an hingga 30-an.

“Ini fase kehidupan sehingga setiap orang melaluinya. Hanya saja, proses setiap individu berbeda-beda,” kata Nidya dalam live streaming AlteaTalk Episode 36 di Instagram AlteaCare (@alteacare.id), pada Kamis, 18 Agustus 2022.

Munculnya kekhawatiran ini tidak lepas dari peralihan dari masa remaja menuju kehidupan dewasa yang penuh tantangan.

Ada yang berubah pada masa transisi ini, mulai dari gaya hidup, kehidupan sosial, hingga relasi dengan orang lain. Semua ini bisa andil dalam memicu tekanan dalam diri kita.

Pada usia ini, orang juga biasanya sedang memikirkan banyak hal dalam hidup, semisal karier, bisnis, atau hubungan asmara maupun perkawinan. Mereka dilanda kegalauan dalam mengambil keputusan-keputusan penting dalam hidup.

Ini Dia Gejalanya Bila Alami Quarter Life Crisis

Sobat Altea mungkin bertanya, bagaimana membedakan quarter life crisis dengan stres yang biasa dialami anak muda?

Nah, berikut adalah beberapa ciri kalau Anda sedang mengalami krisis usia 20 hingga 30-an:

  • Perilaku jadi impulsif. Contoh, ikut-ikutan trading semata-mata karena FOMO (fear of missing out), bukan karena melek investasi. Atau, resign dari tempat kerja karena tidak betah dan tanpa perhitungan matang
  • Mulai merasa insecure dalam banyak hal. Misalnya, jadi sulit menentukan keputusan, tidak yakin dalam karier atau hubungan asmara
  • Mengurangi sosialisasi. Anda mulai menjauhi circle pertemanan atau merasa perlu mengisolasi diri
  • Kondisi psikologis jadi rentan. Anda bisa merasa tidak punya harapan atau tujuan hidup, atau malah membutuhkan perubahan. Anda juga dapat mengalami kecemasan berlebih, dan dalam beberapa kasus sampai jatuh depresi

Baca Juga: 5 Mood Booster Supaya Suasana Hati Anda Selalu Positif

Apa Penyebab Quarter Life Crisis?

Ada sejumlah kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami krisis ketika dalam masa transisi menuju dewasa. Beberapa di antaranya adalah:

  • Frustrasi dalam upaya menemukan pekerjaan pertama dalam hidup
  • Proses adaptasi di tempat kerja
  • Salah memilih pasangan
  • Perubahan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pindah dari rumah orangtua ke kos, asrama, atau mes karyawan
  • Masalah finansial
  • Merasa masa depan tidak terjamin
  • Kekecewaan terhadap tujuan yang tidak tercapai
  • Tekanan dari keluarga dan teman-teman

Nidya menambahkan, quarter life crisis juga bisa dilatari rasa gagal mencapai sesuatu yang dialami sebelum mencapai usia 21 tahun. Hal ini bisa karena seseorang merasa tidak mendapat validasi atau apresiasi atas usahanya di masa remaja dan dewasa awal (13-21 tahun).

Selain itu, dalam diskusi AlteaTalk juga dibahas, tidak adanya support system yang baik dari pasangan atau teman juga bisa jadi penyebab krisis usia seperempat abad. Kondisi ini bisa membuat orang jadi tidak dapat menemukan perannya di lingkungan sosial.

Cara Mengatasi Quarter Life Crisis

Jangan sampai krisis seperempat abad jadi mengacaukan hidup Anda, Sobat Altea. Hidup Anda masih panjang, masih ada banyak hal yang dapat diraih.

Yuk, segera bangkit dari rasa terpuruk dan mulai menata hidup dengan sudut pandang yang lebih optimis. Berikut ini beberapa cara untuk membantu Anda mengatasi quarter life crisis.

1. Identifikasikan Masalah Anda

Dilanda galau tidak masalah. Tapi, setelah tenang, coba pikirkan. Apa sebenarnya yang bikin Anda galau, takut, dan insecure?

Dengan mengetahui inti atau akar permasalahan, Anda akan lebih mudah merancang strategi untuk menyelesaikannya.

Misalnya, Anda berpikir mau mengundurkan diri dari kantor. Sebelum mengajukan surat resign, renungkan apa yang bikin Anda tidak betah bekerja. Apakah rekan kerja yang tidak kooperatif, waktu kerja yang berlebihan, atasan yang galak, atau gaji yang kecil?

Setelahnya, pikir lagi dengan matang. Apakah mengundurkan diri adalah solusi yang tepat?

2. Akui Jika Merasa Insecure

Jika Anda merasa insecure, tidak perlu menyangkal atau membohongi diri sendiri. Akui bahwa Anda merasa tidak aman dan tidak nyaman dengan diri sendiri.

Insecure itu proses perjalanan kehidupan seseorang. Perasaan ini bisa karena trauma atau pengalaman tidak menyenangkan, pola asuh, lingkungan sosial, maupun ekspektasi lingkungan sosial,” kata Nidya.

Langkah selanjutnya, identifikasi penyebab insecure tersebut agar Anda dapat memahami diri sendiri.

3. Cari Tahu Hal yang Bikin Anda Bahagia

Krisis seperempat abad identik luapan rasa sedih dan stres. Namun, jangan jadikan masa ini sebagai waktu untuk murung sepanjang waktu.

Justru, inilah momen bagi kita untuk menemukan hal yang bisa menimbulkan kebahagiaan.

Carilah kesibukan atau hobi baru, jalan-jalanlah keluar kota, bersepeda, nonton konser–apa saja yang bisa bikin hidup jadi lebih bergairah.

Catatlah kegiatan apa saja yang sudah dijalani dan apa dampaknya bagi diri Anda. Ini akan membantu nantinya, saat perlu mengingat kembali hal-hal yang membuat Anda bahagia.

4. Punya Teman Diskusi

Merasa bingung atau hilang orientasi saat alami quarter life crisis? Kehadiran orang lain bisa membantu kita mendapatkan kembali arah hidup yang benar.

Temukan teman yang bisa diajak bicara atau berdiskusi. Bisa senior di kampus, rekan kantor, atau kerabat yang kita hormati karena wawasannya yang luas.

Atau, kita juga bisa berkonsultasi dengan psikolog. Pendampingan dari ahli bisa membantu kita memahami tujuan hidup dan merencanakan masa depan kita.

5. Susun Rencana Hidup ke Depan

Setelah berdiskusi, catatlah hal yang menjadi tujuan hidup Anda. Cara ini akan membantu Anda mendapat kestabilan hidup di masa yang akan mendatang.

Selain itu, dengan adanya tujuan yang telah ditekadkan, kita telah memulai satu langkah membuat perubahan signifikan dalam hidup kita.

6. Wujudkan Rencana Secara Nyata

Tidak ada gunanya punya rencana kalau disertai aksi. Jadi, segera bergerak, Sobat Altea!

Contohnya, bila tujuan hidup Anda ingin jadi entrepreneur di bidang kuliner, buat beberapa rencana, seperti:

  • Menabung 40% dari gaji dan mengurangi jatah jajan
  • Hubungi pemasok bahan baku produksi dan meminta daftar harganya
  • Bereksperimen dengan resep
  • Mendesain logo perusahaan
  • Survei lokasi usaha

Dengan melakukan aksi nyata dari dari yang paling sederhana, Anda selangkah lebih dekat dengan tujuan hidup Anda.

Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Self-Talk Negatif Sebelum Jadi Overthinking

7. Cintai Diri Sendiri

Apakah quarter life crisis Anda dipicu masalah hubungan asmara? Sebaiknya rehat dulu dari hubungan dan renungkanlah hal-hal yang membuat Anda bahagia.

Sebelum mencintai orang lain, cintailah diri sendiri. Sempatkan diri untuk menikmati waktu sendirian dan melakukan apa yang Anda sukai.

Caranya bisa beragam, semisal solo traveling, menekuni hobi yang tertunda, berburu kuliner, bermain gim, dan lain-lain.

Rawat juga diri Anda agar tetap sehat dan tampil impresif, misalnya:

  • beli pakaian yang membuat Anda tampil lebih baik
  • lakukan perawatan dengan produk skincare yang berkualitas
  • berolahraga
  • makan yang sehat dan minum vitamin atau suplemen bila perlu

Mencintai diri sendiri akan membantu Anda mengambil keputusan tepat di kemudian hari.

8. Put Yourself First

Bukannya menyuruh Anda buat egois, Sobat Altea. Namun, Anda perlu paham apa yang sebenarnya Anda butuhkan dan inginkan.

Soalnya, salah satu hal yang membuat kita stres menjalani krisis seperempat abad ini adalah terlalu memikirkan ekspektasi lingkungan sosial.

“Cek motivasi kita dalam melakukan hal tertentu, Apakah kita punya goals atau ingin memenuhi ekspektasi lingkungan? Sementara, ekspektasi lingkungan itu tidak ada habisnya,” ujar Nidya.

Itulah hal-hal yang perlu Anda ketahui seputar quarter life crisis.

Bila Anda merasa perlu bicara lebih dalam seputar krisis yang dialami, jangan ragu untuk lakukan telekonsultasi dengan psikolog atau psikiater di AlteaCare.

Yuk, gunakan AlteaCare dan segera buat janji telekonsultasi!




Sumber:

  • Bradley University. Diakses pada April 2022. Understanding The Quarter Life Crisis
  • Mind Body Green. Diakses pada April 2022. Are You Going Through A Quarter-Life Crisis? What Experts Want You To Know
  • Choosing Therapy. Diakses pada April 2022. Quarter Life Crisis: Signs, Causes, & How to Cope
  • Alice Stapleton. (2012). Coaching Clients through the Quarter-Life Crisis:
  • What works?. International Journal of Evidence Based Coaching and Mentoring, Special Issue No.6.
  • Psychology Today. Diakses pada Juli 2022. Why Millennials Need Quarter-Life Crises
0 Disukai
0 Komentar