Gangguan Stres Pasca Trauma

Ditulis oleh : dr. Athaya Marwah Vedita
Ditinjau oleh : dr. Rizky Amalia Sharfina
Gangguan stres pasca trauma membuat seseorang selalu dibayang-bayangi trauma masa lalunya - AlteaCare | Foto: Envato

Gangguan stres pasca trauma membuat seseorang selalu dibayang-bayangi trauma masa lalunya - AlteaCare | Foto: Envato

Senin, 01 Agustus 2022

Definisi Gangguan Stres Pasca Trauma

Gangguan stres pasca trauma atau post traumatic stress disorder (PTSD) adalah gangguan kejiwaan yang dialami seseorang setelah mengalami atau menyaksikan kejadian yang traumatis.

Gangguan stres pasca trauma membuat pikiran seseorang terganggu, sehingga ia secara intens terhubung dengan kejadian traumatis tersebut. Selain itu, perasaannya pun ikut terkait dengan peristiwa itu. Kondisi ini bisa berlangsung lama setelah kejadian traumatis itu berakhir.

Orang dengan gangguan PTSD dapat selalu diliputi rasa sedih, takut, atau marah. Terkadang ia juga mengalami mimpi buruk secara berulang, yang berhubungan dengan kejadian traumatis tersebut.

Penyebab Gangguan Stres Pasca Trauma

Ada banyak hal yang bisa menyebabkan orang mengalami gangguan stres pasca trauma.

Kejadian yang menjadi penyebab trauma bisa berupa bencana alam, kecelakaan, peperangan, pemerkosaan, maupun kejadian traumatis lainnya.

Gangguan ini juga dapat dialami orang yang pernah terancam hidupnya, misalnya ancaman kematian, kekerasan seksual ataupun kondisi lainnya.

Namun, kejadian traumatis tidak selalu bersifat membahayakan. Terkadang, kematian orang yang terdekat atau dicintai juga bisa jadi penyebabnya.

Faktor Risiko Gangguan Stres Pasca Trauma

Gangguan stres pasca trauma ini dapat dialami siapa saja dan pada usia berapa pun. Mulai dari anak-anak ataupun dewasa, pria maupun wanita, warga sipil maupun veteran, dan lain-lain.

Menurut National Center for PTSD, sebanyak 7-8 orang dari 100 orang bisa mengalami PTSD selama hidupnya. Selain itu, wanita berisiko lebih tinggi mengalami PTSD daripada laki-laki.

Beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan terjadinya gangguan stres pasca trauma, yaitu:

  • trauma masa kecil
  • sering disakiti
  • pernah melihat orang lain disakiti
  • tidak ada atau kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar setelah mengalami kejadian traumatis
  • memiliki riwayat gangguan mental sebelumnya

Gejala Gangguan Stres Pasca Trauma

Gejala gangguan stres pasca trauma dapat terjadi dalam kurun waktu beberapa minggu, bulan, hingga beberapa tahun setelah kejadian traumatis tersebut.

Secara garis besar, gejalanya dapat dibagi menjadi empat kategori. Secara spesifik, gejala yang dialami bisa berbeda-beda pada setiap orang.

1. Intrusi

  • ingatan yang intrusif atau mengganggu, yang tidak diinginkan dan datang berulang
  • bermimpi buruk tentang kejadian traumatis tersebut
  • mengalami kilas balik peristiwa traumatis tersebut, seolah-olah terjadi secara nyata
  • berhalusinasi akan kejadian traumatis tersebut
  • mengalami tekanan emosional yang berat jika ada sesuatu yang mengingatkan terhadap kejadian traumatisnya

2. Penghindaran

  • menghindari orang, tempat, objek, aktivitas, situasi yang akan mengingatkan kejadian traumatis
  • merasa menjauh dan terisolasi dari keluarga dan teman
  • menghindari pikiran atau pembicaraan tentang peristiwa traumatis

3. Perubahan Negatif Dalam Cara Pikir dan Suasana Hati

  • berpikiran negatif terhadap diri sendiri maupun orang lain
  • sulit memiliki emosi positif
  • tidak mampu mengingat aspek penting dari peristiwa traumatis
  • tidak berminat melakukan aktivitas yang dulunya disukai

4. Perubahan Reaksi Emosional dan Fisik

  • mudah tersinggung dan cepat marah
  • waspada terhadap sekitar
  • perilaku merusak diri sendiri
  • sulit konsentrasi
  • sulit tidur

Diagnosis Gangguan Stres Pasca Trauma

Diagnosis terhadap gangguan stres pasca trauma dapat ditegakkan dengan berkunjung ke dokter spesialis.

Biasanya, dokter akan melakukan evaluasi dan skrining, berupa tanya jawab tentang peristiwa atau kejadian yang dialami serta apa yang dirasakan orang tersebut. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik.

Anda dapat diduga mengalami gangguan stres pasca trauma bila mengalami gejala selama minimal satu bulan, yang memang mengganggu fungsi keseharian maupun relasi dengan orang sekitar.

Dokter akan menggunakan kriteria dalam manual diagnostik dan statistik gangguan mental (DSM-5) untuk menyimpulkan diagnosis seputar kondisi Anda.

Pengobatan Gangguan Stres Pasca Trauma

Terapi utama untuk orang dengan gangguan stres pasca trauma dapat dilakukan melalui talk therapy, obat-obatan, atau keduanya.

Perlu diingat, gangguan ini dapat berbeda-beda pada setiap orang. Jadi, pengobatan yang dijalani oleh orang yang satu belum tentu sama dengan orang lainnya.

Psikoterapi yang dapat dilakukan antara lain adalah cognitive behavioural therapy (CBT), yang memfokuskan pada kejadian trauma dan eye movement desensitisation and reprocessing (EMDR), yaitu menggabungkan terapi paparan dan pengamatan pergerakan mata saat memroses peristiwa traumatis

Selain itu, dokter juga dapat memberikan resep obat-obatan antidepresan untuk membantu menjaga kondisi orang dengan PTSD.

Pencegahan Gangguan Stres Pasca Trauma

Beberapa faktor berikut ini dapat mengurangi risiko terjadinya gangguan stres pasca trauma:

  • Carilah dukungan dari orang lain seperti teman, keluarga atau support group
  • Pelajari situasi yang dialami, agar dapat mengatasi masalah dengan lebih baik
  • Milikilah strategi untuk bisa melalui kesedihan atau kejadian traumatis tersebut ke arah yang positif

Tindakan pencegahan ini perlu dilakukan agar reaksi stres yang semula normal tidak memburuk, berkelanjutan, dan berkembang menjadi PTSD.

Kapan Harus ke Dokter?

Sobat Altea yang mengalami sejumlah gejala yang dapat berkaitan dengan gangguan stres pasca trauma bisa menghubungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Jangan ragu untuk komunikasikan gejala yang dialami melalui telekonsultasi dengan dokter kesayangan Anda di AlteaCare.




Referensi:

  • Medline Plus. Diakses pada September 2021. Post Traumatic Stress Disorder
  • American Psychiatry Association. Diakses pada September 2021. What is PTSD?
  • WebMD. Diakses pada September 2021. Post Traumatic Stress Disorder
  • National Health Service. Diakses pada September 2021. Post Traumatic Stress Disorder Overview
  • National Institute of Mental Health. Diakses pada September 2021. Post Traumatic Stress Disorder-PTSD
0 Disukai
0 Komentar