6 Kekerasan dalam Pacaran yang Tidak Boleh Ditoleransi!

Ditulis oleh : Theofilus Richard
Ditinjau oleh : Fairuz Fakhrana Linati, S.Psi
Kekerasan dalam pacaran tidak pernah didasari oleh cinta - AlteaCare | Foto: Freepik

Kekerasan dalam pacaran tidak pernah didasari oleh cinta - AlteaCare | Foto: Freepik

Jumat, 17 Maret 2023

Kekerasan tidak hanya dialami pasangan yang sudah menikah, tetapi juga yang masih dalam tahap pacaran. Sayangnya, banyak orang tidak sadar sudah jadi korban kekerasan dalam pacaran.

Sobat Altea yang saat ini punya kekasih, perlakukanlah dengan hormat meski belum menikah. Sebab, hubungan yang baik itu dibangun dari hal-hal yang baik juga. Jadi, hindari hal-hal yang merugikan pasangan hanya demi ego diri sendiri.

Soalnya, menurut studi ketika kita melakukan kekerasan pada pasangan, trauma yang dialami bisa berkepanjangan dan berdampak pada kehidupannya sehari-hari.

Perlu diingat juga, bentuk kekerasan dalam hubungan tidak fisik, lo. Ini dia yang bikin banyak tidak tahu bahwa yang dilakukan pasangannya itu adalah bentuk kekerasan.

Lalu, tindakan apa saja yang termasuk kategori kekerasan dalam pacaran? Yuk, simak uraian lengkap di bawah ini!

6 Bentuk Kekerasan dalam Pacaran yang Anda Harus Tahu

Kekerasan dalam pacaran adalah segala bentuk tindak kekerasan yang dilakukan seseorang terhadap pasangan yang belum terikat hubungan pernikahan.

Berikut adalah beberapa tindakan yang masuk ke dalam kategori kekerasan kepada pacar.

1. Kekerasan Fisik

Jenis kekerasan ini paling mudah dideteksi karena tindakan dan luka yang dihasilkan sangat nyata.

Contoh kekerasan fisik yang kerap terjadi adalah menendang, memukul, menampar, menjambak rambut, menarik paksa, mencekik, hingga memukul menggunakan benda.

Menurut berbagai studi, kekerasan fisik tidak hanya dilakukan oleh pria, tetapi juga oleh wanita. Namun, wanita memang korban yang lebih rentan terhadap gangguan kesehatan fisik dan mental.

Mengutip beberapa penelitian, korban wanita sering menderita depresi, gangguan kecemasan, hingga "melarikan diri" ke obat-obatan terlarang.

Baca Juga: 7 Tanda Toxic Relationship dan Cara Mengatasinya

2. Kekerasan Ekonomi

Pernah jadi korban dari cewek atau cowok matre? Kalau ya, Anda perlu tahu kalau ini juga termasuk kekerasan ekonomi.

Kekerasan ekonomi adalah bentuk kekerasan yang dilakukan dengan tujuan mengeksploitasi sumber ekonomi korban untuk kepentingan pelaku. Materi yang didapat ini lalu dihabiskan untuk beli barang mewah, makanan, berjudi, cicilan, dan lain-lain.

Tidak hanya itu, pelaku juga mencoba mengendalikan uang korbannya. Biasanya, pelaku akan memberi alasan "realistis", seolah-olah ia berhak mendapat materi dari pasangannya.

Dampak kekerasan ini tidak main-main, lo! Menurut penelitian di BMC Public Health, kekerasan ekonomi bisa membuat korbannya jadi depresi, cemas berlebihan, muncul ide untuk bunuh diri, dan gangguan mental lainnya.

Lebih parahnya lagi, studi juga menyebut bahwa korban kekerasan secara ekonomi bisa menderita psikosomatis. Artinya, gangguan kesehatan mental bisa berpengaruh pada kesehatan fisiknya.

3. Membatasi Aktivitas

Apakah Anda pernah dilarang ikut kegiatan komunitas, berkumpul bersama teman, bahkan bekerja? Nah, ini juga termasuk kategori kekerasan.

Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah bertanya tujuan dari larangan tersebut. Jika dilandasi rasa cemburu, curiga, dan ingin mengatur, ini sudah termasuk pengekangan.

Apalagi jika sering disertai dengan dimarahi dan diancam. Tandanya Anda harus mengakhiri hubungan! Sebab, ini bisa menghalangi Anda mengembangkan diri, baik dalam karier atau kepribadian.

4. Mencaci-maki Pasangan

Saat berpacaran, tentu kita ingin dengar kata-kata manis dari pasangan. Namun, jika si dia berani berkata kasar, ini berarti kekerasan verbal.

Seperti jenis kekerasan lain, kekerasan verbal bisa berdampak buruk pada kejiwaan korban. Bahkan, menurut penelitian, jika kekerasan verbal dibarengi buruknya komunikasi antarpasangan, ada potensi pelaku akan melakukan kekerasan fisik di masa depan.

Oh ya, kekerasan verbal juga tidak hanya soal cacian dan kata-kata kasar, Sobat Altea. Bila juga sering mengancam, ini juga termasuk kekerasan verbal, ya!

5. Kekerasan Seksual

Bila sudah alami kekerasan satu ini, selain memutuskan hubungan Anda juga harus laporkan pasangan ke polisi. Tindakan yang termasuk kekerasan seksual di antaranya adalah memeluk, mencium, meraba, dan melakukan hubungan seksual secara paksa.

Begitu juga bila pasangan memaksa Anda berhubungan seksual sambil mengancam. Ini juga termasuk dalam kategori kekerasan seksual.

Dampak kekerasan seksual pada korban juga sangat banyak, lo. Selain bisa terluka secara fisik, biasanya korban akan merasa malu, sedih, depresi, bermimpi buruk, sulit konsentrasi, fobia, merasa rendah diri.

Baca Juga: 7 Ciri-ciri Hubungan yang Sehat. Perlu Dipertahankan!

6. Melampiaskan Kemarahan pada Benda di Sekitarnya

Kekerasan dalam pacaran tidak selalu dilakukan secara langsung dari pelaku ke korban. Perilaku agresif terhadap sekitarnya juga termasuk.

Pelaku bisa saja membanting barang, menendang kursi, meninju tembok, dan lain-lain. Perilaku ini tentu bisa membuat pasangannya jadi sangat tidak nyaman. Sebab, meski tidak jadi korban langsung, ini sebenarnya adalah bentuk intimidasi dari pelaku pada korban.

Saat mengalami hal seperti itu, segera tinggalkan pelaku lalu akhiri hubungan dengannya.

Itulah sejumlah bentuk kekerasan dalam pacaran yang Anda harus tahu.

Sobat Altea yang pernah mengalami kekerasan saat berpacaran dan efeknya masih terasa hingga sekarang, bahkan sampai sulit melanjutkan hidup jangan takut bercerita dengan ahlinya di AlteaCare, ya!

Anda bisa lakukan konseling dan bila diperlukan, bisa menjalani sesi Emotional Healing bersama ahli yang kompeten.

Yuk, gunakan aplikasi AlteaCare untuk dapatkan layanan Emotional Healing dengan psikolog serta dokter spesialis andalan!





Sumber:

  • Jouriles, E. N., Choi, H. J., Rancher, C., & Temple, J. R. (2017). Teen dating violence victimization, trauma symptoms, and revictimization in early adulthood. Journal of Adolescent Health, 61(1), 115-119.
  • Shorey, R. C., Febres, J., Brasfield, H., Zucosky, H., Cornelius, T. L., & Stuart, G. L. (2013). Reactions to dating violence research: do difficulties with distress tolerance increase negative reactions?. Journal of Family Violence, 28, 479-487.
  • Johnson, L., Chen, Y., Stylianou, A., & Arnold, A. (2022). Examining the impact of economic abuse on survivors of intimate partner violence: a scoping review. BMC public health, 22(1), 1-19.
  • The Medical University of South Carolina. Diakses pada Januari 2023. Abuse in Intimate Relationships: Defining the Multiple Dimensions and Terms
  • Hammett, J. F., Karney, B. R., & Bradbury, T. N. (2021). When does verbal aggression in relationships covary with physical violence?. Psychology of violence, 11(1), 50.
  • Our Resilience. Diakses pada Januari 2023. Effects of Sexual Violence
  • Healthline. Diakses pada Januari 2023. Punching a Hole in the Wall Is a Big Deal — Here’s Why
0 Disukai
0 Komentar